TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

commit to user 24

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Dasar hukum pemungutan pajak daerah adalah UU No. 18 tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 18 tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Suandy 2002 memaparkan, tujuan dari Undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah adalah: 1. Menyederhanakan berbagai pungutan daerah dalam rangka mengurangi ekonomi biaya tinggi. 2. Menyederhanakan sistem dan administrasi perpajakan dan retribusi daerah untuk memperkuat fondasi penerimaan daerah khususnya Daerah tingkat Dati II, dengan mengefektifkan jenis pajak dan retribusi tertentu yang potensial. Berdasarkan UU nomor 22 tahun 1999 menjelaskan pengertian umum Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. Daerah Otonom yaitu kesatuan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Ikatan Negara Republik Indonesia NKRI. NKRI di dalam birokrasi pemerintahan dibagi menjadi dua antara lain. commit to user 1 Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau perangkat pusat di Daerah. Dari kedua pengertian di atas, sebagai perangkat pusat yang ada di daerah, Dipenda Provinsi Jawa Tengah memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai yang termuat dalam pasal 72 Perda 7 tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Perda nomor. 03 tahun 2006 yaitu: 1. Melaksanakan kewenangan kotakabupaten di bidang pendapatan daerah. 2. Melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendapatan daerah yang diserahkan kepada pemerintah daerah. 3. Melaksanakan kewenangan kotakabupaten di bidang pendapatan daerah yang dikerjasamakan dengan atau diserahkan kepada provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada gubernur dan tugas pembantuan di bidang pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor. 40 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis pada Dinas pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah DPPAD Provinsi Jawa Tengah, ditegaskan commit to user bahwa tugas pokok dan fungsi Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah UP3AD yaitu: UP3AD mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelayanan dan pemberdayaan aset daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok seperti tersebut di atas UP3AD Provinsi Jawa Tengah mempunyai fungsi: 1. Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan pajak dan BBNKB, pendapatan lain-lain, pembukuan, pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah. 2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan pajak dan BBNKB, pendapatan lain-lain, pembukuan, pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah. 3. Pengelolaan ketatausahaan. 4. Pemantauan evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan dan pemberdayaan aset daerah. 5. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tupoksinya. commit to user

1. Definisi Pajak

a. Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment . b. Definisi pajak menurut S.I. Djajadiningrat Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan keadaan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. c. Definisi pajak menurut Dr. N. J. Feldmann Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. commit to user

2. Ciri-ciri yang Melekat pada Definisi Pajak

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Resmi, 2009: 1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditentukan adanya kontraprestasi invidual oleh pemerintah. 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment .

3. Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, adalah sebagai berikut Waluyo, 2010: a. Menurut golongan, dibagi menjadi dua adalah sebagai berikut: 1 Pajak langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dibabankan oleh pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan. 2 Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. contoh: Pajak Pertambahan Nilai. commit to user b. Menurut Sifat Pembagian pajak menurut sifat dimaksudkan pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ciri-ciri prinsip adalah sebagai berikut: 1 Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Contoh : pajak penghasilan. 2 Pajak objektif, adalah paajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c. Menurut pemungut dan pengelolanya, adalah sebagai berikut : 1 Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. 2 Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: pajak reklame, pajak hiburan. commit to user

4. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak Resmi, 2009 yaitu: a. Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara Pajak mempunyai fungsi budgetair , artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya mamasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penghasilan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan lain-lain. b. Fungsi Regulerend Pengatur Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur adalah: 1 Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM dikenakan pada saat terjadi transaksi jual beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut semakin mahal harganya. Pengenaan pajak ini commit to user dimaksudkan agar rakyat tidak berlomba-lomba untuk mengonsumsi barang mewah mengurangi gaya hidup mewah. 2 Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan: dimaksudkan agar pihak yang memeperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi membayar pajak yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan pendapatan. 3 Tarif pajak ekspor sebesar 0: dimaksudkan agar para pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga dapat memperbesar devisa negara. 4 Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industri tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja, dan lain-lain: dimaksudkan agar terdapat penekanan produksi terhadap industri tersebut karena dapat meganggu lingkungan atau polusi membahayakan lingkungan. 5 Pembebasan pajak pengahsilan atas sisa hasil usaha koperasi: dimaksudkan untuk mendorong perkembangan koperasi di Indonesia. 6 Pemberlakuan Tax Holiday : dimaksudkan untuk menarik investor asing agar menanamkan modal di Indonesia. commit to user

5. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Mardiasmo, 2009: a. Pemungutan pajak harus adil Syarat Keadilan Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang- undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang- undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak. b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang Syarat Yuridis Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. c. Tidak meganggu perekonomian Syarat Ekonomis Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. d. Pemungutan pajak harus efisien Syarat Finansiil Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. commit to user e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru.

6. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan Resmi, 2009 yaitu: a. Official Assessment System Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan peranan dominan ada aparatur perpajakan. b. Self Assessment System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam menetukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak, mampu memahami commit to user undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadri akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, wajib pajak diberi kepercayaan untuk : 1 Menghitung sendiri pajak yang terutang 2 Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang 3 Menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang 4 Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang 5 Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada Wajib Pajak sendiri peranan dominan ada pada Wajib pajak. c. With Holding System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menetukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk. commit to user

7. Perlawanan Terhadap Pajak

Perlawanan terhadap pajak adalah hambatan-hambatan yang ada atau terjadi dalam upaya pemungutan pajak. Perlawanan pajak dapat dibedakan menjadi dua bagian Waluyo, 2010 yaitu: a. Perlawanan Pasif Perlawanan pajak secara pasif ini berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat di negara yang bersangkutan. Pada umumnya masyarakat tidak melakukan suatu upaya yang sistematis dalam rangka menghambat penerimaan negara, tetapi lebih dikarenakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. b. Perlawanan Aktif Perlawanan pajak secara aktif ini merupakan serangkaian usaha yang dilakukan Wajib Pajak atau mengurangi jumlah pajak yang seharusnya dibayar. Perlawanan secara aktif dapat dibagi menjadi: 1 Penghindaran Pajak tax avoidance Penghindaran Pajak tax avoidance adalah usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan- ketentuan di bidang perpajakan secara optimal seperti, pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan maupun manfaat, hal-hal yang belum diatur dan kelemahan- kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku. commit to user 2 Penggelapan Pajak tax evasion Penggelapan Pajak tax evasion adalah merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan melanggar peraturan perpajakan seperti memberikan data-data palsu atau menyembunyikan data. Dengan demikian penggelapan pajak dapat dikenakan sanksi pidana.

8. Pajak Kendaraan Bermotor PKB

a. OBJEK PKB 1 Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor yang terdaftar di Provinsi Jawa Tengah. 2 Pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 lima Gross Tonnage sampai dengan dengan GT 7 tujuh Gross Tonnage . 3 Dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah: 1 Kereta api; 2 Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara, antara lain tank, panser, truck pengangkut pasukan dan logistik; commit to user 3 Kendaraan bermotor yang dimiliki danatau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; 4 Kendaraan yang dimiliki danatau dikuasai pabrikan atau importir yang semata-mata untuk dipamerkan dan dijual; 5 Kendaraan bermotor yang dikuasai negara sebagai barang bukti, yang disegel atau disita; 6 Kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. b. SUBJEK PKB Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi, Badan atau Instansi Pemerintah Pemerintah, TNIPOLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota, yang memiliki danatau menguasai kendaraan bermotor. c. WAJIB PKB 1 Wajib PKB adalah orang pribadi, Badan atau Instansi Pemerintah Pemerintah, TNIPOLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota yang memiliki kendaraan bermotor. commit to user 2 Yang bertanggung jawab terhadap pembayaran PKB adalah: a Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya dan atau ahli warisnya; b Untuk badan organisasi adalah pengurus atau kuasanya; c Untuk Instansi Pemerintah adalah pejabat pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran. 3 Wajib Pajak baik orang pribadi, Badan atau Instansi Pemerintah Pemerintah, TNI POLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten Kota yang menerima penyerahan kendaraan bermotor, jumlah pajaknya sebagian atau seluruhnya belum dilunasi oleh pemilik lama, maka pihak yang menerima penyerahan tersebut bertanggung jawab terhadap pelunasan pajaknya tanggung renteng.

9. SAMSAT Keliling

SAMSAT Keliling adalah produk inovasi Dipenda Provinsi Jawa Tengah dan merupakan suatu strategi layanan baru yang memberikan kesempatan kepada pemilik kendaraan bermotor untuk dapat melakukan pendaftaran, pengesahan STNKmembayar pajak kendaraan bermotor melalui bus yang dimodifikasi dan dilengkapi sarana On-Line. SAMSAT keliling ini melayani pembayaran PKB dan pengesahan STNK dengan sistem “jemput bola”. commit to user Tujuan dioperasikan SAMSAT keliling ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan kemudahan WP dalam melakukan pembayaran PKB. Pelayanan yang diberikan SAMSAT keliling ini adalah layanan PKB Online, pengesahan STNK tahunan dan pembayaran SWDKLLJ. Tarif PKB ditetapkan sebesar: a. 1,5 untuk kepemilikan pertama kendaraan bermotor pribadi dan badan; b. 1,0 untuk kendaraan bermotor angkutan umum; c. 0,5 untuk kendaraan bermotor ambulans, pemadam kebakaran, lembaga sosial dan keagamaan, Instansi Pemerintah Pemerintah, TNIPOLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota; d. 0,2 untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar. Besarnya PKB dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan PKB dihitung sebagai perkalian dari 2 unsur pokok. 1 Nilai Jual Kendaraan Bermotor. Nilai Jual Kendaraan Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor, jika tidak diketahui nilai jualnya ditentukan berdasarkan faktor-faktor lain diantaranya isi silinder cc, jenis, merek, tahun pembuatan, Negara pembuat, commit to user banyaknya jumlah penumpang yang diijinkan dan dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu. 2 Bobot kendaraan yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor. Bobot dihitung berdasar faktor-faktor tekanan gandar, jenis bahan bakar, jenis penggunaan, tahun pembuatan dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor. Untuk melakukan pembayaran PKB melalui SAMSAT keliling WP harus membawa syarat-syarat pembayaran berupa KTPSIMKartu Identitas asli beserta fotocopiyannya, BPKB dan STNK. Alur pembayaran PKB melalui SAMSAT keliling ini sangat mudah dan sederhana, WP hanya membutuhkan waktu antara antara 10 hingga 15 menit untuk melakukan pembayaran PKB dan pengesahan STNK, apabila persyaratan sudah lengkap WP membawa semua formulir ke loket pendaftaran, dari loket pendaftaran kemudian WP melakukan pembayaran di loket pembayaran, setelah melakukan pembayaran WP mengambil STNK di loket penyerahan STNK. SAMSAT keliling hanya melayani pembayaran pajak ulang kendaraan bermotor, sedangkan Wajib Pajak yang akan melakukan pembayaran BBN-KB dan penggantian STNK 5 tahunan harus melakukan pembayaran di SAMSAT Induk. commit to user

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN