Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan.
KOLABORASI PERAWAT DENGAN DOKTER DI
RUANG RINDU B RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
SKRIPSI
Oleh :
ERNAWATI TARIGAN
091121068
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
PRAKATA
Segala puji dan syukur kepada Tuhan YME yang atas berkat dan rahmatNya memberikan saya motivasi terbesar dalam hidup ini, serta keluarga dan para sahabat yang memberikan tauladan terindah sehinga saya mampu melangkah untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan”.
Penyusunan skripsi ini telah banyak banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Rika Endah N. S.Kp, MPd sebagai dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini dan juga memberi motivasi, semangat, dan dukungan kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini. 3. Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah banyak memberi masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini.
4. Ibu Jenny M Purba, S.Kp, MNS selaku dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
(4)
5. Ibu Nur Asiah, S.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan di Fakutas Keperawatan USU.
6. Seluruh dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan pendidikan kepada saya selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi saya secara administratif.
7. Teristimewa kepada seluruh keluarga saya, kakak dan adik saya Natalia Tarigan serta ibunda tercinta R. Br ginting yang terus memberikan motivasi dan doa yang tiada henti yang begitu berarti bagi saya.
8. Tersayang kepada khususnya temanku Elis, Jojor, Tiur dan seluruh rekan-rekan mahasiswa/i ekstensi stambuk 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang tak pernah berhenti menasehatiku dan memberi motivasi untuk belajar dan segera menyelesaikan kuliah dengan baik.
9. Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan berpartisipasi dalam penelitian saya.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat dari-Nya kepada semua pihak yang telah membantu saya. Harapan saya semoga skripsi ini bermanfaat dalam memberikan informasi di bidang kesehatan terutama keperawatan.
Medan, Januari 2011
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Lembar Pengesahan ... ii
Prakata ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vii
Daftar Skema ... viii
Abstrak ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Penelitian ... 4
1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kolaborasi ... 6
2.2 Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi ... 9
2.3 Faktor-faktor Sosial yang Mempengaruhi Kolaborasi ... 10
2.4 Faktor-faktor Penghambat Kolaborasi Perawat dengan Dokter . 11
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep ... 14
3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional ... 15
3.2.1 Defenisi Konseptual ... 15
3.2.2 Defenisi Operasional ... ... 16
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 17
4.2 Populasi dan Sampel ... 17
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 18
4.5 Instrumen Penelitian ... 19
4.6 Validitas dan Reabilitas Penelitian ... 19
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 20
4.8 Analisa Data ... 20
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 22
(6)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 28 6.2 Saran-saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian 2. Kuesioner Penelitian
3. Tabel Induk 4. Riwayat Hidup 5. Surat Izin Penelitian
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 ... 22 Tabel 5.2 Kolaborasi Perawat dengan Dokter di RUSP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010 ... 23 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kuesioner Kolaborasi Perawat dengan
Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
(8)
DAFTAR SKEMA
(9)
Judul : Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Ernawati Tarigan Fakultas : Keperawatan Tahun : 2010
ABSTRAK
Kolaborasi antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dengan menggunakan tehnik simple random sampling sebanyak 28 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian terdiri dari kuesioner karakteristik responden dengan kolaborasi perawat dan dokter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%), untuk itu di sarankan agar dapat meningkatkan kerjasama yang baik antara perawat dan dokter guna meningkatkan pelayanan keperawatan bagi pasien, dan memberikan kejelasan tentang batas tugas dan wewenang kerja dokter dan perawat.
(10)
Judul : Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Ernawati Tarigan Fakultas : Keperawatan Tahun : 2010
ABSTRAK
Kolaborasi antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dengan menggunakan tehnik simple random sampling sebanyak 28 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian terdiri dari kuesioner karakteristik responden dengan kolaborasi perawat dan dokter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%), untuk itu di sarankan agar dapat meningkatkan kerjasama yang baik antara perawat dan dokter guna meningkatkan pelayanan keperawatan bagi pasien, dan memberikan kejelasan tentang batas tugas dan wewenang kerja dokter dan perawat.
(11)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat sekarang ini dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian
pelayanan kesehatan yang menuntut peran perawat yang lebih sejajar untuk berkolaborasi dengan dokter. Pada kenyataannya profesi keperawatan masih kurang berkembang dibanding dengan profesi yang berdampingan erat dan sejalan
yaitu profesi kedokteran. Kerjasama dan kolaborasi dengan dokter perlu pengetahuan, kemauan dan keterampilan, maupun sikap yang profesional mulai dari komunikasi, cara kerjasama dengan pasien maupun dengan mitra kerjanya, sampai pada keterampilan dalam mengambil keputusan.
Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah kelancaran komunikasi antar petugas kesehatan termasuk dokter dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada komunikasi sebagai media kolaborasi komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu. Banyak pengertian yang dikemukakan dengan beragam sudut pandang namun
(12)
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagai tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefenisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint Practice Commision,1997 yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleksnya kolaborasi dalam konteks perawatan kesehatan. Association Medical American (AMA), 1994, mendefenisikan istilah kolaborasi sebagai proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.
Kolaborasi merupakan proses kebutuhan yang komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan dan tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerjasama dalam kesetaraan adalah esensi dasar kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter. Tentunya ada konsekuensi dibalik kesetaraan yang dimaksud. Dapat kemungkinan kesetaraan terlibat jika individu yang merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien.
Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter sangat komplek. Tanggung
(13)
jawab hukum juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan. Yaitu, malpraktik medis, dan mal praktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan.
Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter di IRNA Non Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr.Mohammad Husin Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan menggunakan tehnik sample nonprobability sampling maka didapat jumlah sampel sebanyak 26 0rang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik (51,3%) dan frekuensi 13,3.
Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi professional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter sangat komplek. Tanggung jawab hukum yang akan terpisah untuk masing-masing kesalahan. Yaitu, malpraktik medis dam malpraktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun pihak rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi
(14)
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh mengenai trend dan isu mengenai pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter, mengingat bahwa kerjasama antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
1.2. Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam pelayanan kesehatan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana kolaborasi antara perawat dan dokter dapat tercapai dengan baik?
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat berupa: 1.4.1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pegawai/perawat Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien.
1.4.2. Bagi institusi pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
(15)
a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi yang berkaitan dengan kolaborasi antara perawat dengan dokter.
b. Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di instansi pendidikan tentang kolaborasi antara perawat dengan dokter.
1.4.3. Bagi Penelitian selanjutnya:
(16)
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Pengertian
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional.
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara independen. Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan
(17)
pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
Hubungan kolaborasi tim kerja di Rumah Sakit
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan lain-lain.
Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim
Dokter Perawat Ahli Gizi
Fokus Klien/ Pasien
Laboratorium Dll
Administrasi IPSRS
(18)
dalam memberikan pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama anggota tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai membuat relevan pemberian pengobatan.
Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan lain-lain. Elemen kunci kolaborasi dalam kerjasama tim multidisiplin dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi tim seperti :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik profesional.
b. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya. c. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja.
d. Meningkatnya kofensifitas antar professional.
e. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar professional.
f. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, menghargai dan memahami orang lain.
(19)
2.2. Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi
a. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
b. Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
c. Memberikan dan menerima feed back
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat negative maupun positif.
d. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tm. e. Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu: (1) adanya saling percaya dan menghormati, (2) saling memahami dan menerima
(20)
keilmuan masing-masing, (3) memiliki citra diri positif, (4) memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman), (5) mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, dan (6) keinginan untuk bernegoisasi.
Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling ketergantungan (interdefensasi) untuk kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan atau target yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antara profesi secara formal tentang asuhan klien.
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika : 1) semua profesi memiliki visi dan misi yang sama, 2) masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerkaannya, 3) anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik, 4) masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang bergabung dalam tim.
2.3 Faktor-faktor Sosial yang Mempengaruhi Komunikasi
Adapun faktor-faktor sosial yang mempengaruhi komunikasi meliputi: usia, jenis kelamin, kelas sosial, etnik, status sosial, bahasa, kekuasaan, peraturan sosial, peran sosial.
(21)
2.4. Faktor Penghambat Kolaborasi Perawat dengan Dokter
Hubungan perawat-dokter adalah suatu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam praktiknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan tehnik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala psikologi keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien.
Hambatan kolaborasi perawat dengan dokter sering dijumpai pada tingkat professional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian professional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibandingkan perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari komplik perawat dengan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya. Dari hasil observasi peneliti di rumah sakit nampaknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dengan dokter.
Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan instruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik, sementara dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada. Disamping itu hasil wawancara peneliti dengan beberapa perawat rumah sakit pemerintah dan swasta,
(22)
mereka menyatakan bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa perawat merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya, serta kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung. Isu-isu tersebut jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi.
Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vakosional menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter yang sangat komplek. Tanggung jawab hukum juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian, yaitu : malpraktik medis dan malpraktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak yang terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun rumah sakit. Organisasi profesi juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan. Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh saran komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim dalam pengambilan keputusan.
Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter di IRNA Non Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr.Mohammad Husin
(23)
Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan menggunakan tehnik sample nonprobability sampling maka didapat jumlah sampel sebanyak 26 0rang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik (51,3%) dan frekuensi 13,3.
(24)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka dalam penelitian ini menggunakan konsep berdasarkan proses. Sistem yang menggali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam penerapan komunikasi perawat dengan dokter di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.
Proses adalah bagaimana perilaku pada obyek penelitian. Proses penelitian disini yang ingin dilihat adalah bagaimana perawat dan dokter mengadakan kontak (komunikasi) dalam kesehariannya dan hal-hal yang menghambat komunikasi tersebut untuk mencapai standar pelayanan yang memuaskan bagi pasien dan keluarga.
Kerangka Konsep
Faktor Pendukung:
• Saling percaya
• Menghormati antar profesi
• Citra diri positif
• Adanya negoisasi
• Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
Faktor Penghambat:
• Pendidikan
• Tingkat ekonomi
• Kekuasaan
• Status sosial
• Jenis kelamin
•
Pelaksanaan Kolaborasi:
• Kurang
• Cukup
(25)
Kerangka konsep kolaborasi perawat dengan dokter di Ruang Rindu B Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
=Faktor penghambat tetapi tidak mempengaruhi responden
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional
a. Definisi Konseptual
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. (ANA, 1992)
Perawat adalah seseorang (seorang professional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. (Kusnanto, 2004).
Dokter adalah seorang tenaga kesehatan (dokter) yang menjadi tempat kontak pertama pasien dengan dokternya untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organisasi, golongan usia dan jenis kelamin sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna, bersinambungan dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan professional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efesien serta menjunjung tinggi tanggung jawab professional, hukum, etika dan moral.
(26)
b. Definisi Operasional
Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.
Perawat adalah seorang petugas kesehatan profesional bertujuan untuk merawat, menjaga keselamatan dan penyembuhan orang sakit atau terluka baik akut maupun kronik, melakukan perencanaan perawatan kesehatan dan melakukan perawatan gawat darurat dalam rangka pemeliharaan kesehatan dalam lingkup yang luas.
Dokter adalah seorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran.
(27)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola kolaborasi antara perawat dengan dokter di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan di Ruang Rindu B.
4.2 Populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat yang akan berkolaborasi dengan dokter di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan di Ruang Rindu B yang berjumlah 110 orang.
4.2.2. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling yaitu tehnik pengambilan data secara acak. Tehnik ini hanya dapat digunakan apabila setiap anggota populasi itu bersifat homogen. Ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sample (Nursalam, 2003).
(28)
Menurut Arikunto (2006), bila jumlah populasi lebih dari 100 orang maka pengambilan sampel 20% - 25% dari total populasi. Jadi total jumlah perawat diruangan Rindu B Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan adalah 110 orang. Peneliti mengambil 25% dari total populasi maka sampel penelitian adalah:
110 100
25
x
n= = 27,5 jika dibulatkan menjadi 28 Maka jumlah sampel penelitian adalah 28 orang
4.3 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan diruangan Rindu B, karena menurut peneliti tingkat kebutuhan pelayanan diruangan ini lebih banyak sehingga tingkat komunikasi harus lebih ditingkatkan
lagi agar mutu pelayanan kesehatan meningkat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2010.
4.4 Pertimbangan etik
Dalam penelitian ini, responden diberi informasi tentang sifat dan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian diberikan lembar persetujuan yang akan ditandatangani sebagai bukti kesediaannya sebagai responden, responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini. Peneliti akan merahasiakan identitas responden serta tidak akan mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden.
(29)
4.5 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari sejumlah pernyataan dan jawaban tertentu sebagai pilihan yang diajukan kepada responden. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu data demografi responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, suku pendidikan dan penghasilan. Bagian kedua yaitu kuesioner pola kolaborasi antara perawat dengan dokter. Kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan yang memberikan gambaran tentang kolaborasi yang sering digunakan antara perawat dengan dokter. Kuesioner terdiri dari 19 pertanyaan. Jawaban untuk setiap pertanyaan dibuat dalam skala likert yaitu: 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4= selalu.
Instrumen ini diambil dari buku panduan kolaborasi perawat-dokter (Siegler, 1999).
4.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Kuesioner pada penelitian ini diadopsi dari buku panduan kolaborasi perawat-dokter (Siegler, 1999) sehingga tidak dilakukan uji validitas isi tetapi dilakukan uji validitas item. Hasilnya semua item soal (19 soal) adalah valid.
Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas dilakukan pada 30 perawat pelaksana yang ada diruangan Rindu A Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dengan hasil uji reliabilitas statistik adalah 0.953.
(30)
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Sebelum membagikan kuesioner kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan melalui pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan di ruangan Rindu B. Setelah mendapat izin maka dilakukan pengumpulan data, menjelaskan pada calon respenden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent (surat persetujuan menjadi responden). Menjelaskan cara pengisian responden, responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh penelitian dengan cermat dan tidak ada hal yang terlewatkan, responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti. Pengisian kuesioner diisi oleh responden sesuai dengan yang dialami selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.
4.8 Analisa Data
Semua data yang terkumpul, maka analisa data akan dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing, yaitu mengecek nomor responden dan kelengkapannya serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kueisoner ke dalam program
(31)
komputer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
Data demografi dan data gambaran kolaborasi perawat dengan dokter yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.Rentang nilai tertinggi untuk hasil kolaborasi perawat dengan dokter untuk 19 petanyaan dengan bobot 4 untuk setiap soal adalah 76. Sedangkan nilai terendah untuk hasil kolaborasi perawat dan dokter adalah 19.
Berdasarkan data tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam rumus darii Notoatmotjo (2005):
- <60% dikategorikan kurang - 60%-75% dikategorikan cukup - >75% dikategorikan baik
Maka apabila dikonversikan persentase diatas menjadi sebagai berikut: Kurang : < 60
— X 76 = 45,6 jika dibulatkan menjadi 46 100
Jadi skor untuk kategori Kurang adalah < 46 Baik 75
— X 76 = 57 100
Jadi skor untuk kategori pelaksanaan kolaborasi perawat dan dokter adalah:
Kategori Kurang adalah < 46 Cukup adalah 46-57 Baik adalah > 57
(32)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Kolaborasi Perawat dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 kepada 28 responden didapatkan hasil distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, penghasilan, dan lama kerja, sebagai berikut : 5.1.1. Karakteristik Demografi
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase
Usia
1. < 35 Tahun 7 25
2. 35 – 40 Tahun 4 4
3. > 40 Tahun 17 17
Jenis Kelamin
1. Perempuan 28 100
Suku Bangsa
1. Jawa 4 14,3
2. Toba 13 46,4
3. Karo 5 17,9
4. Simalungun 4 14,3
5. Melayu 2 7,1
Pendidikan
1. Akper 23 82,1
2. S1 Keperawatan 5 17,9
Lama Kerja
1. 1 – 3 tahun 3 10,7
2. 4 – 6 tahun 4 14,3
3. 7 – 9 tahun 2 7,1
4. 10-12 tahun 16 57,1
(33)
Pada tabel 5.1 diatas diketahui bahwa paling banyak responden berusia diatas 40 tahun yaitu 17 orang (60,7%). Jenis kelamin responden seluruhnya perempuan yaitu 28 orang (100%). Suku bangsa responden paling banyak Suku Toba yaitu 13 orang (46,4%) dan selebihnya suku Melayu, Karo, Toba dan Jawa. Responden paling banyak berpendidikan Akper yaitu 23 orang (82,1%), dan selebihnya berpendidikan S1 keperawatan. Kebanyakan responden bekerja lebih dari 10 tahun yaitu 16 orang (57,1%) .
5.1.2. Kolaborasi Perawat dengan Dokter di RSUP Haji Adam Malik Medan
Kolaborasi antara perawat dengan dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Kolaborasi Perawat dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
No. Kolaborasi Perawat Frekuensi Persentase
1. Kurang Baik 15 53,6
2. Cukup Baik 12 42,9
3. Baik 1 3,6
Jumlah 28 100
5.2. Pembahasan
Kolaborasi merupakan hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. (ANA, 1992).
(34)
Kolaborasi merupakan suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan.
Kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%) dan paling sedikit yang menyatakan baik yaitu 1 orang (3,6%). Hubungan perawat-dokter paling banyak dinyatakan kurang baik dikarenakan adanya perbedaan perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam praktiknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan tehnik dalam melakukan proses kolaborasi. Selain itu adanya kendala psikologi keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien.
Pada item pertanyaan no. 3 tentang menjelaskan lingkup keahlian jabatan dan wawasan paling banyak menyatakan “tidak pernah” hal ini disebabkan karena perawat merasa adanya perbedaan status dan kekuasaan antara perawat dan dokter. Sehingga hal tersebut tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibandingkan perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dengan dokter terletak pada perbedaan
(35)
sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.
Selain itu dari penelusuran jawaban responden perawat jarang mendiskusikan dengan dokter kesamaan dan perbedaan antara pendekatan perawatan dan medis dalam penanganan pasien. Komunikasi yang jarang antara dokter dan perawat dalam penanganan pasien, akan membuat perawat merasa dianggap tidak mampu melaksanakan asuhan keperawatan yang baik bagi pasien, sehingga hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kinerja keperawatan. Tidak adanya diskusi mengenai perbedaan antara pendekatan perawatan dan medis akan dapat menimbulkan kesalahan dalam pemberian pelayanan bagi pasien. Hal ini sejalan dengan pendapat Siegler dan Whitney (2000) bahwa adanya pendekatan perawatan dan medis antara perawat dan dokter merupakan suatu proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek, dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.
Adanya anggapan dan stigma dari perawat bahwa segala sesuatu tindakan keperawatan bagi pasien harus selalu berdasarkan intruksi medis yang secara langsung harus disampaikan oleh dokter, hal ini berarti perawat tidak dapat melakukan tindakan medis apapun tanpa instruksi dari dokter. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya rasa percaya diri perawat sebagai mitra kerja dokter. Perawat merasa khawatir dan merasa kurang percaya diri, apabila tindakan medis
(36)
yang dilakukannya tanpa instruksi dari dokter, karena apabila terjadi kesalahan dalam pemberian tindakan maka hal itu akan menjadi tanggung jawab perawat sebagai pelaksana pemberi jasa pelayanan kesehatan.
Selain itu perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan instruksi medis yang juga harus didokumentasikan secara baik, sementara dokumentasi asuhan keperawatan di rumah sakit yang meliputi proses keperawatan sering tidak ada. Pentingnya kolaborasi yang dilakukan antara perawat dengan dokter sangatlah berguna, agar dalam memberikan pengobatan bagi pasien di rumah sakit mempunyai status yuridis yang jelas. Sebab perawat merupakan perpanjangan tangan dokter dan menjadi mitra dokter yang sangat komplek. Perawat dan dokter juga harus mempunyai tanggung jawab hukum yang jelas dan terpisah untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian, seperti malpraktik medis dan malpraktik keperawatan. Untuk itu diharapkan bagi perawat dapat sebagai mitra kerja dokter yang baik dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga terjalinnya kerjasama yang didasari prinsip kebersamaan dalam berbagai tugas, kesetaraan, rasa tanggung jawab.
Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat dengan dokter di IRNA Non Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr.Mohammad Husin Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan menggunakan tehnik sampel nonprobability sampling maka didapat jumlah sampel sebanyak 26 orang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik (51,3%) dan frekuensi 13,3. Hal ini sesuai dengan CHS dalam Suhaemi (2004) bahwa dalam melaksanakan praktik keperawatan, tindakan mandiri perawat
(37)
profesional melalui kerajsama yang bersifat kolaboratif dengan tim kesehatan lain dan memberikan asuhan keperawatan holistik sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya perawat tidak dapat bekerja tanpa berkolaborasi dengan profesi lain, diantaranya adalah dokter.
(38)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Kolaborasi Perawat dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%). Hanya 1 orang (3,6%) yang
menyatakan baik.
2. Berdasarkan jawaban yang diproleh dari masing-masing responden yang menyatakan “tidak pernah” paling banyak pada item pertanyaan tentang lingkup keahlian jabatan dan wawasan yaitu sebanyak 19 orang (67,9%).
6.2. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan peneliti adalah: 1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan kerjasama yang baik antara perawat dan dokter guna meningkatkan pelayanan keperawatan bagi pasien, dan memberikan kejelasan tentang batas dan wewenang kerja dokter dan perawat bidang yang dependent, independent maupun yang kolaborasi.
(39)
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Agar dapat memenuhi informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya kemampuan kolaborasi antara perawat dan dokter dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien.
(40)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Amaludin, Charles (2006). Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter di IRNA Non Bedah Dewasa. Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin. Palembang.
Berger, J. Karen and Williams. (1999). Fundamental Of Nursing; Collaborating
for Optimal Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA
Hanson&spross. Kolaborasi dalam Keperawatan. Diperoleh pada tanggal 20 Nopember 2005 dari
Hanson&spross (1998). Colaboration and Independent Practice. Ongoing Issue
fot Nursing. Diakses pada tanggal 12 Maret 2007 dari
http://www.fik.ui.ac.id/pkko/
Juliansyah. Penelitian Evaluasi Praktik Kolaborasi Perawat dan Dokter. Diambil pada 2 Februari 2005 dari http Nandang. (2001). Diskusi Era Baru: Perawat Ingin Jadi Mitra. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2007 dari Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC
Notoatmojo, Soekidjo. (2005). Metodologi Pnelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Sieckert. (2005). Nursing Physician Workplace Collaboration. Diakses pada tanggal 12 Maret 2997. dari http://www.scribd.com/doc/22952800
Siegler. Eugenia L. (1999). Kolaborasi Perawat-Dokter: Perawatan Orang Dewasa dan Lansia. Jakarta: EGC
Sieglar, L Eugeina dan Fay W. Whitney. (2000). Kolaborasi Perawat-Dokter Perawatan Orang Dewasa dan Lansia. Jakarta : EGC.
Sitorus. Ratna. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC
(41)
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
KOLABORASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM
HAJI ADAM MALIK MEDAN
Saya yang bernama Ernawati Tarigan/ 091121068 adalah mahasiswi Ilmu Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Kolaborasi perawat dengan dokter di Ruang Rindu B Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.
Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan USU Medan. Selanjutnya saya mohon kesedian Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/ibu.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
Medan, Mei 2010 Peneliti, Responden
(42)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Kolaborasi Perawat dengan Dokter diruang Rindu B Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan
Petunjuk Umum Pengisian:
a) Perawat diharapkan bersedia menjawab, semua pertanyaan yang diajukan peneliti berdasarkan uraian yang tertulis di lembar kuesioner ini.
b) Gunakan tanda checklist (√) pada kolom untuk jawaban yang dianggap sesuai dengan kondisi perawat
c) Jika kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.
I. Data Demografi
1. Nomor Responden :
2. Usia :…….. Tahun
3. Jenis Kelamin
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
4. Suku :
( ) Jawa ( ) Toba ( ) Karo
( ) Simalungun ( ) Melayu
(43)
5. Pendidikan ( ) SPK ( ) Akper
( ) S-1 Keperawatan ( ) S-2 Keperawatan 6. Lamanya bekerja
( ) 1-3 Tahun ( ) 4-6 Tahun ( ) 7-9 Tahun ( ) 10- 12 Tahun ( ) > 10 Tahun
II. Kuesioner Kolaborasi Perawat dengan Dokter
No Pernyataan
Tidak
pernah
Kadang-
kadang
Sering Selalu
1 Saya tanyakan pada dokter sejauh mana mereka mengharapkan keterlibatan saya dalam pengambilan keputusan masalah perawatan kesehatan
2 Saya bernegosiasi dengan dokter untuk menentukan tanggung jawab kami dalam membahas berbagai informasi dengan pasien
(44)
3 Saya menjelaskan lingkup keahlian jabatan saya kalau wawasan saya lebih luas daripada tanggapan dokter
4 Saya membahas dengan dokter sejauh mana saya ingin ikut terlibat dalam aspek perencanaan perawatan pasien 5 Saya menyarankan pada dokter cara
pendekatan perawatan pasien yang saya anggap bermanfaat
6 Saya mendiskusikan dengan dokter bidang-bidang praktik mana yang sesungguhnya lebih termasuk wawasan perawatan daripada wawasan medis 7 Saya mengatakan pada dokter secara
terus terang apabila menurut pendapat saya apa yang mereka perintahkan itu kurang tepat
8 Saya menceritakan pada dokter segala kesulitan pasien untuk menengani pilihan perawatan dan konsekuensinya 9 Saya menyampaikan pada dokter
bidang-bidang mana yang merupakan wawasan khusus perawatan
(45)
10 Saya menekankan pentingnya perawatan medis saat berbicara dengan pasien
11 Saya meminta penilaian dokter apa yang mungkin dibutuhkan untuk memperkuat sistem pendukung pasien 12 Saya mendiskusikan dengan dokter
kesamaan dan perbedaan antara pendekatan perawatan perawat dan medis
13 Saya mempertimbangkan pendapat dokter saat mengembangkan rencana perawatan
14 Saya membahas bidang kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan dokter untuk mencoba mengembangkan tujuan perawatan kesehatan yang dapat diterimakedua belah pihak
15 Saya mendiskusikan dengan dokter sejauh mana menurut pendapatku para dokter harus ikut terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan aspek-aspek perawatan pasien
(46)
16 Saya berusaha mencapai konsensus dengan dokter mengenai cara pendekatan terbaik perawatan pasien
17 Saya mendiskusikan dengan dokter sejauhmana mereka mengharp ikur terlibat dalam proses pengambilan keputusan perawatan kesehatan
18 Saya menyerahkan pada dokter aspek-aspek perawatan kesehatan yang lebih mereka kuasai
19 Saya menjelaskan apakah saya atau dokter yang bertanggung jawab membahas berbagai informasi dengan pasien
(47)
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kuisioner Kolaborasi Perawat Dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji .Adam Malik Medan Tahun 2010
N
o Pernyataan
Tidak pernah
Kadang-
kadang Sering Selalu 1 Saya tanyakan pada dokter sejauh
mana mereka mengharapkan keterlibatan saya dalam pengambil
an keputusan masalah perawatan kesehatan 5 (17,9%) 7 (25%) 13 (46,4%) 3 (10,7%)
2 Saya bernegosiasi dengan dokter untuk menentukan tanggung jawab kami dalam membahas berbagai informasi dengan pasien
5 (17,9%) 17 (60,7%) 4 (14,3%) 2 (7,1%)
3 Saya menjelaskan lingkup keahlian jabatan saya kalau wawasan saya lebih luas daripada tanggapan dokter
19 (67,9%) 4 (14,3%) 4 (14,3%) 1 (3,6%)
4 Saya membahas dengan dokter sejauh mana saya ingin ikut terlibat dalam aspek perencanaan perawatan pasien
6 (21,4%) 5 (17,9%) 12 (42,9%) 5 (17,9%)
5 Saya menyarankan pada dokter cara pendekatan perawatan pasien yang saya anggap bermanfaat
3 (10,7%) 1 (3,6%) 10 (35,7%) 14 (50%)
