mengirim pesan rahasia apapun tanpa menimbulkan kecurigaan dimana media penampung tidak mempunyai arti apa-apa meaningless. Persyaratan steganografi
adalah aman, sulit dideteksi, dan sebanyak mungkin menampung pesan large capacity. Sedangkan watermaking bertujuan untuk perlindungan hak cipta
copyright, pembuktian kepemilikan ownership, dan sidik jari fingerprinting dimana justru media penampung yang diberi proteksi. Persyaratan yang harus dimiliki
watermarking tidak hanya sulit dideteksi, tetapi juga harus tahan dan sulit dihapus robustness.
Salah satu metode watermarking adalah dengan menggunakan metode DCT Discrete Cosine Transform yang pertama kali diperkenalkan oleh Ahmed, Natarajan
dan Rao pada tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul ”On image processing and a discrete cosine transform”. Penggunaan metode DCT pada skripsi ini
dilatarbelakangi oleh ketahanan watermark dari beberapa attack, terutama kompresi JPEG sehingga metode ini lazim digunakan. Popularitas kompresi yang meningkat
saat ini membuat citra harus tahan terhadap hal ini.
1.2. Rumusan Masalah
Dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan, belum ada suatu metode watermarking ideal yang bisa tahan terhadap semua proses pengolahan digital yang mungkin.
Biasanya masing-masing penelitian menfokuskan pada hal hal tertentu yang dianggap penting. Penelitian dibidang watermarking ini masih terbuka luas dan menarik,
salah satunya karena belum ada suatu standar yang digunakan sebagai alat penanganan masalah hak cipta ini. Salah satu metode yang umum digunakan adalah
DCT Discrete Cosine Transform. Masalah yang ada dalam implementasi adalah :
1. Bagaimana hasil kecepatan penyisipan dan ekstraksi watermark ?
2. Bagaimana ukuran file citra ter-watermark dan watermark hasil ekstraksi ?
Apakah semakin besar atau tidak ?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana perubahan pada citra hasil penyisipan watermark ? Apakah
perubahan pada citra ter-watermark sulit dibedakan dengan citra aslinya ?
4. Bagaimana perubahan watermark hasil ekstraksi ?
5. Bagaimana ketahanan watermark yang disisipkan sesuai dengan perubahan
yang terjadi apabila dilakukan beberapa serangan attack seperti rotasi, kompresi JPEG, perubahan ukuran citra, dan penambahan noise ?
1.3. Batasan masalah
Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka penulis membatasi pembahasan tugas akhir ini. Adapun yang menjadi pembatasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Watermarking dilakukan pada citra digital berukuran N x N yang habis dibagi 8 dengan menggunakan transformasi DCT Discrete Cosine
Transform.
2. Hanya pada penyisipan dan ekstraksi watermark.
3. Citra yang disisipkan adalah citra monokrom berwarna hitam putih. Hal ini
dimaksudkan karena citra monokrom memiliki frekuensi rendah sehingga energi watermark yang tersebar cukup kecil pada frekuensi domain citra
asli.
4. Citra asli yang digunakan adalah citra grayscale dan citra berwarna dengan
ruang warna RGB Red Green Blue.
5. Format file citra asli yang digunakan adalah bmp atau jpg sedangkan format
citra watermark yang disisipkan adalah bmp.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan