Perilaku Siswa SMP Dharma Pancasila Medan Tentang Merokok

(1)

PERILAKU SISWA SMP DHARMA PANCASILA, MEDAN TENTANG MEROKOK

Oleh :

AHMAD SYAFIQ BIN THANTHAWI JAUHARI 070100399

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

PERILAKU SISWA SMP DHARMA PANCASILA, MEDAN TENTANG MEROKOK

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

AHMAD SYAFIQ BIN THANTHAWI JAUHARI 070100399

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Perilaku siswa SMP Dharma Pancasila, Medan tentang merokok

Nama : AHMAD SYAFIQ BIN THANTHAWI JAUHARI NIM : 070100399

Pembimbing Penguji I

(dr. Sri Sofyani Sp.A (K)) (Prof. Dr. dr. Harun Al Rashid SpPD SpGK)

NIP: 140328817 NIP: 195011051979031004

Penguji II


(4)

ABSTRAK

Rokok sudah menjadi suatu kebiasaan di kalangan penduduk di Indonesia, termasuklah anak SMP. Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan prevalensi siswa SMP yang merokok lebih dari 30%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi siswa SMP yang merokok pada tahun 2010 untuk melihat perkembangan daripada penyuluhan yang diberikan mengenai rokok dan bahaya merokok.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP tentang rokok dan bahaya merokok dan prevalensi siswa SMP yang merokok.

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Jumlah populasi siswa SMP sebanyak 512 orang. Teknik pengambilan sampel adalah secara acak stratifikasi. Data kualitatif diperoleh melalui pemberian kuesioner secara angket.

Hasil yang didapati dari penelitian ini adalah sebanyak 66.7% siswa memiliki tingkat pengetahuan baik, 99.4% siswa memiliki tingkat sikap baik, dan 65.6% siswa memiliki tingkat tindakan yang baik terhadap rokok dan bahaya merokok. Prevalensi siswa SMP yang merokok adalah sebanyak 1.1%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa SMP mempunyai tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik. Hal ini mempengaruhi jumlah prevalensi siswa yang merokok yaitu Cuma 1.1%. Disarankan untuk penelitian seterusnya agar memberikan penyuluhan tentang rokok dan bahaya merokok.


(5)

ABSTRACT

Smoking is a common habit for Indonesian including SMP students. According to some researches in Indonesia in 2006, it shows that more than 30% of SMP students smoke. This research is done to identify the improvement of health promotion towards the cigarette and its effect.

The objective of this research is to investigate the degree of knowledge, attitude and action of SMP students towards the cigarette and its effect. This research also investigate the prevalence of smoking in SMP students.

The design of this research is descriptive study which the population is 512 students. The technique used for collecting sample is randomized stratification and the qualitative data was collected through questionnaire.

The result of this research shows that 66.7% of students have good knowledge, 94.4% of students have good attitude and 65.6% of students have good action towards the cigarette and its effect. The prevalence of student that smokes is 1.1%.

The conclusion is the SMP students have good degree of knowledge, attitude and action towards the cigarette and its effect. It proved by the fact that only 1.1% of students smoke. It is suggest that further research of this topic include more health promotion towards the cigarette and its effect.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan kurnia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul, “ Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa SMP Dharma Pancasila, Medan Tentang Rokok dan Bahaya Merokok”. Karya tulis ilmiah ini merupakan slah satusyarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis karena itu penulis tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang dapay menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi dan doa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih mendalam kepada :

1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD- KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU

2. Dr. Sri Sofyani, SpA (K), selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Staf IKK FK USU yang telah banyak memberi saran untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala Sekolah SMP Dharma Pancasila, Medan yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.


(7)

5. Ucapan terimak kasih tak terhingga kepada kedua orang tua yang banyak memberikan bantuan dan dukungan sepanjang saya melakukan penelitian ini dan sepanjang saya berada di Fakultas Kedokteran, USU.

6. Saudara-saudara saya yaitu kakak dan adik-adik saya yang telah banyak membantu, memberi dukungan dan mendoakan saya.

7. Terima kasih pada sahabat-sahabat saya dari stambuk 07 atas segala bantuan dan meluangkan banyak waktu untuk berdiskusi tentang Karya Tulis Ilmiah ini.

demikian Karya Tulis Ilmiah ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2010


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN………... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ………....………...……... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ..……...………...………... 1

1.1. Latar Belakang ………...………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………...………... 2

1.3. Tujuan Penelitian ………...……..……… 2

1.4. Manfaat Penelitian …………...………..………. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……....………..……… 4

2.1. Perilaku Merokok …... 4

2.1.1. Pengetahuan……….. 4

2.1.2. Sikap………. 5

2.1.3. Tindakan……… 5

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja… 6 2.3. Merokok…… …... 8

2.3.1. Kandungan Rokok ……… 8

2.3.2. Efek Merokok……… 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ……… 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian …………..……...……….. 13

3.2. Defenisi Operasional ………...……… 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ………..…………..…… 18

4.1. Jenis Penelitian ……...…………...……...…………... 18

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian …………...………….……....…….. 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………...….. 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data .………...……….…... 20


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. Hasil Penelitian ... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Karakteristik Individu ... 22

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 23

5.2. Pembahasan ... 26

5.2.1. Prevalensi Siswa Merokok ... 26

5.2.2. Usia Siswa SMP Mulai Merokok ... 26

5.2.3. Jumlah Rokok yang Dihisap Oleh Siswa Salam Satu Hari ... 27

5.2.4. Faktor-Faktor Siswa SMP merokok ... 27

5.2.5. Pengetahuan Siswa ... 28

5.2.6. Sikap Siswa Tentang Merokok ... 29

5.2.7. Tindakan Siswa Terhadap Merokok ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ………..………..……... 34 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Proporsi Responden SMP Dharma Panca Sila berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010..………...21 5.2 Pravelensi siswa merokok SMP Dharma Panca Sila ………..21 5.3 Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Dharma Panca Sila Tentang Rokok dan

Bahaya Merokok ……….22 5.4 Tingkat Sikap Siswa SMP Dharma Panca Sila Tentang Rokok dan Bahaya

Merokok ………..23 5.5 Tingkat Tindakan Siswa SMP Dharma Panca Sila Tentang Rokok dan Bahaya Merokok ………..24


(11)

DAFTAR LAMPIRAN - Lampiran I Daftar Riwayat Hidup - Lampiran II Kuesioner

- Lampiran III Lembar Informed Consent - Lampiran IV Surat Izin Penelitian

- Lampiran V Surat Tanda Selesai Penelitian - Lampiran VI Data Induk dan Hasil Output - Lampiran VII Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas


(12)

ABSTRAK

Rokok sudah menjadi suatu kebiasaan di kalangan penduduk di Indonesia, termasuklah anak SMP. Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan prevalensi siswa SMP yang merokok lebih dari 30%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi siswa SMP yang merokok pada tahun 2010 untuk melihat perkembangan daripada penyuluhan yang diberikan mengenai rokok dan bahaya merokok.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP tentang rokok dan bahaya merokok dan prevalensi siswa SMP yang merokok.

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Jumlah populasi siswa SMP sebanyak 512 orang. Teknik pengambilan sampel adalah secara acak stratifikasi. Data kualitatif diperoleh melalui pemberian kuesioner secara angket.

Hasil yang didapati dari penelitian ini adalah sebanyak 66.7% siswa memiliki tingkat pengetahuan baik, 99.4% siswa memiliki tingkat sikap baik, dan 65.6% siswa memiliki tingkat tindakan yang baik terhadap rokok dan bahaya merokok. Prevalensi siswa SMP yang merokok adalah sebanyak 1.1%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa SMP mempunyai tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik. Hal ini mempengaruhi jumlah prevalensi siswa yang merokok yaitu Cuma 1.1%. Disarankan untuk penelitian seterusnya agar memberikan penyuluhan tentang rokok dan bahaya merokok.


(13)

ABSTRACT

Smoking is a common habit for Indonesian including SMP students. According to some researches in Indonesia in 2006, it shows that more than 30% of SMP students smoke. This research is done to identify the improvement of health promotion towards the cigarette and its effect.

The objective of this research is to investigate the degree of knowledge, attitude and action of SMP students towards the cigarette and its effect. This research also investigate the prevalence of smoking in SMP students.

The design of this research is descriptive study which the population is 512 students. The technique used for collecting sample is randomized stratification and the qualitative data was collected through questionnaire.

The result of this research shows that 66.7% of students have good knowledge, 94.4% of students have good attitude and 65.6% of students have good action towards the cigarette and its effect. The prevalence of student that smokes is 1.1%.

The conclusion is the SMP students have good degree of knowledge, attitude and action towards the cigarette and its effect. It proved by the fact that only 1.1% of students smoke. It is suggest that further research of this topic include more health promotion towards the cigarette and its effect.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asean Tobacco Control Report Card tahun 2008 melaporkan ada 124,69 juta dari populasi penduduk di Asia Tenggara adalah perokok. Ternyata Indonesia menyumbangkan bilangan terbesar dengan jumlah 57,56 juta perokok yaitu 46.16% dari jumlah keseluruhan perokok di Asia Tenggara. Yang lebih menakjubkan lagi sebanyak 34% remaja usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) pernah merokok. Prevalensi perokok usia SMP di Medan ternyata menyentuh angka 34.9%. jumlah ini melebihi prevalensi perokok usia SMP di Jakarta (34%) dan Bekasi (33%) (Global Youth Tobacco Survey, 2004).

Sejumlah studi menemukan bahwa, mengisap rokok pertama dimulai pada usia 11-13 tahun (Smet, 1999). Terdapat laporan yang mengatakan perokok paling muda dijumpai berumur lima tahun (Aditama T.Y., 1999). Sebanyak 30.9% anak mulai mengisap rokok pada umur kurang 10 tahun (Global Youth Tobacco Survey, 2006). Prevalensi perokok meningkat dengan peningkatan usia terutama di kalangan remaja (Suhardi, 1997).

Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap perokok remaja, diketahui bahwa, remaja merokok karena orang tua dan saudara yang merokok, adanya rasa bosan, mengalami stress dan kecemasan, mengikuti perilaku teman sebayanya adalah merupakan faktor-faktor penyebab remaja mulai merokok (Mariani, S.R., 2004). Global Youth Tobacco Survey (2006) melaporkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan remaja ingin merokok antaranya adalah terpapar dengan perilaku merokok di rumah, melihat iklan-iklan rokok dan telah ditawarkan rokok oleh syarikat penjual rokok.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit


(15)

kardiovaskuler, kelainan saluran pernapasan dan kanker, baik kanker paru-paru, esophagus, laring dan rongga mulut (Sitepoe, 2000).

Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti nikotin, tar dan karbon monoksida. Nikotin bisa memparahkan lagi gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung iskemik, Raynaud’s syndrome dan cerebral aneurysms (Mangan G.L. & Golding J.F., 1984). Namun, masih banyak juga orang yang merokok.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memerhatikan latar belakang masalah di atas, penulis berkeinginan untuk mengetahui bagaimana perilaku anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Medan tentang merokok.

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini dilakukan adalah untuk melihat tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan anak-anak di SMP tentang merokok

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP tentang merokok.

2. Mengetahui usia siswa SMP mulai merokok.

3. Mengetahui prevalensi siswa SMP yang sudah pernah merokok.

4. Mengetahui jumlah rokok yang dikonsumsi oleh siswa SMP dalam satu hari.


(16)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap :

a) Supaya dapat memberi infomasi kepada guru masalah merokok pada siswa SMP di Medan supaya dapat dilakukan penanganan bagi mengurangi perilaku merokok pada siswa SMP.

b) Supaya siswa-siswa SMP menambah pengetahuan tentang bahayanya merokok dan termotivasi untuk tidak merokok bagi siswa yang belum pernah merokok dan berhenti merokok bagi siswa yang masih merokok.

c) Supaya sekolah menyadari tentang besarnya masalah rokok pada siswa SMP yang semakin memprihatinkan dan perlu diatasi dengan secepat mungkin dengan memberi edukasi dan penyuluhan kepada siswa tentang bahaya merokok.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok

2.1.1. Kandungan rokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 900 0C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 0C untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok. Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang yang bersama gas terkondensasi menjadi partikel. Dengan demikian, asap rokok yang diisap dapat berupa gas sejumlah 85% dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000).

Asap rokok yang diisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada hujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke menyebabkan seseorang menjadi perokok pasif. Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai mekanisme kerja terhadap tubuh. Dibedakan atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri daripada nikotin, nitrosamine, N nitrosonorktokin, poliskiklik hidrokarbon, logam berat dan karsinogenik amin. Sedangkan fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah karbonmonoksid, karbondioksid, benzene, amonia, formaldehid,hidrosianida dan lain-lain (Sitepoe, 2000).

Beberapa bahan kimia yang terdapat di dalam rokok dan mampu memberikan efek yang mengganggu kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan berbagai logam berat seseorang akan terganggu kesehatan bila merokok secara terus menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin di dalam asap rokok yang diisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa


(18)

menyebabkan seseorang menghisap rokok secara terus-menerus. sebagai contoh, seseorang yang menghisap rokok sebanyak sepuluh kali isapan dan menghabiskan 20 batang rokok sehari, berarti jumlah isapan rokok per tahun mencapai 70.000 kali. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh darah koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolestrol LDL dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah (Sitepoe, 2000).

Tar mempunyai bahan kimia yang beracun yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Rokok juga mengandung gas karbon monoksida (CO) yang bisa membuat berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen. Gas ini bersifat toksis yang bertentangan dengan gas oksigen dalam transport hemoglobin (Sitepoe, 2000).

2.1.2. Efek merokok

Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai dari penyakit di kepala sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah seperti sakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus dan lain-lain lagi (Sitepoe, 2000).

Faktor yang mempengaruhi tinggi risiko terkena kanker paru adalah usia perokok, usia perokok itu mulai merokok dan jumlah rokok yang diisap dalam satu hari. Risiko terkena kanker paru meningkat 3.62 kali lipat dengan


(19)

peningkatan usia perokok sebanyak 10 tahun. Risiko terkena kanker paru meningkat 2.82 kali lipat dengan peningkatan jumlah rokok yang diisap dalam sehari. Risiko terkena kanker paru menurun 0.332 kali lipat dengan peningkatan usia sebanyak 10 tahun perokok mulai merokok (Situmeang, 2001).

Sekitar 85% penderita penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif misalnya bronchitis dan emfisema ini adalah perokok. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit paru dan obstruktif berupa batuk kronis, berdahak dan gangguan pernafasan. Apabila diadakan uji fungsi paru maka pada perokok, fungsi parunya jauh lebih jelek dibandingkan dengan bukan perokok (Sitepoe, 2000).

Rokok merupakan faktor risiko penyakit paru obstruktif menahun yang utama. Asap rokok dapat menganggu aktifitas saluran pernapasan dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Mekanisme kerusakan paru akibat merokok melalui dua tahap yaitu peradangan yang disertai kerusakan pada matriks ekstrasel dan menghambat proses perbaikan matriks ekstrasel. Mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah melalui radikal bebas yang dikeluarkan oleh asap rokok (Muhammad Amin, 1996).

Pada wanita hamil yang perokok, akan terjadi efek pada janin dalam kandungannya. Merokok pada wanita hamil memberi risiko yang tinggi untuk terjadinya keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir dan kematian mendadak pada bayi (Sitepoe, 2000). Chanoine J.P (dalam Sitepoe, 2000) mengatakan wanita hamil perokok juga akan mengganggu perkembangan kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh.

Chainoine J.P (dalam Sitepoe, 2000) juga mengatakan merokok bisa mengurangi peluang seseorang untuk memiliki anak. Fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan


(20)

perokok. Wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok.

Rokok bisa mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang dijumpai didalam rokok yang mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka misalnya pada wajah. Bagi mereka yang berkulit putih, kulit menjadi pucat, kecoklatan, mengeriput terutama di bagian pipi dengan adanya penebalan di antara bagian yang mengeriput (Sitepoe, 2000).

Selain itu, rokok juga bisa menjadi penyebab polusi udara dalam ruangan. Asap rokok menjadi penyebab paling dominan dalam polusi ruangan tertutup. Rokok memberikan polutan berupa gas dan logam-logam berat. Gangguan akut dari polusi ruangan dengan rokok adalah bau yang kurang menyenangkan serta menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Bau polusi rokok akan mempengaruhi rasa tidak enak badan. Bagi penderita asma, polusi ruangan akan memicu terjadinya asma (Sitepoe, 2000).

Asap rokok juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan terhadap perokok pasif yaitu orang yang berada berdekatan dengan perokok yang turut mengisap asap rokok (Sidestream smoke). Seorang perempuan yang mempunyai suami yang mengisap rokok mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker paru berbanding dengan perempuan yang tidak mempunyai suami yang merokok (Taufik, 2000).

