JENIS - JENIS PAJAK

c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan apabilah pemasukannya masih surplus, dipergunakan untuk membiayai Public Investment. Sedangkan menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009, ‘’Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya untuk memakmurkan rakyat.” Kutipan beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli lainnya adalah sebagai berikut: a. Menurut Mr. Dr. N.J. Feldmann pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terhutang kepada penguasa menurut norma- norma yang ditetapkannya secara umum tanpa adanya kontraprestasi, dan semata- mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum. b. Menurut Prof. Dr. Rahmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang- Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa-timbal kotraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

B. JENIS - JENIS PAJAK

Universitas Sumatera Utara Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutannya. 1. Menurut Golongan Pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu; 1.1.Pajak Langsung, Yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan PPh. PPh dibayar atau ditanggung oleh pihak- pihak tertentu yang memperoleh penghasilan tersebut. 1.2.Pajak Tidak Langsung, Yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa Contoh: Pajak Pertamabahan Nilai PPN. PPN terjadi kena terdapat penambahan nilai terhadap barang atau jasa. 2. Menurut Sifat Pajak dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara 2.1.Pajak Subjektif, Yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib atau pengenaan pajak yang memperhatikan subjeknya. Contoh: Pajak penghasilan PPh. Dalam PPh terdapat subjek pajak Wajib Pajak orang pribadi. Pengenakan PPh untuk orang pribadi tersebut memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak status perkawinan, banyaknya anak, dan tanggungan lain. Keadaan pribadi wajib pajak tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. 2.1.Pajak Opjektif, Yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Bumi dan Bangunan. 3. Menurut Lembaga Pemungut Pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu: 3.1.Pajak Negara Pajak Pusat, Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Universitas Sumatera Utara Contoh: Pajak Penghasilan PPh.Pajak Pertambahan Nilai PPN. Pajak Penjualan Barang yang tergolong Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan Bea Materai. 3.2.Pajak Daerah, Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I Pajak Provinsi maupun daerah tingkat II Pajak KabupatanKota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing- masing. Pajak provinsi meliputi Pajak Kenderaan Bermotor, Bea balik Nama Kenderaan Bermotor, Pajak bahan Bakar Kenderaan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Sadangkan Pajak KabupantenKota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Bea prolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB.

C. FUNGSI PAJAK