Sikap Dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2009

(1)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Ayu Sartika

Nim : 085102047

Saya adalah mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU yang akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap dan tindakan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai standar.

Ibu dapat berpartisipasi dalam penelitian dengan cara menjawab kuesioner yang diberikan. Saya mengharapkan jawaban yang ibu berikan sesuai dengan pendapat ibu sendiri tanpa dipengeruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas yang ibu berikan.

Penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas menentukan untuk menjadi responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu bersedia menjadi responden, ibu dapat menandatangani surat persetujuan ini.

Atas perhatian dan kesediaan ibu, saya ucapkan terima kasih.

Responden Takengon, Desember 2008


(2)

KUESIONER PENELITIAN

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP STANDAR

PELAYANAN KEBIDANAN DI KECAMATAN KOTA

KABUPATEN ACEH TENGAH

TAHUN 2008

Kode Responden I. Data Demografi Responden

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda. Umur : 21 - 25 Tahun  26 - 30 Tahun

 31 - 35 Tahun  36 - 40 Tahun  > 40 Tahun

Pendidikan :  D I D III  D IV  S1

Lama Bekerja:  1-5 Tahun 6-10 Tahun 11-15 Tahun  16-20 Tahun

 > 20 Tahun

1 2

3 4

5

1 3

2 4

4 1

5 3


(3)

II. Sikap

Petunjuk pengisian :

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya dan akan dijamin segala rahasia yang ibu berikan.

2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia dan pilihlah sesuai dengan pendapat ibu.

3. Keterangan :

SS = Sangat setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Dengan memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat kepada masyarakat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat maka masyarakat akan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat

2 Untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan/ kebersihan secara umum maka bidan cukup merencanakan kunjungan secara teratur ke posyandu, kelompok ibu, sekolah dan tempat kegiatan masyarakat lainnya

3 Pencatan dan pelaporan merupakan hal penting bagi bidan untuk dipelajari hasil kerjanya 4 Kehamilan hendaknya direncanakan, dan hal

ini menjadi tanggung jawab bidan

5 Identifikasi ibu hamil dapat mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya

6 Pemeriksaan kehamilan yang paling penting dilakukan pada saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

7 Bila pada pemeriksaan diketahui gerakan janin lemah dan DJJ menurun pada bulan terakhir kehamilan maka hal ini merupakan tanda bahaya.

8 Penatalaksanaan yang benar pada perdarahan kehamilan adalah melakukan rujukan.

9 Selama proses persalinan bidan memperbolehkan ibu untuk memilih posisi yang di inginkan dan dirasa nyaman

10 Masa pengawasan persalinan yaitu dimulai setelah 2 jam pertama setelah kelahiran.


(4)

11 Bidan memberikan oksitosin sebanyak 1 ampul segera setelah bayi lahir.

12 Untuk memperlancar proses persalinan maka bidan melakukan episiotomi

13 Bidan melakukan penilaian APGAR skor segera setelah bayi lahir.

14 Tugas bidan dalam memberikan pertolongan kepada ibu, akan selesai setelah ibu melahirkan dan pulang kerumah.

15 Bidan melakukan rujukan segera apabila dalam 24 jam bayi tidak mengeluarkan urin dan mekonium

16 Bidan memberikan pelayanan pada ibu nifas sampai seminggu setelah ibu melahirkan

17 Salah satu indikator untuk mendeteksi kegawatdaruratan adalah partograf

18 Dukungan dan motivasi yang diberikan bidan kepada ibu dapat memperkecil resiko terjadinya komplikasi pada ibu.

19 Dalam penanganan retensio plasenta bidan harus mampu mengenali tanda retensio plasenta, dan bisa melakukan pertolongan pertama termasuk melakukan manual plasenta. 20 Jika ibu mengalami syok akibat perdarahan

maka bidan dapat mengupayakan donor darah III. Tindakan

Petunjuk pengisian:

1. Isi identitas ibu dengan benar

2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menemukan jawaban yang akan dipilih. 3. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban

yang dianggap benar.

A. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan umum

1. Apa yang dapat dilakukan bidan agar masyarakat mau memeriksakan kesehatannya kepada bidan?

a. Mengadakan konseling perorangan di tempat khusus b. Memberikan pelayanan yang diinginkan pasien

c. Memberi penyuluhan yang dapat memotivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya


(5)

2. Bila dijumpai kasus gizi buruk pada balita di wilayah kerja bidan maka yang dilakukan bidan adalah….

i. Segera melaporkannya ke puskesmas terdekat ii. Segera memberikan makanan untuk menambah gizi iii. Segera memberikan imunisasi

iv. Segera membawa balita tersebut ke rumah sakit

3. Dibawah ini yang merupakan tindakan bidan dalam standar pelayanan umum yaitu

a. Melakukan persiapan untuk kehidupan keluarga sehat b. Melakukan pertolongan persalinan

c. Melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III d. Melakukan perawatan bayi baru lahir

4. Tindakan yang dilakukan oleh bidan setelah memberikan imunisasi pada bayi adalah….

a. Melakukan pencatatan pada buku KIA b. Memberikan obat pada bayi

c. Menyarankan ibu agar datang kembali secepatnya d. Semua jawaban di atas salah

C. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan antenatal

5. Bila bidan menemukan kasus seperti kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya maka tindakan bidan adalah….

a. Bekerjasama dengan setiap ibu, suami, dan keluarganya untuk membuat suatu strategi yang memungkinkan ibu untuk melakukan perawatan antenatal b. Bekerjasama dengan aparat setempat untuk membuat suatu strategi yang

memungkinkan ibu untuk melakukan perawatan antenatal

c. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk membuat suatu strategi yang memungkinkan ibu untuk melakukan perawatan antenatal

d. Bekerja sama dengan dukun untuk membuat suatu strategi yang memungkinkan ibu untuk melakukan perawatan antenatal

6. Apa yang dilakukan bidan pada saat kunjungan antenatal ibu yang pertama kali a. Melakukan pemeriksaan pada ibu

b. Melakukan anamnesis c. Melakukan pemeriksaan Hb d. Memberikan tablet Fe

7. Sebutkan tindakan yang dilakukan bidanterhadap pasien hiperemisis gravidarum a. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang berlemak

b. Memberikan obat untuk mengurangi mual dan muntah c. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat


(6)

8. Bila ibu hamil mengalami anemia maka tindakan yang dillakukan bidan yaitu…. a. Melakukan pemeriksaan pada ibu

b. Melakukan anamnesis c. Melakukan transfusi darah d. Memberikan tablet Fe

D. Tindakan bidan terhadap standar pertolongan persalinan

9. Tindakan segera yang dilakukan bidan dalam menangani perdarahan post partum yaitu….

a. Melakukan kuretase

b. Melakukan manual plasenta c. Melakukan KBI-KBE

d. Melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III

10.Bila dijumpai ibu infartu dengan presentasi tangan maka tindakan yang dilakukan bidan adalah…..

a. Lakukan rujukan

b. Lakukan transfusi darah

c. Lakukan persalinan pervaginam d. Lakukan episiotomi

11.Melakukan pengeluaran plasenta merupakan tindakan yang dilakukan bidan pada………..

a. Ibu kala I persalinan b. Ibu kala II persalinan c. Ibu kala III persalinan e. Ibu kala IV persalinan

12.Yang dilakukan oleh bidan selama proses persalinan yaitu…. a. Mempersiapkan kelahiran bayi

b. Mempersiapkan peralatan c. Membantu ibu untuk meneran d. Semua jawaban benar

E. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan nifas.

