55
Gambar 4.4: Distribusi Usia Anak
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat 4.2.1.1 Kondisi Sanitasi Rumah
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi sanitasi rumah responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Kondisi Sanitasi Rumah Responden
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki kondisi sanitasi rumah tidak memenuhi
syarat sebanyak 16 orang 50 dan responden yang memiliki kondisi sanitasi rumah memenuhi syarat sebanyak 16 orang 50 .
19 13
5 10
15 20
1-2 tahun 3-4 tahun
Jumlah
Umur Anak
Distribusi Usia Anak
No Kondisi Sanitasi Rumah
Frekuensi Prosentase
1 Tidak memenuhi syarat
16 50
2 Memenuhi syarat
16 50
Jumlah 32
100
56
4.2.1.2 Kondisi Sarana Penyediaan Air Bersih Berdasarkan hasil penelitian, kondisi sarana penyediaan air
bersih responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Kondisi Sarana Penyediaan Air Bersih Responden
No Kondisi Sarana Penyediaan Air Bersih Frekuensi Prosentase 1
Tidak memenuhi syarat 22
69 2 Memenuhi
syarat 10
31 Jumlah
32 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki kondisi sarana penyediaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 22 orang 69 dan responden yang memiliki kondisi sarana penyediaan air bersih yang memenuhi
syarat sebanyak 10 orang 31 . 4.2.1.3 Kondisi Jamban
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi jamban responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Kondisi Jamban
Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki jamban yang tidak memenuhi syarat sebanyak 16 orang
50 dan responden yang memiliki kondisi jamban yang memenuhi syarat sebanyak 16 orang 50 .
No Kondisi Jamban
Frekuensi Prosentase
1 Tidak memenuhi syarat
16 50
2 Memenuhi syarat
16 40
Jumlah 32
100
57
4.2.1.4 Higiene Perorangan Ibu Berdasarkan hasil penelitian, higiene perorangan ibu
responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.8. Higiene Perorangan Ibu
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki higiene perorangan tidak memenuhi syarat sebanyak
14 orang 44 dan responden yang memiliki higiene perorangan yang memenuhi syarat sebanyak 18 orang 56 .
4.2.1.5 Kejadian Diare Balita Berdasarkan hasil penelitian, kejadian diare balita
responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.9. Kejadian Diare Balita
No Kejadian Diare Frekuensi Prosentase
1 Tidak Diare
12 37
2 Diare 20
63 Jumlah
32 100
Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki balita yang tidak diare sebanyak 12 orang 37 dan
responden yang memiliki balita yang diare sebanyak 20 orang 63 .
4.2.2 Analisis Bivariat No
Higiene Perorangan Ibu Frekuensi Prosentase
1 Tidak memenuhi syarat
14 44
2 Memenuhi syarat
18 56
Jumlah 32
100
58
4.2.2.1 Hubungan antara Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian Diare
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian Diare
Kondisi Sanitasi Kejadian Diare
Rumah Diare
Tidak Diare Total
p value
CC ∑ ∑ ∑
Tidak memenuhi syarat 14
87,5 2
12,5 16
100 Memenuhi
syarat 6 37,5 10
62,5 16 100 0,003 0,459 Total
20 62,5 12
37,5 32 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa diantara 16 responden yang memiliki kondisi sanitasi rumah
tidak memenuhi syarat terdapat 14 balita 87,5 yang mengalami diare dan 2 balita 12,5 lainnya tidak diare. Sedangkan diantara
16 responden yang memiliki kondisi sanitasi rumah memenuhi syarat, terdapat 6 balita 37,5 mengalami diare dan 10 balita
62,5 tidak diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi Square
diperoleh nilai p = 0,003 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kondisi sanitasi
rumah dengan kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun di posyandu Lestari wilayah kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang.
Berdasarkan symmetric Measures didapatkan Contingency
coefficient CC sebesar 0,459. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada
59
hubungan yang sedang antara responden yang memiliki kondisi sanitasi rumah tidak memenuhi syarat dengan kejadian diare.
