Pengaruh Pengalaman auditor terhadap pertimbangan materialitas Pengaruh Pengetahuan terhadap pertimbangan materialitas

42 memberikan masukan terhadap unsur yang lain dalam keahlian audit, yaitu kemampuan ability, pengetahuan knowledge, dan pengalaman experience dalam definisi keahlian dalam penelitian mereka libby dan luft, 1993; libby and tan, 1994; libby, 1995 dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto 2002. H a3 : Keahlian Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.

4. Pengaruh Pengalaman auditor terhadap pertimbangan materialitas

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Menurut Noviyani dan Bandi 2002 dalam Arleen Herawaty dan Yulius S. 2008 pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang dalam pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Pengalaman juga membantu auditor dalam mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan menunjang setiap langkah yang diambil dalam setiap penugasan. H a4 : Pengalaman Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.

5. Pengaruh Pengetahuan terhadap pertimbangan materialitas

Seorang akuntan publik yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya terutama yang berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan. Pengetahuan akuntan tentang 43 pendeteksian kekeliruan semakin berkembang karena pengalaman kerja. Semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan maka semakin baik pola pertimbangan tingkat materialitas. H a5 : Pengetahuan Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.

J. Penelitian Terdahulu

a. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2009, menyatakan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses laporan keuangan. Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya akan semakin baik pula tingkat pertimbangan materialitas dalam melaksanakan audit laporan keuangan. b. Reni Yendrawati 2008, menyatakan bahwa dari 5 dimensi profesionalisme auditor, yaitu pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, keyakinan terhadap profesi dan hubungan signifikan terhadap tingkat pertimbangan materialitas adalah hanya dimensi keyakinan terhadap profesi. Sedangkan dimensi yang lain tidak mempunyai hubungan signifikan. Dan terdapat korelasi yang positif antara dimensi keyakinan terhadap profesi dengan tingkat materialitas. Korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi 44 profesionalisme seorang auditor maka akan semakin tepat pertimbangan auditor terhadap materialitas dalam pengauditan laporan keuangan. c. Ariffudin, Faridah dan Yuni Wahyudin 2002, menyatakan laporan keuangan kaitannya dengan judgment yang diputuskan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-mata di dasarkan pada materialitas tidaknya suatu bukti audit. Ada berbagai faktor pembentuk opini dari auditor mengenai kewajaran laporan keuangan, yaitu kehandalannya sistem pengendalian klien, kesesuaian pencatatan transaksi akun dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, ada tidaknya pembatasan audit yang dilakukan oleh klien, konsistensi pencatatan transaksi akuntansi. d. Siti Maria Wardayanti 2005, seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor senantiasa mematuhi standard dan berperilaku sesuai dengan kode etik, yang perlu diketahui adalah hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku professional terhadap hasil kerja mereka. Robbins 2001 berpendapat bahwa perilaku professional auditor termotivasi oleh harapan yang mereka ingin dapatkan dengan baik untuk pribadi dan organisasi. Teori harapan ekspektasi dari vroom 1964 berpendapat bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh keluaran output tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Dengan kata lain teori harapan membantu menjelaskan banyak sekali 45 auditor tidak termotivasi pada pekerjaan merekan dan semata-mata melakukan yang minimum untuk menyelamatkan diri. e. Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas 2006. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman partner dan Manajer tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment.

K. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1. 46 Tabel 2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu No. Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2009 Pengaruh profesionalisme, pengetahuan mendeteksi kekeliruan, dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik Variabel Profesionalisme, etika profesi dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan materialitas Peneliti menambahkan variabel keahlian dan pengalaman auditor dalam penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa secara parsial baik peran profesionalisme, pengetahuan dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh dalam Pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik. 2. Reni Yendrawati 2008 Variabel Independen: Profesionalisme Auditor Variabel Dependen: Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan Variable profesionalisme dan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan, obyek penelitian Peneliti menambahkan variable etika profesi, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel profesionalisme auditor berpengaruh signifikan dalam memberikan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. 3. Ariffudin, Faridah dan Yuni Wahyudin 2002 Judgment Audit, Resiko Dan Materialitas Menggunakan variabel materialitas Peneliti menjadikan materialitas sebagai variabel dependen. Menyatakan laporan keuangan kaitannya dengan judgment yang diputuskan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Bersambung ke halaman berikutnya 47 Tabel 2.1 Lanjutan Bersambung ke halaman selanjutnya 4. Siti Maria Wardayanti 2005 Profesionali sme dalam pengaudita n Menggunakan variabel profesinalisme Peneliti menambahkan variabel etika profesi, pengalaman, pengetahuan dan materialitas. Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor senantiasa mematuhi standard dan berperilaku sesuai dengan kode etik, yang perlu diketahui adalah hal- hal apa saja yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku professional terhadap hasil kerja mereka. 5. Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas 2006 Pengaruh pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti tidak relevan dalam judgment audit Menggunakan variabel pengalaman Peneliti menambahkan variabel profesionalism e, etika profesi, pengetahuan auditor dan materialitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman partner dan Manajer tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment. 6. Ihsanul Aksara dan Lilik Handayani 2010 Identifikasi karakteristi k- karakteristi k keahlian audit Profesi akuntan publik pada kantor akuntan publik Di denpasar Menggunakan variable keahlian Peneliti menambahka n variabel profesionalis me, etika profesi, pengalaman, pengetahuan dan materialitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa berbagai karakteristik keahlian yang terhimpun dalam lima komponen karakteristik tersebut guna menjadi auditor yang profesional mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda nyata. 48 Tabel 2.1 Lanjutan 7. Ika Sukriah, dkk 2009 Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Menggunakan Variabel Pengalaman Peneliti menambahkan variabel profesionalisme, etika profesi, pengalaman, pengetahuan dan materialitas. Berdasarkan hasil analisis, semakin banyak pengalaman kerja, semakin obyektif auditor melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Sumber: Diolah Dari Berbagai Referensi 49

L. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar dibawah ini : Adanya Pelanggaran Salah saji dalam Pelaporan Keuangan Auditan Faktor-Faktor Penyebab Salah Saji dalam Pelaporan Keuangan Auditan Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Auditing Profesionalisme Auditor X 1 Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan Y Etika Profesi X 2 Keahlian Auditor X 3 Pengalaman Auditor X 4 Pengetahuan Auditor X 5 Metode Analisis Faktor 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu profesionalisme, etika profesi, keahlia, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan terhadap variabel dependen, yaitu pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik wilayah Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan purposive sampling , dengan teknik berdasarkan pertimbangan judgement sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:131 dengan kriteria sebagai berikut: 51 1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. 2. Auditor yang bekerja di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. 3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih mempunyai pengalaman kerja satu tahun, karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data laporan dari KAP yang tersebar di daerah Jakarta dengan melakukan survey atau pengisian kuesioner, bagan struktur organisasi, nama auditor independen, umur auditor, pendidikan auditor, jabatan auditor, jenis kelamin auditor,data tanggal penyerahan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke BAPEPAM. Alasan menggunakan data primer karena penelitian ini menyangkut kegiatan atau yang dilakukan oleh auditor independen eksternal, data dari KAP ini sesuai dengan butuhan penulis dalam melakukan penelitian mengnai pertimbangan atau faktor-faktor apa ynag harus harus auditor ada saat melakukan audit laporan keuangan.

