3.6.2 Fungsi Rangkaian
Rangkaian ini menggunakan AT89S51 sebagai mikrokontrolernya. Adapun fungsi dari rangkaian ini adalah sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada dan
sebagai pusat pemrosesan data hasil pengukuran sensor temperature LM 35 dan sensor cahaya LDR yang telah diubah menjadi data digital oleh ADC 0804.
3.7 Rangkaian Relay Pengendali Pemanas Blower
3.7.1 Prinsip Kerja Rangkaian
Pada rangkaian ini digunakan relay sebagai saklar penghubung atau pemutus tegangan yang dapat menghidupkan mematikan peralatan elektronik dalam hal ini blower.
Pada rangkaian di bawah ini, untuk menghubungkan rangkaian dengan 220 V AC digunakan relay. Relay merupakan salah satu komponen elektronik yang terdiri dari
lempengan logam sebagai saklar dan kumparan yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Pada rangkaian ini digunakan relay 12 volt, ini berarti jika positif
relay kaki 1 dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan negatif relay kaki 2 dihubungkan ke ground, maka kumparan akan menghasilkan medan magnet, dimana
medan magnet ini akan menarik logam yang mengakibatkan saklar kaki 3 terhubung ke kaki 4. Dengan demikian, jika kita gunakan kaki 3 dan kaki 4 pada relay sebagai
saklar untuk menghidupkanmematikan lampu maka kita dapat menghidupkan mematikan blower dengan cara mengaktifkan atau menon-aktifkan relay.
Rangkaian relay pengendali blower tampak seperti gambar di bawah ini ,
Alex P. Pasaribu : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 Untuk Sistem Pengaturan Bukatutup Atap Dan Pemanas Ruangan, 2009. USU Repository © 2009
Blower
Gambar 3.7 Rangkaian Relay Pengendali Blower 220 volt AC
Hubungan yang digunakan adalah normally open. Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar digital. Tegangan atau
sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 3.6. Pada saat logika pada port 3.6 adalah tinggi high, maka transistor mendapat bias dari tegangan bias
dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktif saturation, sehingga adanya arus yang mengalir kekumparan relay. Hal ini akan
menyebabkan saklar pada relay menjadi terbuka sehingga hubungn sumber tegangan 220 Volt terhubung ke blower. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P3.6
adalah rendah low maka relay tedak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga sumber tegangan 220 Volt dengan blower terputus dan
blower tidak menyala.
Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan ke relay tersebut. Dioda dihubungkan secara terbalik sehingga secara
normal dioda ini tidak menghantarkan. Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinon-
Alex P. Pasaribu : Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 Untuk Sistem Pengaturan Bukatutup Atap Dan Pemanas Ruangan, 2009. USU Repository © 2009
aktifkan, pada saat ini arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke
transistor, yang mengakibatkan kerusakan pada transistor.
Rangkaian ini juga dilengkapi dengan LED indicator, dimana LED indikator ini akan menyala, jika relay aktif dan sebaliknya, LED indikator ini akan mati jika relay tidak
aktif. LED indikator ini dikendalikan oleh sebuah transistor jenis PNP, dimana basis transistor ini mendapatkan input dari kolektor transistor C945. Transistor tipe PNP
akan aktif jika mendapat tegangan 0 volt pada basisnya.
3.7.2 Fungsi rangkaian