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Nawi et. al. (2006) mengatakan remaja di Indonesia berpendapat merokok telah menjadi kebiasaan budaya. Kebanyakan lelaki pada masa sekarang menghisap rokok. Di rumah terdapat paling kurang satu anggota


(21)

keluarga yang mengisap rokok. Di kalangan teman-teman, akan ada seorang yang merokok. Begitu juga di sekolah. Remaja akan melihat guru-guru merokok di kawasan sekolah. Budaya merokok ini menyebabkan remaja merasakan mereka harus merokok, kalau tidak mereka akan rasa terpinggir. Merokok telah menjadi suatu kegiatan sosial. Lebih parah lagi, rokok mudah didapati pada masa kini. Hal ini disokong oleh Mariani, S.R., (2004) yang mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena rokok mudah didapati.

Mariani, S.R., (2004) mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena terdapat anggota keluarga remaja yang merokok. Sebagai contoh, bapak atau abang remaja tersebut menghisap rokok. Oleh karena itu mereka berpendapat tidak salah bagi mereka untuk merokok. Remaja juga merokok karena banyak orang di dalam komunitas mereka merokok. Selain itu, pengaruh teman merupakan salah satu faktor kenapa remaja merokok. Smet (1999) mempunyai pendapat yang sama dalam hal ini; yaitu remaja selalu merokok ketika bersama teman-teman mereka. Menurut penelitian Jusuf (1994) di Jakarta Timur, perilaku merokok sering disebabkan oleh anggota keluarga seperti abang, teman dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.

Nawi et al. (2006) juga mengatakan di Indonesia, merokok merupakan aspek yang penting pada masyarakat. Apabila ditawarkan rokok pada seorang lelaki, ini adalah tanda bahwa remaja itu sudah bersedia untuk menjadi dewasa. Mariani, S.R., (2004) turut mengatakan remaja berpendapat bahwa merokok itu satu kebiasaan pada masyarakat. Awalnya dalam budaya Indonesia, merokok tidak sesuai untuk perempuan, hanya untuk lelaki. Pada masa kini, anggapan itu sudah tidak bisa dipakai lagi karena ternyata perempuan juga digalakkan untuk merokok oleh iklan rokok yang ada di


(22)

mana-mana; sehingga sekarang ini perokok perempuan juga semakin bertambah (Nawi et al, 2006).

Pendapat lain mengatakan bahwa, faktor-faktor utama remaja merokok adalah faktor psikologi. Menurut Mariani, S.R., (2004), remaja merokok karena ingin menghilangkan kebosanan dan mengurangi stress. Aktivitas harian remaja yang sibuk dengan urusan sekolah seperti harus terlibat dalam kegiatan sekolah, menyiapkan tugas-tugas sekolah dan lain-lain lagi bisa membuatkan remaja merasa bosan. Hal ini menggalakkan remaja untuk merokok. Tekanan atau stress yang dihadapi remaja seperti kurang mendapat perhatian daripada ibu bapa karena kesibukan mereka bekerja, masalah keluarga seperti penceraian dan ujian yang harus dihadapi menyebabkan remaja melibatkan diri dalam kegiatan tidak berfaedah seperti merokok.

Terdapat salah anggapan mengenai efek merokok oleh remaja. Mereka menganggap merokok itu tidak berbahaya bagi lelaki karena lelaki mempunyai daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan perempuan. Remaja juga memandang rendah efek yang bisa disebabkan oleh rokok terhadap kesehatan tubuh. Mereka tidak tahu efek yang bisa disebabkan oleh merokok (Nawi et al, 2006). Hal ini juga diakui oleh Mariani, S.R., (2004) yang mengatakan remaja merokok karena tidak tahu tentang efek merokok.

Menurut Mariani, S.R., (2004), terdapat beberapa faktor lain yang menjadi penyebab kenapa remaja ingin merokok. Pada mulanya mereka merokok karena untuk suka-suka dan rasa ingin tahu yang seterusnya berlanjutan kepada ketagihan merokok. Ada remaja yang berpendapat bahwa merokok dapat membuat mereka menjadi keren dan unik. Faktor-faktor lain adalah karena mereka ingin menjadi dewasa, merokok merupakan trend atau ikutan budaya pada masa kini, supaya remaja diterima teman-teman, ibu bapa tidak peduli jika remaja merokok, remaja berpendapat merokok sebagai suatu tanda kebebasan dan perilaku merokok tidak salah dari segi moral.


(23)

Di negara berkembang seperti di Indonesia, peningkatan perilaku merokok adalah disebabkan kurangnya kesadaran mengenai bahaya merokok. Kurangnya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan program berhenti merokok juga menyumbang kepada peningkatan perilaku merokok. Syarikat rokok di Indonesia bisa mempromosi jenama rokok mereka dengan hebat sekali (Hudoyo A. 2000).

2.3. Perilaku merokok

2.3.1. Pengetahuan (Knowledge)

Menurut Notoadmodjo ( 2007 ), perilaku dikembangkan menjadi tiga tingkat yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Secara garis besar pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat, yaitu :

1) Tahu (Know) yang diartikan seseorang itu hanya menggunakan memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasi materi tersebut yang benar.

3) Aplikasi (Application) yang bermaksud sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk mennjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(24)

5) Sintesis (Synthesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemapuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.3.2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons sesorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Notoadmodjo (2007), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni

1. Menerima (Receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (Responding) adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resikop adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3.3. Tindakan (Practise)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menajdi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, anatara lain adalah fasilitas. Adapun tingkat – tingkat praktek / tindakan yaitu :


(25)

1) Persepsi (Perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2) Respon terpimpin (Guided Respons) yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.

3) Mekanisme (Mechanism) menunjukkan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara ototmatis ataupun sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan.

Adaptasi (Adaptation) yaitu merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi tindkaan tersebut (Notoadmodjo, 2007).


(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1) Kerangka konsep

Bahaya merokok

- Pengetahuan (knowledge)

- Sikap (attitude)

- Tindakan (practise)

Faktor merokok: - psikologi

- lingkungan Siswa SMP merokok - budaya

Prevalensi merokok -umur


(27)

2) Definisi operasional

1) Siswa SMP merupakan anak-anak yang bersekolah di SMP.

2) Merokok adalah menghisap satu batang rokok dengan cara membakar ujung rokok dan menghisap asapnya.

3) Bahaya merokok bermaksud efek negatif yang bisa disebabkan oleh perilaku merokok. Perilaku merokok terdiri daripada pengetahuan, sikap dan tindakan. a) Pengetahuan siswa adalah tentang kemampuan untuk menjawab

pertanyaan tentang rokok dan efek bahaya yang bisa disebabkan rokok. Responden akan diberikan kuesioner. Pertanyaan yang dilakukan merupakan pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan yang diberikan merupakan multiple choice dan check list. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 - 2 dengan kriteria: bila jawaban benar diberi nilai 2, bila jawaban salah diberi nilai 1 dan bila jawaban tidak tahu diberi nilai 0 (Imron TA M dan Munif A, 2010). Adapun untuk tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang (Pratomo, 1986):

a. Baik, jika responden mencapai skor > 75 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor paling kurang 11 daripada 14.

b. Sedang, jika responden mencapai skor 40 – 75 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor 6-10

c. Buruk, jika responden mencapai skor < 40 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor sama dengan atau kurang daripada 5.

Skala pengukuran : ordinal

Cara ukur : angket menggunakan kuesioner

b) Sikap adalah sikap atau respon siswa terhadap merokok. Adakah mereka sudah sadar tentang bahaya merokok dan akan berhenti merokok atau mereka akan masih terus merokok. Responden akan diberikan kuesioner.


(28)

Pertanyaan yang dilakukan merupakan pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan yang diberikan merupakan multiple choice. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 - 2 dengan kriteria: bila jawaban tepat diberi nilai 2, bila jawaban kurang tepat diberi nilai 1 dan bila jawaban tidak tepat diberi nilai 0 (Imron TA M dan Munif A, 2010). Dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang (Pratomo, 1986):

a. Baik, jika responden mencapai skor > 75 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor paling kurang 13 daripada 16.

b. Sedang, jika responden mencapai skor 40 – 75 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor 7-12.

c. Buruk, jika responden mencapai skor < 40 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor sama dengan atau kurang daripada 6.

Skala pengukuran : ordinal

Cara ukur : angket menggunakan kuesioner

c) Tindakan adalah mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh siswa terhadap perilaku merokok. Hal ini meliputi tindakan siswa untuk mengurangkan merokok, tindakan mereka untuk berhenti merokok atau mereka terus merokok. Responden akan diberikan kuesioner. Pertanyaan yang dilakukan merupakan pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan yang diberikan merupakan multiple choice. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 - 2 dengan kriteria: bila jawaban benar diberi nilai 2, bila jawaban kurang tepat diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0 (Imron TA M dan Munif A, 2010). Dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang (Pratomo, 1986) :


(29)

a. Baik, jika responden mencapai skor > 75 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor paling kurang 13 daripada 16.

b. Sedang, jika responden mencapai skor 40 – 75 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor 7-12

c. Buruk, jika responden mencapai skor < 40 % dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor sama dengan atau kurang daripada 6.

Skala pengukuran : ordinal

Cara ukur : angket menggunakan kuesioner

4) Prevalensi merokok merupakan jumlah siswa yang merokok dalam kelompoknya seperti umur, jenis kelamin dan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari.

a) Umur adalah usia siswa SMP mulai merokok. Cara ukur : angket menggunakan kuesioner Skala pengukuran : numerik

b) Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari adalah berapa batang rokok yang dihisap sampai habis dalam satu hari. Perokok ringan mengisap 1-10 batang rokok perhari. Perokok sedang mengisap 11-20 batang rokok perhari. Perokok berat mengisap melebihi 20 batang rokok perhari. Cara ukur : angket menggunakan kuesioner

Skala pengukuran : ordinal

5) Faktor psikologi adalah faktor-faktor siswa SMP merokok yang muncul dari dalam dirinya dan tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar. Faktor-faktor psikologi adalah seperti merasa bosan, merasa stress, sebagai tanda kebebasan, siswa merasa keren jika merokok, siswa tidak percaya diri, ingin coba-coba, siswa tidak tahu bahaya merokok, mereka ingin jadi dewasa dan untuk mengurangi makan. Faktor lingkungan merupakan pengaruh dari luar


(30)

yang menyebabkan siswa merokok. Faktor-faktor lingkungan terdiri dari: terdapat orang tua siswa yang merokok, anggota keluarga siswa yang merokok, pengaruh teman-teman yang merokok, rokok mudah didapati dan pengaruh dari iklan merokok. Faktor budaya adalah suatu kebiasaan atau budaya dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor sosiobudaya adalah seperti merokok tidak salah dari segi moral, ibu bapa tidak peduli anak mereka merokok, kebiasaan dalam masyarakat merokok di tempat umum dan tiada orang yang menghalangi anak-anak untuk merokok.

Cara ukur : angket menggunakan kuesioner Skala pengukuran : nominal


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan menilai tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP terhadap bahaya merokok. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah studi potong lintang (cross-sectional study), dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan survei terhadap siswa SMP Dharma Pancasila, Medan .

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Pengumpulan data ini telah dilaksanakan pada bulan 23 Agustus 2010 hingga 25 Agustus 2010.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Dharma Pancasila, Medan. SMP Dharma Pancasila terletak di Jalan dr Mansur No 71.A Medan. Sekolah ini terletak di tengah kota, dimana banyak dijumpai iklan-iklan rokok di jalan sekitarnya. Mereka akan mudah terpapar dan terpengaruh dengan iklan-iklan rokok yang dijumpai di jalan-jalan menuju sekolah mereka. Siswa SMP di sekolah tersebut berasal dari keluarga yang mempunyai pendapatan menengah. Oleh itu, mereka bisa membelanjakan uang mereka untuk membeli rokok. Selain itu, di sekitar lingkungan sekolah tersebut, terdapat banyak orang yang merokok yang merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi siswa SMP untuk merokok. Rokok juga mudah didapati di kawasan sekolah tersebut karena terdapat banyak kios yang menjual rokok di sekitar sekolah.


(32)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Panca Sila. Jumlah siswa yang terdaftar di sekolah tersebut berjumlah 512 orang.

4.3.2. Sampel penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified random sampling). Hal ini dapat dilakukan dengan identifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik umum dari anggota populasi. Penentuan ini berdasarkan umur. Responden yang terlibat adalah sebanyak 90 orang dan diambil dari setiap kelas yaitu kelas tujuh, lapan dan sembilan yaitu sebanyak 30 orang dari setiap kelas. Kriteria inklusi terhadap sampel siswa SMP adalah mereka yang hadir saat penelitian dilakukan dan mereka setuju untuk dilakukan penelitian (informed consent).

4.3.3 Besar Sampel

Untuk estimasi besar sampel populasi dipergunakan rumus n =

d2 Zα2PQ

Keterangan

n = besar sampel minimum α = tingkat kemaknaan

P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari


(33)

Maka,

Zα = 1.96

P = 0.349 (menurut Global Youth Tobacco Survey, 2004 )

d = 0.10

Q = (1-0.349) = 0.651

n = 1.96

0.102

2 .

(0.349)(1-0.5)

= 88

Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah minimum 88 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner tetutup yang sudah divalidasi yang diisi oleh responden yaitu siswa SMP tersebut. Penelitian ini memiliki informed consent, dimana sebelum mengisi kuesioner, peneliti memberikan lembar persetujuan yang ditandatangani oleh responden.

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan pada variabel pengetahuan, sikap dan tindakan dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0. Pada variabel pengetahuan, pertanyaan yang valid adalah sebanyak 7, pada variabel sikap, pertanyaan yang valid adalah sebanyak 8 dan pada variabel tindakan, pertanyaan yang valid adalah sebanyak 8. Uji reliabilitas dilakukan pada variabel pengetahuan, sikap dan tindakan yang telah valid agar kuesioner tersebut dapat dipercaya dan diandalkan. Uji reliabilitas dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 dan seluruh pertanyaan telah reliable dengan


(34)

nilai alpha 0.673 untuk variabel pengetahuan, 0.601 untuk variabel sikap dan 0.855 untuk variabel tindakan.

4.6. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data telah dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 untuk mengetahui frekuensi data. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah yang berada di kota Medan yaitu SMP Dharma Panca Sila. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari yaitu antara 23 Agustus hingga 25 Agustus 2010.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMP Dharma Panca Sila terletak di Jalan dr Mansur No 71.A, Medan. Berdasarkan hasil observasi, sekolah tersebut terdiri daripada 15 ruangan belajar, satu kantor guru, satu kantor kepala guru, satu kamar komputer, enam kamar mandi dan satu kantin. Sekolah tersebut juga memiliki halaman yang agak luas dan memiliki kawasan untuk berolahraga. Sekolah tersebut terletak di tengah kota dan disekelilingnya terdapat banyak kios yang menjual rokok. Selain itu, terdapat papan tanda iklan rokok di sekitar luar sekolah.

5.1.2. Karakteristik Individu

Terdapat sebanyak 512 orang siswa di SMP Dharma Panca Sila. Dari keseluruhan siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified random sampling) yaitu sebanyak 90 orang. Responden diambil dari kelas tujuh, lapan dan sembilan sebanyak 30 orang setiap kelas. Proporsi responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut : laki-laki sebanyak 37 orang (41.1%) dan perempuan sebanyak 53 orang (58.9%). Proporsi responden SMP Dharma Panca Sila berdasarkan jenis kelamin adalah seperti di bawah ini.


(36)

Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Responden SMP Dharma Panca Sila berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

Jenis kelamin n %

Laki-laki 37 41.1

Perempuan 53 58.9

Total 90 100.0

5.1.3. Hasil Analisis Data A. Prevalensi Siswa merokok

Prevalensi siswa merokok diperoleh guna mendapat gambaran seberapa banyak siswa yang mengisap rokok di SMP Dharma Panca Sila. Hasil daripada penelitian yang telah dilakukan diketahui di antara 90 orang responden, hanya satu orang (1.1%) responden yang mengakui pernah mengisap rokok. Maka, prevalensi siswa merokok di SMP Dharma Panca Sila adalah sebanyak 1.1%. Data prevalensi siswa merokok diperoleh melalui pengisian kuesioner seperti terlihat pada tabel 5.2 di bawah ini :

Tabel 5.2 Pravelensi siswa merokok SMP Dharma Panca Sila

Merokok n %

Positif (+) 1 1.1

Negatif(-) 89 98.9

Total 90 100.0

Umur siswa SMP yang merokok itu 12 tahun. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut merokok adalah karena dia ingin coba-coba,


(37)

terdapat teman yang merokok dan ada anggota keluarganya yang merokok yaitu pamannya. Jumlah rokok yang diisap oleh siswa tersebut dalam sehari adalah sebanyak 1-2 batang.