D. Metode Analisis

Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Jenis data 52 dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bayangan. Sedangkan data kuantatif adalah yang digunakan dalam bentuk angka Dwi Priyatno, 2007:7. 1. Analisis Kualitatif Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah bersifat deskriptif dengan menyebarkan kuesioner. Statistik deskriktif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain: jabatan, lama pengalaman kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus tersebut, latar belakang pendidikan, serta gelar professional lain yang menunjang bidang keahlian. Alat analisis data ini di sajikan dengan mengundang table distribusi frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari standar deviasi. 2. Analisis Kuantitatif Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisa data dengan menggunakan: a. Analisis Faktor 1. Konsep Dasar Analisis Faktor Teknik analisis yang digunakan penulis peneliti adalah analisis faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang faktor.tinggi akan membentuk satu kerumunan , Widhiarso, 2009:1. 53 Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada data empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat item-item tersebut. 2. Jenis Analisis Faktor Menurut Widhiarso 2009:1. Ada dua alternatif yang dapat dipilih dalam Analisis Faktor. Kita menentukan sendiri berapa faktor didalam data kita analisis faktor konfirmatori atau memilih menanyakan berapa faktor dari data kita sebenarnya analisis faktor eksploratori . Berikut ini akan diperjelas masing-masing jenis analisis faktor tersebut. a. Analisis Faktor Eksploratori Exploratory Factor Analysis. Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur salah saji dari suatu laporan keuangan oleh auditor. Item tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan indikator mengenai materialitas laporan keuangan. Peneliti hendak mengidentifikasi berapa faktor yang ada didalam seperangkat item tersebut. Dari analisis faktor kemudian didapatkan ada 5 faktor yang menggambarkan ssalah saji dari suatu laporan keuangan oleh auditor, antara lain: Profesionalisme, Etika Profesi, Keahlian, 54 Pengalaman, dan Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi kekeliruan. b. Analisis Faktor Konfirmatori Confirmatory Factor Analysis. Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan sosial. Alat ukur tersebut berisi seperangkat aitem yang diturunkan dari lima dimensi dukungan sosial. Peneliti berusaha memastikan apakah alat ukur yang dibuatnya benar-benar menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian melakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan. 3. Persyaratan Dalam Analisis Faktor Syarat untuk membangun faktor analisis menurut Agam 2006:4 antara lain: a. Hubungan antar variabel terobservasi harus linear dan nilai korelasi tidak boleh NOL artinya harus bener-benar ada hubungannya; b. Variabel komponen hipotetis yang disebut Faktor Ada Dua: a Common Factors dan b Unique Factors; c. Common factors selalu dianggap TIDAK berkorelasi dengan unique factors. Common factors lebih sedikit daripada variabel asli. Unique factors biasanya dianggap sama dengan jumlah variabelnya. 4. Model Analisis Faktor 55 Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling berhubungan korelasi dengan cara mendefinisikan suatu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut faktor Ghazali, 2006:267. Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3 ………… + AimFm +ViUi Dimana: Xi : Variabel standar yang ke-i Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-I pada common factor j F : Common factor Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-I pada faktor unik –i Ui : Faktor unik variable –i M : Banyaknya common faktor Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel yang diteliti. Dengan persamaan: Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ………….. + WikXk Dimana: Fi : Faktor ke-I yang diestimasi Wi : Bobot atau koefisien Core Factor 56 Xk : Banyaknya variabel X pada faktor ke-k Proses Analisis Faktor: a. Memilih variabel yang akan dianalisis. b. Menguji variabel-variabel dengan menggunakan metode Barlett Test of Sphericiti serta Measure of Sampling Adequancy MSA. 1 Lihat angka Barletts Test dan Measure of Sampling Adequancy MSA. 2 Lihat anti-image correlation untuk melihat variabel mana yang bernilai 0,5. 3 Jika masih ada variabel yang bernilai 0,5 maka harus mengeluarkan variabel tersebut, kemudian pengujian diulangi kembali sampai tidak ada variabel bernilai 0,5. c. Melakukan factoring dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel hingga menjadi suatu atau beberapa faktor. d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk dianggap bias mewakili variabel-variabel anggota tersebut. f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. 57 Uji KMO dan Barlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05 sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1 dengan kriteria: 1 MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. 2 MSA 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3 MSA 0,5, variabel tidak bias diprediksi dan tidak bias dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 3. Pengujian validitas Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuisioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya Ghozali, 2009:49. 58 4. Pengujian Reliabilitas Uji reliabilitas di maksudkan untuk menguji eksistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika di gunakan dari waktu ke waktu Ghozali,2005. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Internal Consistency. Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini di uji dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika koefisien nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka di simpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel Nunnaly dalam Ghozali, 2005.

E. Operasional Variabel

a. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan sikap seseorang dalam menjalankan suatu profesi. Variable profesi terdiri dari dua puluh empat item instrument pernyataan , seperti yang pernah digunakan oleh Reni Yendrawati 2008, untuk mengukur profesionalisme akuntan publik.

b. Etika Profesi

Etika merupakan aturan yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok masyarakat atau profesi. Etika auditor diukur dengan menggunakan sejumlah pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut menggambarkan tingkat pendapat terhadap perilaku etis auditor, yaitu bagaimana auditor mempersepsikan dan memperhatikan terhadap isu-isu etika. 59

c. Keahlian

Murtanto 1998 menyatakan bahwa keahlian expertise adalah keterampilan dari seorang ahli. Ahli experts didefinisikan seseorang yang memiliki ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman. Gambaran untuk seseorang yang ahli dalam profesi disimpulkan dalam 5 komponen, yaitu: 1. Pengetahuan, 2. Ciri-ciri psikologis, 3. Kemampuan berpikir, 4. Strategi penetuan keputusan, 5. Analisis tugas.

d. Pengalaman

Dalam penelitian ini, pengalaman audit di ukur dari segi lamanya auditor bekerja pada KAP. Pengalaman auditor, yaitu adanya experiental learning melebihi pengetahuan auditor yang baru saja lulus dan bekerja sebagai auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan.

e. Pengetahuan

Pengetahuan auditor digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam pola yang berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan penting untuk membuat perencanaan audit yang efektif. Seorang auditor yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli melaksanakan tugasnya terutama yang berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan. 60

f. Materialitas

Materialitas adalah besarnya penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, uang dapat mempengaruhi pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut Mulyadi, 2002:158. Item instrument yang di gunakan sebanyak delapan belas item pernyataan seperti yang pernah digunakan oleh Reni yendrawati. 2008. Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Ukur Materialitas Y Reni Yendrawati 2008 Penilaian 1, 2, 3 Ordinal Resiko audit 4, 5 Opini 6, 7, 8 Pengalaman 9 Pengetahuan dan kecakapan 10, 11 Komitmen auditor 12, 13, 14, 15 Tingkat kepercayaan terhadap peraturan profesi 16, 17, 18 Profesionalisme X 1 Reni Yendrawati 2008 Kompetensi 1 Ordinal Penugasan 2 Loyalitas 3, 4 Kepercayaan 5, 6 Pengalaman 7 Keyakinan 8 Independensi 9 Tekanan 10, 11 Investigasi 12 Evaluasi kerja 13 Partisipasi 14 Organisasi 15 Pengetahuan auditor 16, 17, 18 Keterbukaan 19 Pengambilan keputusan 20 Bersambung ke halaman berikutnya 61 Kepentingan 21 Opini 22 Diskusi 23 Pertimbangan 24 Etika Profesi X 2 Arleen Herawaty dan Yulius S. 2008 Prinsip bertanggung jawab 1, 2 Ordinal Prinsip keadilan 3, 4 ,5 Prinsip otonomi 6, 7 Prinsip integritas moral 8, 9 Keahlian X 3 Integrasi dan kompetensi 1, 2 Ordinal Sikap kritis 3, 4 Kemampuan kreatifitas 5 Kemampuan bekerjasama dengan orang lain 6, 7, Berfikir objektif 8 Berfikir cepat 9 Bertanggung jawab 10 Kemahiran professional yang cermat dan seksama 11 Berpartisipasi dalam mendesain 12 Pengalaman X 4 Membantu menganalisis masalah 1 Ordinal Memudahkan mendeteksi kekeliruan 2, 3 Kemampuan dalam mengatasi masalah 4, 5 Judgment yang lebih baik 6, 7 Penentuan sikap 8 Membantu menyelesaikan masalah 9 Penugasan audit secara seksama 10 Pengetahuan X 5 Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia S. 2008 Berkompeten dalam Audit 1, 2, 3 Ordinal Kemampuan Mendeteksi kekeliruan 4, 5 Kemampuan berpikir lebih baik 6 Pelatihan Pendidikan 7, 8 Penyelesaian masalah 9, 10 Sambungan halaman sebelumnya 61

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta baik KAP kelas kecil, menengah, maupun big four. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan dibidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 28 Juli 2011 hingga 24 Agustus 2011. Peneliti mengambil sampel sebanyak 13 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 76 kuesioner atau 95. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 4 buah atau 5, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang 62 dapat diolah berjumlah 75 buah atau 93,75, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 1 buah atau 1,32.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Jumlah kuesioner yang disebar 80 100 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4 5 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 1 1,32 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 75 93,75 Sumber: Data primer yang diolah Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner dikirim Kuesioner dikembalik an 1 Hertanto, Sidik Rekan 10 10 2 S. Mannan, Wahyudi Rekan 5 5 3 Achmad, Rasyid, Hisbullah Jerry Cabang 5 5 4 Drs. Mulyamin Sensi Suryanto 10 10 5 Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si, Ak Rekan Cab 5 5 6 Armanda Enita 5 5 7 Jamaludin, Aria, Sukimto Rekan 5 5 8 Tjahjadi, Pradhono Teramihardja Cabang 10 10 9 Herman, Dody, Tanumihardja Rekan 5 5 10 Ishak, Saleh, Soewondo Rekan 5 5 11 Drs. Usman Rekan 5 3 12 Drs. Wirawan Rekan 6 5 13 Drs. Heryanto Subrata Gani 4 3 Sumber: Data Primer 63 2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakartasesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, baik yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan dibidang auditing dan telah memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin,posisi terakhir, pendidikan terakhir,usia, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 38 orang atau 50,6 responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 37 orang atau 49,3 responden berjenis kelamin perempuan. Frequen cy Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki 38 50.6 50.6 50.6 Perempuan 37 49.3 49.3 100.0 Total 75 100.0 100.0 64 b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel berkut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Partner Manajer 5 6.6 6.6 6.6 Supervisor 1 1.3 1.3 8.0 Auditor Senior 14 18.6 18.6 26.6 Auditor Junior 55 73.3 73.3 100.0 Total 75 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 55 orang atau sebesar 73.3 menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 14 orang atau 18,6, sedangkan sisanya yaitu supervisor, manajer, dan partner, masing-masing sebesar 1, 5, dan 0 orang atau sekitar 6,6, 1,3, dan 0. c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. 65 Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid D3 9 12.0 12.0 12.0 S1 62 82.6 82.6 94.6 S2 4 5.3 5.3 100.0 Total 75 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu S1 dengan jumlah 62 responden atau 82,6. Sisanya sebesar 12 atau sebanyak 9 orang berpendidikan terakhir Strata Dua S2 dan sebesar 5,3 atau sebanyak 4 orang berpendidikan terakhirDiploma III D3. d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1-3 tahun 50 66.6 66.6 66.6 3 tahun 25 33.3 33.3 100.0 Total 75 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 66,6 atau sekitar 50 auditor memiliki pengalaman 66 bekerja 1-3 tahun dan sisaya 33,3 atau sekitar 25 auditor memiliki pengalaman di atas 3 tahun.

B. Analisis Data

1. Uji Kualitas Data