Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang
diolahdiproses, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknikjenis proses produksi yang diterapkan, kemampuan moda, jumlah
karyawan, serta kebijakan manajemen industri.
5. Aktivitas bidang pertanian
Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakannya air untuk mengaliri lahan pertanian. Secara alami dan dalam kondisi normal, limbah
cair pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, namun dengan digunakannya pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara
berlebihan, sering menimbulakan dampak negatif pada keseimabangan ekosistem air pada badan air penerima.
b. Aktivitas Alam
Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair yang disebut air larian. Air larian yang jumlahnya berlebih sebagai akibat dari hujan yang turun
dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya banjir. Atas dasar itu air hujan atau air larian perlu diperhitungkan
dalam perencanaan sistem limbah cair, agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat air hujan, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan
masyarakat. sugiharto.1987.
2.2.2. Komposisi Air Limbah
Sesuai dengan sumber asalnya, maka limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi secara garis besar zat-zat
yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini:
Gambar 2.1. Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam limbah. sugiharto.1987
2.2.3. Parameter Kualitas Limbah Cair
Menurut Okun dan Ponghis 1975, berbagai parameter kualitas limbah cair yang penting untuk diketahui adalah: bahan padat tersuspensi suspended
solid, bahan padat terlarut dissolved solids, kebutuhan oksigen kimiawi chemical oxygen demand = COD, kebutuhan oksigen biokimia biochemical
oxygen demand = BOD, organisme coliform, pH, oksigen terlarut dissolved oxygen = DO, kebutuhan klor chlorine demand, nutrien, dan logam berat heavy
metals. a.
Bahan Padat Tersuspensi Bahan padat tersuspensi adalah bahan padat yang dihilangkan pada penyaringan
filtration melalui media standar halus dengan diameter 1 mikron. Bahan padat tersuspensi dikelompokkan lagi dalam bahan padat yang tetap fixed solids dan
yang menguap volatile solids. Bahan padat yang menguap merupakan bahan yang bersifat organik yang diharapkan dapat dihilangkan melalui penguraian
secara biologis biological degradation atau pembakaran incineration. Fixed solids merupakan bahan padat yang bersifat tetap. Bahan padat tersuspensi
selanjutnya dapat dikelompokkan lagi berdasarkan sifat atau kemampuan pengendapannya. Bahan padat yang dapat diendapkan secara normal dapat
dihilangkan dalam ukuran besar pada tangki sedimentasi. Bahan padat yang tidak dapat mengendap memerlukan perlakuan tambahan, baik secara kimia ataupun
biologis, untuk menghilangkannya dari limbah cair.
b. Bahan Padat Terlarut
Bahan padat terlarut adalah bahan padat yang terdapat dalam filtrat yang diperoleh setelah penghilangan bahan padat tersuspensi. Bahan ini mewakili garam-garam
dalam larutan, termasuk garam-garam mineral dari penyediaan air. Bahan padat terlarut penting terutama apabila limbah cair akan digunakan kembali setelah
pengolahan. Bahan padat terlarut tidak dapat dihilangkan melalui pengolahan konvensional.
c. Kebutuhan Oksigen Biokimia Biochemical Oxygen Demand = BOD
Kebutuhan oksigen biokimia KOB adalah ukuran kandungan bahan organik dalam limbah cair. KOB ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang
diserap oleh sampel limbah cair akibat adanya mikroorganisme selama satu periode waktu tertentu, biasanya 5 hari, pada satu temperatur tertentu, umumnya
20°C. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair. BOD juga merupakan petunjuk dari pengaruh yang diperkirakan terjadi pada badan air penerima
berkaitan dengan pengurangan kandungan oksigennya.
d. Kebutuhan Oksigen Kimia Chemical Oxygen Demand = COD
COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.
Limbah organik akan dioksidasi oleh kalium bichromat K
2
Cr
2
O
7
sebagai sumber oksigen menjadi gas CO
2
dan H
2
O serta sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran oleh bahan organik.
e. Organisme Koliform
Organisme indikator ini meliputi Escherechia coli yang berasal dari saluran pencernaan makanan binatang berdarah panas. Adanya organisme koliform
menunjukkan kemungkinan adanyan pathogen, baik virus ataupun bakteri. Karena tinja manusia mengandung kira-kira 1 x 10
12
organisme koliform per kapita per hari, harus dicurigai semua limbah cair dari kegiatan rumah tangga terkontaminasi
berat oleh organisme ini. f.
pH pH limbah cair adalah ukuran keasaman acidity atau kebasaan alkalinity
limbah cair. pH menunjukkan perlu atau tidaknya pengolahan pendahuluan pretreatment untuk mencegah terjadinya gangguan pada proses pengolahan
limbah cair secara konvensional. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pH limbah cair dosmetik adalah mendekati netral.
g. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen = DO
DO penting dalam pengoperasian system saluran pembuangan maupun buangan pengolahan limbah cair. Air bersih biasanya jenuh akan oksigen, namun dengan
cepat akan berkurang apabila limbah organik ditambahkan ke dalamnya. Derajat kandungan oksigen pada limbah cair sangat bervariasi dan sama sekali tidak
stabil. Tujuannya pengolahan limbah cair sebelum diolah adalah memelihara kandungan oksigen yang terlarut dan cukup untuk mencegah terjadinya kondisi
anaerob.
h. Kebutuhan Klor Chlorine Demand
Pendesinfeksian terhadap efluen limbah cair yang diolah diperlukan angka kebutuhan klor yang merupakan parameter kualitas yang penting angka tersebut
merupakan fungsi dari kekuatan limbah. Semakin tinggi derajat pengolahan semakin kecil angka kebutuhan klor dari efluen tersebut.
i. Nutrien
Limbah cair mengandung nutrient misalnya nitrogen dan fosfor yang dapat digunakan untuk zat pembangun bagi organisme hidup. Konsentrasi normal tidak
menyebabkan masalah pada badan air penerima ataupun pada limbah cair yang akan digunakan kembali untuk irigasi atau perindustrian, ketika limbah cair akan
dibuang ke badan air yang relatif bersih, seperti danau atau muara sungai, nutrient itu dapat menyuburkan air sampai tingkat tertentu. Namun jika merangsang
pertumbuhan algae secara berlebihan, air penerima dapat dirusak oleh pengayaan itu atau yang disebut eutrofikasi.
j. Logam Berat
Bila industri membuang limbah cair ke sistem saluran limbah cair, banyak logam berat yang rusak ke dalam system dan mengganggu proses pengolahan atau
kualitas air penerima. Tembaga yang berakumulasi dalam tangki penguraian lumpur dan menggunakan proses penguraian itu. Soeparman. 2002, Sunu. 2001
2.2.4. Teknik Pengolahan Limbah