42 memberikan masukan terhadap unsur yang lain dalam keahlian audit, yaitu
kemampuan ability, pengetahuan knowledge, dan pengalaman experience dalam definisi keahlian dalam penelitian mereka libby dan luft, 1993; libby
and tan, 1994; libby, 1995 dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto 2002. H
a3
: Keahlian Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
4. Pengaruh Pengalaman auditor terhadap pertimbangan materialitas
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan
yang pernah ditangani. Menurut Noviyani dan Bandi 2002 dalam Arleen Herawaty dan Yulius S. 2008 pengalaman yang lebih akan menghasilkan
pengetahuan yang dalam pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa dengan situasi dan
keadaan dalam setiap penugasan. Pengalaman juga membantu auditor dalam mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan
menunjang setiap langkah yang diambil dalam setiap penugasan. H
a4
: Pengalaman Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
5. Pengaruh Pengetahuan terhadap pertimbangan materialitas
Seorang akuntan publik yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya terutama yang
berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan. Pengetahuan akuntan tentang
43 pendeteksian kekeliruan semakin berkembang karena pengalaman kerja.
Semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan maka semakin baik pola pertimbangan tingkat materialitas.
H
a5
: Pengetahuan Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
J. Penelitian Terdahulu
a. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2009, menyatakan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika
profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses laporan keuangan. Semakin tinggi tingkat profesionalisme
akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya akan semakin baik pula tingkat pertimbangan materialitas dalam melaksanakan
audit laporan keuangan. b. Reni Yendrawati 2008, menyatakan bahwa dari 5 dimensi profesionalisme
auditor, yaitu pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, keyakinan terhadap profesi dan hubungan signifikan terhadap tingkat pertimbangan
materialitas adalah hanya dimensi keyakinan terhadap profesi. Sedangkan dimensi yang lain tidak mempunyai hubungan signifikan. Dan terdapat korelasi
yang positif antara dimensi keyakinan terhadap profesi dengan tingkat materialitas. Korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi
44 profesionalisme seorang auditor maka akan semakin tepat pertimbangan auditor
terhadap materialitas dalam pengauditan laporan keuangan. c. Ariffudin, Faridah dan Yuni Wahyudin 2002, menyatakan laporan keuangan
kaitannya dengan judgment yang diputuskan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-mata di dasarkan
pada materialitas tidaknya suatu bukti audit. Ada berbagai faktor pembentuk opini dari auditor mengenai kewajaran laporan keuangan, yaitu kehandalannya
sistem pengendalian klien, kesesuaian pencatatan transaksi akun dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, ada tidaknya pembatasan audit
yang dilakukan oleh klien, konsistensi pencatatan transaksi akuntansi. d. Siti Maria Wardayanti 2005, seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai
auditor senantiasa mematuhi standard dan berperilaku sesuai dengan kode etik, yang perlu diketahui adalah hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku professional terhadap hasil kerja mereka. Robbins 2001 berpendapat bahwa perilaku professional auditor termotivasi oleh harapan yang
mereka ingin dapatkan dengan baik untuk pribadi dan organisasi. Teori harapan ekspektasi dari vroom 1964 berpendapat bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh keluaran
output tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Dengan kata lain teori harapan membantu menjelaskan banyak sekali
45 auditor tidak termotivasi pada pekerjaan merekan dan semata-mata melakukan
yang minimum untuk menyelamatkan diri. e. Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas 2006. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman partner dan Manajer tidak
terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment.
K. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai
topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
46 Tabel 2.1
Hasil-hasil penelitian terdahulu
No. Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Arleen
Herawaty dan Yulius Kurnia
Susanto 2009 Pengaruh
profesionalisme, pengetahuan
mendeteksi kekeliruan, dan
etika profesi terhadap
pertimbangan tingkat
materialitas akuntan publik
Variabel Profesionalisme,
etika profesi dan pengetahuan
auditor dalam mendeteksi
kekeliruan dan materialitas
Peneliti menambahkan
variabel keahlian dan
pengalaman auditor dalam
penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis
menunjukan bahwa secara parsial baik peran
profesionalisme, pengetahuan dalam
mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh
dalam Pertimbangan tingkat materialitas
akuntan publik.
2. Reni
Yendrawati 2008
Variabel Independen:
Profesionalisme Auditor
Variabel Dependen:
Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Proses
Pengauditan Laporan
Keuangan Variable
profesionalisme dan
pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses
pengauditan laporan
keuangan, obyek penelitian
Peneliti menambahkan
variable etika profesi,
keahlian, pengalaman, dan
pengetahuan auditor dalam
mendeteksi kekeliruan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel profesionalisme auditor berpengaruh
signifikan dalam memberikan pertimbangan
tingkat materialitas dalam proses pengauditan
laporan keuangan.
3. Ariffudin,
Faridah dan Yuni
Wahyudin 2002
Judgment Audit, Resiko
Dan Materialitas
Menggunakan variabel
materialitas Peneliti
menjadikan materialitas
sebagai variabel dependen.
Menyatakan laporan keuangan kaitannya
dengan judgment yang diputuskan oleh auditor
mengenai kewajaran laporan keuangan.
Bersambung ke halaman berikutnya
47 Tabel 2.1 Lanjutan
Bersambung ke halaman selanjutnya 4.
Siti Maria Wardayanti
2005
Profesionali sme dalam
pengaudita n
Menggunakan variabel
profesinalisme Peneliti
menambahkan variabel etika
profesi, pengalaman,
pengetahuan dan
materialitas. Seorang akuntan publik, dalam perannya
sebagai auditor senantiasa mematuhi standard dan berperilaku sesuai dengan
kode etik, yang perlu diketahui adalah hal- hal apa saja yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku professional terhadap hasil kerja mereka.
5. Yudhi
Herliansyah dan
Meifida Ilyas 2006
Pengaruh pengalaman
auditor terhadap
penggunaan bukti tidak
relevan dalam
judgment audit
Menggunakan variabel
pengalaman Peneliti
menambahkan variabel
profesionalism e, etika
profesi, pengetahuan
auditor dan materialitas.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman mengurangi dampak
informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman partner
dan Manajer tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam
membuat going concern judgment.
6.
Ihsanul Aksara
dan Lilik Handayani
2010 Identifikasi
karakteristi k-
karakteristi k keahlian
audit Profesi
akuntan publik pada
kantor akuntan
publik Di denpasar
Menggunakan variable
keahlian Peneliti
menambahka n variabel
profesionalis me, etika
profesi, pengalaman,
pengetahuan dan
materialitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa berbagai karakteristik keahlian yang terhimpun dalam lima komponen
karakteristik tersebut guna menjadi auditor yang profesional mempunyai
tingkat kepentingan yang berbeda nyata.
48
Tabel 2.1 Lanjutan 7.
Ika Sukriah,
dkk 2009
Pengaruh Pengalaman
Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas dan
Kompetensi Terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Menggunakan Variabel
Pengalaman
Peneliti menambahkan
variabel profesionalisme,
etika profesi, pengalaman,
pengetahuan dan materialitas.
Berdasarkan hasil analisis,
semakin banyak pengalaman kerja,
semakin obyektif auditor
melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi
tingkat kompetensi yang dimiliki auditor,
maka semakin meningkat atau semakin baik
kualitas hasil pemeriksaan yang
dilakukannya.
Sumber: Diolah Dari Berbagai Referensi
49
L. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar dibawah ini :
Adanya Pelanggaran Salah saji dalam Pelaporan Keuangan Auditan
Faktor-Faktor Penyebab Salah Saji dalam Pelaporan Keuangan Auditan
Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Auditing
Profesionalisme Auditor
X
1
Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan
Keuangan Y
Etika Profesi X
2
Keahlian Auditor X
3
Pengalaman Auditor X
4
Pengetahuan Auditor X
5
Metode Analisis
Faktor
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
profesionalisme, etika profesi, keahlia, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan terhadap variabel dependen, yaitu pertimbangan
tingkat materialitas laporan keuangan. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah
Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik wilayah Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam
pemilihan sample penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan purposive sampling
, dengan teknik berdasarkan pertimbangan judgement sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo, 2002:131 dengan kriteria sebagai berikut:
51
1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik
2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. 2. Auditor yang bekerja di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register
Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. 3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih
mempunyai pengalaman kerja satu tahun, karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan
kerjanya.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data laporan dari KAP
yang tersebar di daerah Jakarta dengan melakukan survey atau pengisian kuesioner, bagan struktur organisasi, nama auditor independen, umur auditor,
pendidikan auditor, jabatan auditor, jenis kelamin auditor,data tanggal penyerahan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke BAPEPAM.
Alasan menggunakan data primer karena penelitian ini menyangkut kegiatan atau yang dilakukan oleh auditor independen eksternal, data dari
KAP ini sesuai dengan butuhan penulis dalam melakukan penelitian mengnai pertimbangan atau faktor-faktor apa ynag harus harus auditor ada saat
melakukan audit laporan keuangan.
D. Metode Analisis
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Jenis data
52 dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah
data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bayangan. Sedangkan data kuantatif adalah yang
digunakan dalam bentuk angka Dwi Priyatno, 2007:7. 1. Analisis Kualitatif
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah bersifat deskriptif dengan menyebarkan kuesioner. Statistik deskriktif ini digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain: jabatan, lama pengalaman kerja, keahlian
khusus, lama menekuni keahlian khusus tersebut, latar belakang pendidikan, serta gelar professional lain yang menunjang bidang keahlian.
Alat analisis data ini di sajikan dengan mengundang table distribusi frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari
standar deviasi. 2. Analisis Kuantitatif
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisa data dengan menggunakan: a. Analisis Faktor
1. Konsep Dasar Analisis Faktor Teknik analisis yang digunakan penulis peneliti adalah analisis
faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut
ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang faktor.tinggi akan membentuk satu
kerumunan
,
Widhiarso, 2009:1.
53 Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada
data empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor
tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus
merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat item-item tersebut.
2. Jenis Analisis Faktor Menurut Widhiarso 2009:1. Ada dua alternatif yang dapat
dipilih dalam Analisis Faktor. Kita menentukan sendiri berapa faktor didalam data kita analisis faktor konfirmatori atau memilih
menanyakan berapa faktor dari data kita sebenarnya analisis faktor eksploratori
. Berikut ini akan diperjelas masing-masing jenis analisis faktor tersebut.
a. Analisis Faktor Eksploratori Exploratory Factor Analysis. Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur
salah saji dari suatu laporan keuangan oleh auditor. Item tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan indikator mengenai
materialitas laporan keuangan. Peneliti hendak mengidentifikasi berapa faktor yang ada didalam seperangkat item tersebut. Dari
analisis faktor kemudian didapatkan ada 5 faktor yang menggambarkan ssalah saji dari suatu laporan keuangan oleh
auditor, antara lain: Profesionalisme, Etika Profesi, Keahlian,
54 Pengalaman, dan Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi
kekeliruan. b. Analisis Faktor Konfirmatori Confirmatory Factor Analysis.
Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan sosial. Alat ukur tersebut berisi seperangkat aitem yang
diturunkan dari lima dimensi dukungan sosial. Peneliti berusaha memastikan apakah alat ukur yang dibuatnya benar-benar
menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian melakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan
bahwa pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan. 3. Persyaratan Dalam Analisis Faktor
Syarat untuk membangun faktor analisis menurut Agam 2006:4 antara lain:
a. Hubungan antar variabel terobservasi harus linear dan nilai korelasi tidak boleh NOL artinya harus bener-benar ada
hubungannya; b. Variabel komponen hipotetis yang disebut Faktor Ada Dua: a
Common Factors dan b Unique Factors;
c. Common factors selalu dianggap TIDAK berkorelasi dengan unique factors. Common factors lebih sedikit daripada variabel
asli. Unique factors biasanya dianggap sama dengan jumlah variabelnya.
4. Model Analisis Faktor
55 Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan
struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling berhubungan korelasi dengan cara mendefinisikan suatu set
kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut faktor Ghazali, 2006:267. Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut: Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3 ………… + AimFm +ViUi
Dimana: Xi
: Variabel standar yang ke-i Aij
: Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-I pada common factor
j F
: Common factor Vi
: Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-I pada faktor unik
–i Ui
: Faktor unik variable –i
M : Banyaknya common faktor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common
factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel yang diteliti.
Dengan persamaan: Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ………….. + WikXk
Dimana: Fi
: Faktor ke-I yang diestimasi Wi
: Bobot atau koefisien Core Factor
56 Xk
: Banyaknya variabel X pada faktor ke-k Proses Analisis Faktor:
a. Memilih variabel yang akan dianalisis. b. Menguji variabel-variabel dengan menggunakan metode
Barlett Test of Sphericiti serta Measure of Sampling Adequancy MSA.
1 Lihat angka Barletts Test dan Measure of Sampling Adequancy
MSA. 2 Lihat anti-image correlation untuk melihat variabel mana
yang bernilai 0,5. 3 Jika masih ada variabel yang bernilai 0,5 maka harus
mengeluarkan variabel tersebut, kemudian pengujian diulangi kembali sampai tidak ada variabel bernilai 0,5.
c. Melakukan factoring dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka
dilakukan ekstraksi variabel hingga menjadi suatu atau beberapa faktor.
d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang
masuk ke dalam faktor tertentu. e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk dianggap bias
mewakili variabel-variabel anggota tersebut. f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid.
57 Uji KMO dan Barlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka
KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05 sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada
pada 0 sampai 1 dengan kriteria: 1 MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain. 2 MSA 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut. 3 MSA 0,5, variabel tidak bias diprediksi dan tidak bias
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 3. Pengujian validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab
secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuisioner yang sudah kita buat betul-betul dapat
mengukur apa yang hendak kita ukur. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung
korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya Ghozali, 2009:49.
58 4. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas di maksudkan untuk menguji eksistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika di gunakan
dari waktu ke waktu Ghozali,2005. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Internal Consistency. Reliabilitas instrument penelitian dalam
penelitian ini di uji dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika
koefisien nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka di simpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel Nunnaly dalam Ghozali,
2005.
E. Operasional Variabel
a. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan sikap seseorang dalam menjalankan suatu profesi. Variable profesi terdiri dari dua puluh empat item instrument
pernyataan , seperti yang pernah digunakan oleh Reni Yendrawati 2008, untuk mengukur profesionalisme akuntan publik.
b. Etika Profesi
Etika merupakan aturan yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok
masyarakat atau profesi. Etika auditor diukur dengan menggunakan sejumlah pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut menggambarkan
tingkat pendapat terhadap perilaku etis auditor, yaitu bagaimana auditor mempersepsikan dan memperhatikan terhadap isu-isu etika.
59
c. Keahlian
Murtanto 1998 menyatakan bahwa keahlian expertise adalah keterampilan dari seorang ahli. Ahli experts didefinisikan seseorang yang
memiliki ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman. Gambaran untuk
seseorang yang ahli dalam profesi disimpulkan dalam 5 komponen, yaitu: 1. Pengetahuan, 2. Ciri-ciri psikologis, 3. Kemampuan berpikir, 4.
Strategi penetuan keputusan, 5. Analisis tugas.
d. Pengalaman
Dalam penelitian ini, pengalaman audit di ukur dari segi lamanya auditor bekerja pada KAP. Pengalaman auditor, yaitu adanya experiental
learning melebihi pengetahuan auditor yang baru saja lulus dan bekerja
sebagai auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan.
e. Pengetahuan
Pengetahuan auditor digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan
kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam pola yang berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan
penting untuk membuat perencanaan audit yang efektif. Seorang auditor yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli
melaksanakan tugasnya terutama yang berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan.
60
f. Materialitas
Materialitas adalah besarnya penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, uang dapat
mempengaruhi pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut Mulyadi, 2002:158. Item instrument yang di
gunakan sebanyak delapan belas item pernyataan seperti yang pernah digunakan oleh Reni yendrawati. 2008.
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel
Variabel
Indikator No. Butir
Pertanyaan Skala Ukur
Materialitas
Y Reni Yendrawati
2008
Penilaian 1, 2, 3
Ordinal Resiko audit
4, 5 Opini
6, 7, 8 Pengalaman
9 Pengetahuan dan kecakapan
10, 11 Komitmen auditor
12, 13, 14, 15
Tingkat kepercayaan terhadap peraturan profesi
16, 17, 18 Profesionalisme
X
1
Reni Yendrawati
2008
Kompetensi 1
Ordinal Penugasan
2 Loyalitas
3, 4 Kepercayaan
5, 6 Pengalaman
7 Keyakinan
8 Independensi
9 Tekanan
10, 11 Investigasi
12 Evaluasi kerja
13 Partisipasi
14 Organisasi
15 Pengetahuan auditor
16, 17, 18 Keterbukaan
19 Pengambilan keputusan
20 Bersambung ke halaman berikutnya
61 Kepentingan
21 Opini
22 Diskusi
23 Pertimbangan
24 Etika Profesi
X
2
Arleen Herawaty dan
Yulius S. 2008
Prinsip bertanggung jawab 1, 2
Ordinal Prinsip keadilan
3, 4 ,5 Prinsip otonomi
6, 7 Prinsip integritas moral
8, 9 Keahlian
X
3
Integrasi dan kompetensi 1, 2
Ordinal Sikap kritis
3, 4 Kemampuan kreatifitas
5 Kemampuan bekerjasama
dengan orang lain 6, 7,
Berfikir objektif 8
Berfikir cepat 9
Bertanggung jawab 10
Kemahiran professional yang cermat dan seksama
11 Berpartisipasi dalam mendesain 12
Pengalaman
X
4
Membantu menganalisis
masalah 1
Ordinal Memudahkan mendeteksi
kekeliruan 2, 3
Kemampuan dalam mengatasi masalah
4, 5 Judgment yang lebih baik
6, 7 Penentuan sikap
8 Membantu
menyelesaikan masalah
9 Penugasan audit secara seksama 10
Pengetahuan
X
5
Arleen Herawaty dan
Yulius Kurnia S. 2008
Berkompeten dalam Audit 1, 2, 3
Ordinal Kemampuan
Mendeteksi kekeliruan
4, 5 Kemampuan berpikir lebih baik 6
Pelatihan Pendidikan 7, 8
Penyelesaian masalah 9, 10
Sambungan halaman sebelumnya
61
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta baik KAP kelas kecil, menengah, maupun big four. Auditor yang berpartisipasi dalam
penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan dibidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, serta secara tidak
langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 28 Juli 2011 hingga
24 Agustus 2011. Peneliti mengambil sampel sebanyak 13 KAP dari keseluruhan KAP yang
berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 76 kuesioner atau 95.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 4 buah atau 5, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang
62 dapat diolah berjumlah 75 buah atau 93,75, sedangkan kuesioner yang tidak
dapat diolah karena tidak tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 1 buah atau 1,32.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan
Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar
80 100
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali
4 5
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
1 1,32
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah
75 93,75
Sumber: Data primer yang diolah Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik
Kuesioner dikirim
Kuesioner dikembalik
an
1 Hertanto, Sidik Rekan
10 10
2 S. Mannan, Wahyudi Rekan
5 5
3 Achmad, Rasyid, Hisbullah Jerry
Cabang 5
5 4
Drs. Mulyamin Sensi Suryanto 10
10 5
Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si, Ak Rekan Cab
5 5
6 Armanda Enita
5 5
7 Jamaludin, Aria, Sukimto Rekan
5 5
8 Tjahjadi, Pradhono Teramihardja
Cabang 10
10 9
Herman, Dody, Tanumihardja Rekan 5
5 10
Ishak, Saleh, Soewondo Rekan 5
5 11
Drs. Usman Rekan 5
3 12
Drs. Wirawan Rekan 6
5 13
Drs. Heryanto Subrata Gani 4
3 Sumber: Data Primer
63 2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakartasesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, baik yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan dibidang
auditing dan telah memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun. Berikut ini
adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin,posisi terakhir, pendidikan terakhir,usia, dan pengalaman kerja
responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 38 orang atau 50,6
responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 37 orang atau 49,3 responden berjenis kelamin perempuan.
Frequen cy
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Laki-Laki 38
50.6 50.6
50.6 Perempuan
37 49.3
49.3 100.0
Total 75
100.0 100.0
64 b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel berkut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Partner
Manajer 5
6.6 6.6
6.6 Supervisor
1 1.3
1.3 8.0
Auditor Senior 14
18.6 18.6
26.6 Auditor Junior
55 73.3
73.3 100.0
Total 75
100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang atau sebesar 73.3 menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai
auditor senior sebanyak 14 orang atau 18,6, sedangkan sisanya yaitu supervisor, manajer, dan partner, masing-masing sebesar 1, 5, dan 0 orang
atau sekitar 6,6, 1,3, dan 0. c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir.
65
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid D3
9 12.0
12.0 12.0
S1 62
82.6 82.6
94.6 S2
4 5.3
5.3 100.0
Total 75
100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan terakhir Strata Satu S1 dengan jumlah 62 responden atau 82,6. Sisanya sebesar 12 atau sebanyak 9 orang berpendidikan
terakhir Strata Dua S2 dan sebesar 5,3 atau sebanyak 4 orang berpendidikan terakhirDiploma III D3.
d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 1-3 tahun
50 66.6
66.6 66.6
3 tahun 25
33.3 33.3
100.0 Total
75 100.0
100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 66,6 atau sekitar 50 auditor memiliki pengalaman
66 bekerja 1-3 tahun dan sisaya 33,3 atau sekitar 25 auditor memiliki
pengalaman di atas 3 tahun.
B. Analisis Data
1. Uji Kualitas Data