64
5.1.2 Hubungan antara Kondisi Sarana Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan ada hubungan antara kondisi sarana penyediaan air bersih dengan kejadian diare di posyadu Lestari Kelurahan
Genuksari wilayah kerja Puskesmas Genuk Kecamatan Genuk Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil uji Fisher’s yang diperoleh p value 0,002 p 0,05,
serta terdapat 22 68,8 responden tidak memiliki kondisi sarana penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan yaitu jarak sumber air dengan
pencemar kurang dari 11 meter, tidak ada tempat pengaliran air kotor, wadah penyimpanan air dalam keadaan kotor, tutup wadah penampungan air tidak mudah
dibuka dan ditutup serta tidak mudah dibersihkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2002:60, yang mengemukakan bahwa Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih
mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap
serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.
Salah satu kurang baiknya sarana air bersih karena tidak terlindung dari pencemaran. Bila sarana air bersih di buat memenuhi persyaratan kesehatan,
maka diharapkan pencemaran dapat dikurangi, sehingga kualitas air yang diperoleh menjadi lebih baik Lud Waluyo, 2005:154.
65
5.1.3 Hubungan antara Kondisi Jamban dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan ada hubungan antara kondisi jamban dengan kejadian diare di posyadu Lestari Kelurahan Genuksari wilayah
kerja Puskesmas Genuk Kecamatan Genuk Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil uji chi square yang diperoleh p value 0,003 p 0,05, serta terdapat
16 50 responden tidak memiliki kondisi jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu jarak septic tank dengan sumber air kurang dari 10 meter.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2002:61 yang menyatakan bahwa jarak antara
lubang penampungan kotoran dengan sumber air bersih atau sumur yang kurang dari 10 meter, akan menyebabkan pencemaran sumber air bersih yang berasal dari
tinja septic tank. Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Soeparman dan Suparmin
2002:3, masalah tinja dan limbah cair berhubungan erat dengan masalah yang ada akan dapat dieliminasi, ditekan, atau dikurangi apabila faktor penyebab
masalah dikurangi derajat kandungannya, dijauhkan atau dipisahkan dari kontak dengan manusia. Sebagai contoh agar tidak berperan sebagai sumber penularan
penyakit, tinja harus dibuang dengan cara ditampung serta diolah pada suatu lubang dalam tanah atau bak tertutup yang tidak terjangkau oleh lalat, tikus dan
kecoak, serta harus berjarak minimal 10 meter dari sumber air minum.
66
5.1.4 Hubungan antara Higiene Perorangan Ibu dengan Kejadian Diare