Perilaku dan Pakan Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) di Hutan Mangrove Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

PERILAKU DAN PAKAN LUTUNG KELABU
(Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) DI HUTAN MANGROVE
KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT PROVINSI
SUMATERA UTARA

SKRIPSI

MARLIN ANDIKA
061202026

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

Nama
NIM

Departemen
Program Studi

: Perilaku dan Pakan Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus,
Raffles 1812) di Hutan Mangrove Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
: Marlin Andika
: 061202026
: Kehutanan
: Budidaya Hutan

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Onrizal, S.Hut, M.Si
Ketua

Pindi Patana, S.Hut, M.Sc
Anggota


Mengetahui,

Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D
Ketua Departemen Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

MARLIN ANDIKA: Behavior and Feeding of Leaf Grey Monkey (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1812) at Mangrove Forests in Gebang Sub-District, Langkat
District, North Sumatra Province
Under Supervision of ONRIZAL and PINDI PATANA
This research aims were to study the daily behavior of leaf grey monkey
both female and male and to identify their feeding sources at mangrove forests in
Gebang Sub-District, Langkat District, North Sumatra Province. Three individual
of leaf grey monkey (1 male and 2 female) were selected. Focal method of animal
sampling was applied in this observation which recorded all activity of samples at
every 2 minutes. Observation of monkey activity was started from 06.00 am until
6.30 pm. Variables in this research included daily activity of monkey (eatings,

moving, social, grooming, nesting, resting and elimination) and selection of
feeding type. Vegetation analyse was used based on combination between transect
and line compartment method to estimate the plant diversity as food of leaf grey
monkey. Data analyses both quantitave and qualitative method were apllied.
Result of research indicated that daily activities of monkey based on time-used
were 28,03% for moving, 12,75% for eating, 14,34% for social activity, 33,61%
for resting, 10,82% for grooming, 0,00% to nesting and 0,42% for elimination
activity. Monkey were preferred young leaf or buds. Feeding types of leaf grey
monkey were leaf, bark, insect and fruit. This research to feeding likes of fruit,
leaf and bark prepat (Soneratia caseolaris), leaf and bark gendorusa (Morinda
citrifolia), leaf of kimia/seruni (Wedelia biflora), leaf and bark of bakau
(Rhizophora apiculata), leaf of ceplukan (Passiflora foetida), leaf of pedangpedangan (Derris trifolia ), leaf and bark of nipah ( Nypa fructicans). ShannonWiener diversity index were classified low for all plant stage, 1,73 for seedling
stage, 1,56 for sapling stage and 0,82 for tree stage.
Keywords: Feeding activity, feeding preference, leaf grey monkey, behaviour.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MARLIN ANDIKA: Perilaku dan Pakan Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1812) di Hutan Mangrove Kecamatan Gebang Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Dibimbing oleh ONRIZAL dan PINDI PATANA
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku harian lutung dan jenis
pakan lutung kelabu jantan dan betina yang terdapat di hutan mangrove
Kecamatan Gebang. Objek penelitian terdiri dari 3 ekor lutung kelabu yang terdiri
dari 2 ekor lutung kelabu betina dan 1 lutung jantan. Metode pengamatan pada
penelitian ini menggunakan metode focal animal sampling, yaitu mencatat data
setiap 2 menit sebagai satu unit sampel. Waktu pengamatan aktivitas lutung
dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.30 WIB. Peubah yang
diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas harian lutung (makan, bergerak
pindah, sosial, membersihkan diri, bersarang, istirahat dan eliminasi) dan
pemilihan jenis pakan. Untuk menduga ketersediaan pakan dilakukan analisis
vegetasi dengan menggunakan metode metode kombinasi antara metode jalur
dengan metode garis berpetak, dimana petak yang diletakkan tegak lurus garis
pantai menuju daratan dengan luas petak 120 m x 80 m dan didapatkan 95 plot.
Data yang telah diamati dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lutung dalam satu hari, rata-rata menggunakan
waktu untuk bergerak berpindah 28,03%, 12,75% untuk aktivitas makan, 14,34%
untuk sosial, 33,61% untuk istirahat, 10,82% untuk membersihkan diri, 0% untuk
bersarang dan 0,42% untuk kegiatan eliminasi. Lutung menyukai jenis pakan daun

yang masih muda atau berupa pucuk. Jenis pakan yang diteliti adalah daun, kulit
kayu, serangga dan buah. Pada penelitian menunjukkan lutung kelabu menyukai
buah, daun dan kulit kayu prepat (Soneratia caseolaris), daun dan kulit kayu
gendorusa (Morinda citrifolia), daun kimia/seruni (Wedelia biflora), daun dan
kulit kayu bakau (Rhizophora apiculata), daun ceplukan (Passiflora foetida),
daun pedang-pedangan (Derris trifolia), daun dan kulit kayu nipah (Nypa
fructicans). Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener tergolong rendah
untuk seluruh tingkat pertumbuhan, yakni pada tingkat semai (1,73), pada tingkat
pancang (1,56), dan pada tingkat pohon (0,82).
Kata kunci: aktivitas makan, pemilihan pakan, lutung kelabu, tingkah laku makan.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Marlin Andika yang lahir di Kisaran tanggal 29 Juli 1988
dari ayah bernama Sumaryadi dan Ibu bernama Naulina Daulay Penulis
merupakan putra pertama dari dua bersaudara.
Riwayat hidup penulis tahun 2000 penulis lulus Sekolah Dasar di SD
Negeri 066041 Medan, tahun 2003 penulis lulus dari SLTP Swasta Hang Tuah 2
Medan, tahun 2006 penulis lulus dari SMA Swasta Panca Budi Medan dan lulus

seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi
Budidaya Hutan Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini. Judul penelitian ini
adalah ”Perilaku dan Pakan Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles
1812) di Hutan Mangrove Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Provinsi
Sumatera Utara”. Lutung kelabu yang menjadi objek penelitian merupakan lutung
kelabu yang berada di hutan mangove.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya
kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik
penulis

selama

ini.


Penulis

mengucapkan

terima

kasih

kepada

Onrizal, S.Hut, M.Si dan Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku komisi pembimbing
dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Budidaya Hutan Departemen Kehutanan
serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat di sebutkan satu per satu disini yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan hasil penelitian ini, semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat.

Medan, Januari 2011


(Marlin Andika)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRACT ..................................................................................................

i

ABSTRAK ....................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................


iv

DAFTAR ISI .................................................................................................

v

DAFTAR TABEL .........................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

ix

PENDAHULUAN

Latar Belakang ..............................................................................................
Tujuan Penelitan............................................................................................
Kegunaan Penelitian .....................................................................................
Hipotesis Penelitian.......................................................................................

1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Ilmiah ..........................................................................................
Status Dilindungi...........................................................................................
Morfologi ......................................................................................................
Habitat dan Penyebaran.................................................................................
Perilaku .........................................................................................................
Makan dan Perilaku Makan ..........................................................................
Hutan Mangrove............................................................................................
Fungsi Hutan Mangrove................................................................................
Kabupaten Langkat .......................................................................................

Kecamatan Gebang .......................................................................................

4
4
5
5
7
8
9
10
10
10

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu .........................................................................................
Alat dan Bahan ..............................................................................................
Metode Penelitian .........................................................................................
Pengumpulan Data ........................................................................................
Perilaku Makan .......................................................................................
Kecepatan Makan ....................................................................................
Ketersediaan Pakan .................................................................................
Analisa Data ..................................................................................................
Ketersediaan Pakan .................................................................................
Perilaku Makan .......................................................................................
Kecepatan Makan ....................................................................................

12
12
12
12
13
15
15
17
17
18
19

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Aktivitas Harian ....................................................................................
Aktivitas Membersihkan Diri (Grooming) ...................................................
Aktivitas Sosial .............................................................................................
Aktivitas Istirahat ..........................................................................................
Aktivitas Eliminasi ........................................................................................
Aktivitas Bersarang .......................................................................................
Aktivitas Bergerak Pindah ............................................................................
Aktivitas Makan ............................................................................................
Kecepatan Makan ..........................................................................................
Ketersediaan Pakan .......................................................................................

21
25
27
28
31
32
32
33
36
42

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................................
Saran..............................................................................................................

47
48

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

49

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

52

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.

Hal.

1. Contoh tabulasi perilaku harian lutung kelabu.........................................

18

2. Contoh tabulasi perilaku makan lutung kelabu jantan dan betina ...........

18

3. Contoh tabulasi perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas makan
antara lutung kelabu jantan dan betina .....................................................

18

4. Contoh tabulasi perbandingan kecepatan makan lutung kelabu jantan
jantan dan betina ......................................................................................

19

5. Contoh tabulasi persentase waktu makan yang dihabiskan untuk
berbagai golongan/jenis makanan ............................................................

19

6. Contoh tabulasi perhitungan uji Mann-Whitney untuk kecepatan
makan antara lutung kelabu jantan dan betina .........................................

20

7. Karakteristik lutung kelabu jantan dan betina ..........................................

21

8. Aktivitas makan lutung kelabu jantan dan betina selama
waktu penelitian ......................................................................................

34

9. Perbandingan kecepatan makan lutung kelabu jantan dan betina ............

36

10. Waktu makan antara Janu dan Avi yang dihabiskan untuk berbagai
bagian pakan ..........................................................................................

39

11. Waktu makan antara Janu dan Becky yang dihabiskan untuk berbagai
bagian pakan ...........................................................................................

39

12. Ciri-ciri buah dan masa berbuah untuk jenis tumbuhan mangrove
yang ada di lokasi penelitian .................................................................

41

13. Ciri-ciri buah dan masa berbuah untuk jenis tumbuhan mangrove
yang ada di luar lokasi penelitian ............................................................

42

14. Indeks nilai penting (INP) pada tingkatan pertumbuhan ........................

43

15. Nama tumbuhan dan bagian tumbuhan yang dimakan lutung ................

45

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No.
1. Petak contoh analisis vegetasi ...................................................................

Hal.
16

2. Persentase aktivitas harian lutung kelabu selama pengamatan .................

22

3. Persentase aktivitas harian lutung kelabu di penangkaran ........................

24

4. Persentase aktivitas harian lutung kelabu berdasarkan jenis kelamin .......

25

5. Garfik suhu maksimum dan minimum di lokasi penelitian ......................

29

6. Data curah hujan (mm) oleh BMKG untuk wilayah Kab. Langkat ..........

29

7. Persentase jenis pakan yang dimakan pada tiap fokal ..............................

40

8. Persentase pakan lutung kelabu berdasarkan beberapa hasil penelitian ...

40

9. Grafik indeks keanekaragaman jenis pada tingkat pertumbuhan..............

44

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.
1. Aktivitas harian lutung jantan dan betina..................................................

Hal.
52

2. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas makan antara lutung
kelabu jantan dan betina ............................................................................

54

3. Kecepatan makan lutung kelabu berdasarkan jenis makanan ...................

55

4. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk kecepatan makan antara
lutung kelabu jantan dan betina.................................................................

54

5. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas bergerak pindah
antara lutung kelabu jantan dan betina ......................................................

59

6. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas sosial antara lutung
kelabu jantan dan betina ............................................................................

60

7. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas membersihkan diri
antara lutung kelabu jantan dan betina ......................................................

61

8. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas istirahat antara lutung
kelabu jantan dan betina ............................................................................

62

9. Perhitungan uji Mann-Whitney untuk aktivitas eliminasi antara lutung
kelabu jantan dan betina ............................................................................

63

10. Waktu makan lutung jantan dan betina berdasarkan bagian tanaman ....

65

11. Analisis vegetasi di lokasi penelitian ......................................................

66

12. Foto lutung kelabu dilokasi penelitian ....................................................

68

13. Foto contoh makanan lutung kelabu .......................................................

70

14. Data Curah Hujan oleh BMKG untuk wilayah Kab. Langkat 2010 .......

73

15. Peta lokasi penelitian ..............................................................................

74

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

MARLIN ANDIKA: Behavior and Feeding of Leaf Grey Monkey (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1812) at Mangrove Forests in Gebang Sub-District, Langkat
District, North Sumatra Province
Under Supervision of ONRIZAL and PINDI PATANA
This research aims were to study the daily behavior of leaf grey monkey
both female and male and to identify their feeding sources at mangrove forests in
Gebang Sub-District, Langkat District, North Sumatra Province. Three individual
of leaf grey monkey (1 male and 2 female) were selected. Focal method of animal
sampling was applied in this observation which recorded all activity of samples at
every 2 minutes. Observation of monkey activity was started from 06.00 am until
6.30 pm. Variables in this research included daily activity of monkey (eatings,
moving, social, grooming, nesting, resting and elimination) and selection of
feeding type. Vegetation analyse was used based on combination between transect
and line compartment method to estimate the plant diversity as food of leaf grey
monkey. Data analyses both quantitave and qualitative method were apllied.
Result of research indicated that daily activities of monkey based on time-used
were 28,03% for moving, 12,75% for eating, 14,34% for social activity, 33,61%
for resting, 10,82% for grooming, 0,00% to nesting and 0,42% for elimination
activity. Monkey were preferred young leaf or buds. Feeding types of leaf grey
monkey were leaf, bark, insect and fruit. This research to feeding likes of fruit,
leaf and bark prepat (Soneratia caseolaris), leaf and bark gendorusa (Morinda
citrifolia), leaf of kimia/seruni (Wedelia biflora), leaf and bark of bakau
(Rhizophora apiculata), leaf of ceplukan (Passiflora foetida), leaf of pedangpedangan (Derris trifolia ), leaf and bark of nipah ( Nypa fructicans). ShannonWiener diversity index were classified low for all plant stage, 1,73 for seedling
stage, 1,56 for sapling stage and 0,82 for tree stage.
Keywords: Feeding activity, feeding preference, leaf grey monkey, behaviour.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MARLIN ANDIKA: Perilaku dan Pakan Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1812) di Hutan Mangrove Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Dibimbing oleh ONRIZAL dan PINDI PATANA
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku harian lutung dan jenis
pakan lutung kelabu jantan dan betina yang terdapat di hutan mangrove
Kecamatan Gebang. Objek penelitian terdiri dari 3 ekor lutung kelabu yang terdiri
dari 2 ekor lutung kelabu betina dan 1 lutung jantan. Metode pengamatan pada
penelitian ini menggunakan metode focal animal sampling, yaitu mencatat data
setiap 2 menit sebagai satu unit sampel. Waktu pengamatan aktivitas lutung
dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.30 WIB. Peubah yang
diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas harian lutung (makan, bergerak
pindah, sosial, membersihkan diri, bersarang, istirahat dan eliminasi) dan
pemilihan jenis pakan. Untuk menduga ketersediaan pakan dilakukan analisis
vegetasi dengan menggunakan metode metode kombinasi antara metode jalur
dengan metode garis berpetak, dimana petak yang diletakkan tegak lurus garis
pantai menuju daratan dengan luas petak 120 m x 80 m dan didapatkan 95 plot.
Data yang telah diamati dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lutung dalam satu hari, rata-rata menggunakan
waktu untuk bergerak berpindah 28,03%, 12,75% untuk aktivitas makan, 14,34%
untuk sosial, 33,61% untuk istirahat, 10,82% untuk membersihkan diri, 0% untuk
bersarang dan 0,42% untuk kegiatan eliminasi. Lutung menyukai jenis pakan daun
yang masih muda atau berupa pucuk. Jenis pakan yang diteliti adalah daun, kulit
kayu, serangga dan buah. Pada penelitian menunjukkan lutung kelabu menyukai
buah, daun dan kulit kayu prepat (Soneratia caseolaris), daun dan kulit kayu
gendorusa (Morinda citrifolia), daun kimia/seruni (Wedelia biflora), daun dan
kulit kayu bakau (Rhizophora apiculata), daun ceplukan (Passiflora foetida),
daun pedang-pedangan (Derris trifolia), daun dan kulit kayu nipah (Nypa
fructicans). Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener tergolong rendah
untuk seluruh tingkat pertumbuhan, yakni pada tingkat semai (1,73), pada tingkat
pancang (1,56), dan pada tingkat pohon (0,82).
Kata kunci: aktivitas makan, pemilihan pakan, lutung kelabu, tingkah laku makan.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lutung kelabu adalah salah satu satwa liar yang dilindungi, sesuai dengan
SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 733/kpts-II/1999. CITES
(Convention on International Trade in Endangered Species) merupakan satusatunya perjanjian atau traktat (treaty) global dengan fokus pada perlindungan
spesies tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang mungkin akan membahayakan
kelestarian tumbuhan dan satwa liar tersebut. Lutung kelabu (Trachypithecus
cristatus, Raffles 1812) termasuk Appendix II, yang memuat daftar dari spesies
yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin akan terancam punah apabila
perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan (CITES, 2007). Populasi
lutung kelabu di alam mengalami penurunan setiap tahun yang disebabkan oleh
tingginya tingkat perburuan yang nantinya akan diperdagangkan.
Lutung kelabu tersebar di Sumatera Utara, Kalimantan Utara dan
Semenanjung Malaysia. Lutung kelabu sering dijumpai pada hutan hujan tropis,
hutan bakau dan di tepi sungai, namun kadang-kadang lutung kelabu ini dijumpai
di daerah perkebunan karet, hutan primer pegunungan atau hutan sekunder daerah
perbukitan hingga 600 meter diatas permukaan laut (Nurwulan, 2002). Hewan ini
hidup bergerombol antara 9-30 ekor terdiri dari satu lutung kelabu jantan dewasa
dan lutung-lutung kelabu betina yang secara komunal membesarkan anak lutung.
Lutung jantan dewasa melindungi kelompok dan wilayahnya dari lutung-lutung
lain. Lutung kelabu adalah hewan arboreal, yaitu hewan hidup di atas pepohonan,

