Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

  Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari : http://www.medicastore.com.

  Last update : Juni 2012.

  

LAMPIRAN

  Lampiran 1

INSTRUMEN SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. MAN I

a. Staffing 1.

  Berapa jumlah seluruh tenaga perawat di ruangan RB2 B? 2. Bagaimana jenjang pendidikannya? 3. Berapa lama masa kerjanya? 4. Bagaimana proses rekrutmen pegawai di ruangan RB2 B? 5. Apakah ada tenaga honorer di Ruangan RB2 B? 6. Bagaimana proses seleksi yang dilakukan untuk menempatkan pegawai honorer di ruangan RB2 B?

  7. Apa kriteria pegawai yang akan ditempatkan di ruangan RB2 B? 8.

  Bagaimana cara mengorientasikan dan berapa lama mengorientasikan pegawai baru?

  9. Pernahkah staf mengikuti pelatihan khusus di bidang keperawatan? 10.

  Bagaimana syarat/kriteria pegawai yang mendapatkan tugas belajar ataupun pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu keperawatan? 11. Apakah ada subsidi yang diberikan rumah sakit/pemerintah untuk peningkatan pendidikan di ruangan RB2 B?

  12. Berapa perbandingan jumlah pasien dengan tenaga perawat di ruangan RB2 B? 13. Apakah ada tugas rangkap yang dialakukan oleh staff selain melaksanakan asuhan keperawatan? jika ada jelaskan?

  b. Directing

  Siapa yang melakukan penilaian terhadap kinerja tersebut?

  2) Apakah metode penugasan yang digunakan di Ruangan RB2 B?

  1) Bagaimana gambaran struktur organisasi di Ruangan RB2 B?

  b. Organizing

  Apakah di Ruangan RB2 B mempunyai standar asuhan keperawatan ? Bagaimana Pelaksanaannya?

  Keperawatan? 2)

  1) Apakah di Ruangan RB2 B mempunyai Visi, Misi serta Motto

  a. Planning

  Berapa kali dilakukan penilaian terhadap kinerja tersebut? 4)

  1) Berapa kali kepala ruangan mengikuti pelatihan tentang manajemen keperawatan?

  B? 3)

  2) Adakah penilaian khusus tehadap kinerja perawatan di Ruangan RB2

  1) Adakah sistem penilaian terhadap kinerja perawat di Ruangan RB2 B, bagaimana pelaksanaanya?

  c. Controlling

  5) Bagaimana cara kepala ruangan memberi pujian kepada staffnya yang melakukuan tugas dengan baik?

  4) Bagaimana kepala ruangan memberi teguran kepada staff yang melakukan kesalahan?

  3) Bagaimana kepala ruangan merencanakan peningkatan SDM staf di ruangan RB2 B

  2) Berapa kali kepala ruangan merencanakan pertemuan dengan staff?

2. METODE

  3) Apakah alasan penggunaan metode penugasan keperawatan tersebut?

c. Directing

  3) Masalah apa yang biasanya menjadi konflik di Ruangan RB2 B?

  3) Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di Ruangan RB2 B

  2) Kapan saja kepala ruangan melakukan supervisi?

  1) Bagaimana fungsi pengendalian mutu (GKM) di Ruangan RB2 B apakah berjalan atau tidak?

  Kendala apa saja yang dihadapi kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya?

  Menurut kepala ruangan apakah cara tersebut sudah efektif? 6)

  Ruangan RB2 B? 5)

  4) Bagaimana cara kepala ruangan menyelesaikan konflik yang ada di

  2) Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?

  4) Ketetapan apa yang digunakan dalam penentuan Ka Tim dan perawat pelaksana?

  1) Bagaimana gaya kepemimpinan Karu di Ruangan RB2 B?

  Bagaimana pengklasifikasian pasien yang akan ditempatkan di Ruangan RB2 B?

  Bagaimana pelaksanaan pendidikan kesehatan pada pasien di ruangan? 11)

  Siapa saja sasaran pelayanan kesehatan di Ruangan RB2 B? 10)

  Jika karu/katim berhalangan, kepada siapa dilimpahkan wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas keperawatan? 9)

  Bagaimana cara karu atau katim dalam mendelegasikan tugasnya? 8)

  RB2 B? 7)

  6) Bagaimana sistem pendelegasian tugas yang dilakukan di Ruangan

  5) Bagaimana deskripsi kerja karu, katim dan perawat pelaksana?

d. Controlling

  4) Apakah dokter melakukan visite setiap hari?

  5) Adakah monitor terhadap harapan-harapan dan kepuasan pasien tentang pelayanan Keperawatan di Ruangan RB2 B?

  Jika ada, jelaskan! Kapan (frekwensinya) dan bagaimana pelaksanaannya?Jika tidak ada, jelaskan kenapa! 6)

  Bagaimana kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain? 7)

  Adakah supervisi bidang keperawatan ke ruangan-ruangan?

3. MATERIAL 1.

  Bagaimana kelengkapan logistik/ inventaris di Ruangan RB2 B? 2. Berapa jumlah bed yang tersedia dalam ruangan, bagaimana cara perawatan dan pangamprahannya ?