13.Tindakan yang dilakukan bidan pada 2 jam pertama setelah persalinan adalah…. a. Melakukan perawatan pada bayi

b. Memantau tanda-tanda perdarahan c. Memandikan bayi

d. A dan B benar

14.Apa yang dilakukan bidan jika bayi lahir tidak segera menangis a. Memberikan oksigen

b. Menepuk-nepuk bokong bayi hingga bayi menangis c. Melakukan rangsangan taktil

d. Memandikan bayi


(7)

a. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat b. Perawatan bayi baru lahir

c. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

d. Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trisemester III

16.Berikut ini merupakan tanda-tanda bahaya pada bayi yang mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan segera kecuali…..

a. Bayi mengalami demam > 37oC b. Bayi tidak mau menyusui

c. Bayi BAB lebih dari 2 kali sehari d. Bayi kuning

F. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir

1. Dibawah ini merupakan tindakan penanganan kegawatdaruratan post partum yang tepat kecuali….

a. Melakukan KBI-KBE

b. Melakukan Penjahitan luka perineum bila ada c. Memberikan oksitosin

d. Memberikan meterghin

2. Tindakan apa yang dilakukan oleh bidan bila dijumpai ibu dengan partus macet a. Melakuan ekstraksi vakum bila pembukaan lengkap dan kepala bayi sudah

berada di dasar panggul.

b. Memimpin ibu untuk meneran agar bayi terdorong keluar

c. Memberikan oksitosin untuk mempercepat kontraksi sehingga memperlancar proses persalinan

d. Melakukan episiotomi tanpa indikasi

19.Memberikan obat MgSO4 10 gr IM dilakukan pada….. a. Penanganan retensio plasenta

b. Penanganan perdarahan postpartum c. Penanganan sepsis puerperalis

d. Penanganan kegawatdaruratan pada eklamsi

20.Berikut ini merupakan standar kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan segera kecuali…..

a. Perdarahan post partum b. Asfiksia neonatorum

c. Penanganan gawat janin melalui episiotomi d. Penanganan retensioplasenta


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Edisi V, Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, A. (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binarupa Aksara.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiarto, E. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC.

---, Anggraeni, D. (2003). Pengantar Epidemiologi, edisi 2, Jakarta: EGC. Danim, S., Darwis. (2003). Metodelogi Penelitian Kebidanan, Jakarta: EGC. Depkes RI. (2005). Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta: Depkes RI.

Dinkes Aceh Tengah. (2006). Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah, Takengon: Dinkes Aceh Tengah.

Dinkes NAD, 2006, http://dinkes.nad.go.id/, diperoleh tanggal 24 September 2008. Hidayat, A.,A. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data,

Surabaya: Salemba Medika.

IBI. (2001). Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta: Pengurus Pusat IBI.

Kepmenkes RI. (2007). Standar Profesi Bidan nomor 369/MENKES/SK/III, Jakarta: Mentri Kesehatan Republik Indonesia.

Kepmenkes RI. (2002). Registrasi dan Praktik Bidan nomor 900/MENKES/SK/VII, Jakarta: Pengurus Pusat IBI.

Machfoedz. (2007). Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masirfan, 2007, http://masirfan.multiply.com/journal/item/17, diperoleh 20 Oktober, 2008.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. --- (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.


(9)

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Surabaya: Salemba Medika.

Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan: tidak dipublikasikan.

Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K. (2007). Berfikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sofyan, M., Madjid, N.A., Siahaan, R. (2006). 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan, Jakarta: Pengurus Pusat IBI.

Siregar, A., S. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Medan: USU Press. Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBP-SP.

Zuriah. (2003). Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Malang: Banyu Publlising.


(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap

1. Pengertian sikap

Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2007.hlm.4-5).

Sikap adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek (masalah kesehatan, termasuk penyakit). Sikap yang terdapat pada individu akan memberikan warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Sikap merupakan reaksi atau objek (Notoadmodjo, 2003 hlm. 129).

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objektif (Purwanto, 1999).


(11)

2. Unsur (Komponen) Sikap

Menurut Azwar 2007 sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang dan membentuk struktur sikap yaitu:

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Dengan demikian, interaksi kita dengan pengalaman di masa yang akan datang serta prediksi kita mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti. Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Terkadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.

b. Komponen Afektif

Komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu, baik yang positif (rasa senang) maupun yang negatif (rasa tidak senang).

c. Komponen Konatif

Komponen konatif atau komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku yang ada di dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak


(12)

ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

3. Katagori sikap

a. Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari : 1) Sikap positif

Yaitu kecenderungan tindakan mendekati, menyenangi, menghadap objek tertentu.

2) Sikap negatif

Yaitu terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

b. Menurut Azwar, sikap terdiri dari : 1) Menerima (receiving)

diartikan bahwa orang mau dan memperlihatkan stimulasi yang diberikan objek.

2) Merespon (responding)

Merupakan suatu usaha, menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide.

3) Menghargai (valating)

yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang lebih dipilih dengan segala resiko adalah merupakan sikap tinggi.


(13)

4. Pengukuran sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara yaitu : a. Pengukuran sikap secara langsung

Yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang diharapkan kepadanya

b. pengukuran sikap langsung berstruktur

yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang tela ditentukan dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti

c. pengukuran sikap langsung tidak berstruktur

yaitu mengukur sikap dengan observasi dan survey (contoh Publik Option Survey).

5. Pengukuran sikap model Likert

Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap skala Likert. Skala Likert juga dikenal sebagai Summated Rating Method (Hidayat, 2007).

Didalam skala Likert subjek yang akan diteliti disuruh memilih salah satu jawaban dari 4 pilihan jawaban yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang disediakan oleh Likert adalah :

a. Sangat setuju (Strongly approve) b. Setuju (Approve)

c. Tidak setuju (Disapprove)


(14)

Dalam skala Likert, item jawaban ada yang bersifat favorable (baik/positif/tidak mendukung) terhadap masalah yang akan diteliti, sebaliknya ada pula yang bersift unfavorable (tidak baik, negatif, dan mendukung) terhadap masalah yang diteliti. Jumlah item soal yang favorable maupun yang unfavorable sebaiknya harus seimbang atau sama (Machroedz, 2007).

Corak khas dari skala Likert ialah bahwa makin tinggi skor yang diperoleh seseorang maka hal itu merupakan indikasi bahwa orang tersebut sikapnya makin positif terhadap objek sikap, demikian sebaliknya (Zuriah, 2003).

B. Tindakan 1. Pengertian

Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata, maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Purwanto, 1999).

Bertindak merupakan hasil akhir dari berfikir, sesuatu yang berlangsung dalam kepala manusia dan tidak dapat dilihat. Jika seorang tenaga kesehatan (bidan) mengetahui arah tujuan mereka (tindakan bidan), mereka akan memiliki peluang yang lebih baik untuk menggunakan model pemikiran yang mereka pelajari. Pada akhirnya, hal itu akan membuat tindakan mereka menjadi lebih baik. (Rubenfeld, 2007).


(15)

Tindakan merujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

2. Tingkatan Tindakan a. Persepsi ( perception )

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin ( guided response )

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

c. Mekanisme ( mechanism )

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adopsi ( adoption )

Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan a. Faktor lingkungan

Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan rumah, rumah sakit, klinik, sekolah, jarak, dan sumber-sumber lain seperti suplai, perlengkapan, uang, jaminan asuransi.


(16)

b. Faktor pasien

Faktor pasien yang berpengaruhi tindakan yaitu beratnya penyakit, nilai-nilai keyakinan dan harapan tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan, faktor budaya, etnik, sosio ekonomi, serta tingkat pendidikan

c. Faktor tenaga kesehatan

Adapun faktor yang berpengaruh yaitu standar hukum, kebijakan, prosedur, fungsi peran kolaborasi dan mandiri, serta tingkat keahlian.

(Rubenfeld, 2007). C. Bidan

1. Pengertian Bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku dan mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek kebidanan (Sofyan, 2006, hlm.125).

a. Menurut IBI

Adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik.

b. Menurut Kepmenkes Nomor 900/ Menkes/SK/ VII/2002 bab I pasal 1 Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku.


(17)

c. Menurut WHO

Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.

d. Menurut International Confederation of Midwife (ICM):

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.