Universitas Sumatera Utara

sehingga jarang sekali lutung kelabu meninggalkan pohon-pohon besar tempatnya
tinggal secara alami.
Shaw (1985) dalam Napitu et al., (2007) menjelaskan bahwa komponen
habitat yang mengendalikan kehidupan satwa liar terbagi dalam 4 (empat) hal
meliputi pakan, ruang, air dan pelindung. Diantara empat hal tersebut, salah
satunya yang sangat penting adalah pakan (food). Pakan merupakan komponen
habitat yang paling nyata. Tiap jenis satwa mempunyai kesukaan untuk memilih
pakannya, kesukaan pakan ini berhubungan dengan selera.
Hutan mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang
pada daerah landai di muara sungai dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Oleh karena itu, kawasan hutan mangrove secara rutin
digenangi oleh pasang surut air laut, maka lingkungan (tanah dan air) hutan
mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air. Hutan mangrove merupakan
habitat bagi berbagai fauna, baik fauna khas mangrove maupun fauna yang
berasosiasi dengan mangrove. Berbagai fauna tersebut menjadikan mangrove
sebagai tempat tinggal, mencari makan, bermain atau tempat berkembang biak.
Hutan mangrove Kecamatan Gebang merupakan salah satu kawasan hutan
yang terdapat Wilayah Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara yang sangat
penting fungsinya baik secara ekonomi maupun ekologi, termasuk habitat bagi
lutung kelabu dan satwa lainnya. Hutan mangrove bagi lutung kelabu sendiri
memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, beraktivitas, berkembang biak dan
tentunya sebagai sumber pakan. Data mengenai jenis pakan lutung kelabu ini
khususnya jenis tumbuhan sangat diperlukan untuk melihat ketersediaan makanan
apakah mengalami kekurangan atau masih cukup tersedia mengingat sekitar hutan

Universitas Sumatera Utara

tersebut mengalami sedikit kerusakan akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit,
pertanian dan tambak. Mengingat data perilaku dan ketersediaan pakan lutung
kelabu di Sumatera Utara belum tersedia sebelumnya sebagai salah satu dasar
pengelolaan kawasan, sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi tumbuhan atau
organisme lain yang menjadi sumber pakan lutung kelabu jantan dan betina,
(2) membandingkan aktivitas makan dan kecepatan makan lutung kelabu jantan
dan betina berdasarkan perilaku harian dan (3) menduga ketersediaan pakan
di lokasi penelitian.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data perilaku dan pakan lutung
kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) yang diharapkan dapat berguna
dalam meningkatkan usaha pengelolaan dan pelestarian lutung kelabu di Hutan
Mangrove Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan aktivitas makan antara lutung kelabu jantan dan lutung betina
dalam perilaku harian.
2. Ada perbedaan kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan lutung betina
dalam perilaku harian.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Ilmiah
Pengklasifikasian primata berdasarkan 3 (tiga) tingkatan taksonomi, yaitu
(1) secara ilmiah nama spesies dan sub-spesies yang dikenali yang disahkan
secara terang-terangan, (2) secara ilmiah populasi yang tidak memiliki nama yang
terdapat di daerah tersebut dengan bukti terpercaya yang taksonominya dikenali
secara terpisah kemungkinan benar, (3) secara ilmiah nama spesies dan
sub-spesies yang dikenali belum pasti dan memerlukan investigasi lebih lanjut
(Jones, 2004). Berdasarkan tingkatan tersebut, lutung kelabu diklasifikasikan
menjadi:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Primates

Famili

: Cercopithecidae

Genus

: Trachypithecus

Spesies

: Trachypithecus cristatus, Raffles (1812).

(Supriatna dan Wahyono, 2000).
Status Dilindungi
Lutung kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) adalah salah satu
satwa liar yang telah dilindungi berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan
Perkebunan No. 733/Kpts-II/1999 pada tanggal 22 September 1999. Kehilangan
habitat merupakan faktor utama yang menyebabkan satwa ini terganggu

Universitas Sumatera Utara

perkembangan populasinya. CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species) merupakan satu-satunya perjanjian atau traktat (treaty)
global dengan fokus pada perlindungan spesies tumbuhan dan satwa liar terhadap
perdagangan internasional yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang
mungkin akan membahayakan kelestarian tumbuhan dan satwa liar tersebut.
Lutung kelabu (Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) termasuk Appendix II,
yang memuat daftar dari spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin
akan terancam punah apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya
pengaturan (CITES, 2007).
Morfologi
Lutung kelabu memiliki warna rambut yang hampir semuanya didominasi
hitam keperakan, warna kulit muka hitam atau abu-abu tua, panjang tubuh jantan
dan betina dewasa berkisar antara 470-550 mm, panjang ekor antara 600-750 mm.
lutung ini memiliki berat tubuh baik jantan atau betina dewasa berkisar antara
4,5- 15 Kg. Di Sumatera, warna hitam makin berkurang untuk individu-individu
yang terdapat dibagian utara, sehingga warna kelabu tampak semakin jelas
(Supriatna dan Wahyono, 2000). Rumus gigi dari spesies ini adalah 2:1:2:3 pada
kedua rahang atas dan bawah (Simons, 2000).
Habitat dan Penyebarannya
Habitat yang dikemukakan oleh Alikodra (1990) dalam Napitu et al.,
(2007) merupakan sebuah kawasan yang terdiri atas komponen baik fisik maupun
biotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup
serta berkembang biaknya satwa liar. Satwa liar menempati habitat yang sesuai