4.2.2.2 Hubungan antara Kondisi Sarana Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Diare
Tabel 4.11. Tabulasi Silang Kondisi Sarana Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Diare
Kondisi Sarana Kejadian Diare
Penyediaan Air Bersih
Diare Tidak
Diare Total p
value CC
∑ ∑ ∑ Tidak memenuhi
syarat 18 81,8
4 18,2
22 100
Memenuhi syarat 2 20 8 80 10
100 0,002
0,509 Total
20 62,5
12 37,5 32 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa diantara 22 responden yang memiliki kondisi sarana
penyediaan air bersih tidak memenuhi syarat terdapat 18 balita 81,8 yang mengalami diare dan 4 balita 18,2 lainnya tidak
diare. Sedangkan diantara 10 responden yang memiliki kondisi sanitasi rumah memenuhi syarat, terdapat 2 balita 30
mengalami diare dan 8 balita 80 tidak diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Fisher’s
diperoleh nilai p = 0,002 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kondisi sarana
penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun di posyandu Lestari wilayah kerja Puskesmas Genuk Kota
Semarang. Berdasarkan symmetric Measures didapatkan
60
Contingency coefficient CC sebesar 0,509. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang sedang antara responden yang
memiliki kondisi sarana penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat dengan kejadian diare.
4.2.2.3 Hubungan antara Kondisi Jamban dengan Kejadian Diare Tabel 4.12. Tabulasi Silang Kondisi Jamban dengan Kejadian
Diare Kondisi Jamban
Kejadian Diare Diare
Tidak Diare Total
p value
CC ∑ ∑ ∑
Tidak memenuhi syarat 14
87,5 2
12,5 16
100 Memenuhi syarat
6 37,5 10
62,5 16 100 0,003 0,459 Total
20 62,5 12
37,5 32 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa diantara 16 responden yang memiliki kondisi jamban tidak
memenuhi syarat terdapat 14 balita 87,5 yang mengalami diare dan 2 balita 12,5 lainnya tidak diare. Sedangkan diantara 16
responden yang memiliki kondisi jamban memenuhi syarat, terdapat 6 balita 37,5 mengalami diare dan 10 balita 62,5
tidak diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,003 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kondisi sanitasi
rumah dengan kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun di posyandu Lestari wilayah kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang.
61
Berdasarkan symmetric Measures didapatkan Contingency
coefficient CC sebesar 0,459. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang sedang antara responden yang memiliki kondisi
jamban tidak memenuhi syarat dengan kejadian diare. 4.2.2.4 Hubungan antara Higiene Perorangan Ibu dengan Kejadian
Diare Tabel 4.13. Tabulasi Silang Higiene Perorangan Ibu dengan
Kejadian Diare Higiene
Perorangan Kejadian Diare
Ibu Diare Tidak
Diare Total p
value CC
∑ ∑ ∑ Tidak memenuhi
syarat 13 92,9
1 7,1
14 100
Memenuhi syarat 7 38,9 11
61,1 18 100 0,002 0,484 Total
20 62,5 12
37,5 32 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa diantara 14 responden yang memiliki kondisi jamban tidak
memenuhi syarat terdapat 13 balita 92,9 yang mengalami diare dan 1 balita 7,1 lainnya tidak diare. Sedangkan diantara 18
responden yang memiliki kondisi jamban memenuhi syarat, terdapat 7 balita 38,9 mengalami diare dan 11 balita 61,1
tidak diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi-Square
diperoleh nilai p = 0,002 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kondisi sanitasi
62
rumah dengan kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun di posyandu Lestari wilayah kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang.
Berdasarkan symmetric Measures didapatkan Contingency
coefficient CC sebesar 0,484. Hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang sedang antara responden yang memiliki higiene
perorangan ibu yang tidak memenuhi syarat dengan kejadian diare.
BAB V PEMBAHASAN