B. Tingkat Pengetahuan Siswa

Tingkat pengetahuan siswa diperoleh guna mendapat gambaran mengenai pemahaman siswa tentang rokok dan bahaya merokok. Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat tingkat pengetahuan siswa SMP Dharma Panca Sila adalah sebagai berikut : tingkat pengetahuan baik sebanyak 60 orang (66.7%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 27 orang (30%) dan tingkat pengetahuan tidak baik sebanyak 3 orang (3.3%).

Data tingkat pengetahuan responden diperoleh melalui pengisian kuesioner, seperti terlihat pada tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3 Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Dharma Panca Sila Tentang Rokok dan Bahaya Merokok

Tingkat pengetahuan n %

Baik 60 66.7

Sedang 27 30.0

Tidak baik 3 3.3

Total 90 100.0

C. Sikap Siswa Terhadap Rokok dan Bahaya Merokok

Tingkat sikap siswa SMP Dharma Panca Sila terhadap rokok dan bahaya merokok adalah seperti berikut : sikap yang baik terhadap rokok dan bahaya merokok adalah sebanyak 85 orang (94.4%), sikap yang sedang adalah sebanyak 4 orang (4.4%) dan terdapat seorang (1.1%) responden yang


(38)

mempunyai sikap yang tidak baik. Tabel 5.4 menunjukkan sebanyak 94.4% responden dari SMP Dharma Panca Sila mempunyai sikap yang baik mengenai rokok dan bahaya merokok.

Data tingkat sikap responden diperoleh melalui pengisian kuesioner, seperti terlihat pada tabel 5.4 di bawah ini :

Tabel 5.4 Tingkat Sikap Siswa SMP Dharma Panca Sila Tentang Rokok dan Bahaya Merokok

Tingkat sikap n %

Baik 85 94.4

Sedang 4 4.4

Tidak baik 1 1.1

Total 90 100.0

D. Tindakan Siswa tentang Rokok dan Bahaya Merokok

Tingkat tindakan siswa SMP Dharma Panca Sila tentang rokok dan bahaya merokok adalah sebagai berikut : siswa dengan tingkat tindakan baik adalah sebanyak 59 orang (65.6%), tingkat tindakan yang sedang adalah sebanyak 30 orang (33.3%) dan tingkat tindakan yang tidak baik adalah sebanyak 1 orang (1.1%).

Data tingkat tindakan responden diperoleh melalui pengisian kuesioner, seperti terlihat pada tabel 5.5 di bawah ini :


(39)

Tabel 5.5 Tingkat Tindakan Siswa SMP Dharma Panca Sila Tentang Rokok dan Bahaya Merokok

Tingkat tindakan n %

Baik 59 65.6

Sedang 30 33.3

Tidak baik 1 1.1

Total 90 100.0

5.2. Pembahasan

5.2.1. Prevalensi siswa merokok

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 90 siswa SMP Dharma Pancasila, Medan, prevalensi siswa yang merokok sebesar 1.1 % . Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2004 di SMP di Medan yang melaporkan prevalensi siswa yang merokok adalah sebanyak 34.9%. Selain itu, Global Youth Tobacco Survey, 2004 turut melaporkan sebanyak 34% siswa di SMP di Jakarta yang merokok dan 33% siswa di SMP di Bekasi yang merokok.

Menurut asumsi peneliti, prevalensi merokok pada siswa SMP Dharma Pancasila rendah karena sudah terdapat penyuluhan awal mengenai rokok dan bahaya merokok terhadap siswa tersebut sehingga menyebabkan mereka tidak mahu merokok karena mereka sadar efek yang bisa disebabkan oleh rokok. Selain itu juga terdapat anggota keluarga siswa yang melarang siswa untuk merokok.


(40)

5.2.2. Usia siswa SMP mulai merokok

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, satu orang siswa SMP Dharma Pancasila yang merokok itu berusia 12 tahun. Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Smet (1999) yang mengatakan usia siswa SMP mengisap rokok kali pertama adalah pada umur 11-13 tahun. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2006 yang mengatakan usia anak mulai mengisap merokok adalah pada umur kurang dari 10 tahun.

5.2.3. Jumlah rokok yang dihisap oleh siswa dalam satu hari

Jumlah rokok yang dihisap oleh siswa SMP yang merokok berdasarkan penelitian adalah sebanyak 1-2 batang dalam sehari. Siswa ini dikategorikan sebagai perokok ringan. Mengikut pandangan peneliti, perokok ringan mempunyai peluang yang tinggi untuk berhenti merokok jika mereka mendapatkan penyuluhan dan pengetahuan yang cukup.

5.2.4. Faktor-faktor siswa SMP merokok

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Dharma Pancasila, faktor siswa merokok adalah karena siswa tersebut ingin coba-coba. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Mariani, S.R., (2004) turut mendapatkan hasil yang sama yaitu pada mulanya remaja merokok karena untuk suka-suka dan rasa ingin tahu yang seterusnya berlanjutan kepada ketagihan merokok. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan siswa ini merokok adalah disebabkan terdapat anggota keluarganya yang merokok yaitu pamannya. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariani, S.R., (2004) mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena terdapat anggota keluarga remaja yang merokok. Sebagai contoh, bapak atau


(41)

abang remaja tersebut menghisap rokok. Oleh karena itu mereka berpendapat tidak salah bagi mereka untuk merokok.

Pada penelitian juga dijumpai terdapat teman siswa tersebut yang merokok. Smet (1999) mengatakan remaja merokok ketika bersama-sama dengan teman mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Jusuf (1994) di Jakarta Timur, perilaku merokok sering disebabkan oleh anggota keluarga seperti abang dan temannya.

Pada penelitian ini didapati terdapat anggota keluarga yaitu ibu responden yang menghalangi anaknya untuk tidak merokok tetapi responden tersebut masih tetap juga merokok. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariani, S.R., (2004) yang mengatakan ibu bapa tidak peduli anaknya merokok. Mengikut pandangan peneliti mengapa responden masih lagi merokok walaupun sudah dilarang oleh ibunya karena sikap remaja itu yang ingin hidup bebas dan tidak suka dikengkang. Selain itu pengaruh teman yang merokok lebih memainkan peranan terhadap remaja merokok.

5.2.5. Pengetahuan Siswa

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan pengetahuan siswa SMP Dharma Pancasila mengenai rokok dan bahaya merokok secara umum sudah baik. Pengetahuan responden meliputi kandungan dalam rokok dan efek yang bisa terjadi apabila mengisap rokok seperti penyakit jantung, penyakit paru, kanker, ketagihan, gangguan pada kehamilan, efek pada anak dan efek pada perokok pasif. Sebagian besar siswa menjawab dengan benar terhadap beberapa pernyataan yang diajukan. Sebagian besar siswa (91.1%) mengetahui bahawa merokok bisa menyebabkan ketagihan. Sebagian besar siswa (77.8%) mengetahui bahawa merokok bisa menyebabkan gangguan pada janin seperti terjadinya keguguran pada wanita hamil. Sebagian besar siswa (80.0%) mengetahui bahawa wanita hamil yang merokok, bisa


(42)

menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami gangguan perkembangan fisik dan gangguan intelektual. Namun, terdapat sebilangan siswa (77.8%) yang tidak tahu bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok.

Pengetahuan siswa yang baik ini dipengaruhi oleh penyuluhan yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap bahaya merokok. Selain itu juga terdapat informasi dari iklan dan juga koran yang menayangkan mengenai bahaya merokok. Pada usia meningkat remaja, remaja juga sudah tahu untuk membedakan yang baik dan yang tidak baik dan merokok merupakan sesuatu yang tidak baik. Guru juga sangat berperan dalam mengajarkan kepada siswa-siswa mereka mengenai gaya hidup yang sehat dan salah satu daripadanya adalah tidak mengisap rokok. Guru di SMP Dharma Pancasila memiliki pengetahuan yang baik mengenai merokok. Menurut Notoatmodjo (2007, pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Dengan memiliki pengetahuan yang baik, guru bisa memberikan infomasi kepada siswa mengenai bahayanya merokok.