Universitas Sumatera Utara

dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya. Habitat
yang sesuai untuk satu jenis belum tentu sesuai untuk jenis yang lain, karena
setiap satwa liar menghendaki kondisi habitat yang berbeda-beda
(Dasman, 1981 dalam Napitu et al., 2007).
Shaw (1985) dalam Napitu et al., (2007) menjelaskan bahwa komponen
habitat yang mengendalikan kehidupan satwa liar terbagi dalam 4 (empat) hal
sebagai berikut:
1. Pakan (food)
Pakan merupakan komponen habitat yang paling nyata. Ketersediaan
pakan berhubungan erat dengan perubahan musim terutama di daerah temperate
dan kutub. Tiap jenis satwa mempunyai kesukaan untuk memilih pakannya.
Kesukaan pakan ini berhubungan dengan palatabilitas dan selera.
2. Pelindung (cover)
Pelindung diartikan sebagai segala tempat dalam habitat yang mampu
memberikan perlindungan dari cuaca, predator atau kondisi yang lebih baik dan
menguntungkan.
3. Air (water)
Air dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh satwa. Kebutuhan satwa
akan air bervariasi, ada yang tergantung air dan ada yang tidak. Ketersediaan air
akan mengubah kondisi habitat sehingga langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi kehidupan satwa.
4. Ruang (space)
Individu-individu satwa membutuhkan variasi ruang untuk mendapatkan
cukup pakan, pelindung, air, dan tempat untuk kawin. Besarnya ruang tergantung

Universitas Sumatera Utara

ukuran populasi. Ukuran populasi tergantung besarnya satwa, jenis pakan,
produktivitas dan keragaman habitat
Menurut Supriatna dan Wahyono (2000) bahwa lutung kelabu sering
dijumpai pada hutan-hutan dataran rendah, rawa-rawa dan daerah pasang surut,
terutama di sepanjang tepian sungai, namun kadang-kadang lutung kelabu ini
dijumpai di daerah

perkebunan karet, hutan primer pegunungan atau hutan

sekunder daerah perbukitan hingga 600 meter di atas permukaan laut. Lutung
kelabu merupakan

endemik di Indonesia yang tersebar dan ditemukan

di Sumatera Utara, Kalimantan Utara dan Semenanjung Malaysia.
Perilaku
Perilaku satwa, termasuk primata, dapat dikelompokkan atau dibagi
kedalam kategori-kategori yang didasarkan pada fungsinya yang meliputi perilaku
pemeliharaan, perilaku makan, orientasi dan navigasi dan beberapa perilaku sosial
baik interspesifik maupun intraspesifik yang juga disebut sosiobiologi
(Slater, 1990 dalam Setyawan, 1996).
Umumnya lutung kelabu hidup dipohon (aboreal) dan aktif pada siang
hari (diurnal). Pada saat petang hari mereka tidur ditepian sungai. Perilaku ini,
menurut pendapat para ahli akan memudahkan terhindar dari pedator. Umumnya
mereka sangat agresif dengan jenis primata lain dan berusaha mengusir jenis lain
untuk menjauh dari pohon tidur atau pohon makan. Seperti yang terjadi di dalam
kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, sekelompok lutung jantan sebagai
pemimpin kelompok, mengusir sekelompok bekantan (Nasalis larvatus) yang
mendekati pohon tidurnya. Walaupun bekantan badannya relatif lebih besar,
namun tidak selincah lutung kelabu. Seperti halnya jenis lutung lainnya, satwa ini

Universitas Sumatera Utara

menggunakan keempat anggota tubuhnya (quadropedal) saat melalui cabang
pohon yang cukup besar, namun sering meloncat saat akan pindah pohon. Jelajah
hariannya dapat menempuh jarak 300-600 meter sehari. Mereka mempunyai
daerah teritorialnya antara 5-20 hektar. Lutung kelabu jantan sering mengeluarkan
suara sebagai tanda bahaya (alarm) kepada anggota kelompoknya. Suara ini juga
dikeluarkan untuk memperlihatkan kekuatannya, khususnya jantan. Selain itu
suaranya yang keras patah-patah (ghek ghok…ghek ghok…) dan diulang berkalikali sering terdengar saat mengusir kelompok lain agar menjauh dari anggota
kelompoknya (Supriatna dan Wahyono, 2000).
Lutung kelabu hidup dalam kelompok yang terdiri atas 10-20 individu
dengan beberapa jantan. Kelompok ini memiliki daerah teritorial dan
mempertahankan daerahnya terhadap kelompok lainnya. Lutung kelabu jantan
mampu melakukan teriakan keras yang diikuti lompatan. Lutung kelabu jantan
sering melompat ke cabang-cabang pohon dan menggucangkannya. Perilaku ini
sering ditemukan ketika dua kelompok saling bertemu sehingga konfrontasi antar
kelompok dapat dihindarkan. Lutung kelabu betina biasanya mempunyai satu
anak setiap melahirkan dan saling bantu membesarkan anak-anak lutung.
Terkadang lutung kelabu betina bersifat sangat agresif terhadap lutung kelabu
betina kelompok lain (Nowalk dan Paradiso, 1983 dalam Setyawan, 1996).
Makanan dan Perilaku Makan
Umumnya lutung kelabu memakan lebih kurang 80% adalah daun, pucuk
atau tunas 10%, buah 10%. Kadang-kadang mereka turun ke tanah untuk mencari
makanan seperti kepompong. Kebiasaan memakan tanah, diperkirakaran mencari

Universitas Sumatera Utara

bakteri

untuk

membantu

mencerna

makanan

dan

mineral

(Supriatna dan Wahyono, 2000).
Cara mengambil makanan dilakukan oleh lutung kelabu dengan beberapa
cara:
a. Memakan langsung dengan mulutnya jika makanan berupa pucuk daun yang
langsung dapat digigit.
b. Meraih anak ranting/tangkai daun dengan tungkai dengan kemudian
mamasukkan kedalam mulut.
c. Memetik dahulu untuk makanan berupa buah.
d. Lutung dikenal sebagai monyet pemakan daun. Jenis makanannya terdiri dari
buah, daun, dan biji-bijian serta tunas daun.
Aktivitas makan primata pada umumnya akan meningkat pada pagi hari,
dimana hewan lutung butuh energi untuk beraktivitas pada siang hari. Pada pagi
hari satwa diurnal akan merasa lapar karena kehilangan energi yang dibutuhkan
untuk tidur pada malam hari. Kegiatan makan ini dilakukan dengan cara duduk
diatas tempat pakan sampai pakan tersebut hampir semuanya habis. Lutung kelabu
memulai aktivitas bergerak berpindah, sosial dan mencari makan setelah bangun
pagi (Prayogo, 2006).
Hutan Mangrove
Hutan mangrove menurut Snedaker (1978) adalah kelompok jenis
tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang
memiliki fungsi istimewa disuatu lingkungan yang mengandung garam dan
bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Berdasarkan Surat
Keputusan Direktorat Jenderal Kehutanan No. 60/Kpts/Dj/I/1978, yang dimaksud

Universitas Sumatera Utara

dengan hutan mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau
muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut pada
waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut.
Fungsi Hutan Mangrove
Fungsi hutan mangrove mencakup fungsi fisik, yang meliputi; menjaga
garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut (abrasi) dan intruisi
air laut, dan mengolah bahan limbah. Fungsi biologis sebagai tempat pembenihan
ikan, udang, dan tempat pemijahan beberapa biota air, tempat sarang burung,
habitat alami beberapa jenis biota. Fungsi ekonomi sebagai sumber bahan bakar
(arang kayu bakar), pertambakan, pembuatan garam, dan bahan bangunan
(Saenger et al., 1983).
Kabupaten Langkat
Kabupaten langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera
Utara. Secara geografis Kabupaten langkat berada pada 30 14’ − 40 13’ Lintang
Utara, 970 52’ − 980 45’ Bujur Timur dan 4 − 105 m dari permukaan laut.
Kabupaten Langkat memiliki luasa area seluas ± 6.2363,29 Km2 (626.329 Ha)
yang terdiri dai 20 kecamatan dan 226 desa serta 34 kelurahan definitif. Area
Kabupaten Langkat di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang
dan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh
Tenggara dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Gebang
Kawasan hutan mangrove desa Pulau Banyak Kecamatan gebang yang
menjadi objek penelitian terletak antara Lintang Utara : 030 14 00’’ − 040 13’
00’’ dan Bujur Timur: 970 52’ 00’’ − 980 45’ 00’’ dan terletak pada 0 − 4 meter
di atas permukaan laut. Dengan luas wilayah 16.299 Ha (162.99Km2). Sebelah
utara kawasan ini berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Hinai, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Padang
Tualang dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Secanggang. Kawasan
kuala gebang sebagai lokasi penelitian memiliki luas wilayah sekitar 7,50 Km2,
dengan jumlah penduduk sekitar 44.680 jiwa serta kepadatan penduduk
275 jiwa/ Km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2008).

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanaan di kawasan hutan mangrove Kwala Gebang
Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilakukan mulai Maret
sampai Mei 2010. Pengamatan terhadap fokal selama 15 hari dengan ketentuan
masing-masing individu baik lutung kelabu jantan dan betina diberi waktu selama
5 hari. Untuk analisis vegetasi dilakukan setelah dilakukannya pengamatan
terhadap fokal, yakni 12 sampai dengan 16 Mei 2010.
Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi pakan lutung
kelabu meliputi; buku identifikasi tumbuhan mangrove (Giesen et al., 2006)
maupun organisme lain sebagai pakan, peta lokasi, kantung plastik, counter,
Global Positioning System (GPS), tali rafia, pita ukur, phiband, hagahypsometer,
hidrometer, kalkulator dan alat tulis.
Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berdasarkan :
1. Data Primer
Data primer yang diperoleh berdasarkan data yang berasal dari lapangan atau
lokasi penelitian yang dicatat dalam tabulasi data.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, jurnal-jurnal dan sumbersumber pustaka lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Objek pengamatan (fokal) adalah lutung kelabu berdasarkan jenis kelamin
(sex class) yaitu jantan dan betina dewasa. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan
adalah: (1) perilaku makan meliputi data aktivitas harian lutung yang didalamnya
bergerak pindah (M = moving), istirahat (R = resting), makan (F = feeding),
membuat sarang (N = nesting), sosial (S = social), membersihkan diri
(G = grooming), eliminasi (E = elimination), (2) kecepatan makan lutung kelabu
jantan dan betina, (3) komposisi makanan meliputi identifikasi jenis tumbuhan
ditemukan dan bagian tumbuhan yang mana yang dimakan, (4) Analisis vegetasi,
melihat ketersediaan pakan.
Perilaku Makan
Metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk mengetahui
perilaku makan lutung adalah focal animal sampling dengan mencatat data setiap
2 menit sebagai satu unit sampel (Altman, 1974 dalam Basalamah, 2006).
Prosedur yang digunakan dalam mengikuti aktivitas/perilaku harian
lutung, antara lain :
1. Mencatat nama fokal (objek pengamatan), tanggal, dan cuaca pada tabulasi
data.
2. Kegiatan dicatat setiap 2 (dua) menit sekali dan aktivitas dicatat apabila
dilakukan selama lebih dari 5 (lima) detik.
3. Kegiatan yang bersamaan dilakukan pencatatan data meliputi bergerak pindah
(M = moving), istirahat (R = resting), membuat sarang (N = nesting),
membersihkan diri (G = grooming), sosial (S = Social), eliminasi
(E = Elimination).

Universitas Sumatera Utara

4. Mencatat pohon makan (Patch) : kalau fokal tetap makan dalam suatu tempat
dan satu jenis makanan, kita beri tanda pada kolom ‘item’ dengan garis
vertikal kebawah ( / )selama dia makan. Pada saat fokal keluar dari tempat itu,
kita beri tanda horizontal ( _ ). Pohon lain tapi masih spesies/jenis yang sama
dalam radius 10 m ditulis tetap sebagai 1 pohon makan.
5. Untuk aktivitas makan dicatat frekuensi dan presentase yang terdaftar pada
tabel waktu makan lutung kelabu jantan dan betina.
Data yang dicatat untuk perilaku harian terhadap lutung kelabu tersebut
dilakukan sesuai dengan batas yang telah ditentukan, yaitu :
1. Bergerak pindah (moving) : yaitu segala aktivitas yang dilakukan untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
2. Istirahat (resting) : yaitu kegiatan istirahat termasuk duduk atau tidur diatas
pohon
3. Makan (feeding) : yaitu kegiatan mengambil, mengerjakan makanan sebelum
masuk kedalam mulut.
4. Membuat sarang (nesting) : yaitu seluruh waktu yang digunakan individu
target dalam membuat sarang.
5. Sosial (social) : yaitu interaksi sosial, yang terbagi menjadi kategori bermain
sosial termasuk bergulat, bermain sendiri atau main-main sambil bergerak.
6. Memberihkan diri (grooming) : yaitu aktivitas membersihkan diri atau
merawat diri kotoran dan parasit.
7. Eliminasi (elimination) : yaitu aktivitas mengeluarkan kotoran (sisa makanan)
berupa feces atau air seni yang ada didalam tubuh, meliputi defekasi dan
urinisasi.

Universitas Sumatera Utara

Kecepatan Makan
Metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk mengetahui
perilaku makan lutung adalah focal animal sampling (Altman, 1974 dalam
Basalamah, 2006).
Cara kerja untuk kecepatan makan antara lain :
1. Untuk kecepatan makan cara pengambilan datanya sama dengan perilaku
harian atau pada kegiatan fokal dengan waktu makan harus sama.
2. Mencatat nama fokal dan waktu makan.
3. Kecepatan makan diperoleh dari data yang berasal dari jenis pohon/makanan,
bagian yang dimakan, banyaknya yang dimakan, lamanya waktu makan.
4. Jenis makanan diidentifikasi, untuk buah dihitung perbuah atau per biji, untuk
daun per helai, sedangkan untuk kulit batang per pohon.
Ketersediaan Pakan
Melihat ketersediaan pakan lutung dengan cara menganalisis vegetasi.
Analisis vegetasi yang akan dilakukan dengan metode jalur dengan metode garis
berpetak. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
1. Analisis vegetasi hutan mangrove dalam kegiatan ini dilakukan dengan
metoda kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak (yang
diletakkan tegak lurus garis pantai menuju daratan dengan lebar 10 m dan
panjangnya tergantung kondisi lapangan. Ukuran permudaan yang digunakan
dalam kegiatan analisis vegetasi hutan mangrove adalah sebagai berikut:
a.

Semai

: Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi

kurang dari 1,5 m.

Universitas Sumatera Utara

b.

Pancang

: Permudaan dengan setinggi lebih dari 1,5 m sampai

anakan berdiamter kurang dari 10 cm.
c.

Pohon

: Pohon berdiameter 10 cm atau lebih.

Selanjutnya ukuran sub-petak untuk setiap tingkat permudaan adalah:
a.

Semai

:2x2m

b.

Pancang

:5x5m

c.

Pohon

: 10 x 10 m

Arah rintis
2m
5m

10 m

Gambar 1. Petak contoh analisis vegetasi

Keterangan:
= Semai
= Pancang
= Pohon
2. Pada setiap petak contoh (plot) yang telah ditentukan, determinasi setiap jenis
tumbuhan mangrove yang ada, hitung jumlah individu setiap jenis, dan ukur
diameter batang setiap pohon mangrove pada setinggi dada (sekitar 1,3 m)
(Kusmana, 1997 dalam Onrizal, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Analisa Data
Ketersediaan Pakan
Analisis vegetasi
Struktur vegetasi dan komposisi jenis:
a. Kerapatan = ∑ individu spesies
Luas petak contoh
Kerapatan Relatif (KR) =

K suatu jenis
x 100%
K total seluruh jenis

b. Frekuensi
Frekuensi (F) = ∑ sub petak ditemukan suatu jenis
∑ seluruh sub petak contoh
Frekuensi Relatif (FR) =

F suatu jenis
x 100%
F total seluruh jenis

c. Dominasi
Dominasi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis
Luas petak contoh
Dominasi Relatif (DR) =

D suatu jenis
D total seluruh jenis

x 100%

d. Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR + DR (untuk tingkat pohon)
INP = KR + FR ( untuk tingkat semai dan pancang)
e. Indeks Keanekaragaman
Untuk menegetahui keanekaragaman vegetasi dapat dipergunakan
beberapa indeks sebagai berikut:
- Indeks Shannon-Wienner
(H’) = -∑ (pi ln pi)
Keterangan: H’ = Indeks keanekaragaman
pi = proporsi nilai penting ke-i

Universitas Sumatera Utara

ln = Logaritma natural
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah individu semua jenis
Dimana:

pi = ni
N

Perilaku Makan
Hasil dari data perilaku harian yang diperoleh dilakukan pengolahan dalam
bentuk persentase yang dapat disajikan pada tabel dan untuk perilaku makan
lutung kelabu jantan dan betina disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perilaku harian lutung kelabu
Fokal
Aktivitas Harian Hari KeN
M
F
R
S
Fr

%

Fr

%

Fr

Fr

Fr

%

Fr

E
%

Fr

G
%

Fr

%

Jantan ( ♂)
Betina ( ♀ )
Catatan : M = Moving (bergerak), F = Feeding (makan), S = Social (sosial), R = Resting (istirahat),
N = Nesting (bersarang), E = Elimintioni (eliminasi), G = Grooming (membersihkan
diri)

Tabel 2. Perilaku makan lutung kelabu jantan dan betina
Nama Fokal
Jumlah waktu makan hari ke- (%)
1
Fr

2
%

Fr

3
%

Fr

5

4
%

Fr

%

Fr

%

Jantan ( ♂ )
Betina ( ♀ )

Analisis data perilaku makan yang diperoleh akan menggunakan uji
statistik non-parametrik. Hal ini untuk melihat perbandingan antara lutung kelabu
jantan dan betina dengan rumus:
Tabel 3. Perhitungan Uji Mann-Whitney untuk aktivitas makan antara lutung kelabu
jantan dan betina
Jantan ( ♂ )
Betina ( ♀ )
No
% aktivitas makan
Rangking
% aktivitas makan
Rangking
1
2
3
R1
R2

Universitas Sumatera Utara

u1 = n1. n2 + n1(n1+1) – R1
2
u2 = n2.n1 + n2(n2+1) – R2
2
Dimana:
u1
= Jenis fokal jantan
u2
= Jenis fokal betina
n1
= Banyak aktivitas makan jantan
n2
= Banyak aktivitas makan betina
R1
= Jumlah rangking jantan
R2
= Jumlah rangking betina
Ho : Tidak ada perbedaan aktivitas makan antara lutung kelabu jantan dan betina.
H1 : Ada perbedaan aktivitas makan antara lutung kelabu jantan dan betina.

uhitung > utabel = Ho diterima, dan jika uhitung < utabel = Ho ditolak dan H1 diterima.
Kecepatan Makan
Hasil yang diperoleh untuk kecepatan makan merupakan perbandingan
kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan betina yang disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan kecepatan makan lutung kelabu jantan dan betina
Kecepatan makanan/bagian
(detik)
Jenis makanan Nama latin Bagian
Jumlah
Jantan ( ♂ )
Betina ( ♀)

Data jenis makanan yang diperoleh dari perilaku dan kecepatan makan
ditabulasikan kedalam Tabel 5.
Tabel 5. Persentase waktu makan yang dihabiskan untuk berbagai golongan/jenis
makanan
Frekuensi:
Persentase dari
Persentase dari
Bagian
Waktu makan jumlah aktivitas
Seluruh
seluruh aktivitas
dimakan
(menit)
makan
waktu makan (%)
makan (%)

Jumlah

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Perhitungan Uji Mann-Whitney untuk kecepatan makan antara lutung kelabu
jantan dan betina
No
Jantan ( ♂ )
Rangking
Betina ( ♀ )
Rangking
1
2
3
4
R1
R2

Analisis kecepatan makan akan menggunakan uji statistik non-parametrik
dengan melihat perbandingan antara lutung kelabu jantan dan betina dengan
rumus:
u1 = n1.n2 + n1(n1+1) – R1
2
u2 = n2.n1 + n2(n2+1) – R2
2
Dimana:
u1
= Jenis fokal jantan
u2
= Jenis fokal betina
n1
= Banyak kecepatan makan jantan
n2
= Banyak kecepatan makan betina
R1
= Jumlah rangking jantan
R2
= Jumlah rangking betina
Ho : Tidak ada perbedaan kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan
betina.
H1 : Ada perbedaan kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan betina.

uhitung > utabel = Ho diterima, dan jika uhitung < utabel = Ho ditolak dan H1 diterima.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Selama masa penelitian terhadap lutung kelabu (Trachypithecus cristatus,
Raffles 1812) terdapat 10 dalam 1 populasi dan yang berhasil diamati sebanyak
3 individu, yang terdiri dari 2 betina dewasa dan 1 jantan dewasa (Tabel 7). Lama
pengamatan tiap masing-masing individu yaitu 5 hari atau ± 60 jam. Seluruh
individu tersebut dapat dibedakan satu sama lain dengan mengidentifikasi atau
memperhatikan karekteristik khusus yang dimiliki masing-masing individu.
Tabel 7. Karakteristik lutung kelabu jantan dan betina yang diamati
Nama
Jenis
Estimasi taraf
Ciri fisik dan perilaku
lutung
kelamin
perkembangan
Avi
Betina ( ♀ )
Dewasa
Tubuh sedikit gemuk dan ekor
yang buntung
Becky
Betina ( ♀ )
Dewasa
Tubuh yang sedikit kurus dan
memiliki bulu gelap
Janu
Jantan ( ♂ )
Dewasa
Tubuh besar, suara yang khas
dan memiliki bulu yang teratur

Pola Aktivitas Harian
Aktivitas harian lutung kelabu terdiri dari makan, bergerak pindah,
istirahat, sosial, membersihkan diri (grooming) dan eliminasi. Lutung kelabu
merupakan hewan yang aktif pada siang hari (diurnal) yang memiliki pola
perilaku harian secara umum sama dengan jenis primata diurnal yang lain. Dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari kelompok lutung kelabu mempunyai jadwal
tertentu, seperti yang biasanya dilakukan jenis satwa lainnya. Pemanfaatan waktu
yang digunakan lutung kelabu cenderung sama dari hari ke hari (ritme harian)
dengan asumsi tidak ada gangguan dari luar yang mempengaruhi aktivitas harian
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Selama pengamatan, lutung kelabu memulai aktivitas pada pagi hari yang
dilanjutkan dengan bergerak mencari makan dan pada sore hari mencari tempat
untuk tidur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayogo (2006), bahwa lutung
kelabu memulai aktivitas bergerak berpindah, sosial dan mencari makan setelah
bangun pagi. Frekuensi dan persentase aktivitas harian lutung kelabu
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Persentase rata-rata aktivitas harian
lutung kelabu paling besar yaitu aktivitas istirahat dari pada aktivitas yang
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase rata-rata aktivitas
lutung kelabu yang dapat dilihat pada Gambar 2.

33.61

35
30

Bergerak pindah
28.03

Makan
Sosial

25
Persentase %

Membersihkan diri
20
15

Istirahat
14.34
12.75
10.82

Bersarang
Eliminasi

10
5
0

0.42

0

Gambar 2. Persentase aktivitas harian lutung kelabu selama pengamatan

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Hutan Mangrove Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat dengan k