Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
masih tetap bekerja di sektor informal, padahal anak-anak yang dibiayai sudah dewasa, namun dibandingan dengan diam dirumah maka mereka lebih memilih
bekerja. 5
Permasalahan lainnya. Alasan lainnya adalah karena tidak begitu suka peraturan yang ditetapkan oleh
perusahaan tempat mereka bekerja, misalnya masalah jam kerja, kondisi pekerjaan dan sebagainya.
4.4. Hasil dan Analisis
Dengan melihat hubungan antara variabel bebas independen variabel yaitu umur, pendidikan yang ditamatkan, lama bekerja, curahan kerja, dan modal operasi
terhadap variabel terikat dependen variabel yaitu pendapatan pekerja sektor informal di Kota Binjai, maka digunakan model ekonometrika dengan metode OLS
Ordinary Least Square. Analisis ini dimaksud untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel bebas dan
terikat. Untuk membuktikan hipotesis yang dibuat, Penulis mengajukan dalam bentuk analisis matematik apakah umur, pendidikam yang ditamatkan, lama bekerja, curahan
kerja dan modal mempengaruhi pendapatan sektor informal di Kota Binjai. Seberapa jauh tingkat pencapaian data yang tersedia dalam pencapaian kebenaran akan
dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian terhadap masing-masing koefisien
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
regresi melalui uji t, uji F yang diperoleh dengan menggunakan alat program software komputer E-views 4.1.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dengan menggunakan komputer E-views 4.1 dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai
berikut:
Tabel 4.11. Hasil Analisa Regresi No
Variabel Koefisien
Standard Error
t-statistik
1 Intercept
32.28295 13.86525
2.328335 2
X1 0.078451
0.235207 0.333540
TS
3 X2
0.853510 0.275587
2.272469 4
X3 1.205265
0.262657 4.588741
5 X4
2.358531 0.463816
5.085057 6
X5 3.158525
0.335044 7.260243
7 R
0.951346
8 Adj R
0.948758
9 F-statistik
36.75998
10 DW-statistik
2.178410
Sumber: Hasil Pengolahan Data signifikan pada 5 TS Tidak Signifikan signifikan pada 1
4.5. Intepretasi Model
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program E-views 4.1. maka dapat diperoleh estimasi sebagai berikut:
Y = 32.28295038 + 0.0784514146X1 + 0.8535104806X2 + 1.205265380928X3 + 2.3585308914X4 + 3.158524798X5
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil estimasi diatas dapat dijelaskan, dengan pengaruh variabel independen yaitu umur, pendidikan yang ditamatkan, lama bekerja, curahan kerja, dan modal
operasi pekerja sektor informal di Kota Binjai adalah sebagai berikut: a.
Umur. Dari hasil estimasi diketahui bahwa umur memiliki pengaruh yang positf
terhadap pendapatan pekerja sektor informal Y di Kota Binjai. Hal ini berarti semakin bertambah umur pekerja sektor informal, maka pendapatannya semakin
meningkat. Nilai koefisien regresi umur X1 adalah 0.078451, artinya apabila umur pekerja sektor informal bertambah satu tahun, maka pendapatan pekerja sektor
informal akan meningkat Rp.0.078451 ribuhari. b.
Pendidikan yang ditamatkan. Dari hasil estimasi diketahui bahwa pendidikan yang ditamatkan memiliki
pengaruh yang positf terhadap pendapatan pekerja sektor informal Y di Kota Binjai. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan pekerja sektor informal, maka
pendapatannya semakin meningkat. Nilai koefisien regresi untuk tingkat pendidikan X2 adalah 0.853510, artinya apabila pendidikan pekerja sektor informal meningkat
satu tahun, maka pendapatan pekerja sektor informal akan meningkat Rp.0.853510 ribuhari.
c. Lama bekerja.
Dari hasil estimasi juga diketahui bahwa lama bekerja memiliki pengaruh yang positf terhadap pendapatan pekerja sektor informal Y di Kota Binjai. Hal ini berarti
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
semakin lama para pekerja sektor informal bekerja, maka pendapatannya semakin meningkat. Nilai koefisien regresi untuk lama bekerja X3 adalah 1.205265, artinya
apabila lama bekerja bertambah satu tahun, maka pendapatan pekerja sektor informal akan meningkat Rp.1.205265 ribuhari.
d. Curahan kerja.
Dari hasil estimasi diketahui bahwa curahan kerja memiliki pengaruh yang positf terhadap pendapatan pekerja sektor informal Y di Kota Binjai. Hal ini berarti
semakin bertambah curahan, maka pendapatan pekerja sektor informal akan semakin meningkat. Nilai koefisien regresi curahan kerja X4 adalah 2.358531, artinya
apabila curahan kerja oleh pekerja sektor informal bertambah satu jam, maka pendapatan pekerja sektor informal akan meningkat Rp.2.358531 ribuhari.
e. Modal operasi.
Dari hasil estimasi diketahui bahwa modal operasi memiliki pengaruh yang positf terhadap pendapatan pekerja sektor informal Y di Kota Binjai. Hal ini berarti
semakin bertambah modal operasi, maka pendapatan pekerja sektor informal akan semakin meningkat. Nilai koefisien regresi untuk modal operasi X5 adalah
3.158525, artinya apabila modal operasi pekerja sektor informal bertambah seribu rupiah, maka pendapatan pekerja sektor informal akan meningkat Rp.3.158525
ribuhari.
4.5.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Koefisien determinasi R² sebesar 0.951346 berarti variabel umur, pendidikan yang ditamatkan, lama bekerja, curahan kerja dan modal operasi, mampu
menjelaskan variasi pendapatan pekerja di sektor informal di Kota Binjai sebesar 95. Sedangkan sisanya sebesar 5 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model estimasi.
4.5.2. Hasil Uji Keseluruhan F-Test
Dilihat dari nilai F
-statistik
, yaitu sebesar 36.75998, yang signifikan pada tingkat keyakinan 99, berarti bahwa secara bersama-sama serentak variabel umur,
pendidikan yang ditamatkan, lama bekerja, curahan kerja, dan modal operasi, mampu menjelaskan variasi pendapatan pekerja sektor informal di Kota Binjai..
4.5.3. Hasil Uji Parsial t-Test
Hasil estimasi untuk variabel umur X1 diperoleh nilai t-
statistik
adalah 0.333, yang lebih kecil dibandingkan t-
tabel
α 10 = 1.645. Hal ini berarti bahwa variabel umur tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor
informal di Kota Binjai. Untuk variabel tingkat Pendidikan yang ditamatkan X2 diperoleh nilai t-
statistik
adalah 2.272 yang lebih besar dibandingkan t-
tabel
α 5 = 1.960. Hal ini berarti bahwa variabel tingkat pendidikan yang ditamatkan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor informal di Kota Binjai pada taraf kepercayaan 5.
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk variabel lama bekerja X3 diperoleh nilai t-
statistik
adalah 4.589, yang lebih besar dibandingkan t-
tabel
α 1 = 2.576. Hal ini berarti bahwa variabel lama bekerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor
informal di Kota Binjai pada taraf kepercayaan 1. Untuk variabel curahan kerja X4 diperoleh nilai t-
statistik
adalah 5.085, yang lebih besar dibandingkan t-
tabel
α 1 = 2.576. Hal ini berarti bahwa variabel curahan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor
informal di Kota Binjai pada taraf kepercayaan 1. Untuk variabel modal operasi X5 diperoleh nilai t-
statistik
adalah 7.260, yang lebih besar dibandingkan t-
tabel
α 1 = 2.576. Hal ini berarti bahwa variabel modal operasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor
informal di Kota Binjai pada taraf kepercayaan 1.
4.6. Hasil Uji Validitas Asumsi Klasik 4.6.1. Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai R
2 y.x
dengan nilai R
2 x.x
. Kriteria keputusan: 1.
Jika nilai R
2 y.x
R
2 x.x
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.
2. Jika nilai R
2 y.x
R
2 x.x
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan ditolak.
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Uji korelasi parsial partial correlation test dilakukan dengan model : X1 = c
+ c
1
X2 + c
2
X3 + c
3
X4 + c
3
X5 + µ
i ...........................................................................................
4.1 X2 = d
+ d
1
X1 + d
2
X3 + d
3
X4 + d
3
X5 +
Ði ...........................................................................................
4.2 X3 = e
+ e
1
X1 + e
2
X2 + e
3
X4 + e
3
X5 +
i
......................................................... 4.3 X4 = f
+ f
1
X1 + f
2
X2 + f
3
X3 + f
3
X5
i
.............................................................. 4.4 X5 = g
+ g
1
X1 + g
2
X2 + g
3
X3 + g
3
X4
i
........................................................... 4.5 Dari hasil estimasi Lampiran kemudian diperoleh hasil sebagai berikut :
• Nilai R
2 X1, X2, X3, X4,X5
= 0.039530 • Nilai R
2 X2., X1, X3, X4,X5
= 0.371673 • Nilai R
2 X3, X1, X2, X4,X5
= 0.012350 • Nilai R
2 X4, X1, X2, X3,X5
= 0.027780 • Nilai R
2 X5, X1, X2, X3,X4
= 0.391198 Nilai R
2 Y, X, X2, X3,X4,X5
lebih tinggi dari nilai nilai R
2 X1, X2, X3, X4,X5
, nilai R
2 X2., X1,
X3, X4,X5
, nilai R
2 X3, X1, X2, X4,X5
, nilai R
2 X4, X1, X2, X3,X5,
maupun R
2 X5, X1, X2, X3,X4
maka dalam model empiris tidak ditemuka n adanya multikolinieritas.
4.6.2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan metode White Heterocedasticity, terlihat bahwa hasil perhitungan F statistik adalah 20.10358,
melebihi nilai kritis = 5 3.20, maka dalam hal ini diputuskan tidak terdapat heterokedastisitas dalam model estimasi.
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Binjai 4.1.1. Sejarah Singkat Kota Binjai
Kota Binjai berasal dari pada sebuah kampung kecil yang terletak diantara sungai mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, kira-kira di Kelurahan
Pekan Binjai yang sekarang. Pada masa silam, lokasi ini adalah antara dua kerajaan melayu, yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat.
Pada tahun 1823 Gubernur Inggris yang berkedudukan di Pulau Penang telah mengutus Jhon Anderson untuk pergi ke pesisir Sumatera Timur dan dari catatannya
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
disebutkan sebuah Kampung yang bernama Ba Bingai Menurut buku Mission to The Eastcoast Sumatera – Edinburg 1826. Sebenarnya sejak pada tahun 1822, Binjai
telah dijadikan Bandar pelabuhan dimana hasil pertanian lada yang diekspor adalah dari perkebunan lada di sekitar Ketapangai Pungai.
Upacara pembukaan kampung tersebut diadakan pada tanggal 17 Juni 1872 di bawah sebatang pohon Binjai yang amat besar. Di sekitar pohon binjai ini kemudian
dibangun beberapa rumah dan lama-kelamaan, tempat ini semakin berkembang dan akhirnya menjadi sebuah bandar pelabuhan yang banyak disinggah oleh pedagang
yang datang dari Stabat, Tanjung Pura, dan Juga Selat Malaka.
61 Kemudian nama pohon Binjai itu melekat menjadi nama Kota Binjai. Pohon
Binjai ini adalah sejenis pohon embacang, salah satu istilah yang berasal dari bahasa Karo.
Pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1864. Daerah Deli telah dicoba ditanami tembakau oleh pioner Belanda bernama J.Nienkyis dan pada tahun 1866
didirikan Deli Maatschappiy. Usaha untuk menguasai Tanah Deli oleh orang Belanda tidak terkecuali dengan menggunakan politik pecah belah melalui pengangkatan
datuk-datuk. Usaha ini diketahui oleh Datuk Kocik, Datuk Jalil dan Suling Barat yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda bahkan melakukan perlawanan. Dibawah
kepemimpinan Datuk Sunggal bersama rakyat di Timbang Langkat Binjai dibuat Benteng pertahanan untuk menghadapi Belanda.
Dengan tindakan Datuk Sunggal ini Belanda merasa terhina dan memerintahkan Kapten Koops untuk menumpas para Datuk yang menentang Belanda. Dan pada
tanggal 17 Mei 1872, terjadilah pertempuran yang sengit antara DatukMasyarakat dengan Belanda. Peristiwa perlawanan inilah yang menjadi tonggak sejarah dan
ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Binjai.
4.1.2. Letak dan Geografis Kota Binjai
Kota Binjai terletak di 03
o
03’40”LU – 03
o
40’02”LS dan 98
o
27’03”BB – 98
o
39’32”BT. Dengan ketinggian 28 meter diatas permukaan laut. Kota Binjai berbatasan dengan kabupaten-kabupaten, seperti dapat dilihat pada tabel 4.1 seperti
berikut:
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.1. Batas Kota Binjai No
Batas Daerah yang berbatasan
1 Utara
Kabupaten Langkat dan Deli Serdang 2
Selatan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
3 Barat
Kabupaten Langkat 4
Timur Kabupaten Deli Serdang
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
Kota Binjai yang memiliki luas 9.023,62 Ha ± 90,23 Km2 terdiri dari 5 lima Kecamatan dan 37 tiga puluh tujuh Kelurahan serta mempunyai penduduk sebanyak
232.236 jiwa yang terdiri dari berbagai Etnis antara lain Melayu, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Simalungun, Jawa, Banten, Minang, Aceh, China dan
India dengan pemeluk agama mayoritas Islam dan yang mempunyai kesadaran Politik dan Keamanan yang cukup tinggi, sehingga mendukung kondisi keamanan yang
sangat konduktif. Lima kilometer terakhir Jalan Raya medan Binjai yang panjangnya 22 kilometer
berada di dalam kawasan Kota Binjai, dengan 9 kilometer pertama di kawasan Kota medan, dan kilometer 10-17 di Kabupaten Deli Serdang. Sebenarnya Binjai hanya
berjarak 8 kilometer dari Kota Medan, jika dihitung dari sempadan diantara kedua- dua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang.
Terdapat dua batang sungai yang membelah Kota Binjai, yaitu Sungai Bingai dan Sungai Mencirim yang membekalkan air bersih kepada PDAM Tirta Sari Binjai
untuk disalurkan kepada penduduk-penduduk kota. Namun di penggiran kota, masih
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
terdapat banyak penduduk yang bergantung kepada air perigi untuk keperluan air mereka.
Kota Binjai terdiri dari lima kecamatan yang didalamnya terdapat beberapa kelurahan, seperti dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2. Luas Daerah per Kecamatan di Kota Binjai
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
4.1.3. Penduduk dan Tenaga Kerja a.
Penduduk
Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kota Binjai berjumlah 232.236 jiwa yang terdiri 116.366 laki-laki dan 115.870 perempuan dengan kepadatan penduduk 2.574
jiwaKm2 dan rata-rata 4,64 jiwa per rumah tangga BPS, Binjai Dalam Angka, 2007.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Binjai Utara sebanyak 67.201 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Binjai Kota yaitu
sebanyak 34.318 jiwa. Kecamatan yang paling padat penduduknya terdapat di kecamatan Binjai Kota dengan kepadatan 8.330 jiwaKm2. Sedangkan kecamatan
yang jarang penduduknya adalah Binjai Selatan dengan kepadatan 1.431 jiwaKm2.
No Kecamatan
Luas Km2
1 Binjai Selatan
29,96 2
Binjai Kota 4,12
3 Binjai Timur
21,70 4
Binjai Utara 23,59
5 Binjai Barat
10,86
Jumlah 90,23
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah rumah tangga paling banyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara yaitu 13.816 rumah tangga, sedangkan Binjai Kota hanya 7.591 rumah tangga BPS, Binjai Dalam
Angka, 2007. Perkembangan penduduk Kota Binjai menagalami peningkatan dari tahun ke
tahun, hal ini dapat dilihat pada tahun 2004 jumlah penduduk Kota Binjai sebesar 215.523 jiwa, pada tahun 2005 sebesar 219.145 jiwa, tahun 2006 sebesar 228.139
jiwa dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 232.236 jiwa. Penduduk Kota Binjai didominasi oleh penduduk berusia 15-19 tahun sejumlah
29.222 jiwa, yang terdiri dari 14.851 laki-laki dan 14.371 perempuan. Sedangkan usia yang paling sedikit adalah 60-65 tahun berjumlah 4.895 jiwa, terdiri dari 2.246 laki-
laki dan 2.469 perempuan BPS, Binjai Dalam Angka, 2007.
Tabel 4.3. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kota Binjai Tahun 2007
No Kecamatan
Rumah Tangga
Penduduk Kepadatan
Penduduk jiwaKm
Rata-rata jiwaRT
1 Binjai Selatan 9.536
42.874 1.431
4,50 2 Binjai Kota
7.591 34.318
8.330 4,52
3 Binjai Timur 10.788
49.494 2.281
4,49 4 Binjai Utara
13.816 67.201
2.849 4,46
5 Binjai Barat 8.353
38.349 3.531
4,59
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.4. Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Binjai Tahun 2007
Golongan Umur Laki-laki
Perempuan Total
0-4 11.041
11.745 22.786
5-9 11.831
12.099 23.930
10-14 13.023
13.298 26.321
15-19 14.851
14.371 29.222
20-24 11.600
11.550 23.150
25-29 10.403
9.931 20.334
30-34 9.398
8.635 18.033
35-39 8.498
8.294 16.792
40-44 7.327
7.433 14.760
45-49 5.450
5.643 11.093
50-54 3.492
4.412 7.904
55-59 2.911
2.818 5.729
60-64 2.426
2.469 4.895
65+ 4.115
3.172 7.287
Jumlah 116.366
115.870 232.236
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
Tabel 4.5. Penduduk Dewasa dan Anak-anak Menurut Jenis Kelamin di Kota Binjai Tahun 2007
No Kecamatan
Dewasa Anak-anak
Seluruhnya Jumlah
Laki- laki
Perempuan Laki-
laki Perempuan
Laki- laki
Perempuan
1 Binjai
Selatan 14849
14644 6554
6827 21403
21471
42.874
2 Binjai Kota
11952 11549
5348 5469
17300 17018
34.318
3 Binjai Timur
17160 16753
7666 7915
24826 24668
49.494
4 Binjai Utara
23233 22786
10396 10786
33629 33572
67.201
5 Binjai Barat
13277 12996
5931 6145
19208 19141
38.349 Jumlah
80.471 78.728
35.895 37.142 116.366
115.870 232.236
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
b. Tenaga Kerja
Menurut data yang bersumber dari Kantor Tenaga Kerja Binjai pada tahun 2007, dari seluruh pendaftar terbanyak 10.863 orang, pencari kerja yang terdaftar menurut
tingkat pendidikan paling banyak adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP sejumlah 6.997 orang, sedangkan tingkat perguruan tinggi sebanyak 1.805
orang. Persentase penduduk yang berumur 10 tahun yang bekerja menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan dengan persentase yang tertinggi yaitu sebanyak 43,57 persen laki-laki dan 42,85 persen perempuan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTA, kemudian diikuti oleh lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, Sekolah Dasar SD dan yang paling sedikit adalah lulusan Diploma I DI dan
Diploma II DII sebesar 0,36 persen. Untuk lulusan sarjana S1 sebanyak 4,13 persen laki-laki dan 3,12 persen perempuan.