  3. Berapa jumlah tabung oksigen/ regulator, kondisinya dan bagaimana cara perawatan dalam ruangan RB2 B?

  4. Berapa jumlah alat EKG, kondisinya dan bagaimana cara perawatan dalam ruangan RB2 B?

  5. Berapa jumlah standard infus yang ada, berapa yang tidak dapat digunakan dan bag cara perawatannya?

  6. Bagaimana cara penyimpanan obat-obatan, siapa yang bertanggung- jawab dalam pengamprahan obat-obatan tersebut?

  7. Berapa jumlah alat-alat medis seperti gunting, klem, pinset dll yang tersedia dalam ruangan?

  8. Bagaimana cara perawatan alat-alat medis seperti pinset, gunting , klem dll, pensterilan dan pengamprahannya serta penyimpanannya ?

  9. Berapa jumlah alat-alat tenun yang ada dalam ruangan seperti laken, sarung bantal dll?

  10. Bagaimana cara perawatan alat-alat tenun seperti bantal, laken, kasur, dll, dan bagaimana cara pengamprahannya dan penyimpananya?

  Lampiran 2

Kumpulan evaluasi Diagnosa Keperawatan YANG SERING MUNCUL

Pada pasien di Rindu B 2 B

  Sebagai panduan dalam pendokumentasian evaluasi keperawatan

pada pasien bedah urologi, bedah plastik dan bedah cartho&vaskular

“PELAYANAN TEPAT, PASIEN SELAMAT”

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

  

Medan

2012

Diagnosa: Nyeri

  S: Nyeri pada area abdomen

  ฀

  Nyeri pada area Suprapubik

  ฀

  Nyeri pada area Dada

  ฀

  Nyeri pada area area luka bakar

  ฀

  Skala nyeri : 0 (Tidak nyeri), 1-3 (Nyeri sedang), 4-6 (Nyeri sedang),

  ฀

  7-10 (Nyeri berat) O:

  ฀ Gelisah ฀ Merintih kesakitan ฀ Menangis ฀ Menarik nafas panjang ฀ Gerakan menghindar nyeri ฀ Tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh meningkat ฀ Wajah nyeri ฀ Perubahan nafsu makan ฀ Perilaku menjaga atau melindungi ฀ Gangguan tidur

  A: Gangguan rasa nyaman: Nyeri P:

  ฀ Kaji nyeri meliputi: lokasi, keparahan/skala nyeri (0-10), kualitas nyeri, frekuensi nyeri.(mis; nyeri post operasi pada area abdomen, skala nyeri 6 (sedang), nyeri dirasakan seperti ditusuk). ฀ Ukur tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh ฀ Kaji isyarat ketidaknyamanan nonverbal (mis: gelisah, mual, menyeringai, pucat, manarik diri, mondar-mandir). ฀ Berikan lingkungan yang nyaman dan aman bagi pasien (mis; perubahan posisi, mesase punggung). ฀ Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi. ฀ Kolaborasi dalam pemberikan terapi analgesik, sesuai indikasi

  Ketorolac 30 mg atau Tramadol 50mg ฀ Laporkan kepada dokter DPJP jika tindakan pengatasan terhadap nyeri tidak berhasil, konsul : manajemen nyeri.

  Diagnosa: Hipertermi

  S: ฀ Demam ฀ Mual

  O: ฀ Kulit hangat bila disentuh ฀ Kulit memerah ฀ Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal

  (Suhu normal dewasa 36,4-37,2 C dan anak usia 5-11 tahun 37,2- 37,5 C)

  ฀ Frekuensi napas meningkat ฀ Kejang/konvulsi ฀ Tekanan darah meningkat ฀ Takikardia (peningkatan denyut nadi > 100/menit pada dewasa)

  A: Hipertermi P:

  ฀ Kaji tanda hipertermia seperti Demam contoh temp. 39 C Peningkatan frekuensi pernapasan (takipnea) Perubahan tekanan darah dan berkeringat banyak (aritmia)

  ฀ Pantau tekanan darah, nadi, dan pernapasan ฀ Pantau turgor kulit dan kelembapan membran mukosa ฀ Pantau suhu tubuh pasien minimal setiap dua jam, sesuai kebutuhan ฀ Lepaskan pakaian yang berlebihan dan menutupi pasien dengan kain tipis ฀ Kompres pasien dengan menggunakan waslap dingin dan diletakkan pada aksila, dahi, leher, dan lipatan paha ฀ Anjurkan untuk meningkatkan asupan cairan oral ฀ Kolaborasi dalam pemberikan obat antipiretik sesuai dengan kebutuhan seperti:

  Paracetamol tablet Xyllo:della

  Diagnosa: Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

  S: ฀ Nyeri luka operasi ฀ Nyeri abdomen ฀ Melaporkan perubahan sensasi rasa misalnya makanan terasa pahit, makanan tidak enak ฀ Tidak selera makan

  O: ฀ Porsi yang disediakan tidak habis ฀ Kurangnya minat pada makanan

  ฀ Luka, rongga mulut inflamasi ฀ Konjungtiva dan membrane mukosa pucat ฀ Diare lebih dari 3x sehari ฀ Bising usus yang hiperaktif (normal 8-12 kali/menit)

  A: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh P:

  ฀ Ketahui makanan kesukaan pasien ฀ Timbang BB pasien setiap ______ hari/minggu/bulan ฀ Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan ฀ Hindari prosedur invasif sebelum makan ฀ Berikan pasien minuman atau camilan bergizi, tinggi protein, tinggi kalori yang siap dikonsumsi, bila memungkinkan ฀ Berikan informasi pada pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal.

  ฀ Kolaborasi dalam pemasangan NGT (Naso Gastic Tube)

  • ** Mual/Muntah

  ฀ Catat warna, jumlah, dan frekuensi muntah ฀ Minimalkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah ฀ Tawarkan hygiene mulut sebelum makan ฀ Kolaborasi memberikan obat antiemetik dan analgesik sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkan misalnya Ranitidin

  • ** Kehilangan Nafsu Makan

  ฀ Minimalkan atau menghilangkan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap hilangnya nafsu makan pasien ฀ Anjurkan pasien untuk memakan makanan seperti buah-buahan segar atau jus buah, bila memungkinkan ฀ Berikan makanan bergizi, tinggi kalori dan tinggi protein yang bervariasi.

  Diagnosa: Perubahan Eliminasi Urin

  S: ฀ Susah berkemih ฀ Nyeri pada saat BAK (dysuria) ฀ Berkemih tidak puas ฀ BAK terputus-putus

  O: ฀ Urine sedikit, contoh: volume urine: 600cc/12jam ฀ Urine berwarna merah ฀ Kateter terpasang ฀ Mengedan saat berkemih (hesistansi) ฀ Pengeluaran urin secara tidak terkontrol (Inkontinensia)

  ฀ Berkemih yang sering pada malam hari (Nokturia) ฀ Kesulitan untuk berkemih walaupun sudah ada dorongan kuat untuk berkemih (Retensi) ฀ Hasil laboratorium (ureum dan serum kreatinin, elektrolit serum,

  Berat jenis urin, albumin)

  A: Perubahan Eliminasi Urine P:

  ฀ Pantau eliminasi urin, meliputi : frekuensi, konsistensi, bau, volume dan warna. ฀ Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk mencatat haluaran urin bila diperlukan, ฀ Anjurkan kepada pasien untuk minum 200 mL cairan pada saat makan, di antara waktu makan dan di awal ฀ Anjurkan pasien mengkonsumsi cairan per oral: ___cc untuk siang hari;___cc untuk malam hari. ฀ Lakukan stimulasi kandung kemih dengan menempelkan es ke abdomen, menekan bagian dalam paha atau mengalirkan air. ฀ Kolaborasi dalam pemasangan kateter ฀ Kolaborasi dalam pemberian obat diuretik misalnya : Furosemid, Lasix.

  Diagnosa: Kerusakan Intergritas Kulit

  S: ฀ Ada luka operasi ฀ Ada luka bakar ฀ Kulit terasa panas, gatal pada area luka

  O: ฀ Ada luka pada kulit ฀ Adanya jaringan nekrotik pada kulit ฀ Kerusakan pada lapisan kulit

  A : Kerusakan Intergritas Kulit P:

  ฀ Lakukan perawatan luka dengan teknik steril ฀ Ajarkan perawatan luka insisi pembedahan, termasuk tanda dan gejala infeksi, cara untuk mempertahankan luka insisi tetap kering ketika mandi. ฀ Lakukan perawatan luka atau kulit secara rutin yang dapat dilakukan meliputi :

  Atur posisi pasien secara sering Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan kelembaban yang berlebihan Lindungi pasien dari kontaminasi fekal atau urin Bersihkan dan membalut insisi dengan prinsip steril

  ฀ Konsultasikan pada dokter tentang implementasi pemberian makanan dan nutrisi secara enteral dan palenteral ฀ Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang teknik pencegahan infeksi (mencuci tangan)

  Diagnosa: Gangguan Pertukaran Gas

  S: ฀ Frekuensi nafas cepat dan dalam (Dispnea) ฀ Sakit kepala pada saat bangun ฀ Gangguan penglihatan

  O: ฀ Frekuensi pernafasan meningkat ฀ Irama pernafasan tidak teratur (irregular) ฀ Warna kulit tidak normal (pucat dan kehitaman) ฀ Sianosis ฀ Keringat yang berlebihan (Diaforesis) ฀ Cuping hidung mengembang ฀ Gelisah ฀ Penurunan kesadaran ฀ Peningkatan denyut nadi (Takikardia)

  2 >45 mmHg)

  ฀ Hiperkapnia (Peningkatan PCO

  2 ) dalam darah)

  ฀ Hipoksemia (Penurunan saturasi oksigen (PO ฀ Hasil lab menunjukan nilai AGDA tidak normal

  (nilai normal: pH 7,35-7,45; PO

  2 80-100mmHg; PC0 2 35-45mmHg;

  HCO

  3 22-26 mmol/L, BE -2-(+2)

  Alkalosis pH> 7,45 Alkalosi respiratorik pH >7,4; PCO

  2 <35mmHg

  Alkalosis metabolik HCO > 26 mmol/l

  3 Asidosis pH <7,35

  Asidosis respiratorik pH < 7,35 PCO

  2 >42 mmHg

  Asidosis metabolik pH< 7,35 dan HCO

  3 >28 mmol/l

  A: Gangguan Pertukaran Gas P:

  ฀ Observasi bunyi paru ; frekuensi napas, kedalaman,dan usaha pernapasan ฀ Pantau status mental misalnya tingkat kesadaran somnolen ฀ Observasi adanya sianosis ฀ Pantau status pernapasan dan oksigenasi ฀ Ajarkan kepada pasien teknik bernapas dan relaksasi ฀ Pantau hasil gas darah (pH, PO2, PCO2, HC03, BE) ฀ Pantau kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida)

  ฀ Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen ฀ Kolaborasi dalam pemberian obat yang diresepkan (misalnya, natrium bikarbonat untuk mempertahankan keseimbangan asam- basa)

  ฀ Kolaborasi dalam pemberian bronkodilator, aerosol, dan nebulasi ultrasonik sesuai dengan keperluan pasien ( cnth: Ventolin) ฀ Lakukan konsultasi dengan dokter tentang kebutuhan akan pemeriksaan gas darah arteri (GDA) dan penggunaan alat bantu yang dianjurkan sesuai dengan adanya perubahan kondisi pasien

  Diagnosa: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral

  S: ฀ Mengungkapkan nyeri kepala secara verbal ฀ Mengungkapkan kelelahan dan kelemahan ฀ Mengungkapkan dispnea (nafas cepat dan dalam) secara verbal

  O: Penurunan Kesadaran

  ฀

  Kelemahan ektermitas atau kelumpuhan

  ฀ ฀

  Tidak terjadi perubahan reaksi pupil

  ฀

  Kesulitan menelan

  ฀ ฀ Perubahan respon motorik

  1 : tidak ada respon 2 : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada) 3 : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada) 4 : tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsangan

  5 : menjangkau stimulus saat diberi rangsangan nyeri 6 : mengikuti perintah A: Gangguan perfusi jaringan serebral P:

  ฀ Ukur tanda vital : suhu badan, tekanan darah, nadi, respirasi ฀ Observasi status cairan termasuk asupan dan haluaran ฀ Observasi ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaksivitas pupil, ฀ Pantau refleks korneal, batuk dan muntah ฀ Observasi hasil laboratorium AGDA : PO2, PCO2, dan kadar bicarbonat, SaO2 dan kadar hemoglobin untuk menentukan penerimaan oksigen ke jaringan

  ฀ Kolaborasi dalam pemberikan obat yang menyebabkan hipertensi untuk mempertahankan tekanan perfusi serebral ฀ Kolaborasi dalam pemberikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskuler ฀ Kolaborsi dalam pemberikan obat diuretik dan osmotik misalnya ;

  Furosemid ฀ Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0 sampai 45 derajat, bergantung pada kondisi klien dan permintaan medis

  Diagnosa: Ansietas

  S: ฀ Banyak bertanya tentang penyakitnya/ tindakan yang akan dilakukan

  O: ฀ Gelisah ฀ Cemas ฀ Tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu meningkat ฀ Berkeringat dingin

  A: Ansietas P: ฀ Kaji tingkat kecemasan pasien.

  ฀ Yakinkan pasien dengan menyentuh, saling memberi empatik, dorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya. ฀ Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, terapi okupasi. ฀ Berikan lingkungan yang tenang ฀ Beri dorongan kepada keluarga untuk menemani pasien ฀ Berikan informasi tentang diagnosa dan perawatan, instruksikan tentang teknik relaksasi, jelaskan semua prosedur. ฀ Kolaborasi dalam pemberian pengobatan untuk mengurangi ansietas, sesuai dengan kebutuhan

  Diagnosa : Defisit perawatan Diri

  S: Tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri

  O: ketidakmampuan untuk : ฀

  Menyuapkan makanan dari piring ke mulut ฀

  Menguyah makanan ฀

  Meletakkan makanan ke piring ฀

  Memegang alat makan ฀

  Menelan makanan Ketidakmampuan dalam melakukan :

   Mengambil perlengkapan mandi

  Mengeringkan badan

   Masuk dan keluar kamar mandi 

   A: Defisit perawatan Diri P: ฀ Libatkan keluarga dalam perawatan diri ฀ Ajarkan pasien menggunakan metode alternative untuk makan/minum. ฀ Sediakan makanan dalam porsi kecil ฀ Berikan dukungan kemandirian dalam makan dan minum, bantu pasien jika perlu ฀ Ajarkan pasien/keluarga penggunaan metode alternatif untuk mandi dan hygiene mulut ฀ Tawarkan pengobatan nyeri sebelum mandi ฀ Mandirikan pasien dalam melakukan mandi dan hygiene mulut, bantu pasien hanya jika diperlukan

  Membersihkan anggota tubuh

  Diagnosa : Resiko Infeksi

  S: ฀ Luka terasa gatal ฀ Luka terasa panas ฀ Luka terasa nyeri

  O: ฀ Terdapat kerusakan integritas kulit ฀ Pengetahun yang kurang untuk menghindari infeksi (kurang pengetahuan mengenai pentingnya mencuci tangan) ฀ Malnutrisi (Nilai albumin) ฀ Penurunan nilai Hb, leukosit

  A:Resiko infeksi P:

  ฀ Anjurkan klien/keluarga untuk menjaga hygine pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi ฀ Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar ฀ Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruangan pasien ฀ Pertahankan teknik isolasi, bila diperlukan ฀ Batasi jumlah pengunjung bila diperlukan ฀ Ajarkan kepada pasien dan keluarga tanda/gejala infeksi dan kapan harus melapor ke pusat kesehatan ฀ Kolaborasi dalam pemberian antibiotik untuk pengendalian infeksi : Cefotaxim, Ceftriaxon.

