20
Faisol dalam Mudjiarto 2006: 28 menyatakan bahwa orang-orang yang berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1 Berani mengambil resiko. 2 Kreatif dan inovatif.
3 Mempunyai visi. 4 Mempunyai tujuan yang berkelanjutan.
5 Percaya diri. 6 Mandiri.
7 Aktif, enerjik dan menghargai waktu. 8 Memiliki konsep diri yang positif.
9 Berpikir positif. 10 Bertanggung jawab secara pribadi.
11 Selalu belajar dan menggunakan umpan balik. Penelitian Scapinello dalam Indarti et al. 2008 menunjukkan bahwa seseorang
dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah.
Sengupta dan Debnath dalam Indarti et al. 2008 dalam penelitiannya di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar terhadap tingkat
kesuksesan seorang wirausaha.
2.1.5.2. Efikasi Diri
Bandura dalam Chowdhury 2009 menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan
21
bahwa efikasi diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau
gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan bisa menghadapi
kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki internal locus of control yang tinggi. Cromie dalam Indarti et al. 2008
menjelaskan bahwa efikasi diri mempengaruhi kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah ditetapkan. Lebih lanjut Cromie
menyatakan bahwa efikasi diri yang positif adalah keyakinan seseorang bahwa ia mampu mencapai pekerjaan atau prestasi yang diinginkannya. Tanpa adanya
efikasi diri seseorang tidak akan memiliki keinginan untuk melakukan perilaku tertentu. Penelitian yang dilakukan Boyd dan Vozikis dalam Chowdhury 2009
menemukan adanya hubungan antara efikasi diri wirausaha dengan kegiatan menjalankan usaha.
Betz dan Hacket dalam Indarti et al. 2008 menyatakan bahwa efikasi diri akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah minat
kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, semakin kuat minat kewirausahaan yang dimilikinya.
Oosterbeek 2008 menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya. Wirausaha sukses selalu yakin bahwa mereka
22
mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil. Mereka juga merasa mampu mengendalikan kesuksesan mereka yang tidak tergantung kepada orang
lain. Wirausaha sukses memiliki ketahanan yang tinggi, kemampuan mengambil resiko dan menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian.
Bandura dalam Oosterbeek 2008 menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni:
1. Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.
Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang
baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada
dirinya sendiri. 2.
Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi
panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu,
maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.
3. Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa
seseorang agar seseorang berperilaku tertentu. 4.
Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud reaksi emosional.
23
2.1.6. Minat Berwirausaha