Tujuan Manfaat Metodologi Penelitian Citra Digital

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis transformasi DCT Discrete Cosine Transform dalam proses penyisipan dan ekstraksi watermark, baik dari segi kecepatan waktu, besar ukuran file, perubahan pada citra ter-watermark, perubahan pada citra setelah dilakukan ekstraksi, maupun ketahanan watermark tersebut dari beberapa serangan attack.

1.5. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu user dalam menyisipkan dan mengekstraksi watermark yang dimilikinya sehingga dapat melindungi citra digital user tersebut dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu : 1. Studi Literatur Melakukan studi kepustakaan melalui membaca buku, e-book, jurnal, maupun artikel mengenai watermarking yang dapat mendukung penulisan Tugas Akhir. 2. Analisis Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap masalah yang ada, batasan yang dimiliki, dan kebutuhan yang diperlukan. 3. Perancangan Merancang bahasa pemrograman dan tampilan interface untuk proses penyisipan dan ekstraksi watermark sehingga dapat dilakukan analisis terhadap metode DCT Discrete Cosine Transform. Universitas Sumatera Utara 4. Pengkodean Pada tahap ini, rancangan yang telah dibuat diimplementasikan ke dalam bentuk kode bahasa pemrograman Matlab. Tampilan interface yang telah dirancang dibangun dengan menggunakan GUIDE Graphical User Interface Builder Matlab. 5. Pengujian Melakukan serangkaian uji coba terhadap program yang telah dibangun untuk mengetahui apakah program sudah berjalan dengan benar sesuai dengan perancangan yang dilakukan, memperbaiki program jika masih terdapat kesalahan, dan mengambil kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan. 6. Penyusunan laporan dalam bentuk skripsi.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang diambilnya judul tugas Akhir “Watermarking Pada Citra Digital Dengan Menggunakan Discrete Cosine Transform”, rumusan masalah yang dihadapi, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir yang menjelaskan secara garis besar susbstansi yang diberikan pada masing-masing bab. BAB 2 : LANDASAN TEORI Membahas tentang pengertian citra dan watermarking secara umum, attack serangan terhadap watermark, kelebihan dan kekurangan metode DCT Discrete Cosine Tranform, penelitian sebelumnya Universitas Sumatera Utara terhadap watermarking, metode dan cara kerja penyisipan dan ekstraksi watermark dengan metode DCT. BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN Berisi tentang analisis permasalahan metode DCT dalam proses penyisipan dan ekstraksi watermark, proses modifikasi dan penyisipan bit, serta analisis fungsional sistem berupa DFD dan flowchart.

BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini menjelaskan bagaimana mengimplementasikan rancangan program dan tampilan interface, serta dilanjutkan dengan menguji program watermarking yang telah dibangun dengan beberapa jenis attack serangan. BAB 5 : PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Citra Digital

Beberapa teori tentang citra digital dipaparkan sebagai berikut.

2.1.1 Definisi citra digital

Menurut Sachs 1999, hal:1, citra digital merupakan suatu gambar yang tersusun dari pixel, dimana tiap pixel merepresentasikan warna tingkat keabuan untuk gambar hitam putih pada suatu titik di gambar. Sedangkan menurut Fahmi 2007, hal:7, citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar monitor komputer sebagai himpunan berhingga diskrit nilai digital yang disebut dengan pixel picture elements. Fahmi 2007, hal:7 menyatakan bahwa citra digital diskrit dihasilkan dari citra analog kontinu melalui digitalisasi. Digitalisasi citra analog terdiri atas penerokan sampling dan kuantisasi quantization. Penerokan sampling adalah pembagian citra ke dalam elemen-elemen diskrit pixel, sedangkan kuantisasi quantization adalah pemberian nilai intensitas warna pada setiap pixel dengan nilai yang berupa bilangan bulat. Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Klasifikasi citra digital

Berdasarkan cara penyimpanan atau pembentukannya, citra digital dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Gambar Bitmap raster, yaitu gambar yang terbentuk dari sekumpulan titik penyusun gambar pixel. Gambar bitmap dipengaruhi oleh banyaknya pixel, sehingga semakin banyak jumlah pixel maka kualitas gambar semakin baik dan halus, begitu pula sebaliknya. Gambar bitmap biasanya diperoleh dari scanner, kamera digital, kamera handphone, dan sebagainya. 2. Gambar vektor, yaitu gambar yang terbentuk dari garis, kurva, dan bidang yang masing-masing merupakan suatu formulasi matematik. Jika gambar vektor diperbesar, maka kualitas gambarnya masih tetap baik dan tidak berubah. Gambar vektor biasanya dibuat dengan menggunakan aplikasi – aplikasi gambar vektor seperti Corel Draw, Adobe Illustrator, Macromedia Freehand, dan sebagainya Alinurdin, 2006. Sedangkan berdasarkan warna-warna penyusunnya, menurut Fahmi 2007, hal:8 citra digital dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Citra biner, yaitu citra yang hanya terdiri atas dua warna, yaitu hitam dan putih. Oleh karena itu, setiap pixel pada citra biner cukup direpresentasikan dengan 1 bit. Contoh citra biner adalah pada gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Citra Biner Universitas Sumatera Utara 2. Citra grayscale, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan derajat keabuan atau intensitas warna putih. Nilai intensitas paling rendah merepresentasikan warna hitam dan nilai intensitas paling tinggi merepresentasikan warna putih. Pada umumnya citra grayscale memiliki kedalaman pixel 8 bit 256 derajat keabuan, tetapi ada juga citra grayscale yang kedalaman pixel-nya bukan 8 bit, misalnya 16 bit untuk penggunaan yang memerlukan ketelitian tinggi. Contohnya adalah pada gambar 2.2 berikut. Gambar 2.2 Citra Grayscale 3. Citra berwarna, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan warna tertentu. Banyaknya warna yang mungkin digunakan bergantung kepada kedalaman pixel citra yang bersangkutan. Citra berwarna direpresentasikan dalam beberapa kanal channel yang menyatakan komponen-komponen warna penyusunnya. Banyaknya kanal yang digunakan bergantung pada model warna yang digunakan pada citra tersebut. Contoh model warna yang biasa digunakan pada citra digital adalah RGB dan YCbCr. Dari klasifikasi citra tersebut, maka penelitian dilakukan pada gambar bitmap karena citra digital termasuk gambar bitmap dan terbentuk dari pixel – pixel yang akan dimanfaatkan dalam teknik penyisipan watermark. Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Pixel picture element

Gambar yang bertipe bitmap tersusun dari pixel-pixel dot. Pixel adalah titik penyusun gambar yang berkumpul dan bergabung membentuk seperti mozaik yang memanipulasi mata sehingga pada jarak pandang tertentu akan tampak kesan gambar utuh Alinurdin, 2006. Banyaknya pixel tiap satuan luas tergantung pada resolusi yang digunakan. Menurut Alinurdin 2006, hal:2 resolusi adalah banyaknya pixel dalam setiap satuan panjang yang dinyatakan dalam satuan dpi dot per inch. Keanekaragaman warna pixel tergantung pada bit depth yang dipakai. Bit depth menentukan banyaknya informasi warna yang tersedia untuk ditampilkan dalam setiap pixel. Misalkan suatu gambar memiliki bit depth = 24. Berarti ada 16 juta 2 24 1. bmp Windows Bitmap. kemungkinan warna pada gambar tersebut. Oleh karena itu, semakin tinggi resolusi dan bit depth suatu citra, maka semakin bagus kualitas gambar yang dihasilkan dan tentu saja ukuran file-nya juga semakin besar.

2.1.4 Format file citra

Format file menentukan bagaimana informasi data direpresentasikan dalam suatu file. Informasi tersebut meliputi ada tidaknya kompresi, program aplikasi feature yang didukung support, penggunaan enkripsi, dan lain-lain. Tiap format file memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dalam sistem operasi Windows, format file dapat dibedakan dari namanya yaitu diakhiri titik dan diikuti dengan tiga atau empat huruf terakhir sebagai penanda format. Untuk file citra image, format yang umum digunakan adalah : Merupakan representasi dari citra grafis yang terdiri dari susunan titik-titik yang tersimpan di memori komputer. Format ini dikembangkan oleh Microsoft dan nilai setiap titik diawali oleh satu bit data untuk gambar hitam putih atau Universitas Sumatera Utara lebih bagi gambar berwarna. Format bmp menggunakan kompresi tipe lossless, berarti tidak ada data yang dibuang selama proses kompresi Hajar, 2007. 2. gif Graphics Interchange Format Merupakan format gambar yang mampu menayangkan maksimum 256 warna dan mendukung warna transparan dan animasi sederhana. Format ini mengkompresi gambar dengan sifat lossless, berarti terdapat data yang hilang selama proses kompresi Hajar, 2007. 3. jpg jpeg Joint Photographic Experts Group Format ini mampu menayangkan warna dengan kedalaman 24 bit true color dan menggunakan kompresi tipe lossy. Kompresi jpeg berbasis DCT Discrete Cosine Transform. Kualitas jpeg bisa bervariasi tergantung setting kompresi yang digunakan Hajar, 2007. 4. png Portable Network Graphics Merupakan salah satu format penyimpanan citra dengan kompresi tipe lossless. Format png diperkenalkan untuk menggantikan format gif dan umumnya dipakai untuk citra web Hajar, 2007. 5. tiff Tagged Image File Format Merupakan format yang sering digunakan, mendukung citra compressed berbagai metode dan uncompressed Paryono et al, 2008.

2.2 Digital Watermarking

Dokumen yang terkait

Watermarking Menggunakan Algoritma Discrete Cosine Transform (DCT) pada Penyisipan ke dalam Citra

4 57 70

PERBANDINGAN WATERMARKING CITRA DENGAN ALIHRAGAM WAVELET DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM

0 3 8

Watermarking Citra Digital Menggunakan GHM Multiwavelet Transform dan Discrete Cosine Transform (DCT).

0 9 16

Watermarking Citra Digital Berwarna pada Ruang Warna YIQ Menggunakan Contourlet Transform dan Discrete Cosine Transform - Digital Color Image Watermarking in YIQ Colour Space Using Contourlet Transform and Discrete Cosine Transform.

1 2 16

Blind Watermarking Citra Digital pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform).

0 0 13

IMPLEMENTASI TEKNIK WATERMARKING DIGITAL PADA CITRA BERWARNA DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM.

0 0 7

Adaptive Watermarking Citra Digital dengan Teknik Discrete Wavelet Transform-Discrete Cosine Transform dan Noise Visibility Function - Discrete Wavelet Transform-Discrete Cosine Transform and Noise Visibility Function Based Digital Image Adaptive Watermar

0 0 14

Blind Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT) - Blind Watermarking on Digital Image Using Discrete Wavelet Transorm (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT).

0 1 16

Digital Watermarking Menggunakan Teknik Penggabungan DWT (Discrete Wavelet Transform) dan DCT (Discrete Cosine Transform).

0 0 58

RANCANG BANGUN APLIKASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

0 0 11