6 Saya mendiskusikan dengan dokter bidang-bidang praktik mana yang sesungguhnya lebih termasuk wawasan perawatan daripada wawasan medis 3 (10,7%) 15 (53,6%) 6 (21,4%) 4 (14,3%)
(48)
7 Saya mengatakan pada dokter secara terus terang apabila menurut pendapat saya apa yang mereka perintahkan itu kurang tepat 14 (50%) 4 (14,3%) 8 (28,6%) 2 (7,1%)
8 Saya menceritakan pada dokter segala kesulitan pasien untuk menengani pilihan perawatan dan konsekuensinya
16 (57,1%) 3 (10,7%) 4 (14,3%) 5 (17,9%)
9 Saya menyampaikan pada dokter bidang-bidang mana yang merupakan wawasan khusus perawatan
2 (7,1%) 3 (10,7%) 7 (25%) 16 (57,1%)
10 Saya menekankan pentingnya perawatan medis saat berbicara dengan pasien 3 (20,7%) 6 (21,4%) 9 (32,1%) 10 (35,7%)
11 Saya meminta penilaian dokter apa yang mungkin dibutuhkan untuk memperkuat sistem pendukung pasien
5 (17,9%) 3 (10,7%) 4 (14,3%) 16 (57,1%)
12 Saya mendiskusikan dengan dokter kesamaan dan perbedaan antara pendekatan perawatan perawat dan medis 4 (14,3%) 19 (67,9%) 2 (7,1%) 3 (10,7%)
13 Saya mempertimbangkan pendapat dokter saat mengembangkan rencana perawatan 4 (14,3%) 3 (10,7%) 7 (25%) 14 (50%)
14 Saya membahas bidang kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan dokter untuk mencoba mengembangkan tujuan perawatan kesehatan yang dapat diterimakedua belah pihak
9 (52,1%) 12 (42,9%) 4 (14,3%) 3 (10,7%)
(49)
15 Saya mendiskusikan dengan dokter sejauh mana menurut pendapatku para dokter harus ikut terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan aspek-aspek perawatan pasien
6 (21,4%) 14 (50%) 5 (17,9%) 3 (10,7%)
16 Saya berusaha mencapai consensus dengan dokter mengenai cara pendekatan terbaik perawatan pasien
5 (17,9%) 16 (57,1%) 3 (10,7%) 4 (14,3%)
17 Saya mendiskusikan dengan dokter sejauhmana mereka mengharp ikur terlibat dalam proses pengambilan keputusan perawatan kesehatan
6 (21,4%) 13 (46,4%) 4 (14,3%) 5 (17,9%)
18 Saya menyerahkan pada dokter aspek-aspek perawatan kesehatan yang lebih mereka kuasai 3 (10,7%) 5 (17,9%) 8 (28,6%) 12 (42,9%)
19 Saya menjelaskan apakah saya atau dokter yang bertanggung jawab membahas berbagai informasi dengan pasien 6 (21,4%) 15 (53,6%) 4 (14,3%) 3 (10,7%)
(50)
Lampiran 3
TABEL INDUK
No Usia Kategori JK suku pendidikan lama kerja (thn) kategori
1 45 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 10 10 - 12 tahun
2 48 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 11 10 - 12 tahun
3 29 < 35 tahun Perempuan Jawa Akper 3 1 - 3 tahun
4 35 < 35 tahun Perempuan Karo Akper 2 1 - 3 tahun
5 27 < 35 tahun Perempuan Jawa Akper 3 1 - 3 tahun
6 55 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 11 10 - 12 tahun
7 48 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 10 10 - 12 tahun
8 42 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 10 10 - 12 tahun
9 34 < 35 tahun Perempuan Karo S1 Keperawatan 4 4 - 6 tahun
10 44 > 40 tahun Perempuan Toba S1 Keperawatan 11 10 - 12 tahun
11 32 < 35 tahun Perempuan Jawa Akper 6 4 - 6 tahun
12 36 35-40 tahun Perempuan Toba Akper 10 10 - 12 tahun
13 42 > 40 tahun Perempuan Karo Akper 11 10 - 12 tahun
14 47 > 40 tahun Perempuan Toba S1 Keperawatan 12 10 - 12 tahun
15 30 < 35 tahun Perempuan Karo Akper 6 4 - 6 tahun
16 46 > 40 tahun Perempuan Jawa S1 Keperawatan 10 10 - 12 tahun
17 48 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 13 > 12 tahun
18 54 > 40 tahun Perempuan Karo Akper 8 7 - 9 tahun
19 52 > 40 tahun Perempuan Simalungun Akper 13 > 12 tahun
20 49 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 10 10 - 12 tahun
21 45 > 40 tahun Perempuan Simalungun Akper 9 7 - 9 tahun
22 49 > 40 tahun Perempuan Melayu Akper 10 10 - 12 tahun
23 33 < 35 tahun Perempuan Toba Akper 6 4 - 6 tahun
24 38 35-40 tahun Perempuan Toba Akper 10 10 - 12 tahun
25 41 > 40 tahun Perempuan Simalungun Akper 11 10 - 12 tahun
26 48 > 40 tahun Perempuan Toba Akper 12 10 - 12 tahun
27 39 35-40 tahun Perempuan Melayu Akper 10 10 - 12 tahun
(51)
MASTER DATA
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 skor kategori 1 3 2 1 3 4 2 1 2 4 4 3 2 4 2 2 2 1 4 2 48 Cukup 2 2 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 2 1 3 2 2 4 40 Kurang 3 3 2 1 3 4 2 1 1 4 2 4 2 4 3 2 2 1 3 2 46 Kurang 4 2 3 2 2 3 3 3 1 3 4 1 1 2 2 4 4 2 4 2 48 Cukup 5 3 3 1 1 3 2 3 1 4 3 3 2 4 1 2 1 1 2 2 42 Kurang 6 2 2 3 3 4 3 1 1 3 2 4 2 3 3 3 2 2 1 3 47 Cukup 7 3 3 1 1 1 2 4 1 4 4 3 2 3 2 2 3 1 4 2 46 Kurang 8 3 1 1 2 1 2 3 1 1 3 4 2 4 3 2 4 2 4 2 45 Kurang 9 1 2 1 3 4 2 1 2 4 2 4 2 1 3 3 2 1 2 3 43 Kurang 10 3 4 3 4 3 4 3 1 4 4 4 2 1 2 4 2 4 4 2 58 Baik 11 1 2 1 3 1 1 1 1 4 3 1 1 4 3 2 2 2 4 2 39 Kurang 12 3 2 3 2 4 1 1 1 3 2 4 2 4 4 3 2 2 4 2 49 Cukup 13 3 2 1 1 2 2 3 3 3 4 4 2 4 2 2 4 2 2 4 50 Cukup 14 1 1 3 3 3 4 2 4 4 3 1 1 4 1 2 3 3 3 2 48 Cukup 15 4 2 1 1 4 2 1 1 4 1 4 2 3 4 4 2 4 4 3 51 Cukup 16 3 2 1 1 4 3 1 4 4 4 2 2 3 2 3 1 2 4 2 48 Cukup 17 3 1 1 3 4 2 1 1 1 3 4 1 4 1 2 4 2 4 2 44 Kurang 18 1 2 4 4 3 2 1 3 2 1 4 2 4 1 2 2 2 2 3 45 Kurang 19 3 2 1 3 3 2 2 1 2 4 4 2 4 2 1 2 3 1 4 46 Kurang 20 2 1 1 4 4 3 1 3 4 3 2 3 2 1 3 2 3 3 1 46 Kurang 21 2 2 1 4 3 2 1 1 4 1 4 2 4 1 2 1 2 4 2 43 Kurang 22 3 2 1 3 4 2 1 3 2 4 3 3 4 2 2 1 2 4 2 48 Cukup 23 2 4 1 2 3 2 1 1 4 3 4 4 2 1 1 2 2 3 1 43 Kurang 24 1 2 2 4 4 4 3 4 3 2 4 2 1 1 1 2 3 1 1 45 Kurang 25 3 3 1 3 4 4 2 1 3 4 1 2 4 2 2 2 4 3 1 49 Cukup 26 4 2 1 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 1 1 1 4 3 1 51 Cukup 27 2 2 2 1 4 2 4 1 4 4 1 2 3 2 2 2 1 3 2 44 Kurang 28 4 2 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 1 2 4 3 1 55 Cukup
(52)
UJI COBA VALIDITAS DAN REALIABILITAS Jumlah Butir Semula : 24 item pertanyaan
Jumlah butir gugur : tidak ada Jumlah butir valid : 24 item valid
No pert1 pert2 pert3 pert4 pert5 pert6 pert7 pert8 pert9 pert10 pert11 pert12 pert13 pert14 pert15 pert16 per17 pert18 pert19
1 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 3 4
2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2
3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 4 1 4 3 4 3 4 2 4
4 3 3 3 3 2 3 1 4 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2
5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3
6 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
8 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4
10 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
11 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3
12 1 2 1 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 3 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
15 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3
16 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1
19 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4
20 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2
21 3 4 2 4 4 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3
22 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
23 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
25 3 1 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3
26 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2
27 2 1 2 4 4 1 2 1 2 2 4 3 2 2 2 3 2 1 2
28 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3
30 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 4 4 2 4 1 2 3 3 3
r hasil 0,695 0,632 0,881 0,650 0,437 0,755 0,902 0,706 0,836 0,916 0,530 0,512 0,544 0,651 0,824 0,829 0,781 0,715 0,545 r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 r alpha 0,950 0,951 0,947 0,951 0,954 0,949 0,947 0,950 0,948 0,947 0,953 0,953 0,952 0,951 0,948 0,948 0,949 0,950 0,952 Status v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
(53)
Frequency Table
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 35 tahun 7 25.0 25.0 25.0
35 - 40 tahun 4 14.3 14.3 39.3
> 40 tahun 17 60.7 60.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Perempuan 28 100.0 100.0 100.0
Suku Bangsa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jawa 4 14.3 14.3 14.3
Toba 13 46.4 46.4 60.7
Karo 5 17.9 17.9 78.6
Simalungun 4 14.3 14.3 92.9
Melayu 2 7.1 7.1 100.0
(54)
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Akper 23 82.1 82.1 82.1
S1 Keperawatan 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid > Rp. 1.000.000 28 100.0 100.0 100.0
Lama Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 - 3 tahun 3 10.7 10.7 10.7
4 - 6 tahun 4 14.3 14.3 25.0
7 - 9 tahun 2 7.1 7.1 32.1
10 - 12 tahun 16 57.1 57.1 89.3
> 12 tahun 3 10.7 10.7 100.0
(55)
Frequency Table
p1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 5 17.9 17.9 17.9
Kadang-kadang 7 25.0 25.0 42.9
Sering 13 46.4 46.4 89.3
Selalu 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 5 17.9 17.9 17.9
Kadang-kadang 17 60.7 60.7 78.6
Sering 4 14.3 14.3 92.9
Selalu 2 7.1 7.1 100.0
Total 28 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 19 67.9 67.9 67.9
Kadang-kadang 4 14.3 14.3 82.1
Sering 4 14.3 14.3 96.4
Selalu 1 3.6 3.6 100.0
(56)
p4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 6 21.4 21.4 21.4
Kadang-kadang 5 17.9 17.9 39.3
Sering 12 42.9 42.9 82.1
Selalu 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
p5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 3 10.7 10.7 10.7
Kadang-kadang 1 3.6 3.6 14.3
Sering 10 35.7 35.7 50.0
Selalu 14 50.0 50.0 100.0
Total 28 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 3 10.7 10.7 10.7
Kadang-kadang 15 53.6 53.6 64.3
Sering 6 21.4 21.4 85.7
Selalu 4 14.3 14.3 100.0
(57)
p7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 14 50.0 50.0 50.0
Kadang-kadang 4 14.3 14.3 64.3
Sering 8 28.6 28.6 92.9
Selalu 2 7.1 7.1 100.0
Total 28 100.0 100.0
p8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 16 57.1 57.1 57.1
Kadang-kadang 3 10.7 10.7 67.9
Sering 4 14.3 14.3 82.1
Selalu 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 2 7.1 7.1 7.1
Kadang-kadang 3 10.7 10.7 17.9
Sering 7 25.0 25.0 42.9
Selalu 16 57.1 57.1 100.0
(58)
p10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 3 10.7 10.7 10.7
Kadang-kadang 6 21.4 21.4 32.1
Sering 9 32.1 32.1 64.3
Selalu 10 35.7 35.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
p11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 5 17.9 17.9 17.9
Kadang-kadang 3 10.7 10.7 28.6
Sering 4 14.3 14.3 42.9
Selalu 16 57.1 57.1 100.0
Total 28 100.0 100.0
p12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 4 14.3 14.3 14.3
Kadang-kadang 19 67.9 67.9 82.1
Sering 2 7.1 7.1 89.3
Selalu 3 10.7 10.7 100.0
(59)
p13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 4 14.3 14.3 14.3
Kadang-kadang 3 10.7 10.7 25.0
Sering 7 25.0 25.0 50.0
Selalu 14 50.0 50.0 100.0
Total 28 100.0 100.0
p14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 9 32.1 32.1 32.1
Kadang-kadang 12 42.9 42.9 75.0
Sering 4 14.3 14.3 89.3
Selalu 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
p15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 6 21.4 21.4 21.4
Kadang-kadang 14 50.0 50.0 71.4
Sering 5 17.9 17.9 89.3
Selalu 3 10.7 10.7 100.0
(60)
p16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 5 17.9 17.9 17.9
Kadang-kadang 16 57.1 57.1 75.0
Sering 3 10.7 10.7 85.7
Selalu 4 14.3 14.3 100.0
Total 28 100.0 100.0
p17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 6 21.4 21.4 21.4
Kadang-kadang 13 46.4 46.4 67.9
Sering 4 14.3 14.3 82.1
Selalu 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
p18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 3 10.7 10.7 10.7
Kadang-kadang 5 17.9 17.9 28.6
Sering 8 28.6 28.6 57.1
Selalu 12 42.9 42.9 100.0
(61)
p19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 6 21.4 21.4 21.4
Kadang-kadang 15 53.6 53.6 75.0
Sering 4 14.3 14.3 89.3
Selalu 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Kolaborasi Perawat Dengan Dokter
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 15 53.6 53.6 53.6
Cukup Baik 12 42.9 42.9 96.4
Baik 1 3.6 3.6 100.0
(62)
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(63)
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 2.87 .937 30
p2 2.80 .961 30
p3 2.93 .980 30
p4 2.97 .964 30
p5 2.70 1.055 30
p6 2.83 .950 30
p7 2.90 .960 30
p8 3.03 1.129 30
p9 3.07 .907 30
p10 2.90 .923 30
p11 3.30 .915 30
p12 2.93 1.048 30
p13 2.90 .923 30
p14 2.77 .971 30
p15 2.90 1.094 30
p16 2.93 .944 30
p17 2.90 .995 30
p18 2.90 .995 30
(64)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
p1 52.53 167.292 .695 .950
p2 52.60 168.317 .632 .951
p3 52.47 162.051 .881 .947
p4 52.43 167.840 .650 .951
p5 52.70 171.803 .437 .954
p6 52.57 165.633 .755 .949
p7 52.50 162.052 .902 .947
p8 52.37 163.344 .706 .950
p9 52.33 164.713 .836 .948
p10 52.50 162.603 .916 .947
p11 52.10 171.472 .530 .953
p12 52.47 169.913 .512 .953
p13 52.50 171.017 .544 .952
p14 52.63 167.689 .651 .951
p15 52.50 160.948 .824 .948
p16 52.47 164.051 .829 .948
p17 52.50 164.121 .781 .949
p18 52.50 165.707 .715 .950
p19 52.53 172.602 .545 .952
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(65)
Lampiran 4
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Ernawati Tarigan Tempat/tanggal Lahir : Medan/17 Mei 1979 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Besar delitua gang aman no 39
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD.Negeri 105300 Delitua : Tahun 1989-1991 2. SLTP Negeri 2 Delitua : Tahun 1991-1994 3. SMU RK Deli Murni Delitua : Tahun 1994-1997 4. AKPER Hisarma Medan : Tahun 1999-2002 5. S1 Keperawatan USU : Tahun 2009-2011
(66)
(67)
(68)
(69)
(1)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
p1 52.53 167.292 .695 .950
p2 52.60 168.317 .632 .951
p3 52.47 162.051 .881 .947
p4 52.43 167.840 .650 .951
p5 52.70 171.803 .437 .954
p6 52.57 165.633 .755 .949
p7 52.50 162.052 .902 .947
p8 52.37 163.344 .706 .950
p9 52.33 164.713 .836 .948
p10 52.50 162.603 .916 .947
p11 52.10 171.472 .530 .953
p12 52.47 169.913 .512 .953
p13 52.50 171.017 .544 .952
p14 52.63 167.689 .651 .951
p15 52.50 160.948 .824 .948
p16 52.47 164.051 .829 .948
p17 52.50 164.121 .781 .949
p18 52.50 165.707 .715 .950
p19 52.53 172.602 .545 .952
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
55.40 185.007 13.602 19
(2)
Lampiran 4
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Ernawati Tarigan
Tempat/tanggal Lahir
: Medan/17 Mei 1979
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen Protestan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Jl.Besar delitua gang aman no 39
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD.Negeri 105300 Delitua : Tahun 1989-1991
2. SLTP Negeri 2 Delitua : Tahun 1991-1994
3. SMU RK Deli Murni Delitua : Tahun 1994-1997
4. AKPER Hisarma Medan : Tahun 1999-2002
5. S1 Keperawatan USU
: Tahun 2009-2011
(3)
Lampiran 6
(4)
(5)
(6)