5.2.6. Sikap Siswa Tentang Merokok

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa 94.4% siswa mempunyai sikap yang baik mengenai merokok. Sebanyak 95.6% bersetuju bahawa merokok perlu dilarang ditempat umum. 97.8% siswa bersetuju bahawa rokok tidak bisa dijualkan kepada anak yang berusia kurang 18 tahun. Selain itu, sebanyak 93.3% siswa berpendapat ceramah merokok perlu dilakukan di sekolah. 92.2% siswa pula bersetuju orang yang merokok di tempat umum perlu disuruh untuk tidak mengisap rokok. Sebanyak 94.4% bersetuju untuk tidak mengambil rokok apabila ditawarkan rokok oleh orang lain. Namun terdapat 33.3% tidak bersetuju untuk tidak bergaul dengan orang yang mengisap rokok.


(43)

Sikap yang baik yang ditunjukkan oleh siswa ini disebabkan mereka sudah ada kesadaran mengenai bahayanya merokok. Mereka ingin ceramah dilakukan di sekolah supaya mereka dapat tahu mengenai rokok dan bahayanya merokok dengan lebih mendalam. Selain itu, pengetahuan yang baik mengenai merokok juga akan berpengaruh mengenai sikap yang baik yang ditunjukkan oleh siswa SMP terhadap merokok. Secara umumnya, siswa SMP Dharma Pancasila menunjukkan sikap yang baik mengenai merokok.

5.2.7 Tindakan siswa terhadap merokok

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan sebanyak 65.6% siswa SMP Dharma Pancasila mempunyai tindakan yang baik terhadap merokok. Sebanyak 95.6% siswa tidak akan pernah sekalipun menjadi perokok bagi yang tidak merokok dan akan berhenti merokok bagi yang merokok. Sebanyak 94.4% siswa akan menghadiri program berhenti merokok yang dianjurkan sekolah dan 97.8% akan menghadiri ceramah mengenai bahaya merokok. Selain itu, sebanyak 97.8% siswa berpendapat untuk tidak mengambil rokok apabila ditawarkan rokok oleh orang lain. Sebanyak 64.4% siswa tidak akan pergi ke warkop apabila terdapat teman yang mengisap rokok di situ manakala 35.6% akan pergi ke warkop tersebut tetapi tidak mengisap rokok. Jika terdapat orang yang merokok di tempat umum, 55.6% siswa akan memilih untuk pergi dari situ manakala hanya 43.3% akan meminta orang tersebut untuk tidak merokok di situ. Apabila terdapat orang yang meminta siswa untuk membeli rokok, sebanyak 38.9% siswa menolak untuk membeli rokok pada orang tersebut. 34.4 % siswa akan merasa serba salah untuk membeli rokok tersebut manakala 26.7% siswa akan membelikan rokok pada orang tersebut. Sebanyak 48.9 % siswa akan menasihati semua orang yang dia kenal untuk tidak mengisap rokok manakala 40.0% siswa hanya akan menasihati orang-orang tertentu sahaja untuk tidak mengisap rokok.


(44)

Pengetahuan akan mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Berdasarkan penelitian, sebagian besar nilai tingkat pengetahuan dan tindakan sampel hampir sama yaitu pengetahuan baik (66.7%) dan tindakan baik (65.6%). Sebagai contoh, siswa dengan pengetahuan yang baik tidak akan mengisap rokok yaitu merupakan tindakan yang baik. Siswa dengan tindakan yang tidak baik terhadap merokok kemungkinan akan mengisap rokok. Oleh itu, pihak sekolah terutamanya guru sangat berperan untuk menambahkan lagi pengetahuan siswa terhadap rokok dan bahaya merokok supaya semaikn banyak siswa yang mempunyai tindakan yang baik terhadap merokok.


(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa:

a. Tingkat pengetahuan siswa SMP Dharma Panca Sila terhadap rokok dan bahaya merokok berada pada kategori baik yaitu sebanyak 60 responden (66.7%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 27 responden (30%) dan ditemuka n sebanyak 3 responden (3.3%) untuk tingkat pengetahuan tidak baik.

b. Tingkat sikap siswa SMP Dharma Panca Sila terhadap rokok dan bahaya merokok berada pada kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (94.4%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 4 responden (4.4%) dan ditemukan sebanyak 3 responden (3,3%) untuk tingkat sedang tidak baik.

c. Tingkat tindakan siswa SMP Dharma Panca Sila terhadap rokok dan bahaya merokok berada pada kategori baik yaitu sebanyak 59 responden (65.6%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 30 responden (33.3%) dan ditemukan sebanyak 1 responden (1.1%) untuk tingkat tindakan tidak baik.

d. Prevalensi siswa merokok di SMP Dharma Panca Sila adalah sebanyak 1.1%

e. Umur siswa SMP yang merokok itu berusia 12 tahun. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut merokok adalah karena dia ingin coba-coba, terdapat teman yang merokok dan ada anggota keluarganya yang merokok yaitu pamannya. Jumlah rokok yang diisap oleh siswa tersebut dalam sehari adalah sebanyak 1-2 batang.


(46)

6.2. Saran

Adapun beberapa saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini masih banyak kekurangan. Peneliti berharap agar terdapat penelitian lain yang dapat melakukan penelitian yang lebih sempurna. Misalnya dengan melakukan randomisasi dalam pemilihan sampel.

b. Untuk lebih menambah wawasan kepada para guru dan siswa mengenai rokok dan bahaya merokok, maka perlu diadakan promosi kesehatan berupa penyuluhan, baik dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peneliti lain yang hendak melakukan penelitian disekolah tersebut.

c. Memberi masukan pada sekolah supaya menetapkan peraturan bahwa kawasan sekolah merupakan kawasan bebas asap rokok sehingga tiada orang yang menghisap rokok dikawasan sekolah.


(47)

Daftar pustaka

Aditama, T.Y.,1999.Youth & Tobacco Indonesian Experience, Indonesian Smoking Control Foundation 1999.Presented at a SEARO workshop in Youth &

Tobacco.Mumbai, India, 26 August. Diunduh dar April 2010]

Aditama, T.Y.,2004.Global Youth Tobacco Survey (Repeat) Indonesia 2004 [online] available

fro [accessed 10 March 2010]

Aditama, T.Y.,2006.Global Youth Tobacco Survey Indonesia 2006 [online] available fro [accessed 10 March 2010]

Amin, M.,1996.Penyakit paru obstruktif menahun : Polusi udara, rokok dan Alfa-1-antitripsin. cetakan pertama. Surabaya : Airlangga University Press

Hudoyo, A., 2000. The anti-cigarette campaign in Indonesia “ challenges and strategies”, Journal of Respirology Indonesia 20(2) pp 81-84. Diunduh dari : April 2010]

Imron, T.A.M, Munif, A.,2010.Metodologi penelitian bidang kesehatan. Jakarta : Sagung Seto

Jusuf, A., dkk.,1994.Pengetahuan, sikap dan perilaku murid SD kelas V & VI tentang rokok di Jakarta Timur, Paru. Januari.14(1) pp 8-18. Diunduh dari : 2010]

Mangan, G.L. & Golding J.F., 1984. The psychopharmacology of smoking, 1st ed. Cambridge : Press syndicate of the University of Cambridge


(48)

Mariani, S.R.,2004.Dasar warga sehat : Isu Psikologi Faktor Remaja sekolah Merokok, Jurnal Pendidikan 2004 University Malaya. Pp 141-160. Diunduh dari : Nawi, N. et al., 2007. “If I don’t smoke, I’m not a real man”- Indonesian teenager

boys view about smoking, Health Education Research 22(6) pp 794-804. Diunduh dari : April 2010]

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Pratomo, H. dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan

Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta : Repdikbud

Sitepoe, M., 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : P.T. Gramedia Widiaswana

Situmeang, Sutan Bahasa Taufan, 2001. The relationship between clove cigarette smoking & lung cancer, Department of Pulmonology Faculty Medicine University of Indonesia. Jakarta: Thesis 53 pages. Diunduh dari : 2010]

Smet, B. et al., 1999. Determinants of smoking behavior among adolescents in Semarang, Indonesia, Tobacco Control. 8 pp 186-191. Diunduh dari : 2010]

Suhardi, 1997. Smoking behavior in Indonesia, National Household Survey Sources. Health Research & Development Board. Health Department of the Republic

of Indonesia. Jakarta. Diunduh dari :

2010]

Taufik, 2000. The connection between lung cancer & passive smoking in females, Department of Pulmunology Faculty of Medicine, University of Indonesia,


(49)

Jakarta. Diunduh dari : (abstrak) [akses 10 April 2010]

The Asean Tobacco Control Report Card, 2008. Smoking prevalence & tobacco death, Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA), Thailand.


(50)

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Syafiq bin Thanthawi Jauhari

Tempat / Tanggal Lahir : Kelantan / 14 Mei 1988

Agama : Islam

Alamat : No. 28 Jalan Esei U2/41 Seksyen U2

Taman TTDI Jaya, 40150 Shah Alam, Selangor

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan TTDI Jaya

2. Sekolah Menengah Kebangsaan TTDI Jaya

3. Maktab Rendah Sains Mara (MRSM) Taiping

4. Certificate in Pre-Medical Studies, ACMS

5. Fakultas Kedokteran USU

Riwayat Pelatihan : 1. Kursus Bina Negara (BTN)

2. Program Sunatan Bakti Sosial 2009

Riwayat Organisasi : 1. Ahli Jawatankuasa PM-USU


(51)

Lampiran II

KUESIONER MEROKOK

Umur / Tanggal Lahir : Identitas Responden

Jenis kelamin :

Kelas :

1) Adakah kamu merokok? Bagian 1

a. Ya b. Tidak

(kalau tidak, lanjutkan ke bagian 2)

2) Berapa batang rokok yang kamu isap dalam sehari? a. 1-2 batang sehari

b. 3-5 batang sehari c. 6-10 batang sehari d. 11-15 batang sehari e. 16-20 batang sehari

f. Lain-lain. Nyatakan ___________________

3) Adakah terdapat anggota keluarga kamu yang mengisap rokok? Kalau tidak, lanjut ke pertanyaan nomor 5.

a. Ya b. Tidak

4) Siapakah anggota keluarga kamu yang mengisap rokok? a. Bapa

b. Ibu c. Abang d. Kakak


(52)

5) Berapa orang dikalangan teman kamu yang mengisap rokok? a. 1-5 orang

b. 6-10 orang c. 11-15 orang d. >15 orang

6) Adakah ibu bapa atau orang lain yang menghalang kamu mengisap rokok? a. Ya

b. Tidak

Jika ya nyatakan _________________

7) Dalam seharian, adakah kamu selalu melihat orang merokok? a. Ya

b. Tidak

8) Apakah yang menyebabkan adik mulai merokok? (boleh menjawab lebih daripada satu)

- Bosan - Stress

- Mau kebebasan - Berasa keren - Tidak percaya diri - Ingin coba-coba - Ingin jadi dewasa - Untuk kurangkan makan


(53)

Bagian 2

Pertanyaan nomor 1 dan nomor 2 bisa dijawab lebih dari satu. Pengetahuan

1) Rokok mengandungi 4000 bahan kimia yang berbahaya. Bahan yang berbahaya pada rokok adalah (bisa jawab lebih daripada 1)

a. Tar b. Nikotin

c. Karbon monoksida d. Logam berat e. Tembakau f. Nitrosamine

2) Merokok bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan. Contoh penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah (bisa jawab lebih dari satu)

a. Penyakit jantung b. Penyakit paru c. Kanker

d. Demam berdarah e. AIDS

Untuk pertanyaan nomor 3 dan seterusnya pilih satu saja jawaban.. Jika adik merasa pernyataannya benar pilih A. Jika adik merasa pernyataannya salah pilih B. Jika adik tidak tahu pilih C. Pilih jawaban adik dengan membuat bulat pada pilihan jawaban.

3) Perokok mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit paru kronis (penyakit baru menahun) seperti bronchitis (radang pada saluran pernapasan bawah) dan emfisema (paru berisi udara yang terjebak) dibandingkan dengan orang yang tidak perokok.

a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

4) Pada wanita hamil, merokok tidak bisa menyebabkan gangguan pada janin seperti terjadinya keguguran.


(54)

a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

5) Wanita hamil yang merokok, bisa menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami gangguan perkembangan fisik (badannya kecil) dan gangguan intelektual (IQ nya rendah, kurang tanggap)

a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

6) Efek yang dialami oleh perokok tidak bisa dialami oleh orang yang berdekatan dengan perokok yang mengisap asap rokok (perokok pasif) a. Benar

b. Salah c. Tidak tahu

7) Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan a. Benar

b. Salah c. Tidak tahu

Sikap

Untuk bagian ini, pilih satu saja jawaban. Jika adik merasa yakin dan setuju dengan pernyataan yang diberi pilih A. Jika adik merasa kurang yakin dengan pernyataan yang diberi pilih B. Jika adik tidak yakin dan tidak setuju dengan pernyataan yang diberi pilih C. Pilih jawaban adik dengan membuat bulat pada pilihan jawaban.

8) Merokok perlu dilarang ditempat umum a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju


(55)

9) Iklan-iklan rokok perlu dilarang a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

10) Rokok tidak dijual pada anak yang berusia kurang 18 tahun a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

11) Ceramah mengenai bahaya merokok dilakukan di sekolah a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

12) Apabila terdapat orang yang merokok di tempat umum, mereka harus disuruh untuk tidak merokok.

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

13) Tidak bergaul atau mendekati dengan orang yang mengisap rokok a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

14) Mengambil rokok apabila ditawarkan rokok oleh orang lain. a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

15) Orang yang merokok di tempat umum, harusnya mendapat hukuman a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju


(56)

Tindakan

Untuk bagian ini, pilih satu saja jawaban.Pilih jawaban adik dengan membuat bulat pada pilihan jawaban.

16) i) Bagi yang tidak merokok, apa yang akan kamu lakukan? a. Mulai merokok

b. Belum memutuskan.

c. Tidak akan pernah sekali pun menjadi perokok

ii) Bagi yang merokok, apa yang akan kamu lakukan? a. Mengurangi jumlah rokok yang diisap

b. Berhenti merokok c. Terus merokok

17) Apakah yang akan kamu lakukan jika sekolah menganjurkan program berhenti merokok?

a. Tidak mengikuti program tersebut. b. Akan mengikuti program tersebut.

c. Akan mengikuti jika terdapat teman yang mengikuti program tersebut.

18) Apakah yang akan kamu lakukan jika terdapat ceramah mengenai bahaya merokok di sekolah?

a. Akan mengikuti ceramah tersebut.

b. Hanya mengikuti jika teman-teman turut mengikuti ceramah tersebut. c. Tidak akan mengikuti ceramah tersebut.

19) Apakah yang akan kamu lakukan bila terdapat orang yang mengisap rokok di tempat umum berdekatan dengan kamu?

a. Memintanya untuk tidak menghisap rokok. b. Tidak melakukan apa-apa.

c. Kamu pergi dari situ.

20) Apakah yang akan kamu lakukan apabila terdapat teman kamu yang sedang menghisap rokok di warkop?

a. Tidak pergi ke warkop tersebut.


(57)

c. Menghisap rokok bersama dengan teman di warkop.

21) Apakah yang akan kamu lakukan apabila disuruh untuk membeli rokok oleh orang lain?

a. Membeli rokok untuk orang itu.

b. Menolak untuk membeli rokok pada orang itu.

c. Merasa serba salah untuk menolak membeli rokok pada orang tersebut.

22) Apakah yang akan kamu lakukan jika ada orang yang memberi rokok kepada kamu?

a. Tidak akan mengambil rokok tersebut.

b. Mengambil rokok tapi tidak menghisap rokok tersebut. c. Mengambil dan menghisap rokok tersebut.

23) Adakah kamu akan menasihati orang lain supaya tidak merokok? a. Ya pada semua orang yang saya kenal

b. Ya tapi pada orang-orang tertentu saja (anggota keluarga dan teman-teman rapat)


(58)

Lampiran III

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP & TINDAKAN SISWA SMP TENTANG BAHAYA

MEROKOK TAHUN 2010

Lembar persetujuan ini bertujuan untuk meminta persetujuan kepada adik-adik dalam pengisian kuesioner untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP tentang bahaya merokok. Jawaban responden akan dijamin kerahsiaannya dan responden berhak untuk tidak mengikuti penelitian ini. Diharapkan dengan berlangsungnya penelitian ini, adik-adik akan sadar tentang bahaya merokok, dan tidak mengamalkan perilaku yang tidak sehat itu. Maka diharapkan adik-adik bisa menjadi sukarelawan dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ditanyakan peneliti untuk mengisi kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Kerjasama adik-adik untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sangat saya harapkan.

Setelah membaca penjelasan di atas, saya dengan butiran di bawah ini: Nama :

Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini SETUJU untuk mengisi kuesioner yang diajukan peneliti untuk disertakan ke dalam data penelitian. Kuesioner yang saya isi ini adalah BENAR adanya. Saya bersedia memberikan pernyataan saya untuk dijadikan bahan penelitian tanpa ada paksaan dari pihak luar.

Medan, 2010

Peneliti, Yang membuat pernyataan,


(59)

Lampiran VI

DATA INDUK DAN HASIL OUTPUT

Frekuensi Siswa SMP Mengikut Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid laki-laki 37 41.1 41.1 41.1

perempuan 53 58.9 58.9 100.0 Total 90 100.0 100.0

Prevalensi Siswa SMP merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 1 1.1 1.1 1.1

tidak 89 98.9 98.9 100.0 Total 90 100.0 100.0

Pertanyaan Pengetahuan

pertanyaan pengetahuan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tahu 1 1.1 1.1 1.1

salah 69 76.7 76.7 77.8 benar 20 22.2 22.2 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan pengetahuan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 35 38.9 38.9 38.9

benar 55 61.1 61.1 100.0 Total 90 100.0 100.0


(60)

pertanyaan pengetahuan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tahu 19 21.1 21.1 21.1

salah 5 5.6 5.6 26.7

benar 66 73.3 73.3 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan pengetahuan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tahu 5 5.6 5.6 5.6

salah 15 16.7 16.7 22.2 benar 70 77.8 77.8 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan pengetahuan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tahu 17 18.9 18.9 18.9

salah 1 1.1 1.1 20.0

benar 72 80.0 80.0 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan pengetahuan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tahu 16 17.8 17.8 17.8

salah 19 21.1 21.1 38.9 benar 55 61.1 61.1 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan pengetahuan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tahu 3 3.3 3.3 3.3

salah 5 5.6 5.6 8.9

benar 82 91.1 91.1 100.0 Total 90 100.0 100.0


(61)

Pertanyaan Sikap

pertanyaan sikap 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 2 2.2 2.2 2.2

kurang setuju 2 2.2 2.2 4.4 setuju 86 95.6 95.6 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 4 4.4 4.4 4.4

kurang setuju 25 27.8 27.8 32.2 setuju 61 67.8 67.8 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 2 2.2 2.2 2.2

setuju 88 97.8 97.8 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 3 3.3 3.3 3.3

kurang setuju 3 3.3 3.3 6.7 setuju 84 93.3 93.3 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kurang setuju 7 7.8 7.8 7.8

setuju 83 92.2 92.2 100.0 Total 90 100.0 100.0


(62)

pertanyaan sikap 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 1 1.1 1.1 1.1

kurang setuju 29 32.2 32.2 33.3 setuju 60 66.7 66.7 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 2 2.2 2.2 2.2

kurang setuju 3 3.3 3.3 5.6 setuju 85 94.4 94.4 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 2 2.2 2.2 2.2

kurang setuju 22 24.4 24.4 26.7 setuju 66 73.3 73.3 100.0 Total 90 100.0 100.0

Pertanyaan Tindakan

pertanyaan tindakan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kurang tepat 4 4.4 4.4 4.4

tepat 86 95.6 95.6 100.0 Total 90 100.0 100.0


(63)

pertanyaan tindakan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tepat 3 3.3 3.3 3.3

kurang tepat 2 2.2 2.2 5.6 tepat 85 94.4 94.4 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tepat 1 1.1 1.1 1.1

kurang tepat 1 1.1 1.1 2.2 tepat 88 97.8 97.8 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tepat 1 1.1 1.1 1.1

kurang tepat 50 55.6 55.6 56.7 tepat 39 43.3 43.3 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kurang tepat 32 35.6 35.6 35.6

tepat 58 64.4 64.4 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tepat 24 26.7 26.7 26.7

kurang tepat 31 34.4 34.4 61.1 tepat 35 38.9 38.9 100.0 Total 90 100.0 100.0


(64)

pertanyaan tindakan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kurang tepat 2 2.2 2.2 2.2

tepat 88 97.8 97.8 100.0 Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak tepat 10 11.1 11.1 11.1

kurang tepat 36 40.0 40.0 51.1 tepat 44 48.9 48.9 100.0 Total 90 100.0 100.0


(65)

Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 60 66.7 66.7 66.7

sedang 27 30.0 30.0 96.7 tidak baik 3 3.3 3.3 100.0 Total 90 100.0 100.0

tingkat sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 85 94.4 94.4 94.4

sedang 4 4.4 4.4 98.9

tidak baik 1 1.1 1.1 100.0 Total 90 100.0 100.0

tingkat tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 59 65.6 65.6 65.6

sedang 30 33.3 33.3 98.9 tidak baik 1 1.1 1.1 100.0


(66)

Lampiran VII

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,489 Valid 0,673 Reliabel

2 0,688 Valid Reliabel

3 0,508 Valid Reliabel

4 0,445 Valid Reliabel

5 0,558 Valid Reliabel

6 0,495 Valid Reliabel

7 0,755 Valid Reliabel

Sikap 1 0,826 Valid 0,601 Reliabel

2 0,818 Valid Reliabel

3 0,483 Valid Reliabel

4 0,563 Valid Reliabel

5 0,675 Valid Reliabel

6 0,675 Valid Reliabel

7 0,577 Valid Reliabel

8 0,535 Valid Reliabel

Tindakan 1 0,778 Valid 0,855 Reliabel

2 0,849 Valid Reliabel

3 0,872 Valid Reliabel

4 0,680 Valid Reliabel

5 0,564 Valid Reliabel

6 0,658 Valid Reliabel

7 0,499 Valid Reliabel

8 0,707 Valid Reliabel

Reliabilitas Pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .673 7


(67)

Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .601 8

Tindakan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .855 8


(1)

pertanyaan sikap 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 1 1.1 1.1 1.1

kurang setuju 29 32.2 32.2 33.3

setuju 60 66.7 66.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 2 2.2 2.2 2.2

kurang setuju 3 3.3 3.3 5.6

setuju 85 94.4 94.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan sikap 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 2 2.2 2.2 2.2

kurang setuju 22 24.4 24.4 26.7

setuju 66 73.3 73.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pertanyaan Tindakan

pertanyaan tindakan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang tepat 4 4.4 4.4 4.4

tepat 86 95.6 95.6 100.0


(2)

pertanyaan tindakan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tepat 3 3.3 3.3 3.3

kurang tepat 2 2.2 2.2 5.6

tepat 85 94.4 94.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tepat 1 1.1 1.1 1.1

kurang tepat 1 1.1 1.1 2.2

tepat 88 97.8 97.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tepat 1 1.1 1.1 1.1

kurang tepat 50 55.6 55.6 56.7

tepat 39 43.3 43.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang tepat 32 35.6 35.6 35.6

tepat 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tepat 24 26.7 26.7 26.7

kurang tepat 31 34.4 34.4 61.1

tepat 35 38.9 38.9 100.0


(3)

pertanyaan tindakan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang tepat 2 2.2 2.2 2.2

tepat 88 97.8 97.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan tindakan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak tepat 10 11.1 11.1 11.1

kurang tepat 36 40.0 40.0 51.1

tepat 44 48.9 48.9 100.0


(4)

Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 60 66.7 66.7 66.7

sedang 27 30.0 30.0 96.7

tidak baik 3 3.3 3.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

tingkat sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 85 94.4 94.4 94.4

sedang 4 4.4 4.4 98.9

tidak baik 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

tingkat tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 59 65.6 65.6 65.6

sedang 30 33.3 33.3 98.9

tidak baik 1 1.1 1.1 100.0


(5)

Lampiran VII

Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel

Nomor

Pertanyaan

Total

Pearson

Correlation

Status

Alpha

Status

Pengetahuan

1

0,489

Valid

0,673

Reliabel

2

0,688

Valid

Reliabel

3

0,508

Valid

Reliabel

4

0,445

Valid

Reliabel

5

0,558

Valid

Reliabel

6

0,495

Valid

Reliabel

7

0,755

Valid

Reliabel

Sikap

1

0,826

Valid

0,601

Reliabel

2

0,818

Valid

Reliabel

3

0,483

Valid

Reliabel

4

0,563

Valid

Reliabel

5

0,675

Valid

Reliabel

6

0,675

Valid

Reliabel

7

0,577

Valid

Reliabel

8

0,535

Valid

Reliabel

Tindakan

1

0,778

Valid

0,855

Reliabel

2

0,849

Valid

Reliabel

3

0,872

Valid

Reliabel

4

0,680

Valid

Reliabel

5

0,564

Valid

Reliabel

6

0,658

Valid

Reliabel

7

0,499

Valid

Reliabel

8

0,707

Valid

Reliabel

Reliabilitas

Pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(6)

Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.601 8

Tindakan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items