  Lampiran 3

PERAWAT RB2 B

  1. SAPA (Menyapa pasien dengan kata sapaan selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam)

  d. Pengendalian infeksi (cuci tangan) NB : a - d wajib diisi pada RM 23

  c. Manajemen nyeri

  b. Hak dan kewajiban pasien

   Memperkenalkan diri Melakukan edukasi yang terdiri dari : a. Tata tertib

   RM 14 ditulis dengan pena warna hijau

  

h. Planning (perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi

masalah yang ada/ diagnosa yang ditemukan)

   Tekanan Darah (TD) Temperatur Pernafasan Pulse (Nadi) g. Merumuskan masalah berdasarkan data subjektif dan data objektif Contoh : Pola nafas tidak efektif, dan perubahan pola eliminasi

   Data Subjektif = keluhan yang dikatakan pasien

Data Objektif = keluhan yang dapat dilihat oleh perawat

f. Mengukur Vital Sign

  d. Melihat ID bagde (gelang tangan pasien) yang terdiri dari : Warna biru = pasien pria Warna pink = pasien wanita Warna kuning = pasien resiko cedera jatuh Warna merah = pasien dari alergi e. Menanyakan keluhan pasien

  c. Menanyakan nama pasien, tanggal lahir dan no RM

  b. Perkenalkan diri pada pasien

  a. Senyum dengan manis, menyapa dengan ramah, sentuh dengan lembut

  3. Bed to bed

  2. Cuci tangan dengan 6 langkah benar

i. Action (melakukan tindakan sesuai dengan planning yang sudah dibuat)

4. Menerima pasien baru

  

Melakukan tahap 1 sampai 3 seperti yang tertera di atas.

  

16 Bak Instrumen Besar (40 cm) 4 buah 4 buah - -

  

29 Ceret Listrik 2 buah 2 buah - -

  

28 Branchart 2 buah 2 buah - -

  

27 Rostul 3 buah - - 3 buah

  

26 Troli GV 7 buah 5 buah 2 buah -

  

25 Continue Suction 2 buah - 2 buah -

  

24 Suction 2 buah - - 2 buah

  

23 Sterilisator 1 buah 1 buah - -

  

22 Autoclave 1 buah - 1 buah -

  

21 Nald Holder 1 buah 1 buah - -

  

20 Gunting Hecting 2 buah 2 buah - -

  

19 Gunting Kecil 4 buah 4 buah - -

  

18 Gunting Perban Kecil (14 cm 2 buah 2 buah - -

  

17 Gunting Perban Besar (19 cm) 3 buah 3 buah - -

  

15 Bak Instrumen Sedang (27 cm) 5 buah 3 buah 2 buah -

  Lampiran 4 DAFTAR INVENTARIS DI RUANGAN RAWAT INAP RINDU B 2B No Nama Alat Jumlah Kondisi Baik Rusak Tidak Layak Pakai

  

14 Bak Instrumen Kecil (23 cm) 9 buah 8 buah 1 buah -

  

13 Neirbeken Kecil 2 buah 2 buah - -

  

12 Neirbeken Besar 6 buah 6 buah - -

  

11 Korentang 8 buah 7 buah 1 buah -

  

10 Kom Kecil 3 buah - - 3 buah

  

9 Kom Besar 3 buah 1 buah 2 buah -

  

8 Tromol Besar 1 buah 1 buah - -

  

7 Tromol Sedang 3 buah 2 buah 1 buah -

  

6 Tromol kecil 8 buah 5 buah 3 buah -

  

5 Klem Arteri 2 buah 2 buah - -

  

4 Gunting Lurus 8 buah 8 buah - -

  

3 Pinset Chirurgis 10 buah 10 buah - -

  

2 Pinset Anatomis 8 buah 8 buah - -

  

1 Minor Set 8 set 8 set - -

  

30 Irigator (Klisma) Besar 1 buah 1 buah - -

  31 Irigator (Klisma) Kecil 1 buah 1 buah - -

  32 Regulator Central 3 buah 3 buah - -

  33 Regulator Biasa 4 buah 4 buah - -

  34 Pispot 8 buah 8 buah - -

  35 Krenda Plastik 6 buah 6 buah - -

  36 Kulkas 1 buah - 1 buah -

  37 Lemari laken 2 buah - 2 buah -

  38 Lemari Alat 2 buah - 2 buah -

  39 Keranjang Sampah 17 buah 17 buah - -

  40 Jam Dinding 3 buah - 3 buah -

  41 Dispenser 1 buah - 1 buah -

  Lampiran 6 Daftar Nama mahasiswa Yang Bertanggung Jawab di Ruang RB2 B RSUP H Adam Malik Medan No Nama Mahasiswa Ruang Urologi Ruang bedah Ruang Ruang plastik carto/vaskuler Luka bakar

  III. 3

  III.4

II.4 III.5

  II.5 III.6

  II.6 III.7

  II.7

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15

  209

  Universitas Sumatera Utara

  210

  7 Munarda Suhaila, Amk

  10 Nesta Sinaga, Amk

  9 Tonggo Hutabaluan, S, Kep

  8 Juni Simamora, Amk

  7 Aida Hanum

  6 Neng Sagala

  5 Rita Taruli

  4 Sri Aryani Amk

  3 Narko B padang S, Kep, Ns

  2 Uliana Tambunan S,Kep

  1 Eka sari S,Kep, Ns

  9 Siti Nurhayati, Amk Tim 2

  8 Lesteria Dolok Saribu, Amk

  6 Yanti Purnama Sari

  Lampiran 5 Daftar Nama Pegawai RB 2 B yang Bertanggung Jawab di Ruang RB2 B RSUP H Adam Malik Medan Tanggal .....bulan. ...20.. N o

Nama Pegawai Ruang Urologi Ruang Bedah Plastik & Carto/Vaskuler

Pelaksana I

  5 Hotma Marpaung, Amk

  4 Laing Bresman saragih, Amk

  3 Rismauli Siahaan S,Kep

  2 Iramawati

  1 Meri Lusiana S,Kep Ns

  II.7 Tim 1 P S M P S M

  II.6 III.7

  II.5 III.6

  III.5

  II.4 PJ

  III.4

  III.3

  Pelaksana II PJ

  11 Marlina Taringan, Amk Universitas Sumatera Utara

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

  A. TUJUAN

  1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan keluarga dan pasien mengerti dan memahami tentang Infeksi Nosokomial.

  2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan akan dapat: a.

  Pasien dan keluarga dapat menjelaskan defenisi infeksi nosokomial b.

  Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial c.

  Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara pencegahan dari infeksi nosokomial d.

  Pasien dan keluarga dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan 6 tekhnik cara cuci tangan yang baik dan benar

  B. Pokok Bahasan

  Infeksi Nosokomial

  C. Sub Pokok Bahasan 1.

  Defenisi Infeksi Nosokomial

2. Cara Penularan Infeksi Nosokomial 3.

  Cara Pencegahan dari Infeksi Nosokomial 4.

6 Tekhnik Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

  D. Sasaran Penyuluhan

  Keluarga dan pasien yang di rawat di ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

  E. Waktu dan tempat

  : Selasa, 19 Juni 2012 Hari/tanggal

    : 15 Menit Waktu  : Ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

  Tempat

  F. Metode

  Ceramah

   Demonstrasi  Tanya Jawab

   G. Media dan alat

  Leaflet 

I. KegiatanPenyuluhan

  Media Kegiatan

Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode dan

sasaran alat

  Pendahuluan

  1. Ceramah Menjawab salam Leaflet Memberi salam pembuka

  2. Memperkenalkan diri Memperhatikan

  3. Menjelaskan pokok Memperhatikan bahasan dan tujuan penyuluhan

  Penyajian

  1. Ceramah Memperhatikan Leaflet Menjelaskan Pengertian infeksi nosokomial Dan

  2. demonstr Memperhatikan Menjelaskan cara penularan infeksi asi nosokomial Memperhatikan 3.

  Menjelaskan cara pencegahan dari infeksi nosokomial 4. Menjelaskan dan mendemonstrasikan 6 tekhnik cara mencuci tangan yang baik dan benar

  Penutup

  1. Diskusi Umpan balik Leaflet Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya 2.

  Memberikan pertanyaan kepada pasien serta keluarga

  J. Evaluasi

  1. Struktur Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan

   Media dan alat memadai

   Setting sesuai dengan kegiatan

   2. Proses Pelaksanaan pre planning sesuai dengan alokasi waktu

   Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif 

   penyuluh pada saat diskusi

  Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh

  3. Hasil Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

   oleh penyuluh pada saat evaluasi

  K. Materi Penyuluhan

A. Pengertian Infeksi Nosokomial

  Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial.

  Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.

  B. Cara Penularan Infeksi Nosokomial

  Cara penularan infeksi nosokomial bisa berupa infeksi silang (Cross infection) yaitu disebabkan oleh kuman yang didapat dari orang atau penderita lain di rumah sakit secara langsung atau tidak langsung. Infeksi sendiri (Self infection, Auto infection) yaitu disebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang berpindah tempat dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Infeksi lingkungan (Environmental infection) yaitu disebabkan oleh kuman yang berasal dari benda atau bahan yang tidak bernyawa yang berada di lingkungan rumah sakit.