2. Kebidanan

Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni dalam mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas, menyusui, masa interval, pengaturan kesuburan, klimaksterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/ dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya (Permenkes, 2007).

Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.


(18)

Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya. (Masirfan, 2007).

3. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera (Sofyan, 2006).

4. Asuhan Kebidanan

Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Sofyan, 2006).

D. Standar Pelayanan Kebidanan

Standar adalah Keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical practice guideline, 1990 dalam Azwar 2005).

Standar pelayanan kebidanan merupakan parameter yang telah ditetapkan dalam penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi acuan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/ masalah


(19)

dalam bidang kesehatan yaitu terdiri dari 24 standar yang dikelompokan sebagai berikut :

1. Standar Pelayanan Umum

Standar Pelayanan Umum adalah standar yang diberikan oleh bidan kepada masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan, mengumpulkan data, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat atau perorangan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

Terdapat dua standar pelayanan umum sebagai berikut : a. Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Yaitu bidan memberikan penyuluhan dan nasihat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

b. Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya yang meliputi registrasi semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/ bersalin/ nifas dan bayi baru lahir kemudian bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.


(20)

2. Standar Pelayanan Antenatal

Standar Pelayanan Antenatal adalah standar yang diberikan oleh bidan dalam memberikan asuhan pada ibu nifas dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanankannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

Terdapat enam standar pelayanan antenatal sebagai berikut : a. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Yaitu bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Yaitu bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Bila ditemukan kelainan, maka bidan harus mampu mengambil keputusan dan tindakan yang diperlukan serta merujuknya bila perlu.

c. Standar 5 : Palpasi abdominal

Yaitu bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa posisi janin, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul serta untuk menilai apakah ada kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.


(21)

d. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

Yaitu bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Yaitu bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah dalam kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

f. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Yaitu bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga untuk memestikan kelengkapan dan perlengkapan persalinan termasuk transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

3. Standar Pertolongan Persalinan

Standar Pertolongan Persalinan adalah standar pelayanan yang diberikan oleh bidan dalam memberikan asuhan persalinan dimulai dengan pengumpulan data, menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan dan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan, membuat rencana, dan melaksanakan tindakan dengan mamantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama peiode persalinan.


(22)

Terdapat empat standar pertolongan persalinan sebagai berikut : a. Standar 9 : Asuhan persalinan kala I

Yaitu bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

b. Standar 10: Persalinan kala II yang aman

Yaitu bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat. c. Standar 11: Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

Yaitu bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

d. Standar 12: Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

Yaitu bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

4. Standar Pelayanan Nifas

Standar Pelayanan Nifas adalah standar yang diberikan oleh bidan dalam memberikan asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.


(23)

Terdapat tiga standar pelayanan nifas sebagai berikut : a. Standar 13: Perawatan bayi baru lahir

Yaitu bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dngan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi.

b. Standar 14: Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan

Yaitu bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

c. Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

Yaitu bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri – Neonatal

Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kebidanan disetiap tingkat pelayanan yaitu dengan mengenali secara dini kegawatdaruratan yang terjadi serta melakukan


(24)

penanganan dan tindakan segera serta memastikan ibu dan bayi mendapat perawatan kegwatdaruratan yang cepat dan tepat.

Terdapat sembilan standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal sebagai berikut :

a. Standar 16: Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trisemester III Yaitu bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

b. Standar 17: Penanganan kegawatan pada eklamsia

Yaitu bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam, serta merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.

c. Standar 18: Penanganan kegawatan pada partus lama/ macet

Yaitu bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama / macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya. d. Standar 19: Persalinan dengan penggunaan vakum ekstaktor

Yaitu bidan mengenali kapan dilakukannya ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janini bayinya.

e. Standar 20: Penanganan retensio plasenta

Yaitu bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.


