pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002:16:2 : Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat”.
Menurut Baridwan 2000:310 : Penyusutan adalah suatu proses alokasi biaya aset berwujud dan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aset
bersangkutan sepanjang umur kegunaannya. Ada beberap metode yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya
penyusutan aset tetap, yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut.
Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aset dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang di
taksir, atau dengan rumus : Penyusutan tahunan =
Umur Ekonomis Harga Perolehan-Nilai Residu
Contoh : Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga perolehanRp.85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur
ekonomis 5 tahun, dengan nilai residu Rp 10.000.000. Penyusutan tahunan
= Umur Ekonomis
Harga Perolehan-Nilai Residu =
5 tahun 85.000.000-10.000.000
=Rp. 15.000.00
Jurnal :
Tanggal Uraian Ref Debet
Kredit
Beban PenyusutanMesin Rp15.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp15.000.000
Untuk mencatat penyusutan
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode Saldo Menurun Berganda menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara
menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase yang tetap,dihitung dari nilai buku harga perolehan-perolehan akumulasi
penyusutan. Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari
2012. Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun.
Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah: = 100 : umur ekonomis
= 100 : 5 = 20 Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan
2x dari persentase metode garis lurus maka besarnya persentase penyusutan metode menurun berganda adalah 40.
Penyusutan = persentase penyusutan x Harga buku aktiva tetap
Penyusutan tahun 1 = 40 x 165.000.000 = Rp 66.000.000 Penyusutan tahun 2 = 40 x 99.000.000 = Rp 39.600.000
Penyusutan tahun 3 = 40 x 59.400.000 = Rp 23.760.000 Penyusutan tahun 4 = 40 x 35.640.000 = Rp 14.256.000
Penyusutan tahun 5 = 40 x 21.384.000 = Rp 8.553.600
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodic akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap
perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus : Jumlah angka tahun
2 n n+1
Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan
ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000. Jumlah angka tahun = 1+2+3+4+5 = 15 ,Setelah diketahui jumlah angka
tahun selanjutnya dapat dicari penyusutan. Tiap tahun dengan rumus berikut ini:
Penyusutan= Jumlah angka tahun
Sisa umur penggunaan x harga perolehan-nilai residu
Penyusutan tahun 1 = 515 x 315.000.000-15.000.000 =Rp 100.000.000. Penyusutan tahun 2 = 415 x 315.000.000-15.000.000 = Rp 80.000.000.
Penyusutan tahun 3 = 315 x 315.000.000-15.000.000 = Rp 60.000.000. Penyusutan tahun 4 = 215 x 315.000.000-15.000.000 = Rp 40.000.000.
Penyusutan tahun 5 = 115 x 315.000.000-15.000.000 = Rp 20.000.000. Pencatatan beban penyusutan adalah sebagai berikut :
31 Desember 2011 Beban penyusutan
Rp 100.000.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Rp 100.000.000
4. Metode Unit Produksi