  Misalnya lingkungan yang lembab dan lain-lain (Depkes RI, 1995). Menurut Jemes H,Hughes dkk, yang dikutip oleh Misnadiarli 1994, tentang model cara penularan, ada 4 cara penularan infeksi nosokomial yaitu kontak langsung antara pasien dan personil yang merawat atau menjaga pasien. Seterusnya, kontak tidak langsung ketika objek tidak bersemangat/kondisi lemah dalam lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan, sebagai contoh perawatan luka paska operasi. Selain itu, penularan cara droplet infection dimana kuman dapat mencapai ke udara (air borne) dan penularan melalui vektor yaitu penularan melalui hewan/serangga yang membawa kuman (Depkes RI, 1995).

  C. Cara Pencegahan dari Infeksi Nosokomial

  Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk : a)

  Membatasi transmisi organisme dari atau antara pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan. b) Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.

  c) Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.

  d) Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif.

  e) Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya. Terdapat berbagai pencegahan yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi nosokomial. Antaranya adalah dikontaminasi tangan dimana transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar, karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, dan waktu mencuci tangan yang lama.

  Penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan apabila melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan yang dirawat di rumah sakit (Louisiana, 2002).

  Simonsen et al (1999) menyimpulkan bahwa lebih dari 50% suntikan yang dilakukan di negara berkembang tidak aman contohnya adalah jarum, tabung atau keduanya yang dipakai secara berulang-ulang. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui jarum suntik maka diperlukan, penggunaan jarum yang steril dan penggunaan alat suntik yang disposabel. Masker digunakan sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Sarung tangan, sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk setiap pasiennya, baju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah, cairan tubuh, urin dan feses (Louisiana, 2002).

  Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran.

  Administrasi rumah sakit harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali. Usahakan pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik boleh menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemprosesan serta filternya untuk mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri.

  Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan (Wenzel, 2002).

D. 6 Tekhnik Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

  Ada 3 istilah dalam mencuci tangan yaitu hand wash, hand rub dan cuci tangan surgical. Yang memungkinkan untuk kita lakukan di rumah adalah hand wash dan hand rub karena cuci tangan surgical biasanya dilakukan oleh dokter- dokter pra dan pasca operasi. Hand wash dilakukan bila terlihat tangan kita kotor dan menggunakan air dan sabun sedangkan hand rub dilakukan bila tangan kita terlihat bersih dengan membersihkan tangan menggunakan cairan berbasis alcohol. Berikut adalah langkah melakuka Tuangkan cairan cuci tangan pada telapak tangan (hand rub) atau bisa menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) lalu ikuti gerakan cuci tangan pada gambar dibawah

  1. Telapak tangan dengan telapak tangan

  2. Telapak tangan kiri diatas punggung tangan kanan dan sebaliknya

  3. Telapak dan jari saling terkait

  4. Punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci

  5. Jempol kiri digosok memutar dan sebaliknya

  6. Jari kiri menguncup dan diputar pada telapak tangan kanan dan sebaliknya.

  Bila menggunakan air dan sabun setelah selesai mencuci tangan tiriskan tangan dengan mengangkat kedua tangan atau dengan kain yang bersih ( Admin, 2010).

  Daftar Pustaka Depkes RI. (1995).Infeksi Nosokomial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

  Admin. (2010). Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial. Diakses dari

  da tanggal 20 Februari 2012

  Lampiran 9 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

“PENGENDALIAN INFEKSI”

  A. Persiapan

  Persiapan kegiatan penyuluhan pengendalian infeksi dilakukan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU dengan sebelumnya berkoordinasi dengan kepala ruangan dalam hal pengadaan penyuluhan di ruang RB2 B. Kemudian mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mempersiapkan materi yang akan disampaikan melalui media leaflet.

  Materi penyuluhan yang dipersiapkan disesuaikan dengan susunan materi yang telah disusun dalam satuan acara pengajaran (SAP) yaitu Defenisi Infeksi Nosokomial, Cara Penularan Infeksi Nosokomial, Cara Pencegahan dari Infeksi Nosokomial dan 6 Tekhnik Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar. Materi dipersiapkan dalam bentuk leaflet.

  B. Pelaksanaan

  Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga dan pasien mengerti dan memahami tentang Infeksi Nosokomial dan dapat mempraktekkan 6 langkah cuci tangan dengan benar. Adapun penyuluhan tentang pengendalian infeksi dilakukan pada: Hari/ Tanggal : Jum at , 22 Juni 2012 Waktu : 09.00-selesai Tempat : Ruang RB2 B Dan dilaksanakan oleh:

  1. : Vina Prismawati Sagala, S.Kep Moderator

  2. : Nuraidar, S.Kep Penyuluh

  Penyuluhan dimulai setelah melakukan operan bed to bed bersama kepala ruangan. Penyuluhan diberikan kepada seluruh pasien dan keluarga yang terdapat di sembilan ruangan rawat inap RB2 B. Materi disampaikan dengan baik. Penyuluhan dilakukan diawali dengan menanyakan kepada peserta tentang pengetahuan keluarga dan pasien mengenai infeksi nosokomial dan juga tentang cara cuci tangan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan diselingi dengan menanyakan pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan. Kemudian dilakukan pendemostrasian mengenai 6 langkah mencuci tangan yang benar.

C. Evaluasi

  1. Evaluasi Struktur

   3

  , Kegiatan dilaksanakan di Sembilan ruang rawat inap RB2B yaitu kamar III

  4

  4

  5

  5

  6

  6

  7

  7 III , II , III , II , III , II , III dan II

   pukul 09.30 WIB.