Persentase penduduk yang berumur 10 tahun yang bekerja menurut lapangan usaha, paling tinggi adalah pekerja di sektor perdagangan sebesar 32,37 persen,
diikuti sektor jasa 24,94 persen, kemudian sektor industri 14,81 persen, sedangkan persentase paling kecil adalah sektor listrik, gas dan air.
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.6. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Di Kota Binjai
Tahun 2007.
No. Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tidak pernah sekolah
0,49 2,02
1,10 2
Tidak tamat Sekolah Dasar 4,62
7,80 5,89
3 Sekolah Dasar
18,99 19,64
19,25 4
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 26,63
18,14 23,25
5 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
43,57 42,85
43,27 6
Diploma I dan II 0,36
1,29 0,73
7 Diploma III
1,22 5,14
2,78 8
Strata I S1 4,13
3,12 3,73
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
Tabel 4.7. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Dan Jenis Kelamin Di Kota Binjai Tahun 2007
Jam Kerja Dalam Seminggu
Laki-laki Perempuan
Jumlah
0,00 0,00
0,00 1-9
0,00 0,77
0,28 10-24
4,39 21,09
10,36 25-35
8,65 18,92
12,32 35-44
23,70 27,04
24,89 45-49
41,66 24,98
35,70 60+
21,60 7,21
16,46
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Sumber: BPS, Binjai Dalam Angka, 2007
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
4.1.4. Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai
Laju pertumbuhan PDRB Kota Binjai atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 14,46 persen. Hal ini menunjukkan penurunan sedikit jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,84 persen pada tahun 2006. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga konstan pada tahun
2007 sebesar 5,68 persen. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu sebesar 5,32 persen.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa – jasa. Sedangkan sektor-sektor lain secara berurutan sesuai dengan peranannya
terhadap pembentukan total nilai PDRB adalah Pertanian, Penggalian, Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan, Pengangkutan dan Komunikasi.
4.2. Gambaran Umum Objek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah para pekerja sektor informal khususnya para pedagang makanan, warung kecil di pinggir jalan, pedagang kaki lima dan
pedagang yang menggunakan gerobak. Gambaran umum pekerja sektor informal tersebut dalam uraian berikut:
4.2.1. Umur
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia responden adalah bervaiasi antara 16 sampai 70 tahun. Usia responden tersebut didominasi oleh usia 30 sampai
39 tahun, usia yang menyatakan bahwa sebagian besar mereka berapa pada potensi fisik optimum untuk melakukan pekerjaannya. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Umur No
Usia Jumlah
persen
1 Dibawah 30
18 18
2 30-39
35 35
3 40-49
17 17
4 50 keatas
30 30
Jumlah 100
100
Sumber: wawancara dan kuisioner
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa usia 30 sampai 39 tahun mendominasi responden sebanyak 35 orang atau sama dengan 35, yang diikuti oleh responden
usia 50 tahun keatas sebanyak 30 orang atau 30 dari keseluruhan responden. Sedangkan untuk usia dibawah 30 tahun sebanyak 18 orang atau 18 dari
keseluruhan responden, dan usia 40 sampai 49 tahun sebanyak 17 orang atau 17 dari keseluruhan responden.
