STUDI KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN SERANGGA PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) DI DESA HUTAGODANG MUDA KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL.
STUDI KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN SERANGGA
PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI DESA
HUTAGODANG MUDA KECAMATAN SIABU
KABUPATEN MANDAILING NATAL
Oleh:
Irma Agustina
NIM 4112220004
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan segala Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul : “Studi Keanekaragaman
Dan Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Desa
Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal” sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di FMIPA UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd sebagai
Ketua Jurusan Biologi.
Terimakasih kepada Bapak Drs. H. Lazuardi, M.Si
sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan bagi penulis. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari
Manurung, M.Si, Drs. Nusyirwan, M.Si, Ibu Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si selaku
Dosen Penguji yang telah membantu melalui kritik dan saran yang berguna untuk
penyusunan skripsi ini.
Terimakasih kepada Bapak Drs. Ashar Hasairin, M.Si sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu selama perkuliahan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Uswatun Hasanah, M.Si selaku
Kepala Laboratorium Jurusan Biologi.
Terkhusus untuk orang tua saya (Hidir Pulungan dan Siti Rohimi)
terimakasih saya ucapkan atas doa, dukungan spiritual maupun material yang
senantiasa selalu diberikan kepada saya. Terimakasih kepada adik-adik saya
Adelina Pulungan, Mon dan Del yang selalu memberikan dukungan dan
semangat. Terimakasih juga kepada bangda Syamsul Bachri yang selalu
memberikan saya semangat, motivasi, perhatian, dan doanya, serta kepada
keluarganya yang telah banyak membantu saya dalam penelitian ini.
Terimakasih untuk sahabat-sahabat saya Syahrida Batubara, Desi Permata
Sari, Dahliana Rao, Suhairani, Fitra Hayati, Elly Gusrina, Nur Fitri, dan Evi
Sunilawati yang selalu memberikan keceriaan dan semangat kepada saya.
Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan di Biologi Nondik A 2011
vi
yang telah memberikan pengalaman dan kebersamaan yang takkan terlupakan.
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga besar BIOTA, serta terimakasih buat
orang-orang yang juga telah turut membantu dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini. Terimakasih untuk semuanya dan semoga diberi keberkahan oleh
Allah swt.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi mahasiswa dilingkungan FMIPA UNIMED, khususnya jurusan Biologi.
Medan,
Maret 2015
Irma Agustina
NIM. 4112220004
iii
STUDI KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN SERANGGA
PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI DESA
HUTAGODANG MUDA KECAMATAN SIABU
KABUPATEN MANDAILING NATAL
Irma Agustina (4112220004)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, kelimpahan,
indeks keanekaragaman, indeks dominansi, indeks keseragaman serta kondisi
fisika-kimia lingkungan yang mendukung keberhasilan hidup serangga pada
tanaman kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai
dengan Januari 2015 dengan metode pitfall trap dam yellow sticky trap dimana
pengambilan sampel serangga dilakukan pada 5 titik pengamatan dan 6 kali
pengambilan. Hasil Penelitian menunjukkan untuk pitfall trap ditemukan 12 jenis
tergolong 4 ordo dan 8 famili. Kelimpahan yang diperoleh pada 5 titik
pengamatan 161 individu dan spesies yang dominan adalah Dolichoderus, indeks
keanekaragaman kategori sedang (1.542), indeks keseragaman tertinggi (0.882)
dan terendah (0.743), indeks dominansi rendah (0.301). Untuk Yellow Sticky
Trap ditemukan 6 jenis tergolong ke dalam 6 ordo dan 6 famili. Kelimpahan 62
individu dan spesies yang dominan adalah Helopeltis sp, indeks keanekaragaman
kategori rendah (0.969), indeks keseragaman tertinggi (0,935) dan terendah
(0,724), indeks dominansi kategori rendah (0.451). Kisaran suhu udara pada
kebun kakao tersebut berkisar 240C - 250C, dengan kelembaban udara berkisar
76% - 78%. pH tanah berkisar antara 4,5 – 6,4 dan kisaran kelembaban tanah
1,5% – 5,7%.
iv
INSECT DIVERSITY AND ABUDANCE ON CACAO (Theobroma cacao L.)
PLANT IN HUTAGODANG MUDA VILLAGE DISTRICT SIABU
REGENT MANDAILING NATAL
Irma Agustina (4112220004)
ABSTRACT
This study aims to determine the diversity, abudance, diversity index,
dominance index, evenness index and condition of physics-chemical environment
to support the insect life on cacao plant in Hutagodang Muda Village District
Siabu Regent Mandailing Natal. The research has been conducted from December
2014 to January 2015 by using pitfall trap and yellow sticky trap method which
taking insect sampel is 5 research point and 6 times retrieval. The result of
research showed by pitfall trap found 12 species were classified on 4 ordo and 8
family. The abudance of 5 research point were 161 individu and dominance
species were Dolichoderus, diversity index showed medium category (1.542), the
highest of evennese index were 0.882 and the low were 0.743, dominant index
showed low category (0.301). By yellow sticky trap found 6 species were
classified on 6 ordo and 6 family. The abudance were 62 individu and dominance
species were Helopeltis sp, diversity index showed medium low category (0.969),
the highest evenness were 0.935 and low were (0.724), dominant index showed
low category (0.451). The range of air temperature in cacao plant from 24 0C 25 0C and air moisture from 76% - 78% . Acid degree (pH) from 4.5 – 6.4 and soil
moisture from 1.5% – 5.7%.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
v
vii
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Ruang Lingkup Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4.Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
3
3
3
4
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Tanaman Kakao
2.1.1. Akar
2.1.2. Batang
2.1.3. Daun
2.1.4. Bunga dan Buah
2.1.5. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman Kakao
2.2. Morfologi Serangga
2.2.1. Struktur Tubuh Serangga
2.2.1.1. Kepala
2.2.1.2. Toraks
2.2.1.3. Abdomen
2.3. Serangga Yang Bermanfaat Untuk Tanaman Kakao
2.4. Serangga Pengganggu Tanaman Kakao
2.4.1. Penggerek Buah Kakao (PBK)
2.4.2. Penggerek Batang/Cabang
5
5
5
5
5
6
7
8
8
9
9
9
10
11
11
13
viii
2.4.3. Penggerek Daun Kakao
2.5. Serangga-Serangga Pada Tanaman Kakao
14
15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3. Teknik Pengambilan Sampel
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Metode Penelitian
3.4.2. Jenis dan Sumber Data
3.5. Pengukurab Faktor Fisika-Kimia Lingkungan
3.6. Pelaksanaan Penelitian
3.6.1. Alat dan Bahan
3.6.2. Prosedur Kerja
3.7. Analisis Data
3.7.1. Indeks Keanekaragaman
3.7.2. Kelimpahan Serangga
3.7.3. Indeks Dominansi
3.7.4. Indeks Keseragaman (E)
17
17
17
17
17
17
18
18
20
20
21
21
21
23
23
24
24
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pitfall Trap
4.1.1.1. Keanekaragaman
4.1.1.2. Kelimpahan
4.1.1.3. Indeks Keanekaragaman
4.1.1.4. Indeks Keseragaman
4.1.1.5. Indeks Dominansi
4.1.2. Yellow Sticky Trap
4.1.2.1. Keanekaragaman
4.1.2.2. Kelimpahan
4.1.2.3. Indeks Keanekaragaman
4.1.2.4. Indeks Keseragaman
4.1.2.5. Indeks Dominansi
4.1.3.Persamaan dan Perbedaan Serangga yang Berhasil Dikoleksi
Melalui Metode Pitfall Trap dan Yellow Sticky Trap
4.1.4. Faktor-Faktor Fisika-Kimia Lingkungan
4.2. Pembahasan
26
26
26
28
28
29
30
31
32
33
34
34
35
36
37
39
40
ix
4.2.1. Keanekaragaman
4.2.2. Kelimpahan
4.2.3. Indeks Keanekaragaman
4.2.4. Indeks Dominansi
4.2.5. Indeks Keseragaman
4.3. Faktor Fisika Lingkungan
4.3.1. Suhu Udara
4.3.2. Kelembaban Udara
4.4. Faktor Kimia Lingkungan
4.4.1. pH Tanah
4.4.2. Kelembaban Tanah
40
40
41
42
43
44
44
44
45
45
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
47
47
48
DAFTAR PUSTAKA
49
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.1. Keanekaragaman, Kelimpahan,
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman
Serangga Pada Kebun Kakao Dengan
Menggunaakan Pitfall Trap
26
Tabel 4.1.2. Keanekaragaman, Kelimpahan,
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman
Serangga Pada Tanaman Kakao Dengan
Menggunaakan Yellow Sticky Trap
32
Tabel 4.1.3. Persamaan dan Perbedaan Serangga yang
Berhasil Dikoleksi Melalui Metode
Pitfall Trap dan Yellow Sticky Trap
37
Tabel 4.1.4. Hasil Pengukuran Suhu Udara,
Kelembaban Udara dan pH Tanah
Pada Tanaman Kakao Di Desa Hutagodang Muda
38
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3.Siklus Hidup serangga Forcipomyia spp
Gambar 2.4. (a) Siklus Hidup Imago Conopomorpha Cramerella
Gambar 2.4. (b) Penggerek Batang/Cabang Kakao
Gambar 2.4. (c) Kumbang Apogonia sp Memakan Daun Kakao
Gambar 3.1.Metode pitfall trap
Gambar 3.2.Metode yellow sticky trap
Gambar 3.3. Desain Peletakan Perangkap
Gambar 4.1. Grafik indeks keanekaragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.2. Grafik indeks dominansi serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.3.Grafik indeks keseragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.4. Grafik indek keanekaragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.5. Grafik indeks dominansi serangga
berdasrkan pengambilan sampel
Gambar 4.6. Grafik indeks keseragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
11
12
13
14
18
19
19
29
30
31
34
35
36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pengolahan Data Per Perangkap
49
Lampiran 2. Perhitungan Indeks Keanekaragaman,
Indeks Dominansi dan Indeks Keseragaman
51
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
57
Lampiran 4. Gambar sampel serangga yang diperoleh
60
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Keanekaragaman serangga pada umumnya sangat dipengaruhi oleh
kompleksitas suatu lanskap, jenis vegetasi, iklim, garis lintang, dan ketinggian
tempat di atas permukaan laut. Topografi atau ketinggian tempat dari permukaan
laut akan mempengaruhi keanekaragaman, kelimpahan dan kekayaan spesies.
Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga
kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan ragam jenisnya menurut
Speight, Hunter, Watt 1999 dalam (Dewi, 2009).
Serangga dimasukkan dalam kelompok hewan yang beruas-ruas, bersendi
atau bersegmen yang lebih dikenal dengan sebutan Arthropoda (bahasa
Latin:arthros = sendi dan podos = kaki). Sehubungan dengan ciri tubuhnya yang
beruas-ruas ataupun dapat dibagi-bagi, serangga disebut juga insekta (Manurung
dan MSK, 2009). Menurut Manurung dan Prastowo (2009) serangga termasuk
hewan yang paling dominan (dari segi jumlah) diantara anggota-anggota
kelompok hewan Arthopoda.
Banyak sekali serangga yang berharga bagi manusia dan masyarakat.
Dengan aktivitas penyerbukannya serangga-serangga tersebut memungkinkan
produksi dari berbagai hasil panen pertanian.
Serangga juga dapat berperan
sebagai sumber makanan bagi hewan-hewan lain, serangga dapat bertindak
sebagai pembersih terhadap bangkai, dan dapat berperan dalam penelitian ilmu
pengetahuan. Tetapi sebahagian serangga berbahaya dan menyebabkan kerugian.
Kerugian yang besar tiap tahun pada hasil-hasil pertanian dan produk yang
disimpan (Borror, 1992).
Organisme pengganggu tanaman yang sangat berperan menyebabkan
penurunan hasil produktivitas perkebunan kakao adalah serangga yang tergolong
hama. Terdapat berbagai jenis serangga pada tanaman kakao, akan tetapi tidak
semua jenis serangga berstatus hama. Beberapa jenis di antaranya justru
merupakan serangga berguna, misalnya penyerbuk dan musuh alami (parasit dan
predator). Serangga juga dapat berperan sebagai kontrol biologi (predator bagi
2
serangga lain) yang mampu menekan populasi hama perkebunan. Keberadaan
serangga parasit di perkebunan dapat membantu menekan populasi hama serangga
(Departemen Pertanian, 2002).
Musuh alami yang terdapat pada tanaman kakao dari golongan serangga
diantaranya semut, belalang sembah, kumbang koksi, capung, lalat dan cocopet
yang merupakan kelompok predator atau pemangsa. Parasitoid yang diketahui
berada di tanaman kakao diantaranya tawon braconid, tawon trichogramma dan
lalat tachinid (Hindayana et al. 2002).
Masyarakat desa Hutagodang Muda telah mengenal tanaman kakao pada
tahun 2005 dalam program gerakan nasional budidaya tanaman kakao. Dimana
beberapa masyarakat desa telah mendapat bantuan bibit kakao, pupuk dan
peralatan yang diberikan secara berkala guna memperkenalkan tanaman kakao
kepada masyarakat desa Hutagodang Muda. Selain dukungan program dalam
bentuk logistik masyarakat petani kakao desa Hutagodang Muda juga mendapat
dukungan program sekolah lapang kakao yang di fasilitasi dari dinas perkebunan.
Untuk saat ini tingkat keberhasilan program tanaman kakao di desa
Hutagodang Muda sudah mulai menemukan manfaatnya dalam peningkatan
pendapatan alternatif bagi masyarakat desa. Dari pengamatan lahan kebun kakao
yang ada di desa terlihat masyarakat mengenal pola berkebun polikultur dimana di
dalam kebun masyarakat menanami beberapa jenis tanaman seperti karet, kemiri,
pinang dan kelapa. Komoditas unggulan yang dihasilkan dari berkebun kakao
berupa biji kakao kering yang dihasilkan oleh buah kakao yang baik. Pengelolaan
buah kakao segar menjadi biji kakao kering masyarakat masih mengandalkan
sinar matahari sebagai energi pengering secara alami dimana masyarakat
meletakan biji kakao basah di atas terpal atau semen untuk mengurangi kadar air
sehingga layak jual. Biji kakao kering di jual masyarakat kepada pengumpul desa
atau agen pengumpul yang ada di tingkat kecamatan dengan harga kisaran RP
18.000-20.000 per kilogram.
Pengambilan lokasi penelitian ini adalah tanaman kakao yang berada di
Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal dengan
umur kakao kurang lebih 20 tahun. Daerah seluas lebih kurang 1 hektar ini
3
mengalami kerusakan pada bagian buah kakao. Oleh karena itu penulis memilih
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi populasi serangga pada tanaman
kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
Berdasarkan uraian di atas serta mengingat pentingnya informasi
mengenai keanekaragaman serangga yang terdapat pada tanaman kakao di Desa
Hutagodang Muda, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Studi
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Kakao (Theobroma
cacao L.) Di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing
Natal”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah keanekaragaman serangga
pada tanaman kakao di Desa Hutagodang Muda. Dalam hal ini menyangkut
keanekaragaman, kelimpahan dan faktor fisika-kimia lingkungan.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada
pengamatan serangga yang dilihat dari keanekaragaman, kelimpahan serangga
pada tanaman kakao serta faktor fisika-kimia di Desa Hutagodang Muda
Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Faktor fisika-kimia lingkungan
yang dikaji adalah suhu udara, kelembaban udara, pH tanah dan kelembaban
tanah.
1.4.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keanekaragaman, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks
dominansi, dan indeks keseragaman serangga dengan menggunakan
metode pitfall trap dan yellow sticky trap pada tanaman kakao di Desa
Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal ?
4
2. Bagaimana kondisi fisika-kimia lingkungan pada tanaman kakao di Desa
Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal ?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman, kelimpahan, indeks keanekaragaman,
indeks
dominansi,
dan
indeks
keseragaman
serangga
dengan
menggunakan metode pitfall trap dan yellow sticky trap pada tanaman
kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
2. Untuk mengetahui kondisi fisika-kimia lingkungan pada tanaman kakao di
Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber informasi mengenai keanekaragaman, kelimpahan,
dominansi, dan keseragaman serangga pada tanaman kakao di Desa
Hutangodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
2. Sebagai informasi mengenai kondisi fisika-kimia lingkungan pada
tanaman kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian lanjutan.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Hutagodang Muda
Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil dari keanekaragaman, kelimpahan, indeks keanekaragaman indeks
dominansi, dan indeks keseragaman serangga pada tanaman kakao yaitu:
a) Keanekaragaman jenis serangga tertinggi pada pitfall trap
diperoleh ordo Hymenoptera famili Formicidae. Sedangkan pada
yellow sticky trap keanekaragaman tertinggi dari family Miridae.
b) Kelimpahan rata-rata serangga tertinggi dengan metode pitfall
trap adalah 34 per perangkap dimana kelimpahan tertinggi
terdapat pada spesies Dolichoderus dengan jumlah 14,6
individu/perangkap dan terendah adalah Coreidae dengan jumlah
0,8 individu/perangkap. Untuk yellow sticky trap kelimpahan
rata-rata tertinggi adalah 14 per perangkap dimana kelimpahan
tertinggi terdapat pada spesies Helopeltis sp dengan jumlah 6,8
inividu/perangkap dan kelimpahan terendah adalah spesies
Apogonia sp dengan jumlah 0,2 individu/perangkap.
c) Indeks keanekaragaman dengan metode pitfall trap memiliki ratarata yaitu 1,542 dikategorikan indeks keanekaragaman sedang.
Metode yellow sticky trap indeks keanekaragamannya yaitu 0,969
dikategorikan indeks keanekaragaman rendah.
d) Indeks dominansi pada pitfall trap yang tertinggi yaitu pada sore
1 dengan jumlah 0,39, sedangkan yang terendah yaitu pada sore 2
dengan jumlah 0,16. Indeks dominansi pada yellow sticky trap
yang tertinggi yaitu pada sore 1 dengan jumlah 0,62, sedangkan
yang terendah yaitu pada pagi 3 dengan jumlah 0,30.
48
e) Indeks keseragaman pada pitfall trap yang tertinggi yaitu pada
pagi 1 dengan jumlah 0,882 dan yang terendah pada sampling
pagi 3 dengan jumlah 0,743. Indeks keseragaman pada yellow
sticky trap yang tertinggi yaitu pada pagi 2 dengan jumlah 0,935
dan yang terendah pada sore 3 dengan jumlah 0,724.
2. Kondisi fisika-kimia lingkungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Kisaran suhu udara pada kebun kakao tersebut berkisar 240C - 250C,
dengan kelembaban udara berkisar 76% - 78%.
Pada kebun kakao
dimana perangkap dipasang kisaran pH tanah antar 4,5 – 6,4 dan kisaran
kelembaban tanah 1,5% – 5,7%.
1.2. Saran
1. Bagi masyarakat di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu
Kabupaten Mandailing Natal disarankan tetap menjaga kondisi
lingkungan. Keberadaan serangga pada tanaman kakao di Desa tersebut
mendukung hasil dari tanaman kakao mengingat serangga penting bagi
tumbuhan, komunitas dan kondisi tanah.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai serangga yang
membantu pertumbuhan tanaman kakao dan yang merusak tanaman
kakao.
49
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S., (1996),Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan, Gajah Mada
University, Yogyakarta
Borror, D.J., Charles, A. Triplehorn., dan Norman F. Jonhson., (1996),
Pengenalan Pengajaran Serangga Edisi Keenam, UGM, Yogyakarta
Campbell, N. A., Jane. B. R., and Lawrence. G. M., (2004), Biologi. Edisi Kelima
Jilid Tiga, Erlanhgga, Jakarta.
Departemen Pertanian, (2002), Musuh Alami Hama dan Penyakit Kakao, Proyek
Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen
Pertanian Jakarta
Dewi, Yani. S., (2009), Keanekaragaman Serangga Pada Tanaman Kakao
(Theobroma cacao L.) Di Kabupaten Lima Puluh Kota Dan Kabupaten
Padang Pariaman, Skiripsi, FP UNAND, Padang
Heddy, S. dan M, Kurniaty., (1996), Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. PT Raja
Grafindo, Jakarta.
Heryantos, (2013), http://laporan-praktikum-perangkap-hama/yellow/ (Diakses
01 Desember 2014)
Hindayana, D., Judawi, D. Priharyanto, G.C. Luther, J. Mangan, Untung, K,
Sianturi, M. dan Riyatno, (2002), Musuh Alami Hama dan Penyakit
Tanaman Kakao, Edisi Kedua, Direktorat Perlindungan Perkebunan
Departemen Pertanian, Jakarta
Jumar, (2000), Entomologi Pertanian, Rineka Cipta, Jakarta
Kramadibtara, I., (1995), Ekologi Hewan. ITB, Bandung.
Manurung, B. dan Puji, P., (2009), Entomologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Medan
Manurung, B. dan Petrus, MSK(2009), Kajian Ekologi Hewan Tanah pada
Ketinggian yang Berbeda di hutan Aek Nauli Parapat Sumatera Utara,
Jurnal Sains Indonesia, 33 (2) : 81-85
Maulana, Gita., (2012), http://penggerek-buah-kakao/conopomorpha/(Diakses 01
Desember 2014)
Michael, P., (1995), Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium, Terjemahan Yanti R. Koestar. UI-Press, Jakarta.
50
Nasaruddin, (2004), Budidaya Kakao dan Beberapa Aspek Fisiologinya, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar
Odum, E.P., (1993), Dasar-Dasar Ekologi, UGM Press, Yogyakarta
Perangin-angin, G., (2009), Kajian Fauna Dan Flora Dari Kawasan Ekowisata
Tangkahan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.Green Biom:1-23
Puslitkoka, (2005),Panduan Lengkap Budidaya Kakao, Agromedia Pustaka,
Jakarta
Rahayu, S., Setiawan A., Endang A,.Husaeni dan Suyanto, S., (2006),
Pengendalian Hama Xylosandrus compactus Pada Agroforestri Kopi
Multistrata Secara Hayati.Agrivita, 28 (3):1-12.
Reginawati, (2005),
Jakarta
PanduanLengkap Budidaya Kakao, Agromedia Pustaka,
S., Lilies, Christina, (1991), Kunci Determinasi Serangga, Kanisius, Yogyakarta
Sembel, Dantje, T., (2012), Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, Yogyakarta,
Penerbit ANDI
Sihite. (2011), Ekologi Serangga Pada Tanaman Kopi Di Desa Sileang
Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Skiripsi,
FMIPA UNIMED, Medan
Siregar, T.H.S,S. Riyadi dan L. Nuraeni, (2000), Budidaya Pengolahan dan
Pemasaran Coklat, Penebar Swadaya, Jakarta
Soegianto, A., (1994), Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan
Komunitas. Usaha Nasional, Surabaya
Soetjipto, (1993), Dasar-Dasar Ekologi Hewan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidik Tinggi, Jakarta.
Sugiarto, (2003), Teknik Sampling, PT. SUN, Jakarta
Suin, N.M., (1979), Ekologi Fauna Tanah. Bumi Aksara, Jakarta
Sunanto, H., (1992),Cokelat, Budidaya,
Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta
Pengolahan
Hasil dan
Aspek
51
Susanto, F.X., (1994), Tanaman Kakao, Budi Daya
Kanisius, Yogyakarta
dan Pengolahan Hasil.
Ummi, R, Z., (2007), Studi Keanekaragaman Serangga Tanah Di UPT Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI. Skripsi, Universitas
Islam Negeri Malang, Malang.
Yandra, G., (2010), Syarat Tumbuh Tanaman Kakao, Agromedia Pustaka, Jakarta
Wahyudi, T., Panggabean, T. R., dan Pujiyanto, (2008), Panduan Lengkap Kakao
Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir, Penebar Swadaya, Jakarta
Timur
PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI DESA
HUTAGODANG MUDA KECAMATAN SIABU
KABUPATEN MANDAILING NATAL
Oleh:
Irma Agustina
NIM 4112220004
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan segala Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul : “Studi Keanekaragaman
Dan Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Desa
Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal” sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di FMIPA UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd sebagai
Ketua Jurusan Biologi.
Terimakasih kepada Bapak Drs. H. Lazuardi, M.Si
sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan bagi penulis. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari
Manurung, M.Si, Drs. Nusyirwan, M.Si, Ibu Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si selaku
Dosen Penguji yang telah membantu melalui kritik dan saran yang berguna untuk
penyusunan skripsi ini.
Terimakasih kepada Bapak Drs. Ashar Hasairin, M.Si sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu selama perkuliahan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Uswatun Hasanah, M.Si selaku
Kepala Laboratorium Jurusan Biologi.
Terkhusus untuk orang tua saya (Hidir Pulungan dan Siti Rohimi)
terimakasih saya ucapkan atas doa, dukungan spiritual maupun material yang
senantiasa selalu diberikan kepada saya. Terimakasih kepada adik-adik saya
Adelina Pulungan, Mon dan Del yang selalu memberikan dukungan dan
semangat. Terimakasih juga kepada bangda Syamsul Bachri yang selalu
memberikan saya semangat, motivasi, perhatian, dan doanya, serta kepada
keluarganya yang telah banyak membantu saya dalam penelitian ini.
Terimakasih untuk sahabat-sahabat saya Syahrida Batubara, Desi Permata
Sari, Dahliana Rao, Suhairani, Fitra Hayati, Elly Gusrina, Nur Fitri, dan Evi
Sunilawati yang selalu memberikan keceriaan dan semangat kepada saya.
Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan di Biologi Nondik A 2011
vi
yang telah memberikan pengalaman dan kebersamaan yang takkan terlupakan.
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga besar BIOTA, serta terimakasih buat
orang-orang yang juga telah turut membantu dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini. Terimakasih untuk semuanya dan semoga diberi keberkahan oleh
Allah swt.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi mahasiswa dilingkungan FMIPA UNIMED, khususnya jurusan Biologi.
Medan,
Maret 2015
Irma Agustina
NIM. 4112220004
iii
STUDI KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN SERANGGA
PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI DESA
HUTAGODANG MUDA KECAMATAN SIABU
KABUPATEN MANDAILING NATAL
Irma Agustina (4112220004)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, kelimpahan,
indeks keanekaragaman, indeks dominansi, indeks keseragaman serta kondisi
fisika-kimia lingkungan yang mendukung keberhasilan hidup serangga pada
tanaman kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai
dengan Januari 2015 dengan metode pitfall trap dam yellow sticky trap dimana
pengambilan sampel serangga dilakukan pada 5 titik pengamatan dan 6 kali
pengambilan. Hasil Penelitian menunjukkan untuk pitfall trap ditemukan 12 jenis
tergolong 4 ordo dan 8 famili. Kelimpahan yang diperoleh pada 5 titik
pengamatan 161 individu dan spesies yang dominan adalah Dolichoderus, indeks
keanekaragaman kategori sedang (1.542), indeks keseragaman tertinggi (0.882)
dan terendah (0.743), indeks dominansi rendah (0.301). Untuk Yellow Sticky
Trap ditemukan 6 jenis tergolong ke dalam 6 ordo dan 6 famili. Kelimpahan 62
individu dan spesies yang dominan adalah Helopeltis sp, indeks keanekaragaman
kategori rendah (0.969), indeks keseragaman tertinggi (0,935) dan terendah
(0,724), indeks dominansi kategori rendah (0.451). Kisaran suhu udara pada
kebun kakao tersebut berkisar 240C - 250C, dengan kelembaban udara berkisar
76% - 78%. pH tanah berkisar antara 4,5 – 6,4 dan kisaran kelembaban tanah
1,5% – 5,7%.
iv
INSECT DIVERSITY AND ABUDANCE ON CACAO (Theobroma cacao L.)
PLANT IN HUTAGODANG MUDA VILLAGE DISTRICT SIABU
REGENT MANDAILING NATAL
Irma Agustina (4112220004)
ABSTRACT
This study aims to determine the diversity, abudance, diversity index,
dominance index, evenness index and condition of physics-chemical environment
to support the insect life on cacao plant in Hutagodang Muda Village District
Siabu Regent Mandailing Natal. The research has been conducted from December
2014 to January 2015 by using pitfall trap and yellow sticky trap method which
taking insect sampel is 5 research point and 6 times retrieval. The result of
research showed by pitfall trap found 12 species were classified on 4 ordo and 8
family. The abudance of 5 research point were 161 individu and dominance
species were Dolichoderus, diversity index showed medium category (1.542), the
highest of evennese index were 0.882 and the low were 0.743, dominant index
showed low category (0.301). By yellow sticky trap found 6 species were
classified on 6 ordo and 6 family. The abudance were 62 individu and dominance
species were Helopeltis sp, diversity index showed medium low category (0.969),
the highest evenness were 0.935 and low were (0.724), dominant index showed
low category (0.451). The range of air temperature in cacao plant from 24 0C 25 0C and air moisture from 76% - 78% . Acid degree (pH) from 4.5 – 6.4 and soil
moisture from 1.5% – 5.7%.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
v
vii
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Ruang Lingkup Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4.Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
3
3
3
4
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Tanaman Kakao
2.1.1. Akar
2.1.2. Batang
2.1.3. Daun
2.1.4. Bunga dan Buah
2.1.5. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman Kakao
2.2. Morfologi Serangga
2.2.1. Struktur Tubuh Serangga
2.2.1.1. Kepala
2.2.1.2. Toraks
2.2.1.3. Abdomen
2.3. Serangga Yang Bermanfaat Untuk Tanaman Kakao
2.4. Serangga Pengganggu Tanaman Kakao
2.4.1. Penggerek Buah Kakao (PBK)
2.4.2. Penggerek Batang/Cabang
5
5
5
5
5
6
7
8
8
9
9
9
10
11
11
13
viii
2.4.3. Penggerek Daun Kakao
2.5. Serangga-Serangga Pada Tanaman Kakao
14
15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3. Teknik Pengambilan Sampel
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Metode Penelitian
3.4.2. Jenis dan Sumber Data
3.5. Pengukurab Faktor Fisika-Kimia Lingkungan
3.6. Pelaksanaan Penelitian
3.6.1. Alat dan Bahan
3.6.2. Prosedur Kerja
3.7. Analisis Data
3.7.1. Indeks Keanekaragaman
3.7.2. Kelimpahan Serangga
3.7.3. Indeks Dominansi
3.7.4. Indeks Keseragaman (E)
17
17
17
17
17
17
18
18
20
20
21
21
21
23
23
24
24
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pitfall Trap
4.1.1.1. Keanekaragaman
4.1.1.2. Kelimpahan
4.1.1.3. Indeks Keanekaragaman
4.1.1.4. Indeks Keseragaman
4.1.1.5. Indeks Dominansi
4.1.2. Yellow Sticky Trap
4.1.2.1. Keanekaragaman
4.1.2.2. Kelimpahan
4.1.2.3. Indeks Keanekaragaman
4.1.2.4. Indeks Keseragaman
4.1.2.5. Indeks Dominansi
4.1.3.Persamaan dan Perbedaan Serangga yang Berhasil Dikoleksi
Melalui Metode Pitfall Trap dan Yellow Sticky Trap
4.1.4. Faktor-Faktor Fisika-Kimia Lingkungan
4.2. Pembahasan
26
26
26
28
28
29
30
31
32
33
34
34
35
36
37
39
40
ix
4.2.1. Keanekaragaman
4.2.2. Kelimpahan
4.2.3. Indeks Keanekaragaman
4.2.4. Indeks Dominansi
4.2.5. Indeks Keseragaman
4.3. Faktor Fisika Lingkungan
4.3.1. Suhu Udara
4.3.2. Kelembaban Udara
4.4. Faktor Kimia Lingkungan
4.4.1. pH Tanah
4.4.2. Kelembaban Tanah
40
40
41
42
43
44
44
44
45
45
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
47
47
48
DAFTAR PUSTAKA
49
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.1. Keanekaragaman, Kelimpahan,
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman
Serangga Pada Kebun Kakao Dengan
Menggunaakan Pitfall Trap
26
Tabel 4.1.2. Keanekaragaman, Kelimpahan,
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman
Serangga Pada Tanaman Kakao Dengan
Menggunaakan Yellow Sticky Trap
32
Tabel 4.1.3. Persamaan dan Perbedaan Serangga yang
Berhasil Dikoleksi Melalui Metode
Pitfall Trap dan Yellow Sticky Trap
37
Tabel 4.1.4. Hasil Pengukuran Suhu Udara,
Kelembaban Udara dan pH Tanah
Pada Tanaman Kakao Di Desa Hutagodang Muda
38
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3.Siklus Hidup serangga Forcipomyia spp
Gambar 2.4. (a) Siklus Hidup Imago Conopomorpha Cramerella
Gambar 2.4. (b) Penggerek Batang/Cabang Kakao
Gambar 2.4. (c) Kumbang Apogonia sp Memakan Daun Kakao
Gambar 3.1.Metode pitfall trap
Gambar 3.2.Metode yellow sticky trap
Gambar 3.3. Desain Peletakan Perangkap
Gambar 4.1. Grafik indeks keanekaragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.2. Grafik indeks dominansi serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.3.Grafik indeks keseragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.4. Grafik indek keanekaragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
Gambar 4.5. Grafik indeks dominansi serangga
berdasrkan pengambilan sampel
Gambar 4.6. Grafik indeks keseragaman serangga
berdasarkan pengambilan sampel
11
12
13
14
18
19
19
29
30
31
34
35
36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pengolahan Data Per Perangkap
49
Lampiran 2. Perhitungan Indeks Keanekaragaman,
Indeks Dominansi dan Indeks Keseragaman
51
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
57
Lampiran 4. Gambar sampel serangga yang diperoleh
60
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Keanekaragaman serangga pada umumnya sangat dipengaruhi oleh
kompleksitas suatu lanskap, jenis vegetasi, iklim, garis lintang, dan ketinggian
tempat di atas permukaan laut. Topografi atau ketinggian tempat dari permukaan
laut akan mempengaruhi keanekaragaman, kelimpahan dan kekayaan spesies.
Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga
kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan ragam jenisnya menurut
Speight, Hunter, Watt 1999 dalam (Dewi, 2009).
Serangga dimasukkan dalam kelompok hewan yang beruas-ruas, bersendi
atau bersegmen yang lebih dikenal dengan sebutan Arthropoda (bahasa
Latin:arthros = sendi dan podos = kaki). Sehubungan dengan ciri tubuhnya yang
beruas-ruas ataupun dapat dibagi-bagi, serangga disebut juga insekta (Manurung
dan MSK, 2009). Menurut Manurung dan Prastowo (2009) serangga termasuk
hewan yang paling dominan (dari segi jumlah) diantara anggota-anggota
kelompok hewan Arthopoda.
Banyak sekali serangga yang berharga bagi manusia dan masyarakat.
Dengan aktivitas penyerbukannya serangga-serangga tersebut memungkinkan
produksi dari berbagai hasil panen pertanian.
Serangga juga dapat berperan
sebagai sumber makanan bagi hewan-hewan lain, serangga dapat bertindak
sebagai pembersih terhadap bangkai, dan dapat berperan dalam penelitian ilmu
pengetahuan. Tetapi sebahagian serangga berbahaya dan menyebabkan kerugian.
Kerugian yang besar tiap tahun pada hasil-hasil pertanian dan produk yang
disimpan (Borror, 1992).
Organisme pengganggu tanaman yang sangat berperan menyebabkan
penurunan hasil produktivitas perkebunan kakao adalah serangga yang tergolong
hama. Terdapat berbagai jenis serangga pada tanaman kakao, akan tetapi tidak
semua jenis serangga berstatus hama. Beberapa jenis di antaranya justru
merupakan serangga berguna, misalnya penyerbuk dan musuh alami (parasit dan
predator). Serangga juga dapat berperan sebagai kontrol biologi (predator bagi
2
serangga lain) yang mampu menekan populasi hama perkebunan. Keberadaan
serangga parasit di perkebunan dapat membantu menekan populasi hama serangga
(Departemen Pertanian, 2002).
Musuh alami yang terdapat pada tanaman kakao dari golongan serangga
diantaranya semut, belalang sembah, kumbang koksi, capung, lalat dan cocopet
yang merupakan kelompok predator atau pemangsa. Parasitoid yang diketahui
berada di tanaman kakao diantaranya tawon braconid, tawon trichogramma dan
lalat tachinid (Hindayana et al. 2002).
Masyarakat desa Hutagodang Muda telah mengenal tanaman kakao pada
tahun 2005 dalam program gerakan nasional budidaya tanaman kakao. Dimana
beberapa masyarakat desa telah mendapat bantuan bibit kakao, pupuk dan
peralatan yang diberikan secara berkala guna memperkenalkan tanaman kakao
kepada masyarakat desa Hutagodang Muda. Selain dukungan program dalam
bentuk logistik masyarakat petani kakao desa Hutagodang Muda juga mendapat
dukungan program sekolah lapang kakao yang di fasilitasi dari dinas perkebunan.
Untuk saat ini tingkat keberhasilan program tanaman kakao di desa
Hutagodang Muda sudah mulai menemukan manfaatnya dalam peningkatan
pendapatan alternatif bagi masyarakat desa. Dari pengamatan lahan kebun kakao
yang ada di desa terlihat masyarakat mengenal pola berkebun polikultur dimana di
dalam kebun masyarakat menanami beberapa jenis tanaman seperti karet, kemiri,
pinang dan kelapa. Komoditas unggulan yang dihasilkan dari berkebun kakao
berupa biji kakao kering yang dihasilkan oleh buah kakao yang baik. Pengelolaan
buah kakao segar menjadi biji kakao kering masyarakat masih mengandalkan
sinar matahari sebagai energi pengering secara alami dimana masyarakat
meletakan biji kakao basah di atas terpal atau semen untuk mengurangi kadar air
sehingga layak jual. Biji kakao kering di jual masyarakat kepada pengumpul desa
atau agen pengumpul yang ada di tingkat kecamatan dengan harga kisaran RP
18.000-20.000 per kilogram.
Pengambilan lokasi penelitian ini adalah tanaman kakao yang berada di
Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal dengan
umur kakao kurang lebih 20 tahun. Daerah seluas lebih kurang 1 hektar ini
3
mengalami kerusakan pada bagian buah kakao. Oleh karena itu penulis memilih
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi populasi serangga pada tanaman
kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
Berdasarkan uraian di atas serta mengingat pentingnya informasi
mengenai keanekaragaman serangga yang terdapat pada tanaman kakao di Desa
Hutagodang Muda, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Studi
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Serangga Pada Tanaman Kakao (Theobroma
cacao L.) Di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing
Natal”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah keanekaragaman serangga
pada tanaman kakao di Desa Hutagodang Muda. Dalam hal ini menyangkut
keanekaragaman, kelimpahan dan faktor fisika-kimia lingkungan.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada
pengamatan serangga yang dilihat dari keanekaragaman, kelimpahan serangga
pada tanaman kakao serta faktor fisika-kimia di Desa Hutagodang Muda
Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Faktor fisika-kimia lingkungan
yang dikaji adalah suhu udara, kelembaban udara, pH tanah dan kelembaban
tanah.
1.4.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keanekaragaman, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks
dominansi, dan indeks keseragaman serangga dengan menggunakan
metode pitfall trap dan yellow sticky trap pada tanaman kakao di Desa
Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal ?
4
2. Bagaimana kondisi fisika-kimia lingkungan pada tanaman kakao di Desa
Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal ?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman, kelimpahan, indeks keanekaragaman,
indeks
dominansi,
dan
indeks
keseragaman
serangga
dengan
menggunakan metode pitfall trap dan yellow sticky trap pada tanaman
kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
2. Untuk mengetahui kondisi fisika-kimia lingkungan pada tanaman kakao di
Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber informasi mengenai keanekaragaman, kelimpahan,
dominansi, dan keseragaman serangga pada tanaman kakao di Desa
Hutangodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
2. Sebagai informasi mengenai kondisi fisika-kimia lingkungan pada
tanaman kakao di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian lanjutan.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Hutagodang Muda
Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil dari keanekaragaman, kelimpahan, indeks keanekaragaman indeks
dominansi, dan indeks keseragaman serangga pada tanaman kakao yaitu:
a) Keanekaragaman jenis serangga tertinggi pada pitfall trap
diperoleh ordo Hymenoptera famili Formicidae. Sedangkan pada
yellow sticky trap keanekaragaman tertinggi dari family Miridae.
b) Kelimpahan rata-rata serangga tertinggi dengan metode pitfall
trap adalah 34 per perangkap dimana kelimpahan tertinggi
terdapat pada spesies Dolichoderus dengan jumlah 14,6
individu/perangkap dan terendah adalah Coreidae dengan jumlah
0,8 individu/perangkap. Untuk yellow sticky trap kelimpahan
rata-rata tertinggi adalah 14 per perangkap dimana kelimpahan
tertinggi terdapat pada spesies Helopeltis sp dengan jumlah 6,8
inividu/perangkap dan kelimpahan terendah adalah spesies
Apogonia sp dengan jumlah 0,2 individu/perangkap.
c) Indeks keanekaragaman dengan metode pitfall trap memiliki ratarata yaitu 1,542 dikategorikan indeks keanekaragaman sedang.
Metode yellow sticky trap indeks keanekaragamannya yaitu 0,969
dikategorikan indeks keanekaragaman rendah.
d) Indeks dominansi pada pitfall trap yang tertinggi yaitu pada sore
1 dengan jumlah 0,39, sedangkan yang terendah yaitu pada sore 2
dengan jumlah 0,16. Indeks dominansi pada yellow sticky trap
yang tertinggi yaitu pada sore 1 dengan jumlah 0,62, sedangkan
yang terendah yaitu pada pagi 3 dengan jumlah 0,30.
48
e) Indeks keseragaman pada pitfall trap yang tertinggi yaitu pada
pagi 1 dengan jumlah 0,882 dan yang terendah pada sampling
pagi 3 dengan jumlah 0,743. Indeks keseragaman pada yellow
sticky trap yang tertinggi yaitu pada pagi 2 dengan jumlah 0,935
dan yang terendah pada sore 3 dengan jumlah 0,724.
2. Kondisi fisika-kimia lingkungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Kisaran suhu udara pada kebun kakao tersebut berkisar 240C - 250C,
dengan kelembaban udara berkisar 76% - 78%.
Pada kebun kakao
dimana perangkap dipasang kisaran pH tanah antar 4,5 – 6,4 dan kisaran
kelembaban tanah 1,5% – 5,7%.
1.2. Saran
1. Bagi masyarakat di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu
Kabupaten Mandailing Natal disarankan tetap menjaga kondisi
lingkungan. Keberadaan serangga pada tanaman kakao di Desa tersebut
mendukung hasil dari tanaman kakao mengingat serangga penting bagi
tumbuhan, komunitas dan kondisi tanah.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai serangga yang
membantu pertumbuhan tanaman kakao dan yang merusak tanaman
kakao.
49
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S., (1996),Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan, Gajah Mada
University, Yogyakarta
Borror, D.J., Charles, A. Triplehorn., dan Norman F. Jonhson., (1996),
Pengenalan Pengajaran Serangga Edisi Keenam, UGM, Yogyakarta
Campbell, N. A., Jane. B. R., and Lawrence. G. M., (2004), Biologi. Edisi Kelima
Jilid Tiga, Erlanhgga, Jakarta.
Departemen Pertanian, (2002), Musuh Alami Hama dan Penyakit Kakao, Proyek
Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat Direktorat Perlindungan
Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen
Pertanian Jakarta
Dewi, Yani. S., (2009), Keanekaragaman Serangga Pada Tanaman Kakao
(Theobroma cacao L.) Di Kabupaten Lima Puluh Kota Dan Kabupaten
Padang Pariaman, Skiripsi, FP UNAND, Padang
Heddy, S. dan M, Kurniaty., (1996), Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. PT Raja
Grafindo, Jakarta.
Heryantos, (2013), http://laporan-praktikum-perangkap-hama/yellow/ (Diakses
01 Desember 2014)
Hindayana, D., Judawi, D. Priharyanto, G.C. Luther, J. Mangan, Untung, K,
Sianturi, M. dan Riyatno, (2002), Musuh Alami Hama dan Penyakit
Tanaman Kakao, Edisi Kedua, Direktorat Perlindungan Perkebunan
Departemen Pertanian, Jakarta
Jumar, (2000), Entomologi Pertanian, Rineka Cipta, Jakarta
Kramadibtara, I., (1995), Ekologi Hewan. ITB, Bandung.
Manurung, B. dan Puji, P., (2009), Entomologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Medan
Manurung, B. dan Petrus, MSK(2009), Kajian Ekologi Hewan Tanah pada
Ketinggian yang Berbeda di hutan Aek Nauli Parapat Sumatera Utara,
Jurnal Sains Indonesia, 33 (2) : 81-85
Maulana, Gita., (2012), http://penggerek-buah-kakao/conopomorpha/(Diakses 01
Desember 2014)
Michael, P., (1995), Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium, Terjemahan Yanti R. Koestar. UI-Press, Jakarta.
50
Nasaruddin, (2004), Budidaya Kakao dan Beberapa Aspek Fisiologinya, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar
Odum, E.P., (1993), Dasar-Dasar Ekologi, UGM Press, Yogyakarta
Perangin-angin, G., (2009), Kajian Fauna Dan Flora Dari Kawasan Ekowisata
Tangkahan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.Green Biom:1-23
Puslitkoka, (2005),Panduan Lengkap Budidaya Kakao, Agromedia Pustaka,
Jakarta
Rahayu, S., Setiawan A., Endang A,.Husaeni dan Suyanto, S., (2006),
Pengendalian Hama Xylosandrus compactus Pada Agroforestri Kopi
Multistrata Secara Hayati.Agrivita, 28 (3):1-12.
Reginawati, (2005),
Jakarta
PanduanLengkap Budidaya Kakao, Agromedia Pustaka,
S., Lilies, Christina, (1991), Kunci Determinasi Serangga, Kanisius, Yogyakarta
Sembel, Dantje, T., (2012), Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, Yogyakarta,
Penerbit ANDI
Sihite. (2011), Ekologi Serangga Pada Tanaman Kopi Di Desa Sileang
Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Skiripsi,
FMIPA UNIMED, Medan
Siregar, T.H.S,S. Riyadi dan L. Nuraeni, (2000), Budidaya Pengolahan dan
Pemasaran Coklat, Penebar Swadaya, Jakarta
Soegianto, A., (1994), Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan
Komunitas. Usaha Nasional, Surabaya
Soetjipto, (1993), Dasar-Dasar Ekologi Hewan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidik Tinggi, Jakarta.
Sugiarto, (2003), Teknik Sampling, PT. SUN, Jakarta
Suin, N.M., (1979), Ekologi Fauna Tanah. Bumi Aksara, Jakarta
Sunanto, H., (1992),Cokelat, Budidaya,
Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta
Pengolahan
Hasil dan
Aspek
51
Susanto, F.X., (1994), Tanaman Kakao, Budi Daya
Kanisius, Yogyakarta
dan Pengolahan Hasil.
Ummi, R, Z., (2007), Studi Keanekaragaman Serangga Tanah Di UPT Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI. Skripsi, Universitas
Islam Negeri Malang, Malang.
Yandra, G., (2010), Syarat Tumbuh Tanaman Kakao, Agromedia Pustaka, Jakarta
Wahyudi, T., Panggabean, T. R., dan Pujiyanto, (2008), Panduan Lengkap Kakao
Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir, Penebar Swadaya, Jakarta
Timur