  Penyuluhan dimulai pukul 09.00 WIB selama 30 menit dan diakhiri pada

   Media yang digunakan berupa leaflet.

  2. Evaluasi Proses Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

   sebelumnya. Durasi waktu penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan yaitu 30 menit.

   dalam mengikuti penyuluhan.

  Kesiapan peserta baik dalam mengikuti penyuluhan dimana peserta antusias

  3. Evaluasi Hasil Seluruh peserta menyatakan mendapat pengetahuan yang lebih jelas tentang

   pengendalian infeksi.

   D. KESIMPULAN DAN SARAN

  Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan 80% dengan benar.

  1. Kesimpulan Penyuluhan pengendalian infeksi dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kegiatan penyuluhan berlangsung secara kondusif dan peserta dapat mengikuti penyuluhan dengan baik. Peserta dapat menjawab pertanyaan 80% dengan benar dan dapat mengulangi kembali 6 langkah cuci tangan yang benar.

  2. Saran Sebaiknya pasien dan keluarga diingat setiap hari tentang 6 langkah mencuci tangan yang benar, sehingga pasien dan keluarga dapat mengingat serta melakukannya setiap hari.

  SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MANAGEMENT NYERI ( PAIN MANAGEMENT)

A. TUJUAN

  1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan keluarga dan pasien mengerti dan memahami tentang manajemen nyeri.

  2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit, peserta penyuluhan akan dapat:

  1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan defenisi manajemen nyeri 2.

  Pasien dan keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri

  3. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara mengkaji persepsi Nyeri 4.

  Pasien dan keluarga dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengatasi nyeri

  B. Pokok Bahasan

  Manajemen Nyeri

  C. Sub Pokok Bahasan 1.

  Menjelaskan pengertian manajemen nyeri

2. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri 3.

  Menjelaskan cara mengkaji persepsi Nyeri 4. Menjelaskan cara mengatasi nyeri

  D. Sasaran Penyuluhan

  Keluarga dan pasien yang di rawat di ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

  E. Waktu dan tempat

   Hari/tanggal : Rabu, 13 Juni 2012

   Waktu : 15 Menit  Tempat

  : Ruang RB2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

  F. Metode

   Ceramah  Demonstrasi

   Tanya Jawab

  G. Media dan alat

   Leaflet

  I. Kegiatan Penyuluhan Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode Kegiatan sasaran Media dan alat

  Penutup 3.

  2. Proses

   Setting sesuai dengan kegiatan

   Media dan alat memadai

   Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan

  1. Struktur

  J. Evaluasi

  Diskusi Umpan balik Leaflet

  4. Memberikan pertanyaan kepada pasien serta keluarga

  Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

  Leaflet

  Pendahuluan 2.

  Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Demonstrasi

  Ceramah Dan demonstrasi

  Menjelaskan pengertian manajemen nyeri 2. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri 3. Menjelaskan cara mengkaji persepsi Nyeri 4. Menjelaskan cara mengatasi nyeri

  Penyajian 1.

  Leaflet

  Ceramah Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan

  3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan

  2. Memperkenalkan diri

  Memberi salam pembuka

   Pelaksanaan pre planning sesuai dengan alokasi waktu

   Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif

   Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat diskusi

  3. Hasil

   Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.

  K. Materi Penyuluhan Pengertian Nyeri

  Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak mnyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual.

  Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.

  Faktor yang mempengaruhi nyeri : 1.

  Usia 2. Jenis Kelamin 3. Kebudayaan 4. Makna Nyeri 5. Perhatian 6. Ansietas 7. Keletihan 8. Pengalaman Sebelumnya 9. Gaya Koping

10. Dukungan Keluarga dan Sosial

  Cara Mengkaji Persepsi Nyeri a.

  Intensitas nyeri Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala

   verbal,(0 -10) 0 = tidak ada nyeri,

   1-3 nyeri ringan dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik

   4-6 nyeri sedang, secara langsung masih bisa mendesis, menyeringai,

   dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mengikuti perintah dengan baik 7- 10 = nyeri hebat, dimana tidak dapat mengeikuti perintah tapi masih

   respon terhadap tindakan, tidak dapat dilatasi dengan nafas dalam dan pengalihan perhatian, dan tidak mampu untuk berkomunikasi.

  b.

  Karakteristik nyeri.

  c.

  Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas) d.

  Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari- hari (misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai).

  e.

  Kekhawatiran individu tentang nyeri.

  Cara mengatasi nyeri: a.

  Teknik latihan pengalihan

   Menonton TV Berbincang-bincang dengan orang lain  b.

  Stimulasi kulit

  e.

   Atur posisi tempat tidur

   Beri bantal tambahan untuk menyokong tubuh

  Posisi tidur yang nyaman Dapat mengurangi stress (penekanan pada luka, dengan cara:

  f.

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

8 132 220

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal :Konstipasi di Ruang Rindu B3 Bedah Orthopaedi RSUP HAM Medan

8 92 131

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

10 123 217

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

4 50 227

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H. Adam Malik Medan

8 80 167

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 1 35

A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 0 89