Kontribusi Samsat Keliling Terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Up3ad Beserta Samsat Kota Surakarta SUNARTI F3409061

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONTRIBUSI SAMSAT KELILING TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UP3AD BESERTA SAMSAT KOTA

SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh : SUNARTI

F3409061

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF SAMSAT KELILING ON THE MOTOR VEHICLE TAX REVENUE IN UP3AD AS WELL AS SAMSAT OF

SURAKARTA CITY

SUNARTI F3409061

The objective of research is to find out the extent of the Samsat Keliling (Mobile One-Stop Administration System) contribution, and the obstacles and the solutions to the obstacles in operating SAMSAT Keliling. This research was conducted using documentary, interview and observation methods. Documentary method was the type of research data including selling invoice, documents and etc. Interview was conducted directly with the Principal and Employees of Surakarta City’s Samsat. Observation was a directly data collection by researching on the object studied and recording some points necessary regarding the data.

Based on the result of research, SAMSAT Keliling proved could improve the Motor Vehicle Tax revenue despite less optimal contribution. And SAMSAT Keliling operation still faced many obstacles but the officers of SAMSAT Keliling could cope with them so that the Taxpayers felt that the service given had been good.

The writer recommended the Dipenda (Local Income Office) to maximize the Motor Vehicle Tax revenue from this SAMSAT Keliling by increasing the fleet in order to reach all locations, to review the cooperation with the online network provider and to use the technology-literate human resource.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul KONTRIBUSI SAMSAT KELILING TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UP3AD BESERTA SAMSAT KOTA SURAKARTA telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, Juni 2012 Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Sri Suranta,SE, M.Si, Ak, BKP NIP. 19720305 1997 02 1 001


(4)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.

Surakarta,

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Taufiq Arifin, SE., M.SC. NIP. 198210112009121004

Penguji

( )

2. Sri Suranta,SE, M.Si, Ak, BKP NIP. 19720305 1997 02 1 001

Pembimbing


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

· Tidak ada kekayaan yang melebihi akal, dan tidak ada kemelaratan yang melebihi kebodohan.

· Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

· Jadi diri sendiri, cari jati diri, and dapetin hidup yang mandiri, optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar, sesekali lihat kebelakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:

v Allah SWT

v Bapak, Ibu tercinta

v Kakak tersayang

v Ketua Diploma III Perpajakan FE UNS

v Bapak Sri Suranta,SE., M.Si, Ak, BKP selaku dosen pembimbing

v Seluruh staf dan dosen pengajar FE UNS

v Seluruh karyawan SAMSAT kota Surakarta

v Teman-teman D3 Perpajakan


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Kontribusi Samsat Keliling Terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada UP3AD Beserta Samsat Kota Surakarta ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini:

1. Allah SWT yang melimpahkan rahmat serta karunia-Nya.

2. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Kedua Orangtuaku dan kakakku yang selalu menyayangi, mendukung dan memotivasi dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi Diploma 3 Perpajakan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.

5. Sri Suranta,SE, M.Si, Ak, BKP selaku dosen pebimbing tugas akhir yang banyak memberikan nasihat dan pengarahan sampai tugas akhir ini dapat terselesaikan.


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Rachmanto, MM selaku Kepala UP3AD Kota Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang.

8. Suprih Basuki, SE.MM selaku kepala Su.bag Tata Usaha UP3AD Kota Surakarta yang telah membimbing kami selama dalam pelaksanaan magang. 9. Para karyawan-Karyawati UP3AD dan SAMSAT Kota Surakarta yang telah

membimbing dan membagikan ilmuNya kepada kami. 10. Buat pacarku terimakasih semangat dan dukungannya.

11. Untuk umi, mb yas, upik yang cerewet terimakasih buat saran dan masukan-masukannya.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan yang ada dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 2012


(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRACT... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR SINGKATAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum SAMSAT (UP3AD Kota Surakarta)……... 1

B. SAMSAT Surakarta………... 3


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

D. Visi dan Misi SAMSAT………. 8

E. Struktur Organisasi dan Fugsinya……….. 9

F. Latar Belakang Masalah... 17

G. Rumusan Masalah... 19

H. Tujuan Penelitian... 20

I. Manfaat Penelitian... 20

J. Metode Penelitian... 21

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka... 24

1. Definisi Pajak... 27

2. Ciri-ciri yang Melekat Pada Definisi Pajak... 28

3. Pengelompokkan Pajak... 28

4. Fungsi Pajak... 30

5. Syarat Pemungutan Pajak... 32

6. Sistem Pemungutan Pajak... 33

7. Perlawanan Terhadap Pajak... 35


(10)

commit to user

x

9. SAMSAT Keliling... 38

B. Analisis Data dan Pembahsan... 41

1. Mekanisme dan Prosedur Sistem Pembayaran PKB... 41

2. Kontribusi SAMSAT Keliling terhadap Penerimaan PKB... 44

3. Kendala yang dihadapi dan Cara Mengatasinya... 47

BAB III TEMUAN

A. Kelebihan... 51

B. Kelemahan... 52

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan... 53

B. Rekomendasi... 54

DAFTAR PUSTAKA


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Jumlah Penerimaan PKB Tahun 2008-2011... 45 II.2 Jumlah Penerimaan dan Kontribusi SAMSAT Keliling tahun 2009-2011... 45


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1.1 Struktur Organisasi UP3AD Surakarta... 9

2.1 Mekanisme Pembayaran PKB... 42

2.2 Grafik Penerimaan PKB SAMSAT Keliling... 46


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Surat Keterangan telah Melakukan Kegiatan Magang 3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang

4. Tanda Terima Laporan Kegiatan Magang 5. Data Objek dan Penerimaan PKB


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR SINGKATAN

PKB = Pajak Kendaraan Bermotor

BBN-KB = Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

SWDKLLJ = Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan STNK = Surat Tanda Nomor Kendaraan

BPKB = Buku Pemilik Kendaraan Bermotor SIM = Surat Ijin Mengemudi

KTP = Kartu Tanda Penduduk WP = Wajib Pajak

SAMSAT = Sistem Administrasi Menunggal Satu Atap DIPENDA = Dinas Pendapatan Daerah


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii ABSTRAK

KONTRIBUSI SAMSAT KELILING TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UP3AD BESERTA SAMSAT KOTA

SURAKARTA

SUNARTI F3409061

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan SAMSAT Keliling, kendala-kendala dan cara untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode dokumenter, wawancara dan observasi. Dokumenter yaitu jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur penjualan, surat-surat dan lain-lain. Wawancara yaitu wawancara langsung dengan Pimpinan dan Pegawai Samsat Kota Surakarta. Observasi yaitu pengumpulan data secara langsung dengan melakukan penelitian pada objek yang diteliti dan mencatat hal-hal yang diperlukan sehubungan dengan data tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, SAMSAT Keliling terbukti dapat meningkatkan penerimaan PKB meskipun kontribusi yang diberikan belum maksimal. Dan dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling masih terdapat beberapa kendala-kendala tapi beberapa kendala tersebut dapat ditangani oleh oleh petugas SAMSAT Keliling dan Wajib Pajak merasa pelayanan yang diberikan sudah baik.

Penulis memberikan rekomendasi kepada Dipenda untuk memaksimalkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dari SAMSAT Keliling ini dengan menambah armada agar semua lokasi dapat terjangkau, meninjau ulang kerjasama dengan penyedia jaringan Online dan penggunaan SDM yang mengerti teknologi.


(16)

commit to user

iii ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF SAMSAT KELILING ON THE MOTOR VEHICLE TAX REVENUE IN UP3AD AS WELL AS SAMSAT OF

SURAKARTA CITY

SUNARTI F3409061

The objective of research is to find out the extent of the Samsat Keliling (Mobile One-Stop Administration System) contribution, and the obstacles and the solutions to the obstacles in operating SAMSAT Keliling. This research was conducted using documentary, interview and observation methods. Documentary method was the type of research data including selling invoice, documents and etc. Interview was conducted directly with the Principal and Employees of Surakarta City’s Samsat. Observation was a directly data collection by researching on the object studied and recording some points necessary regarding the data.

Based on the result of research, SAMSAT Keliling proved could improve the Motor Vehicle Tax revenue despite less optimal contribution. And SAMSAT Keliling operation still faced many obstacles but the officers of SAMSAT Keliling could cope with them so that the Taxpayers felt that the service given had been good.

The writer recommended the Dipenda (Local Income Office) to maximize the Motor Vehicle Tax revenue from this SAMSAT Keliling by increasing the fleet in order to reach all locations, to review the cooperation with the online network provider and to use the technology-literate human resource.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM SAMSAT (UP3AD Kota Surakarta)

Sejak Pajak kendaraan Bermotor diserahkan kepala Pemerintah Daerah Tingkat I, maka Pajak Kendaraan bermotor menjadi salah satu Pajak Daerah. Pelimpahan wewenang tersebut diatur dan dilandasi oleh Peraturan Undang-Undang antara lain:

1. PP No. 3 tahun 1957, tentang pelimpahan wewenang Pajak Pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat II.

2. UU No. II/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Pajak Daerah. 3. UU No.12/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Retribusi

daerah.

Tujuan dari pelimpahan wewenang ini adalah Daerah diberi kesempatan mengelola Pajak Daerah dan memudahkan pemungutan Pajak Daerah. Setelah berjalan beberapa tahun terjadi ketidakseragaman antara Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh masing-masing Daerah Tingkat II, yang mengakibatkan besarnya penetapan Pajak Kendaraan bermotor tidak sama. Selain itu timbul hambatan-hambatan yang disebabkan oleh sulitnya pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor yang mengakibatkan banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang.


(18)

commit to user

Karena terjadi banyak kendala, maka Pemerintah pada tanggal 28 Desember 1976 menerbitkan Surat Keputusan bersama Menhankam/Pangab,

Menkeu dan Mendagri No. Kep/13/XII/1976, Kep 1169/MKIV/76, No. 311 Tahun 1976 tentang penyederhanaan Pajak Kendaraan Bermotor yang berkaitan dengan pelayanan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dalam suatu kantor bersama SAMSAT. Dengan diterbitkan Surat Keputusan bersama ini diharapkan dapat menciptakan keseragaman pengurusn STNK di seluruh wilayah Indonesia.

Tujuan dari penyatuan ini adalah mempermudah pengurusan pengurusan Pajak Kendaraan bermotor serta meningkatkan pelayanan kepadapara pemilik kendaraan bermotor. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Negara dan Daerah.

Keuntungan terbentuknya SAMSAT adalah sebagai berikut.

a. Adanya kerjasama instansi-instansi yang tergabung dalam pelaksanaan SAMSAT(POLRI, DISPENDA dan Jasa raharja).

b. Adanya sistem pengurusan STNK,PKB,BBNKB dan SWDKLLJ yang seragam.

c. Pengenaan Pajak dan SWDKLLJ disesuaikan dengan masa berlakunya STNK, terhitung sejak tanggal pendaftaran dan setiap tahun wajib melaksanakan pengesahan STNK.


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

e. Pelayanan dilakukan secara “open service”, Wajib pajak dilayani langsung tatap muka dengan petugas pelayanan.

f. Berlakunya azas FIFO (first in first out), Wajib Pajak yang datang pertama dilayani lebih dulu.

B. SAMSAT SURAKARTA

Tahun 1976 – 1978 terus dirintis usaha intensifikasi dan ekstensifikasi sampai timbulnya Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT). Seperti diketahui, sejak pungutan PKB (Pajak Kendaraan bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I/ Provinsi, maka untuk pelaksanaannya berdasar pada PP Daerah Tingkat I.

Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh masing-masing Provinsi tidak seragam, sehingga mengakibatkan besarnya penetapan PKB maupun BBNKB serta sistem pungutannya tidak seragam. Disamping itu pengurusan terhadap kendaraan bermotor mengalami hambatan karena pemilik harus datang ke Kantor Dipenda, untuk membayar Jasa Raharja, untuk mengurus STNK dan BPKB harus datang ke Kantor Polisi. Hal ini mengakibatkan banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang.

Dengan adanya hal-hal tersebut, maka pada tanggal 28 Desember 1976 diterbitkan Surat Keputusan Bersama Menhankam/ Pangab, Menkeu dan Mendagri No. Kep. 13/XII/1976, Kep. 1693/ MK/ IV/ 76, No.311 Tahun 1976 yang bermaksud mengatur adanya: penyederhanaan pembayaran PKB/


(20)

commit to user

BBNKB, SWDKLLJ yang dikaitkan dengan pengurusan STNK dan dilakukan dalam suatu Kantor Bersama SAMSAT serta menciptakan adanya keseragaman yang bertujuan untuk:

1. peningkatan pelayanan kepada para pemilik kendaraan bermotor, 2. peningkatan pendapatan Negara dan Daerah, dan

3. menerbitkan data kendaraan/ data kamtibmas.

Tanggal 2 Desember 1977 adalah awal berdirinya Kantor Samsat di Jawa Tengah, dan di saat itu operasional Kantor Samsat hanya ada 1 (satu) Kantor samsat di tiap Karasidenan (Jawa Tengah 6 eks Karesidenan) sehingga pada waktu itu banyak masyarakat Wajib pajak Kendaraan Bermotor yang melakukan pengurusan STNK (Surat Tanda Nomor kendaraan), pembayaran PKB/ BBN KB (Pajak Kendaraan Bermotor/ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) dan SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) sempat menginap guna mendapatkan pelayanan atas pengurusan surat-surat kendaraannya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2003 tanggal 7 februari 2003, tentang pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah Unit Pelayanan Pendapatan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) adalah cabang Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah. UP3AD merupakan unsur pelaksana operasional dinas yang di pimpin oleh seorang kepala unit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dinas. Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset daerah yang secara resmi digunakan sejak 1 Juli 2009 terdiri atas 50 Kantor Samsat.

Letak Kantor UP3AD/ Samsat Kota Surakarta di Jalan Profesor Doktor Suharso Nomor 17 Jajar Laweyan Surakarta 57144 Nomor Telepon (0271) 718007,Fax(0271)714919, email : www.uppd_samsatsurakarta@yahoo.go.id.

Tiga puluh satu tahun kemudian sejak awal berdirinya Kantor Samsat di Jawa Tengah, tanggal 2 Desember 1977, berbagai program inovasi peningkatan pelayanan secara nyata telah dilakukan di seluruh Samsat di Jawa Tengah. Mulai tanggal 14 Februari 2008, telah dibuka Samsat Pembantu di Pulau Karimunjawa bersamaan dengan Samsat Duta Pertiwi Mall juga Mobil Samsat Keliling yang telah beroperasi di Boyolali, Sragen dan Surakarta. Serta pada tanggal 7 April 2010 SAMSAT Kota Surakarta mengembangkan SAMSAT Drive Thru (cepat).

Berbagai program unggulan layanan ini adalah Kartu Antrian Elektronik, SMS 7070, SMS 1717, Pembayaran lewat perbankan (Bank Jateng dan Bank BRI), yang bertujuan untuk memudahkan dan mendekatkan masyarakat wajib pajak dengan tempat pelayanan, jadi apabila dihitung secara bisnis bahwa perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan jelas tidak seimbang, oleh karena itu perlu diketahui bahwa hal tersebut adalah perwujudan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat wajib pajak adalah: 1. Mendekatkan tempat pembayaran.


(22)

commit to user

2. Memberikan kepastian terhadap masyarakat wajib pajak melalui pelayanan yang transparan, mudah dan murah.

3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat wajib pajak.

4. Memberikan gambaran obyektif pada wajib pajak bahwa membayar pajak itu mudah dan tidak sulit.

5. Memberikan jaminan mutu pelayanan.

Disisi lain masyarakat wajib pajak yang akan memenuhi kewajibannya dipersyaratkan untuk melengkapi dengan dokumen KTP/SIM/Passport, STNK dan BPKB yang sah.

Dalam perjalanannya, muncul Perda baru yaitu Perda No. 6 tahun 2008, Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 40 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah, UP3AD (Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah), merupakan unit operasional Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berada di setiap Kabupaten/ Kota, dalam pelaksanaan tugas pokoknya selain melayani pemungutan Pajak Daerah juga melayani Pemungutan Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain yang sah, serta Pemberdayaan Aset Daerah Provinsi.

Sejak tahun 2006 SAMSAT Surakarta, yang berlokasi di dalam satu komplek yang terletak di jalan Prof.Dr.Suharso No. 17 Jajar, Laweyan Kota Surakarta, telah melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor se-Jateng dengan memanfaatkan teknologi komputer (online). Hal ini dilakukan untuk


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mempermudah pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai kelengkapan pelayanan kepada Wajib Pajak maupun Wajib Retribusi, di UP3AD Kota Surakarta menyediakan beberapa fasilitas yaitu: 1. Tempat parkir yang luas,

2. Tempat cek fisik kendaraan bermotor, 3. Tempat pencetakan TNKB,

4. Pelayanan informasi PKB, 5. Monitor proses pelayanan,

6. Pelayanan khusus lansia dan wanita hamil, 7. Kartu antrian,

8. Tempat ibadah (mushola), dan 9. Fotocopy, kantin.

Papan petunjuk untuk Wajib Pajak kendaraan bermotor telah tersedia dan dapat di akses secara jelas dan bebas, beik berupa baliho maupun banner serta moving sign. Jika belum mencukupi, informasi juga dapat ditanyakan melaui petugas khusus informasi dan pengaduan pelayanan.

C. TUGAS DAN FUNGSI SAMSAT

Melaksanakan pemungutan dan pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu lintas Jalan (SWDKLLJ), Surat Tanda Nomor


(24)

commit to user

Kendaraan (STNK) dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) dalam suatu koordinasi pelayanan yang terkait.

D. VISI MISI SAMSAT

Visi SAMSAT Surakarta yaitu menjadi Dinas penopang kemandirian otonomi Daerah dengan optimalisasi pendapatan di dukung pelayanan prima kepada masyarakat dan pengelolaan Aset yang profesional berbasis teknologi.

Misi SAMSAT Surakarta, adalah sebagai berikut. 1. Mengupayakan pencapaian pendapatan Daerah.

2. Mewujudkan Pengelolaan Aset yang berdaya guna dan berhasil guna. 3. Mengkoordinasikan peran organisasi di bidang pengelolaan pendapatan

dan aset daerah.

4. Mengembangkan sistem manajemen mutu untuk mewujudkan pelayanan prima.

5. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.

Kebijakan Mutu Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah berkomitmen mewujudkan pelayanan prima dengan cara melakukan perbaikan pelayanan pendapatan dan pemberdayaan aset daerah secara berkesinambungan.


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

UP3AD

E. Struktur Organisasi UP3AD Kota Surakarta dan Fungsinya

Gambar 1.1

Struktur Organisasi UP3AD Surakarta

UP3AD dipimpin Kepala Unit dan dibantu Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor, Kepala Seksi Pendapatan lain-lain, kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan serta Kepala Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset. Secara fungsional UP3AD kota Surakarta juga sebagai koordinator UP3AD se-wilayah Surakarta, maka UP3AD Kota Surakarta sebagai UP3AD koordinator juga dilengkapi Sekretaris Koordinator.

SEKSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

SEKSI PENAGIHAN&

PELAPORAN SEKSI

RETRIBUSI&PENERIMAAN LAIN-LAIN

SEKSI PAJAK BUKAN KENDARAAN

BERMOTOR

SUB. BAG TATA USAHA


(26)

commit to user

Setiap bagian atau unit mempunyai tugas masing-masing sebagai berikut. 1. Kepala UP3AD

a. Menyusun rencana teknis operasional pengelolaan dan pelayanan pendapatan daerah.

b. Mengkaji, menganalisis teknis operasional pengelolaan dan pelayanan pendapatan daerah.

c. Melaksanakan kebijakan teknis Dinas Pendapatan Daerah.

d. Melaksanakan pemungutan Pajak Daerah, retribusi Daerah dan Penerimaan lain-lain.

e. Melaksanakan koordinasi pungutan pendapatan daerah dan pendapatan lainnya.

f. Melakukan pelayanan penunjang penyelenggaraan tugas dinas. g. Membina, membimbing dan memberikan arahan terhadap staff. h. Melakukan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tugas staff.

i. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas berupa laporan bulanan, Triwulan dan tahunan.

j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

2. Kasir Pengeluaran

a. Melaksanakan arahan teknis administrasi keuangan dari Ka. UP3AD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Mempersiapkan kelengkapan persyaratan pengurusan gaji, insentif dan uang muka pegawai.

c. Mengambil dan membagi uang gaji, insentif dan uang makan serta biaya operasional.

d. Memungut PPN, PPH dari rekanan yang menerima pembayaran dari UP3AD Kota Surakarta dan menyetorkan ke Kantor Pajak/ Bank yang ditunjuk.

e. Menerima potongan gaji dan atau insentif atas kewajiban pegawai dan menyetorkan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Melaksanakan administrasi penerimaan, penmyimpanan dan pembayaran

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan dana bendaharawan rutin, insentif maupun operasional Dinas.

h. Membuat laporan realisasi pembayaran uang gaji, insentif dan uang makan serta biaya operasional kepada Dipenda Jateng.

i. Mengajukan, mendistribusi dan melaporkan biaya penyelenggaraan lelang. j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan.

3. Bendahara Penerimaan Non PKB/ BBN

a. Menerima, membukukan penerimaan uang Retribusi dan PLL menyetorkan ke kas daerah lewat Bank Jateng setiap hari.


(28)

commit to user

b. Membuku dan menyimpan tembusan tanda bukti pembayaran ABT.03 dan SP3 dealer serta Pajak Air Permukaan.

c. Membuat laporan 10 harian perjenis pungutan Retribusi dan PLL serta ABT dan AP.

d. Membuat laporan bulanan fungsional BPP non PKB/ BBN KB.

e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

4. SUB Bagian Tata Usaha

a. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan sub bagian Tata Usaha. b. Menyusun rencana dan melaksanakan urusan administrasi kepegawaian,

keuangan, dokumentasi, informasi dan perpustakaan, perlengkapan, rumah tangga, surat menyurat dan pelaporan.

c. Memberi tugas, membina dan membimbing dan memberi arahan kepada staff sub bagian TU.

d. Melakukan koordinasi dengan Kasi di UPPD Surakarta. e. Menindaklanjuti disposisi Ka UP3AD.

f. Mengusulkan kenaikan pangkatdan kenaikan gaji berkala. g. Mengusulkan bantuan kesra, ijin belajar dan cuti.

h. Membuat laporan bulanan, Triwulanan dan Tahunan bidang ke Tata Usahaan.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ka. UPPD yang berkaitan dengan tugas-tugas sub. Bagian Tata Usaha.

k. Mengatur kebersihan, keindahan dan keamanan. l. Mengkoordinir SKUM PTK.

m.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

5. Seksi PLL

a. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tugas Seksi Pendapatan Lain-lain.

b. Menyusun rencana kegiatan administrasi dan operasional seksi pendapatan lain-lain.

c. Menyelenggarakan administrasi dan pelaporan atas pendataan dan peneriamaan pendapatan lain-lain.

d. Menyelenggarakan administrasi dan pelaporan peneriamaan pendapatan lain-lain yang pungutannya dilakukan oleh dians-dinas.

e. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait, Ka. Sub Bag TU dan para kepala seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah Kota Surakarta.

f. Menindaklanjuti disposisi oleh Kepala UP3AD.

g. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait yang berada di Kota.

h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala UP3AD yang berkaitan dengan tugas-tugas seksi Pendapatan lain-lain.


(30)

commit to user

i. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala UP3AD.

j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

6. Seksi PKB

a. Menyiapkan bahan untuk menyelengggarakan pengelolaan administrasi dan pelaksanaan pemungutan, pengelolaan doleansi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemungutan PKB/ BBNKB.

b. Menyusun rencana kegiatan tahunan, meliputi target penerimaaan dan estimasi KBM baru serta pengelolaan administrasi dan pelaksanaan pemungutan, pengelolaan doleansi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemungutan PKB/ BBNKB.

c. Membina, membimbing dan memberikan tugas dan arahan kepada staff pajak kendaraan bermotor dalam pelaksanaan tugas.

d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bag TU dan para Kepala Seksi.

e. Menindaklanjuti disposisi oleh kapala UP3AD. f. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan staff seksi PKB.

g. Melaksanakan waskat terhadap staff seksi pajak kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala UP3AD yang berkaitan dengan tugas-tugas seksi Pajak Kendaraan Bermotor.

i. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala UP3AD.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

a. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tugas Seksi Pembukuan dan Pelaporan.

b. Menyelenggarakan administrasi penetapan, penerimaan dan tunggakan pajak, dan pendapatan lain-lain.

c. Melaksanakan dan menyelenggarakan administrasi dan pembukuan hasil kegiatan pemungutan pajak daerah dan pendapatan lain-lain.

d. Menyampaikan laporan online semua penerimaan pajak dan pendapatan lain-lain.

e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan 10 harian, bulanan maupun tahunan atau sewaktu-waktu diperlukan atas penetapan, penerimaan dan tunggakan pajak daerah dan pendapatan lain-lain.

f. Mengadministrasi Blokir Kendaraan Bermotor.

g. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bag. TU dan para kepala Seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar.

h. Menindaklanjuti disposisi oleh Kepala UP3AD.


(32)

commit to user 8. Seksi PAD

a. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tugas Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset.

b. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penagihan.

c. Memonitor pelaksanaan pengiriman surat peringatan kepada Wajib Pajak yang bekerja sama dengan PT Pos Indonesia.

d. Menyiapkan surat teguran untuk disampaikan kepada Wajib Pajak/ Retribusi Daerah yang tidak mengindahkan surat peringatan yang telah disampaikan.

e. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bagian TU dan para kepala Seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah Kabupaten.

f. Menindaklanjuti disposisi oleh Kepala UP3AD.

g. Menginventarisir dan menyelenggarakan administrasi hubungannya Aset Provinsi Jawa Tengah yang berada di kabupaten.


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

F. LATAR BELAKANG MASALAH

Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut, maka Pemerintah secara intensif melakukan berbagai macam kebijakan strategis berkaitan dengan program pembangunan baik pembangunan jangka pendek maupun program pembangunan jangka panjang. Dan untuk keberhasilan program pembangunan nasional tersebut tentunya dibutuhkan dana pembangunan yang tidak sedikit.

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pajak menurut Pemungut dan pengelolanya dapat dibedakan sebagai Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Mengenai Pajak Daerah, peranannya juga sangat penting sebagai sumber Pendapatan Daerah dan sebagai penopang Pembangunan Daerah, karena Pajak Daerah merupakan salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah.

Pajak Daerah yang memberikan kontribusi cukup besar dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Tengah adalah jenis pungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) karena banyak menunjang pembiayaan daerah. UP3AD yang dipercaya mengelola pendapatan di Provinsi Jawa Tengah, berupaya menjadi instansi yang menerapkan transparansi akuntabilitas maupun kredibilitas dalam melayani masyarakat. Dinas Pendapatan Daerah


(34)

commit to user

Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu dinas yang mendukung Pendapatan Asli Daerah, berupaya untuk terus mengoptimalkan seluruh kemampuan dinas agar Pendapatan Asli Daerah setiap tahun meningkat.

Mengingat semakin meningkatnya penerimaan PKB, BBN-KB dari tahun ketahun yang tidak lepas dari meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, maka untuk memaksimalkan penerimaan dari sektor tersebut, Dipenda Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai inovasi dan terobosan-terobosan baru. Salah satu inovasi tersebut adalah pengoperasian SAMSAT keliling.

SAMSAT keliling adalah produk inovasi Dipenda Provinsi Jawa Tengah dan merupakan suatu strategi layanan baru yang memberikan kesempatan kepada pemilik kendaraan bermotor untuk dapat melakukan pendaftaran, pengesahan STNK/membayar pajak kendaraan bermotor melalui bus yang dimodifikasi dan dilengkapi sarana On-Line. SAMSAT keliling ini melayani pembayaran PKB dan pengesahan STNK dengan sistem “jemput bola”. SAMSAT keliling di UP3AD Surakarta diluncurkan pada bulan Mei 2009.

Tujuan dari pelayanan SAMSAT keliling adalah untuk mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada Wajib Pajak, terutama yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, sehingga tidak dapat datang mengurus ke kantor bersama samsat, maka dengan adanya SAMSAT Keliling, Wajib Pajak akan sangat terbantu mempersingkat waktu dalam pengurusan pengesahan STNK/pembayaran pajak kendaraan bermotor. Dalam hal ini, Pemda tak perlu khawatir pendapatan daerah akan berkurang. Justru dengan pelayanan yang


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lebih baik, Wajib Pajak semakin antusias untuk membayar pajak dan STNK secara resmi.

Dengan adanya pengoperasionalan SAMSAT keliling akan mempengaruhi penerimaan PKB yang diterima, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti peningkatan penerimaan daerah dalam kaitannya dengan diberlakukannya pelayanan SAMSAT keliling dengan tema “KONTRIBUSI SAMSAT KELILING TERHADAP PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN

BERMOTOR PADA UP3AD BESERTA SAMSAT KOTA

SURAKARTA”.

G. RUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian yang dilakukan penulis di UP3AD beserta SAMSAT Surakarta tentang SAMSAT keliling ini, penulis ingin mengetahui beberapa hal, antara lain:

1. Bagaimana mekanisme dan prosedur sistem pembayaran PKB pada SAMSAT keliling?

2. Seberapa besar kontribusi yang diberikan SAMSAT keliling terhadap penerimaan PKB pada UP3AD Surakarta?

3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengoperasionalan SAMSAT keliling ini dan bagaimana cara mengatasinya?


(36)

commit to user

H. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin diketahui penulis dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui bagaimana mekanisme dan prosedur sistem pembayaran PKB pada SAMSAT keliling.

2. Mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan SAMSAT keliling terhadap penerimaan PKB pada UP3AD Surakarta.

3. Mengetahui kendala-kendala dalam pengoperasionalan SAMSAT keliling dan cara mengatasinya.

I. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehubungan dengan masalah yang diteliti melalui penerapan ilmu dan teori yang telah di peroleh selama masa perkuliahan serta membandingkannya dengan fakta dan kondisi yang terjadi di lapangan.

2. Bagi Samsat

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wajib pajak dan sebagai bahan masukan dalam menetukan strategi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

3. Bagi Mahasiswa D3 Perpajakan

Dapat menjadi salah satu referensi dalam pembuatan Tugas Akhir yang akan mereka lakukan.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

J. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah desain survey dengan menggunakan cara observasi dan wawancara untuk membuat diskripsi/analisis yang terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut.

2. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Samsat Kota Surakarta yang beralamatkan Jalan Prof. Dr. Soeharso No.17 Jajar Surakarta.

3. Jenis Data a. Data Subyek

Adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari obyek penelitian. Data subyek yang digunakan untuk penelitian baerupa latar belakang berdirinya Samsat Kota Surakarta. b. Data Dokumenter

Adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur penjualan, surat-surat dan lain-lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data penerimaan Pajak Kendaran Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Mutasi Kendaraan Bermotor.


(38)

commit to user 4. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara wawancara langsung kepada pegawai Samsat Kota Surakarta.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan cara memperoleh dari sumber-sumber kepustakaan, catatan, dan arsip perusahaan. Data ini berupa Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Mutasi Kendaraan Bermotor.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Yaitu wawancara langsung dengan Pimpinan dan Pegawai Samsat Kota Surakarta.

b. Observasi

Yaitu pengumpulan data secara langsung dengan melakukan penelitian pada objek yang diteliti dan mencatat hal-hal yang diperlukan sehubungan dengan data tersebut.

c. Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat dari berbagai referensi untuk menambah informasi dan data-data yang diperlukan.


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6. Teknik Analisis data

Analisis data yang dipergunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini analisis Diskriptif yaitu analisis data yang relevan dan memaparkan situasi atau peristiwa yang sebenar-benarnya.


(40)

commit to user

24

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Dasar hukum pemungutan pajak daerah adalah UU No. 18 tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 18 tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Suandy (2002) memaparkan, tujuan dari Undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah adalah:

1. Menyederhanakan berbagai pungutan daerah dalam rangka mengurangi ekonomi biaya tinggi.

2. Menyederhanakan sistem dan administrasi perpajakan dan retribusi daerah untuk memperkuat fondasi penerimaan daerah khususnya Daerah tingkat (Dati) II, dengan mengefektifkan jenis pajak dan retribusi tertentu yang potensial.

Berdasarkan UU nomor 22 tahun 1999 menjelaskan pengertian umum Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. Daerah Otonom yaitu kesatuan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Ikatan Negara Republik Indonesia (NKRI).


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau perangkat pusat di Daerah. Dari kedua pengertian di atas, sebagai perangkat pusat yang ada di daerah, Dipenda Provinsi Jawa Tengah memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai yang termuat dalam pasal 72 Perda 7 tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Perda nomor. 03 tahun 2006 yaitu:

1. Melaksanakan kewenangan kota/kabupaten di bidang pendapatan daerah.

2. Melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendapatan daerah yang diserahkan kepada pemerintah daerah.

3. Melaksanakan kewenangan kota/kabupaten di bidang pendapatan daerah yang dikerjasamakan dengan atau diserahkan kepada provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada gubernur dan tugas pembantuan di bidang pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor. 40 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis pada Dinas pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah, ditegaskan


(42)

commit to user

bahwa tugas pokok dan fungsi Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) yaitu: UP3AD mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pelayanan dan pemberdayaan aset daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok seperti tersebut di atas UP3AD Provinsi Jawa Tengah mempunyai fungsi:

1. Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan pajak dan BBNKB, pendapatan lain-lain, pembukuan, pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah.

2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan pajak dan BBNKB, pendapatan lain-lain, pembukuan, pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah.

3. Pengelolaan ketatausahaan.

4. Pemantauan evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan dan pemberdayaan aset daerah.

5. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tupoksinya.


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1. Definisi Pajak

a. Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

b. Definisi pajak menurut S.I. Djajadiningrat

Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan keadaan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

c. Definisi pajak menurut Dr. N. J. Feldmann

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.


(44)

commit to user 2. Ciri-ciri yang Melekat pada Definisi Pajak

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa (Resmi, 2009):

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditentukan adanya kontraprestasi invidual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.

3. Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, adalah sebagai berikut (Waluyo, 2010):

a. Menurut golongan, dibagi menjadi dua adalah sebagai berikut:

1) Pajak langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dibabankan oleh pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan.

Contoh: Pajak Penghasilan.

2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. contoh: Pajak Pertambahan Nilai.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Menurut Sifat

Pembagian pajak menurut sifat dimaksudkan pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ciri-ciri prinsip adalah sebagai berikut:

1) Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak.

Contoh : pajak penghasilan.

2) Pajak objektif, adalah paajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut pemungut dan pengelolanya, adalah sebagai berikut :

1) Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga.

Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

2) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.


(46)

commit to user 4. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak (Resmi, 2009) yaitu: a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya mamasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan lain-lain.

b. Fungsi Regulerend (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur adalah:

1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dikenakan pada saat terjadi transaksi jual beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut semakin mahal harganya. Pengenaan pajak ini


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dimaksudkan agar rakyat tidak berlomba-lomba untuk mengonsumsi barang mewah (mengurangi gaya hidup mewah). 2) Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan: dimaksudkan

agar pihak yang memeperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan pendapatan.

3) Tarif pajak ekspor sebesar 0%: dimaksudkan agar para pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga dapat memperbesar devisa negara.

4) Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industri tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja, dan lain-lain: dimaksudkan agar terdapat penekanan produksi terhadap industri tersebut karena dapat meganggu lingkungan atau polusi (membahayakan lingkungan).

5) Pembebasan pajak pengahsilan atas sisa hasil usaha koperasi: dimaksudkan untuk mendorong perkembangan koperasi di Indonesia.

6) Pemberlakuan Tax Holiday: dimaksudkan untuk menarik investor asing agar menanamkan modal di Indonesia.


(48)

commit to user

5. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Mardiasmo, 2009):

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam undang- perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis) Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

c. Tidak meganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru.

6. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan (Resmi, 2009) yaitu:

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan (peranan dominan ada aparatur perpajakan).

b. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam menetukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak, mampu memahami


(50)

commit to user

undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadri akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, wajib pajak diberi kepercayaan untuk :

1) Menghitung sendiri pajak yang terutang 2) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang 3) Menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang 4) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang 5) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang

Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada Wajib Pajak sendiri (peranan dominan ada pada Wajib pajak).

c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menetukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

7. Perlawanan Terhadap Pajak

Perlawanan terhadap pajak adalah hambatan-hambatan yang ada atau terjadi dalam upaya pemungutan pajak. Perlawanan pajak dapat dibedakan menjadi dua bagian (Waluyo, 2010) yaitu:

a. Perlawanan Pasif

Perlawanan pajak secara pasif ini berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat di negara yang bersangkutan. Pada umumnya masyarakat tidak melakukan suatu upaya yang sistematis dalam rangka menghambat penerimaan negara, tetapi lebih dikarenakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

b. Perlawanan Aktif

Perlawanan pajak secara aktif ini merupakan serangkaian usaha yang dilakukan Wajib Pajak atau mengurangi jumlah pajak yang seharusnya dibayar.

Perlawanan secara aktif dapat dibagi menjadi: 1) Penghindaran Pajak (tax avoidance)

Penghindaran Pajak (tax avoidance) adalah usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan secara optimal seperti, pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan maupun manfaat, hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku.


(52)

commit to user 2) Penggelapan Pajak (tax evasion)

Penggelapan Pajak (tax evasion) adalah merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan melanggar peraturan perpajakan seperti memberikan data-data palsu atau menyembunyikan data. Dengan demikian penggelapan pajak dapat dikenakan sanksi pidana.

8. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

a. OBJEK PKB

1) Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/ atau penguasaan kendaraan bermotor yang terdaftar di Provinsi Jawa Tengah.

2) Pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

3) Dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah: 1) Kereta api;

2) Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara, antara lain tank, panser, truck pengangkut pasukan dan logistik;


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah;

4) Kendaraan yang dimiliki dan/atau dikuasai pabrikan atau importir yang semata-mata untuk dipamerkan dan dijual;

5) Kendaraan bermotor yang dikuasai negara sebagai barang bukti, yang disegel atau disita;

6) Kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

b. SUBJEK PKB

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi, Badan atau Instansi Pemerintah (Pemerintah, TNI/POLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota), yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.

c. WAJIB PKB

1) Wajib PKB adalah orang pribadi, Badan atau Instansi Pemerintah (Pemerintah, TNI/POLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota) yang memiliki kendaraan bermotor.


(54)

commit to user

2) Yang bertanggung jawab terhadap pembayaran PKB adalah:

a) Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya dan/ atau ahli warisnya;

b) Untuk badan/ organisasi adalah pengurus atau kuasanya;

c) Untuk Instansi Pemerintah adalah pejabat pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran.

3) Wajib Pajak baik orang pribadi, Badan atau Instansi Pemerintah (Pemerintah, TNI/ POLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota) yang menerima penyerahan kendaraan bermotor, jumlah pajaknya sebagian atau seluruhnya belum dilunasi oleh pemilik lama, maka pihak yang menerima penyerahan tersebut bertanggung jawab terhadap pelunasan pajaknya (tanggung renteng).

9. SAMSAT Keliling

SAMSAT Keliling adalah produk inovasi Dipenda Provinsi Jawa Tengah dan merupakan suatu strategi layanan baru yang memberikan kesempatan kepada pemilik kendaraan bermotor untuk dapat melakukan pendaftaran, pengesahan STNK/membayar pajak kendaraan bermotor melalui bus yang dimodifikasi dan dilengkapi sarana On-Line. SAMSAT keliling ini melayani pembayaran PKB dan pengesahan STNK dengan sistem “jemput bola”.


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tujuan dioperasikan SAMSAT keliling ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan kemudahan WP dalam melakukan pembayaran PKB. Pelayanan yang diberikan SAMSAT keliling ini adalah layanan PKB Online, pengesahan STNK tahunan dan pembayaran SWDKLLJ.

Tarif PKB ditetapkan sebesar:

a. 1,5% untuk kepemilikan pertama kendaraan bermotor pribadi dan badan;

b. 1,0% untuk kendaraan bermotor angkutan umum;

c. 0,5% untuk kendaraan bermotor ambulans, pemadam kebakaran, lembaga sosial dan keagamaan, Instansi Pemerintah (Pemerintah, TNI/POLRI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota); d. 0,2% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

Besarnya PKB dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan PKB dihitung sebagai perkalian dari 2 unsur pokok.

1) Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor, jika tidak diketahui nilai jualnya ditentukan berdasarkan faktor-faktor lain diantaranya isi silinder (cc), jenis, merek, tahun pembuatan, Negara pembuat,


(56)

commit to user

banyaknya jumlah penumpang yang diijinkan dan dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.

2) Bobot kendaraan yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Bobot dihitung berdasar faktor-faktor tekanan gandar, jenis bahan bakar, jenis penggunaan, tahun pembuatan dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

Untuk melakukan pembayaran PKB melalui SAMSAT keliling WP harus membawa syarat-syarat pembayaran berupa KTP/SIM/Kartu Identitas asli beserta fotocopiyannya, BPKB dan STNK.

Alur pembayaran PKB melalui SAMSAT keliling ini sangat mudah dan sederhana, WP hanya membutuhkan waktu antara antara 10 hingga 15 menit untuk melakukan pembayaran PKB dan pengesahan STNK, apabila persyaratan sudah lengkap WP membawa semua formulir ke loket pendaftaran, dari loket pendaftaran kemudian WP melakukan pembayaran di loket pembayaran, setelah melakukan pembayaran WP mengambil STNK di loket penyerahan STNK.

SAMSAT keliling hanya melayani pembayaran pajak ulang kendaraan bermotor, sedangkan Wajib Pajak yang akan melakukan pembayaran BBN-KB dan penggantian STNK 5 tahunan harus melakukan pembayaran di SAMSAT Induk.


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Mekanisme dan Prosedur Sistem pembayaran PKB pada SAMSAT

keliling.

Tujuan dari pelayanan SAMSAT keliling adalah untuk mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada Wajib Pajak, terutama yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, sehingga tidak dapat datang mengurus ke kantor bersama SAMSAT. Maka dengan adanya SAMSAT Keliling, Wajib Pajak akan sangat terbantu mempersingkat waktu dalam pengurusan pengesahan STNK/pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

Prosedur Sistem pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ini bertujuan untuk menerangkan proses mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, penetapan, pembayaran hingga penyerahan untuk perpanjangan STNK, pengesahan STNK pada Samsat Kota Surakarta yang sudah mengarah pada penerapan standart ISO 9001:2000. Adapun prosedur pembayaran PKB di SAMSAT keliling adalah sebagai berikut:

a. Wajib pajak (WP) datang dengan melengkapi: 1) Kartu identitas (KTP/SIM), difotocopy 1 lembar.

2) Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) asli atau surat keterangan dari leasing (Bank) yang dilampiri fotokopi BPKB untuk kendaraan bermotor yang masih menjadi jaminan kredit.

3) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).


(58)

commit to user

c. Kemudian petugas memeriksa kesesuaian kelengkapan persyaratan sesuai dengan permohonan oleh pemilik kendaraan bermotor.

d. Apabila persyaratan sudah lengkap dan pemeriksaan telah selesai diproses, Wajib Pajak dipanggil sesuai nomor urut untuk membayar dan menerima STNK yang sudah di validasi.

Mekanisme pelayanan SAMSAT keliling dapat dilihat dalam gambar berikut:

GAMBAR 2.1

MEKANISME PEMBAYARAN PKB PENETAPAN

PEMBAYARAN DAN PENGELUARAN

STNK WAJIB PAJAK


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Alur pembayaran PKB melalui SAMSAT keliling ini sangat mudah dan sederhana. WP hanya membutuhkan waktu 10-15 menit untuk melakukan pembayaran PKB dan pengesahan STNK melalui SAMSAT keliling ini. Saat ini hanya ada satu armada SAMSAT keliling yang menginduk di UP3AD kota Surakarta.

Pelayanan pembayaran PKB dan pengesahan STNK di mulai pada pukul 08.00 s/d 14.00 pada hari Senin-Kamis, sedangkan pada hari Jumat dan Sabtu pada pukul 08.00 s/d 11.00.

SAMSAT keliling ini tidak melayani pembayaran BBNKB, Mutasi dan penggantian STNK 5 tahunan yang disertai dengan penggantian plat nomor kendaraan. Wajib Pajak yang akan melakukan pembayaran BBNKB, Mutasi dan penggantian STNK 5 tahunan harus melakukan pembayaran di SAMSAT Induk.

Jadwal pelayanan SAMSAT Keliling UP3AD Surakarta antara lain : - Senin : Halaman Kantor Kelurahan Gemolong (Sragen). - Selasa : Halaman Kantor Kecamatan Baki (Sukoharjo).

- Rabu : Halaman Kantor Kelurahan Singopuran Kartasura (Sukoharjo).

- Kamis : Halaman Kantor Kecamatan Mojolaban (Sukoharjo). - Jumat : Halaman Balaikota Surakarta.


(60)

commit to user

2. Kontribusi SAMSAT Keliling terhadap penerimaan PKB.

Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu unsur PAD dari sektor Pajak yakni Pajak Daerah. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan; sedangkan menurut kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan SAMSAT Keliling terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di UP3AD kota Surakarta.

Dari tahun ke tahun Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Surakarta semakin meningkat, hal ini tidak lepas dari semakin meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan bermotor. Pada tahun 2008 sampai tahun 2011 objek pajak dan penerimaan PKB mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 objek pajak sebesar 253.544 naik 9% pada tahun 2009 atau menjadi 276.814. sedangkan objek pajak pada tahun 2010 sampai 2011 mengalami kenaikan sebesar 14%. Dengan semakin meningkatnya objek PKB, maka penerimaan PKB juga akan mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 penerimaan PKB mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun 2008, pada tahun 2008 sebesar Rp71.125.404.630 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp78.146.453.250. Sedangkan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 19% atau menjadi Rp93.122.138.400 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp109.777.162.900 atau mengalami kenaikan 18% dari tahun 2010. Kenaikan tersebut juga dipengaruhi


(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dengan dioperasionalkannya SAMSAT Keliling pada tahun 2009. Untuk mengetahui besarnya jumlah penerimaan PKB dan Kontribusi SAMSAT Keliling, dapat dilihat dari tabel-tabel berikut:

TABEL.II.1

JUMLAH PENERIMAAN PKB TAHUN 2008-2011 Tahun Objek Kenaikan Objek

(%)

Penerimaan PKB Kenaikan Penerimaan

(%) 2008 253.544 71.125.404.630

2009 276.814 9% 78.146.453.250 10% 2010 315.698 14% 93.122.138.400 19% 2011 359.059 14% 109.777.162.900 18% Sumber:UP3AD Surakarta

TABEL.II.2

JUMLAH PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI SAMSAT KELILING TAHUN 2009-2011

Tahun

Objek Penerimaan

Kontribusi (%) Total Samsat

Keliling Total

Samsat Keliling

2009 276.814 21.387 78.146.453.250 6.134.434.850 8% 2010 315.698 45.062 93.122.138.400 10.792.839.050 12% 2011 359.059 62.811 109.777.162.900 14.674.361.125 13%

Sumber: UP3AD Surakarta

Berdasarkan tabel di atas, kontribusi Penerimaan PKB melalui SAMSAT Keliling dapat dihitung dengan rumus:


(62)

commit to user

·

Tahun 2009 =

8%

·

Tahun 2010 =

12%

·

Tahun 2011 =

13%

GAMBAR 2.2 GAMBAR 2.3

GRAFIK PENERIMAAN PKB SAMSAT KELILING GRAFIK OBJEK PKB SAMSAT KELILING

Bedasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan objek PKB dan penerimaan PKB melalui SAMSAT Keliling mengalami peningkatan setiap tahunnya. SAMSAT Keliling sebagai inovasi DIPENDA dapat memberikan kontribusi penerimaan PKB, meskipun kontribusi yang diberikan tidak besar. Namun dengan dioperasionalkannya SAMSAT Keliling dapat memberikan kemudahan pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam pembayaran PKB sehingga penerimaan PKB dapat meningkat.

Kontribusi yang diberikan SAMSAT Keliling terhadap penerimaan PKB dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 penerimaan SAMSAT Keliling sebesar Rp6.134.434.850 dan objek PKB 21.387, memberikan


(63)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

kontribusi terhadap penerimaan PKB sebesar 8%. Kontribusi yang diberikan pada tahun 2009 masih rendah karena SAMSAT Keliling mulai dioperasionalkan pada tanggal 12 Mei 2009. Pada tahun 2010 kontribusi meningkat menjadi 12% dengan penerimaan SAMSAT Keliling sebesar Rp10.792.839.050. Sedangkan pada tahun 2011 kontribusi meningkat menjadi 13% dengan penerimaan SAMSAT Keliling sebesar Rp14.674.361.125.

3) Kendala yang dihadapi dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling dan

cara mengatasinya.

Dalam pelaksanaan pengoperasionalan SAMSAT keliling masih terdapat beberapa kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

a. Kendala yang bersifat internal

Kendala yang bersifat internal disini yaitu kendala-kendala yang berasal dari dalam Samsat sendiri. Adapun kendala-kendala tersebut antara lain: 1) Adanya gangguan jaringan online

Permasalahan yang sering terjadi adalah adanya gangguan jaringan saat internet belum bisa diakses atau atau tidak dapat tersambung, maka sistem online tidak dapat dijalankan. SAMSAT Keliling ini melayani pembayaran PKB dengan sistem online. Gangguan ini dapat disebabkan beberapa faktor, seperti dari server maupun dari faktor alam. Apabila gangguan ini sedang terjadi, maka pelayanan pembayaran PKB terpaksa dihentikan atau menunggu sampai jaringan dapat tersambung lagi.


(64)

commit to user 2) Armada yang terbatas

Saat ini hanya terdapat satu unit bus SAMSAT keliling yang beroperasi di SAMSAT Surakarta untuk melayani pembayaran PKB. Masih banyak wilayah-wilayah Surakarta yang belum terjangkau oleh bus SAMSAT Keliling ini. Kekurangan Petugas dan luas bus SAMSAT Keliling yang kurang memadai juga menjadikan SAMSAT Keliling hanya melayani pembayaran PKB saja. Untuk mengatasi hal tersebut perlu ditambah satu armada bus SAMSAT Keliling agar wilayah-wilayah yang jauh dari Samsat Induk dapat terjangkau.

3) Sumber Energi

Kendala yang lain adalah saat SAMSAT keliling beroperasi di daerah yang listriknya mati, maka kegiatan pelayanan pembayaran PKB akan menjadi terhambat. Namun di bus SAMSAT Keliling telah dilengkapi dengan mesin genset, sehingga pelayanan masih dapat berjalan. Meskipun penggunaan mesin genset ini menimbulkan adanya polusi suara yang mengganggu petugas pelayanan maupun WP yang mengantri. Tetapi dengan adanya mesin genset ini, dapat mengatasi masalah yang ada.

4) Kerusakan alat dan perlengkapan

Kerusakan perlengkapan yang sering terjadi adalah kerusakan printer. Adanya kerusakan ini dapat meganggu proses pelayanan, karena petugas harus memperbaiki kerusakan tersebut agar pelayanan tetap dapat berjalan. Maka untuk mengantisipasi masalah tersebut,


(65)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

petugas SAMSAT Keliling sebelum menuju daerah operasi melakukan pemeriksaan dan mengecek semua perlengkapan operasional.

b. Kendala yang bersifat eksternal

Kendala yang bersifat eksternal ini berasal dari luar Samsat, antara lain: 1) Ketidaklengkapan syarat yang dibawa oleh WP

Seringkali WP datang tanpa membawa syarat-syarat (STNK, BPKB, kartu identitas beserta fotokopiannya) yang lengkap. Hal ini sangat merugikan WP karena WP harus mangambil syarat-syarat tersebut kemudian datang kembali untuk melakukan pembayaran. Dalam mangatasi permasalahan tersebut perlu adanya sosialisasi mengenai persyaratan-persyaratan dalam pembayaran PKB pada SAMSAT Keliling.

2) Ketidakcukupan uang dalam pembayaran PKB

WP sering tidak menyadari bahwa keterlambatan membayar pajak, meskipun hanya satu hari dikenakan denda keterlambatan. Sehingga Wajib Pajak harus kembali untuk mengambil uang. Kenaikan tarif SWDKLLJ yang cukup tinggi tanpa sosialisasi yang cukup dari Jasa Raharja juga menjadi salah satu penyebab adanya masalah kekurangan biaya pembayaran PKB oleh WP. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, harus ada sosialisasi yang lebih


(66)

commit to user

tentang kenaikan tarif SWDKLLJ dari pihak jasa raharja kepada masyarakat.

3) Cuaca

Kendala yang bersifat eksternal lainnya adalah cuaca. SAMSAT Keliling beroperasi di luar ruangan, sehingga apabila cuaca sedang panas maupun hujan WP yang mengantri akan kehujanan maupun kepanasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut petugas mendirikan tenda disamping bus SAMSAT Keliling yang menghadap ke loket dan menata kursi agar WP tetap merasa nyaman.


(67)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

Dalam penelitian yang dilakukan penulis, ditemukan beberapa kelebihan dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling ini. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:

1. Kontribusi yang diberikan oleh SAMSAT Keliling ini dapat meningkatkan

jumlah penerimaan total PKB. Dalam tahun 2009 kontribusi sebesar 8% dari total penerimaan PKB Rp78.146.453.250. Kontribusi tersebut tidak besar dan belum maksimal, hal ini dikarenakan pada awal pengoperasionalan SAMSAT Keliling kurang adanya sosialisasi, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan SAMSAT Keliling ini. Terbukti, pada tahun 2010 dan tahun 2011 kontribusi yang diberikan SAMSAT Keliling mengalami kenaikan karena masyarakat sudah banyak yang mengetahui keberadaan SAMSAT Keliling ini. Pada tahun 2010 kontribusi sebesar 12% dari total penerimaan PKB Rp93.122.138.400 naik sebesar 4% dari kontribusi tahun 2009. Meskipun kontribusi yang diberikan SAMSAT Keliling ini tidak besar, namun dengan adanya SAMSAT Keliling terbukti dapat mempengaruhi penerimaan PKB.

2. Masyarakat mendapatkan kemudahan dalam melakukan pembayaran PKB.


(68)

commit to user

sehingga tidak membuat Wajib Pajak menjadi bingung. WP juga dimudahkan dalam persyaratan pelayanan, WP datang hanya perlu membawa BPKB, STNK, KTP/SIM yang semuanya dicopy rangkap 2.

3. Sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui SAMSAT

Keliling cukup efektif karena waktu yang dibutuhkan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran PKB sangat singkat karena hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.

B. KELEMAHAN

Dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling ini juga ditemukan kelemahan-kelemahan yang menghambat kelancaran operasional SAMSAT Keliling ini. Baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

1. Adanya gangguan jaringan Online. 2. Keterbatasan armada.

3. Keterbatasan sumber energi.

4. Adanya kerusakan alat dan perlengkapan pendukung operasional SAMSAT Keliling.


(69)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di kota Surakarta pada tahun 2008-2011 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Rata-rata kenaikan objek PKB selama 4 tahun tersebut sebesar 10%. Dengan semakin meningkatnya objek PKB, maka penerimaan PKB juga ikut meningkat. Rata-rata kenaikan penerimaan PKB selama 4 tahun tersebut sebesar 16%. Untuk lebih memaksimalkan penerimaan PKB, Dipenda membuat beberapa program terbaru, salah satunya adalah pengoperasionalan SAMSAT Keliling.

Pengoperasionalan SAMSAT Keliling terbukti dapat meningkatkan penerimaan PKB. Meskipun SAMSAT Keliling hanya melayani pembayaran PKB dan pengesahan STNK tahunan. Pada awal tahun pengoperasionalan SAMSAT Keliling atau pada tahun 2009, kontribusi yang diberikan sebesar 8% dengan penerimaan total Rp78.146.453.250. Dari total penerimaan PKB tersebut sebesar Rp6.134.434.850 merupakan penerimaan SAMSAT Keliling. Sedangkan pada tahun 2010 dan tahun 2011 kontribusi SAMSAT Keliling mengalami peningkatan.

Keberadaan SAMSAT Keliling ini, memberikan banyak kemudahan bagi wajib pajak. Namun dalam pengoperaionalan SAMSAT Keliling ini tidak lepas dari berbagai kendala, baik yang bersifat intern maupun ekstern. Kendala intern tersebut seperti adanya gangguan jaringan online, keterbatasan


(70)

commit to user

armada dan sumber energi, kerusakan alat dan perlengkapan. Kendala yang bersifat ekstern antara lain ketidaklengkapan syarat pembayaran PKB oleh WP dan ketidakcukupan uang untuk membayar PKB.

B. REKOMENDASI

Dalam mengatasi berbagai kendala dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling, penulis merekomendasikan beberapa solusi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Dipenda untuk dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Adapun solusi tersebut antara lain:

1. Meninjau ulang kerjasama dengan penyedia jaringan Online untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga gangguan jaringan online dapat diminimalisir.

2. Wilayah Surakarta cukup luas, masih banyak daerah yang belum terjangkau SAMSAT Keliling. Agar penerimaan PKB lebih maksimal, perlu adanya penambahan armada SAMSAT Keliling lagi yang dioperasikan di daerah yang jauh dengan SAMSAT Induk.

3. Pengadaan instalasi listrik di tempat pengoperasionalan SAMSAT Keliling yang belum terinstalasi untuk mengatasi masalah polusi suara oleh mesin genset.

4. Penggunaan SDM yang mengerti teknologi dan mempunyai keterampilan dalam penguasaan peralatan dan perlengkapan operasional sangat diperlukan terutama saat terjadi kerusakan peralatan. Oleh karena itu adanya diklat sangat berguna dalam peningkatan kualitas SDM.


(71)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

5. Dipenda harus lebih meningkatkan sosialisasi tentang persyaratan dan prosedur pembayaran dalam SAMSAT Keliling baik melalui media cetak (koran, pamflet, dan brosur) maupun media elektronik, sehingga wajib pajak mengetahui tentang persyaratan dan prosedur pembayaran dalam SAMSAT Keliling.


(1)

tentang kenaikan tarif SWDKLLJ dari pihak jasa raharja kepada masyarakat.

3) Cuaca

Kendala yang bersifat eksternal lainnya adalah cuaca. SAMSAT Keliling beroperasi di luar ruangan, sehingga apabila cuaca sedang panas maupun hujan WP yang mengantri akan kehujanan maupun kepanasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut petugas mendirikan tenda disamping bus SAMSAT Keliling yang menghadap ke loket dan menata kursi agar WP tetap merasa nyaman.


(2)

commit to user

51

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

Dalam penelitian yang dilakukan penulis, ditemukan beberapa kelebihan dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling ini. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:

1. Kontribusi yang diberikan oleh SAMSAT Keliling ini dapat meningkatkan

jumlah penerimaan total PKB. Dalam tahun 2009 kontribusi sebesar 8% dari total penerimaan PKB Rp78.146.453.250. Kontribusi tersebut tidak besar dan belum maksimal, hal ini dikarenakan pada awal pengoperasionalan SAMSAT Keliling kurang adanya sosialisasi, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan SAMSAT Keliling ini. Terbukti, pada tahun 2010 dan tahun 2011 kontribusi yang diberikan SAMSAT Keliling mengalami kenaikan karena masyarakat sudah banyak yang mengetahui keberadaan SAMSAT Keliling ini. Pada tahun 2010 kontribusi sebesar 12% dari total penerimaan PKB Rp93.122.138.400 naik sebesar 4% dari kontribusi tahun 2009. Meskipun kontribusi yang diberikan SAMSAT Keliling ini tidak besar, namun dengan adanya SAMSAT Keliling terbukti dapat mempengaruhi penerimaan PKB.

2. Masyarakat mendapatkan kemudahan dalam melakukan pembayaran PKB.


(3)

sehingga tidak membuat Wajib Pajak menjadi bingung. WP juga dimudahkan dalam persyaratan pelayanan, WP datang hanya perlu

membawa BPKB, STNK, KTP/SIM yang semuanya dicopy rangkap 2.

3. Sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui SAMSAT Keliling cukup efektif karena waktu yang dibutuhkan Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran PKB sangat singkat karena hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.

B. KELEMAHAN

Dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling ini juga ditemukan kelemahan-kelemahan yang menghambat kelancaran operasional SAMSAT Keliling ini. Baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:

1. Adanya gangguan jaringan Online. 2. Keterbatasan armada.

3. Keterbatasan sumber energi.

4. Adanya kerusakan alat dan perlengkapan pendukung operasional

SAMSAT Keliling.


(4)

commit to user

53

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di kota Surakarta pada tahun 2008-2011 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Rata-rata kenaikan objek PKB selama 4 tahun tersebut sebesar 10%. Dengan semakin meningkatnya objek PKB, maka penerimaan PKB juga ikut meningkat. Rata-rata kenaikan penerimaan PKB selama 4 tahun tersebut sebesar 16%. Untuk lebih memaksimalkan penerimaan PKB, Dipenda membuat beberapa program terbaru, salah satunya adalah pengoperasionalan SAMSAT Keliling.

Pengoperasionalan SAMSAT Keliling terbukti dapat meningkatkan penerimaan PKB. Meskipun SAMSAT Keliling hanya melayani pembayaran PKB dan pengesahan STNK tahunan. Pada awal tahun pengoperasionalan SAMSAT Keliling atau pada tahun 2009, kontribusi yang diberikan sebesar 8% dengan penerimaan total Rp78.146.453.250. Dari total penerimaan PKB tersebut sebesar Rp6.134.434.850 merupakan penerimaan SAMSAT Keliling. Sedangkan pada tahun 2010 dan tahun 2011 kontribusi SAMSAT Keliling mengalami peningkatan.

Keberadaan SAMSAT Keliling ini, memberikan banyak kemudahan bagi wajib pajak. Namun dalam pengoperaionalan SAMSAT Keliling ini tidak lepas dari berbagai kendala, baik yang bersifat intern maupun ekstern. Kendala intern tersebut seperti adanya gangguan jaringan online, keterbatasan


(5)

armada dan sumber energi, kerusakan alat dan perlengkapan. Kendala yang bersifat ekstern antara lain ketidaklengkapan syarat pembayaran PKB oleh WP dan ketidakcukupan uang untuk membayar PKB.

B. REKOMENDASI

Dalam mengatasi berbagai kendala dalam pengoperasionalan SAMSAT Keliling, penulis merekomendasikan beberapa solusi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Dipenda untuk dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Adapun solusi tersebut antara lain:

1. Meninjau ulang kerjasama dengan penyedia jaringan Online untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga gangguan jaringan online dapat diminimalisir.

2. Wilayah Surakarta cukup luas, masih banyak daerah yang belum

terjangkau SAMSAT Keliling. Agar penerimaan PKB lebih maksimal, perlu adanya penambahan armada SAMSAT Keliling lagi yang dioperasikan di daerah yang jauh dengan SAMSAT Induk.

3. Pengadaan instalasi listrik di tempat pengoperasionalan SAMSAT Keliling yang belum terinstalasi untuk mengatasi masalah polusi suara oleh mesin genset.

4. Penggunaan SDM yang mengerti teknologi dan mempunyai keterampilan dalam penguasaan peralatan dan perlengkapan operasional sangat


(6)

commit to user

5. Dipenda harus lebih meningkatkan sosialisasi tentang persyaratan dan prosedur pembayaran dalam SAMSAT Keliling baik melalui media cetak (koran, pamflet, dan brosur) maupun media elektronik, sehingga wajib pajak mengetahui tentang persyaratan dan prosedur pembayaran dalam SAMSAT Keliling.