4.2.2. Pendidikan yang ditamatkan
Tingkat pendidikan responden di dominasi oleh lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA yang disusul oleh tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD
kebawah dan tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Tingkat
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
pendidikan responden bervariasi jumlahnya. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan Jumlah
Persen
1 Sekolah Dasar kebawah
35 35
2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
15 15
3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
42 42
4 Akademi DIII
8 8
5 Perguruan Tinggi
Jumlah 100
100
Sumber: wawancara dan kuisioner
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 100 responden di kota Binjai, rata-rata tingkat pendidikan responden adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA
sebanyak 42 orang atau 42 dari keseluruhan responden. Kemudian diikuti oleh tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD kebawah sebanyak 35 orang atau 35 dari
keseluruhan responden. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP sebanyak 15 orang atau 15 dari keseluruhan responden. Terakhir tingkat pendidikan Akademi
DIII sebanyak 8 responden atau 8 dari keseluruhan responden.
4.2.3. Lama Bekerja
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lama bekerja oleh pekerja sektor informal di kota Binjai bervariasi. Pengalaman bekerja mereka berkisar antara 1
sampai dengan 25 tahun.
4.2.4. Curahan Jam Kerja
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil penelitian curahan kerja para pekerja di sektor informal tersebut bervariasi yaitu 4 jam sampai dengan 18 jam per hari. Curahan waktu kerja pekerja di
sektor informal didominasi antara 5 jam sampai 9 jam perhari, selanjutnya diikuti dengan 10 jam sampai dengan 15 jam perhari. Kondisi tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Curahan Jam Kerja
No Curahan Jam KerjaHari
Jumlah persen
1 4
5 5
2 5-9
43 43
3 10-14
37 37
4 15
10 10
Jumlah 100
100
Sumber: wawancara dan kuisioner
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa curahan jam kerja pekerja sektor informal antara 5 sampai 9 jam per hari di didominasi oleh responden yaitu sebanyak 43 orang
atau 43 dari keseluruhan responden. Sedangkan curahan jam kerja antara 10 sampai 14 jam perhari terdapat 37 orang atau 37 dari keseluruhan responden. Selanjutnya,
jumlah jam kerja 15 jam keatas sebanyak 10 orang atau 10 dari keseluruhan responden. Kemudian untuk jam kerja kurang dari 4 jam perhari adalah sebanyak 5
orang atau 5 dari keseluruhan responden.
4.2.5. Modal Operasi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa modal yang digunakan para pekerja sektor informal merupakan modal sendiri. Karena modal yang digunakan dalam kegiatan
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
usaha tergolong kecil. Sedangkan untuk modal kerja setiap harinya sebagian diambil dari keuntungan hari sebelumnya.
4.3. Faktor-Faktor Yang Mendorong Seseorang Bekerja Sebagai Pekerja Sektor Informal
1 Lapangan pekerjaan yang sempit.
Hampir 65 reponden mengatakan bahwa mereka memilih pekerjaan di sektor informal, karena sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, baik dari pemerintah
dan swasta atau tidak ada pekerjaan lain yang dapat dilakukan. 2
Tingkat pendidikan yang rendah. Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden
termasuk rendah. Hal ini terlihat bahwa hanya 42 dari responden yang mencapai tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Sedangkan sisanya 15
hanya mencapai tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, 30 Sekolah Dasar, dan 8 untuk tingkat Akademi.
3 Menambah Penghasilan.
Ada juga yang menyatakan bahwa mereka melakukan pekerjaan ini karena pendapatannya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga melakukan
pekerjaan ini guna dapat memenuhi kebutuhan tersebut. 4
Tidak terikat jam kerja.
Rahmat Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pekerja Sektor Informal Di Kota Binjai, 2009.
USU Repository © 2009
Yang termasuk kelompok ini adalah para pekerja sektor informal yang sudah sejak dulu bekerja disektor ini. Sehingga walaupun sudah berusia 50 tahun keatas
masih tetap bekerja di sektor informal, padahal anak-anak yang dibiayai sudah dewasa, namun dibandingan dengan diam dirumah maka mereka lebih memilih
bekerja.
5 Permasalahan lainnya.
Alasan lainnya adalah karena tidak begitu suka peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, misalnya masalah jam kerja, kondisi pekerjaan
dan sebagainya.
4.4. Hasil dan Analisis