Deteksi BCMV TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Kacang Panjang

5 lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan benih sehat, menghilangkan tanaman terinfeksi, menggunakan varietas tahan, dan penyemprotan insektisida untuk mengendalikan serangga vektor Saleh, 1997.

2.4 Deteksi BCMV

Deteksi BCMV dapat dilakukan berdasarkan karakter biologi dan molekuler. Deteksi berdasarkan karakter biologi dapat dilakukan melalui pengujian kisaran inang dan tanaman indikator. Sedangkan deteksi menggunakan karakter molekuler umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan sifat asam nukleat dengan PCR Polymerase chain reactionRT-PCR Reverse Transcription Polymerase chain reaction dan berdasarkan sifat protein dengan uji serologi yaitu DIBA Dot Immunobinding assay dan ELISA Enzyme-linked immunosorbent assay Foster and Taylor, 1998. Deteksi berdasarkan karakter biologi yaitu dengan pengujian kisaran inang dan tanaman indikator yaitu dilakukan dengan mengamati gejala penyakit yang muncul. Namun pengamatan terhadap gejala saja tidak cukup untuk menditeksi virus pada tanaman, karena beberapa virus dapat menimbulkan gejala yang sama pada tanaman yang sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala tergantung strain virusnya. Selain itu suatu virus dapat menimbulkan gejala yang berbeda pada tanaman yang berbeda. Kondisi lingkungan dan iklim dapat berpengaruh terhadap tipe gejala yang muncul Hull, 2002. Oleh karena itu perlu dilakukan cara mendeteksi virus secara akurat. Deteksi yang umum digunakan yaitu deteksi secara serologi yaitu dengan uji ELISA. ELISA Enzyme-linked immunosorbent assay merupakan uji serologi yang umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan yang relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim sebagai pelapor. Prinsip serologi adalah mereaksikan antara antigen dan antiserum pada lubang plat mikrotiter yang terbuat dari bahan polystyrene. Zat-zat yang dapat mengindikasi terbentuknya antibodi di dalam serum disebut antigen. Antigen umumnya adalah protein. Serum yang mengandung antibodi disebut antiserum. Interaksi antara antigen dan antiserum bersifat spesifik, artinya antiserum hanya mengenali satu jenis epitop pada antigen. Epitop 6 merupakan bagian dari antigen yang dapat dikenali oleh antibody atau bagian dari antigen yang dapat berinteraksi dengan antibody Crowther, 1996. ELISA memiliki 2 metode, yaitu direct ELISA ELISA langsung salah satunya adalah DAS-ELISA direct double antibody sandwich, dan indirect ELISA ELISA tidak langsung. Perbedaan metode ELISA tersebut yaitu pada direct ELISA enzim konjugat terdapat pada molekul immunoglobulin pertama yang langsung bereaksi dengan antigen. Sedangkan pada metode indirect ELISA enzim konjugat terdapat pada molekul immunoglobulin kedua yang bereaksi dengan antivirus. Untuk metode DAS-ELISA dalam satu sumuran plat terdapat dua antibody yang mengapit antigen yang berada ditengah Crowther, 1996 Beberapa kelebihan ELISA dibandingkan dengan uji serologi yang lain yaitu konsentrasi virus yang diperlukan untuk pendeteksian sangat rendah, antiserum yang diperlukan sedikit, sehingga sesuai untuk pengujian sampel skala besar dan hasil pengujiannya bersifat kuantitatif Dijkstra and De jagger, 1998

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat