71 Tabel 4.18 menunjukkan nilai
cronbach’s alpha atas variabel Profesionalisme auditor sebesar 0,811 Etika profesi sebesar 0,735,
Keahlian auditor sebesar 0,859, pengalaman auditor sebesar 0,831, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan sebesar 0,858. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
2. Uji Analisis Faktor
Analisis Faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasikan item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan
nilai korelasi yang tinggi. Langkah-langkah mengenai hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor.
a. Pengujian Kaiser Meyer Olkin KMO
Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor dalam penelitian valid atau tidak. Angka KMO dan
Bartlett’s Test harus di atas 0.5. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria Andi, 2009:254 dalam
Musyaroqoh 2010:78 Jika profitabilitas sig 0.05 maka variabel penelitian tidak dapat
dianalisis lebih lanjut.
72 Jika profitabilitas sig 0.05 maka variabel penelitian dapat dianalisis
lebih lanjut.
b. Anti Image Matrics
Untuk melihat variabel-variabel mana yang layak untuk dibuat analisis faktor serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai
faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai lebih besar atau sama dengan 0.5. Jika nilainya lebih besar atau atau sama dengan
0.5 maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada bagian Anti Image Correlation yang pertama
kali harus dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil dan kurang dari 0.5. Besarnya angka MSA beerkisar antara 0 dan 1 dengan
kriteria sebagai berikut: Ghozali, 2009:254 1 Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan
oleh variabel lain. 2 Jika MSA 0.5, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat
dianalisa lebih lanjut. 3 Jika MSA 0.5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak
dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan atau dibuang.
73
c. Eigenvalue
Eigenvalue digunakan untuk menganalisis layak atau tidak suatu faktor
baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigenvalue lebih besar atau sama dengan 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki
eigenvalue kurang dari 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak
digunakan.
d. Kumulatif Varians
Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya
apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians 60.
e. Nilai Loading
Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varians masuk kedalam faktor baru. Nilai loading dapat dilihat dari eigen
value , jika eigenvalue lebih dari 1 maka suatu varian layak masuk ke dalam
faktor baru. Dalam penelitian ini tahap pertama pada analisis faktor adalah nilai 82
pertanyaan yang akan membentuk 5 variabel yaitu profesionalisme auditor X1, etika profesi auditor X2, keahlian auditor X3, pengalaman auditor
X4, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan X5, juga membentuk variabel tingkat pertimbangan materialitas laporan keuangan Y
74 Variabel-variabel ini terdiri dari item-item pertanyaan. Data diolah dengan
SPSS 19. Kemudian dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah
nilainya lebih besar dari nilai KMO dan Bartlett’s Test yang diatas 0.5.
Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test.
Tabel 4.14
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .732
Bartletts Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 325.780
df 10
Sig. .000
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka KMO dan
Bartlett’s Test adalah 0.732 dengan tingkat signifikansi 0.000, yang berarti pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan
hasil perhitungan KMO sebesar 0.732 sehingga kecukupan sampel termasuk kategori harga menengah, maka variabel dan sampel yang ada sudah dapat
dianalisis lebih lanjut.
75
Tabel 4.15
Anti-image Matrices
Pa Ep
Ka Pla
Pta Anti-image
Covariance Pa
.419 .080
.064 -.188
-.011 Ep
.080 .191
-.083 .045
-.054 Ka
.064 -.083
.129 -.077
-.055 Pla
-.188 .045
-.077 .263
-.085 Pta
-.011 -.054
-.055 -.085
.185 Anti-image
Correlation Pa
.513
a
.282 .276
-.567 -.040
Ep .282
.782
a
-.530 .203
-.289 Ka
.276 -.530
.753
a
-.417 -.359
Pla -.567
.203 -.417
.625
a
-.385 Pta
-.040 -.289
-.359 -.385
.839
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA
Angka MSA dalam tabel anti image matriks yang terdapat pada anti image correlation,
yaitu angka korelasi yang bertanda a arah dari kiri atas ke kanan bawah. Angka MSA untuk profesionalisme auditor adalah 0.513,
etika profesi auditor adalah 0.782, keahlian auditor adalah 0.753, pengalaman auditor adalah 0.625, dan pengetahuan auditor dalam
mendeteksi kekeliruan adalah 0.839. Dari ke lima variabel yang ada, maka selanjutnya dapat dilihat nilai Measure of Sampling Adequancy MSA nya,
apabila ada nilai MSA yang dibawah 0.5 maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Maka variabel dan sampel yang ada secara
76 keseluruhan sudah dapat dianalisis lebih lanjut dan tidak ada variabel yang
direduksi atau dibuang kembali.
Tabel 4.16
Communalities
Initial Extraction
Profesionalisme auditor 1.000
.928 Etika profesi
1.000 .897
Keahlian auditor 1.000
.934 Pengalaman auditor
1.000 .912
Pengetahuan auditor mendeteksi kekekliruan
1.000 .906
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Data primer yang diolah Selanjutnya output SPSS yang ada pada tabel 4.16 diatas, kita dapat
melihat nilai komunalnya. Dimana pada dasarnya communalities adalah proporsi dari varians suatu item yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya.
Nilai communalities menjelaskan seberapa besar varians item yang dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Nilai-nilai yang ada
menunjukkan kemampuan faktor-faktor yang terbentuk dalam menerangkan varian item. Nilai yang terbesar dimiliki oleh keahlian auditor sebesar 0.934
yang artinya 93,4 varians dari keahlian auditor dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Sedangkan nilai terkecil dimiliki oleh
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yaitu sebesar 0.906 yang artinya 90,6 varians dari pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan
dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai
77 communalities
, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Tahapan selajutnya adalah melakukan pengujian total variance explained.
Menurut Singgih Santoso 2004:43, menjelaskan bahwa tabel total variance explained
menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk. Dalam melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai
eigenvalue nya. Untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat
nilai eigenvaluenya harus berada diatas satu 1, jika sudah berada dibawah satu maka sudah tidak dapat. eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif
masing-masing faktor dalam menghitung varians dari total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue susunannya selalu diurutkan pada nilai yang
terbesar sampai yang terkecil.
Tabel 4.17
Pada table 4.18 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 5 component yang dimasukan ke dalam analisis factor, yaitu profesionalisme auditor, etika
profesi, keahlian auditor, pengalaman auditor, dan pengetahuan auditor
Total Variance Explained
Compon ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings Total
of Variance
Cumulative Total
of Variance
Cumulative Total
of Variance
Cumulative 1
3.222 64.432
64.432 3.222
64.432 64.432
3.071 61.426
61.426 2
1.355 27.101
91.533 1.355
27.101 91.533
1.505 30.107
91.533 3
.199 3.987
95.520 4
.134 2.677
98.197 5
.090 1.803
100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.
78 dalam mendeteksi kekeliruan. Pada tabel diatas terlihat hasilnya terbagi
menjadi 2 faktor nilai eigenvalue 1 menjadi 2. Faktor pertama mampu menjelaskan 64.432 variasi, sedangkan faktor 2 hanya mampu
menjelaskan 27.101 atau kedua faktor mampu menjelaskan 91.533 variasi.
Tabel 4.18
Component Matrix
a
Component 1
2 Pa
-.352 .897
Ep .900
-.296 Ka
.966 -.027
Pla .690
.660 Pta
.938 .163
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Tahapan selanjutnya adalah menentukan item-item yang dominan pada setiap komponen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari component matrix yang
menunjukkan distribusi item penelitian dua faktor yang terbentuk. component matrix
terdiri dari item awal terhadap faktor yang terbentuk. Dalam tabel 4.19 dapat dilihat bahwa yang termasuk ke dalam kelompok 1
adalah X2 etika profesi, X3 keahlian auditor, X4 pengalaman auditor, dan X5 pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yang masing-
masing mempunyai nilai loading factor antara 0.69 sampai 0.96. Sedangkan
79 yang termasuk dalam kelompok 2 adalah X1 profesionalisme auditor yang
mempunyai nilai loading factor 0.897. Dari masing-masing kelompok akan membentuk pemberian nama baru untuk masing-masing faktor yang bersifat
subjektif. Pemberian nama ini biasanya didasarkan pada variabel yang memiliki nilai loading factor tertinggi Ghozali, 2009:308. Nilai tertinggi
dimiliki faktor 1 yaitu oleh X3 keahlian auditor sebesar 0.966.
C. Pembahasan dan Interpretasi
Hasil uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin menunjukkan bahwa variabel profesionalisme auditor X1, etika profesi X2, keahlian auditor X3,
pengalaman auditor X4, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan X5 sudah memenuhi syarat yaitu di atas 0.5, begitu juga dengan b
artlett’s test of sphercity
juga signifikan pada 0.05. Dari hasil data visual pada tabel anti-image correlation
tiap variabel mempunyai nilai korelasi di atas 0.30, jadi dapat diartikan masing-masing variabel mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial
maupun simultan. Kemudian dilihat dari tabel total variance explained, ke-5 variabel yang dianalisis ternyata terbagi menjadi 2 faktor, yang nantinya akan
membentuk pemberian nama baru. Dalam penelitian ini ditemukan dua faktor yang terbentuk, karena memiliki
nilai eigenvalue diatas satu. Kedelapan variabel dalam penelitian ini memiliki nilai eigenvalue
sebesar, 3.222, 1.355, 0.199, 0.134, dan 0.090 yang apabila
80 dijumlahkan akan menghasilkan nilai 5.000 yang dibulatkan menjadi 5, sesuai
dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terbentuk dua faktor karena memiliki eigenvalue diatas
1 satu. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor pertama didominasi oleh etika profesi yang memiliki nilai eigenvalue
1.355 dengan nilai loading 0.900, keahlian auditor yang memiliki nilai eigenvalue
0.199 dengan loading 0.966, pengalaman auditor yang memiliki nilai eigenvalue 0.134 dengan nilai loading 0.690, dan pengetahuan auditor
dalam mendeteksi kekeliruan yang dipersepsikan memiliki nilai eigenvalue 0.090 dengan nilai loading 0.938.
2. Faktor kedua yaitu, profesionalisme auditor yang memiliki nilai eigenvalue 3.222 dengan nilai loading 0.897,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas adalah
profesionalisme auditor X1, etika profesi X2, keahlian auditor X3, pengalaman auditor X4, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan
X5. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan adalah keahlian auditor X3 dengan nilai loading
0.966. Kedua faktor yang terbentuk tersebut selanjutnya diberikan nama baru.
Untuk faktor pertama yang meliputi etika profesi, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan auditor diberikan nama kapabilitas auditor, hal ini berdasarkan
81 masing-masing variabel menunjukan kemampuan seorang auditor. Faktor yang
kedua yaitu profesionalisme, diberikan nama kecakapan auditor, hal ini dikarenakan profesionalisme auditor menggambarkan kecakapan auditor mengenai
profesinya. Dengan memiliki keahlian auditor yang baik dan memadai diharapkan mampu
menganalisa secara tepat atas laporan keuangan auditan perusahaan. Pemahaman terhadap karakteristik keahlian auditan harus dimiliki oleh para auditor, sehingga
mereka akan selalu berupaya mencapai karakteristik tepat dan tidak mengandung unsur kesalahan. Keahlian auditor itu sendiri dapat diperoleh dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan auditor seperti mengikuti seminar, symposium, memperbanyak pengalaman dalam mengaudit dan lain-lain yang dapat menambah
keterampilan seorang auditor. Ditengah maraknya kasus audit sekarang ini, auditor diharapkan mampu untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat atas
independensi auditor dan dapat menjawab permasalahan terkait dengan pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan.
Pengaruh signifikansi antara masing-masing variabel X1-X5 terhadap variabel Y atau pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan, meliputi:
1. Pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan materialitas laporan keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,513. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
82 pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,5130,5 dari standar MSA. Profesional bagi akuntan publik adalah perilaku bertanggung jawab seorang
eksternal auditor atau independen auditor terhadap profesinya, peraturan, undang- undang, klien dan masyarakat termasuk para pemakai laporan keuangan. Seorang
akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius Susanto 2009 bahwa variabel profesionalisme berpengaruh secara positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Dan juga dalam penelitian Reni Yendrawati 2008 mengatakan terdapat korelasi
yang positif antara dimensi keyakinan terhadap profesi dengan tingkat materialitas. Korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi profesionalisme seorang
auditor maka akan semakin tepat pertimbangan auditor terhadap materialitas dalam pengauditan laporan keuangan.
2. Pengaruh Etika profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,782. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
83 pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,7820,5 dari standar MSA. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius
Susanto 2009 bahwa variabel etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan. 3. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas
Laporan keuangan. Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,753. Hal ini menunjukan bahwa angka korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme menunjukan tingkat signifikansi 0,7530,5 dari standar MSA.
4. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel profesionalisme auditor sebesar 0,625. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,6250,5 dari standar MSA. 5. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas
Laporan keuangan.
84 Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,839. Hal ini menunjukan bahwa angka korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme menunjukan tingkat signifikansi 0,8390,5 dari standar MSA.
85
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Keahlian, Pengalaman, dan Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi
kekeliruan terhadap Pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Responden penelitian ini berjumlah 75 auditor yang bekerja di 28 Kantor
Akuntan Publik KAP yang berada di Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI pada tahun 2010.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan analisis faktor, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Variabel-variabel yang mempengaruhi Pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan terdiri dari 2 faktor yang terbentuk dengan menggunakan
uji kelayakan dengan metode Component Matrix, faktor tersebut adalah: a. Faktor pertama yaitu hanya terdapat variabel profesionalisme auditor.
b. Faktor kedua didominasi oleh oleh variabel etika profesi, keahlian, pengalaman, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi
kekeliruan. 2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas laporan keuangan adalah kapabilitas auditor dalam menjalankan
86
pekerjaannya. Hal ini menjelaskan bahwa seorang auditor memiliki kapabilitas apabila ia dapat memahami dan mengaplikasikan etika profesi,
keahlian, pengalaman, dan pengetahuannya dalam melaksanakan audit, guna meningkatkan dan menjaga independensinya sebagai seorang auditor.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan
diatas, menunjukkan
bahwa variabel
profesionalisme,etika profesi, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan, baik masing-masing maupun bersama-sama
mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan secara signifikan. Dalam melakukan pekerjaannya auditor harus terlebih dahulu
mengetahui dan memahami mengenai informasi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi auditor untuk menaati dan menjalankan tugasnya untuk menjaga
independensi auditor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting kepada
auditor eksternal khususnya dalam menentukan kebijakan memberikan pertimbangan atas materialitas laporan keuangan agar laporan keuangan yang
disajikan dan menjadi panutan dalam mengambil keputusan bagi para pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan pemahaman yang dimiliki, kesalahan yang sengaja
atau tidak oleh manajemen dapat terungkap, sehingga keputusan oleh pihak-pihak yang memakai tidak terganggu.
87
Kantor Akuntan Publik KAP juga diharapkan dapat memberikan pelatihan dan memberikan kesempatan yang lebih dalam mengaudit terhadap para
auditornya agar kemampuan dan pemahaman akan audit menjadi lebih baik. Dengan dukungan dan peran aktif dari KAP tempat auditor bernaung, diharapkan
akan semakin meningkatkan kualitas audit dari para auditor.
C. Saran
1. Auditor harus memperhatikan dan menjalan profesionalismenya sebagai seorang auditor baik dari luar atau pandangan masyarakat, maupun secara
kenyataan. Seseorang yang profesional dalam pekerjaan akan memberikan hasil yang lebih baik bagi pekerjaannya
2. Auditor harus lebih memperhatikan etika profesi berikut kode etik profesi akuntan, auditor juga diharapkan mampu memperbanyak pengalaman untuk
menambah keluasan dalam berpikir, dan auditor sebaiknya menambah keahlian dan pengetahuan mereka dengan lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan,
konsorsium, maupun seminar tentang audit. 3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menambah instrumen
penelitian dengan memperbanyak item-item pertanyaan sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan validitas alat ukur yang digunakan dalam mengukur
setiap variabel. 4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu
penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Sehingga
88
tingkat pengembalian respon rate kuesioner dapat lebih tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
5. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di
Jakarta saja tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela 085695017045 terima kasih…
Page 1 email: mella_cinta27yahoo.com
KUESIONER PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, KEAHLIAN,
PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDITOR MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H2011 M
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela 085695017045 terima kasih…
Page 2 email: mella_cinta27yahoo.com
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta,
2011
Kepada Yth. BapakIbuSdri Responden
Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Dhien Melati Wijayanthi
NIM : 107082003521
FakJurSmtr : Ekonomi dan Ilmu SosialAkuntansiVIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Profesionalisme, Keahlian, dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan
”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan BapakIbuSdri untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja BapakIbuSdri. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat BapakIbuSdri bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi BapakIbuSdri merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Keahlian, dan Pengalaman
Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena
apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela 085695017045 terima kasih…
Page 3 email: mella_cinta27yahoo.com
Apabila diantara BapakIbuSdri ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka BapakIbuSdri dapat menghubungi saya telpon dan e-mail tertera di
bawah. Atas kesediaan BapakIbuSdri meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing, Hormat saya,
Peneliti
Rini, SE, M.si, Ak. DhienMelatiWijayanthi
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela 085695017045 terima kasih…
Page 4 email: mella_cinta27yahoo.com
Nomor : ………… diisi oleh peneliti
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
boleh tidak diisi Nama KAP
: …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir :
Partner Manajer
Supervisor Auditor Senior
Auditor Junior Anggota Komite Audit
Pendidikan Terakhir : D3
S1 S2
S3
Pengalaman Kerja :
3-5 tahun 5-10 tahun
10-20 tahun 20 tahun
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela 085695017045 terima kasih…
Page 5 email: mella_cinta27yahoo.com
1. Variabel Profesionalisme X