60
5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses penelaahan yang diawali dengan melalui verifikasi data sekunder dan data primer. Untuk selanjutnya, dilakukan
pengelompokan sesuai dengan pembahasan permasalahan. Analisis data adalah sesuatu yang harus dikerjakan untuk memperoleh pengertian tentang situasi yang
sesungguhnya, di samping itu juga harus dikerjakan untuk situasi yang nyata.
85
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan dan penelitian melalui
website situs internet, selanjutnya dilakukan pengumpulan data sekunder melalui penelitian lapangan dengan mengadakan wawancaraintervew dengan nara sumber
dan mengumpulkan data berupa informasi yang berkaitan dengan permasalahan. Setelah data dan hasil wawancara diperoleh, selanjutnya dilakukan evaluasi dan
analisis secara kualitatif yakni pemaparan kembali dengan kalimat yang sistematis untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga
memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada untuk menjawab permasalahan dan membuat kesimpulan serta saran yang
bermanfaat.
85
Erickson dan Nosandhuk, Memahami Data Statistik Untuk Ilmu Sosial, Jakarta, LP3ES, 1996.
61
BAB II FAKTOR YANG MENYEBABKAN NOTARIS DIPERLUKAN
KEHADIRANNYA DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA
A. Hubungan Hukum antara Notaris dengan Para Penghadap
Dalam pembuatan akta otentik yang dilakukan oleh notaris sebagai pejabat umum, terdapat 3 tiga golongan subyek hukum yaitu para penghadap atau para
pihak yang berkepentingan, para saksi dan notaris.
86
86
Perhatikan ketentuan dalam pasal 39 dan pasal 40 UUJN; Pasal 39 :
1 Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. paling sedikit berumur 18 delapan belas tahun atau telah menikah; dan
b. cakap melakukan perbuatan hukum. 2 Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepadanya oleh 2 dua orang saksi
pengenal yang berumur paling sedikit 18 delapan belas tahun atau telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 dua penghadap lainnya.
3 Pengenalan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dinyatakan secara tegas dalam akta. Pasal 40 :
1 Setiap akta yang dibacakan oleh Notaris dihadiri paling sedikit 2 dua orang saksi, kecuali peraturan perundang-undangan menentukan lain.
2 Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. paling sedikit berumur 18 delapan belas tahun atau telah menikah;
b. cakap melakukan perbuatan hukum; c. mengerti bahasa yang digunakan dalam akta;
d. dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf; dan. e. tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah dalam garis lurus ke atas atau
ke bawah tanpa pembatasan derajat dan garis ke samping sampai dengan derajat ketiga dengan Notaris atau para pihak.
3 Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau diterangkan tentang identitas dan kewenangannya kepada Notaris oleh penghadap.
4 Pengenalan atau pernyataan tentang identitas dan kewenangan saksi dinyatakan secara tegas dalam akta.
Dalam hal ini notaris bukanlah sebagai pihak dalam pembuatan akta. Notaris hanyalah sebagai pejabat yang karena
kewenangannya untuk membuat akta otentik sesuai keinginan para pihakpenghadap. Kedudukan para penghadap atau para pihak dalam suatu akta notaris dapat dibedakan
dalam 3 tiga hal :