(25)

f. Standar 21: Penanganan perdarahan post partum primer

Yaitu bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan post partum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

g. Standar 22: Penanganan perdarahan post partum sekunder

Yaitu bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, dan atau merujuknya.

h. Standar 23: Penanganan sepsis puerperalis

Yaitu bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

i. Standar 24: Penanganan asfiksia neonaturum

Yaitu bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.


(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian mengenai sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut :

Sikap

Standar Pelayanan Kebidanan


(27)

B. Defenisi Oprasional

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur

Cara

Ukur Hasil Ukur Skala

1 Sikap Bagai mana

perilaku bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/ masalah dalam bidang kesehatan

Kuesioner Teknik angket Negatif 20-50 Positif 51-80 Nominal

2 Tindakan Didalam melaksanakan prakteknya bidan melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan

Kuesioner Teknik angket Tepat 14-20 Kurang Tepat 7-13 Tidak Tepat 0-6 Nominal


(28)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk membuat suatu gambaran mengenai sikap dan tindakan bidan tentang standar pelayanan kebidanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2005 yang menyatakan bahwa penelitian deskriftif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dari hasil survey awal yang telah dilakukan pada tanggal 2 November diketahui bahwa jumlah bidan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari 13 bidan desa, 8 bidan puskesmas, 10 bidan praktek swasta dan 7 lain-lain (Rumah sakit, Dinas kesehatan, dan Kecamatan lain). Dengan demikian jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 38 orang bidan.

2. Sampel

Adapun sampel dari penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu


(29)

yaitu dengan mengidentifikasi karakteristik populasi sehingga memenuhi kriteria sebagai sampel.

Adapun alasan atau pertimbangan peneliti memilih sampel adalah sebagai berikut:

a. Responden adalah seorang bidan yang telah terakreditasi (bidan berijasah, memiliki SIB)

b. Memiliki izin praktek bidan (SIPB) c. Membuka praktek kebidanan d. Bersedia untuk menjadi responden

Berdasarkan dari data yang di peroleh dari hasil survei awal diketahui bahwa jumlah sampel yang memenuhi kriteria a, b dan c yaitu berjumlah 29 orang sampel. Namun setelah dilakukan penelitian pada tanggal 22 Desember 2008 s/d 2 Januari 2009 maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 28 orang hal ini disebabkan karena 1 orang mengundurkan diri (tidak bersedia) untuk menjadi responden.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Adapun alasan dan dasar pertimbangan peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena :

a. Lokasi penelitian mudah dijangkau karena terletak di pusat kota

b. Jumlah responden yang diteliti mencukupi persyaratan untuk dilakukan penelitian.


(30)

c. Menurut informasi yang saya terima dari Kantor Camat Kecamatan Lut Tawar belum pernah dilakukan penelitian mengenai Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama 12 hari (dua minggu) terhitung sejak tanggal 22 Desember 2008 s/d 2 Januari 2009.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada camat kecamatan Lut Tawar untuk mengadakan penelitian, kemudian meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini setelah terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan serta manfaat penelitian ini dilakukan. Responden diharapkan dapat mengambil keputusan tersebut berdasarkan pengertian yang penuh dan mantap, kemudian memberi surat persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner untuk mengetahui bagaimana sikap dan tindakan responden tentang standar pelayanan kebidanan. Responden mempunyai hak untuk membatalkan atau mengundurkan diri sebagai responden.

Untuk menjaga kerahasian, maka tidak dicantumkan nama responden pada lembar kuesioner tapi hanya diberi nomor kode tertentu untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan.


(31)

E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara struktural berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana sikap dan tindakan bidan tentang standar pelayanan kebidanan yang berjumlah 43 pertanyaan yang terdiri dari : a. Bagian intrumen pertama berjumlah 3 pertanyaan mengenai data demografi

responden yang meliputi umur, pendidikan, dan lama bekerja.

b. Bagian instrumen kedua berjumlah 20 soal dengan tipe cheklist yang terdiri dari 4 kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju yang digunakan untuk mengidentifikasi sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan. Dimana pertanyaan nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, dan 19 berisikan pertanyaan positif sedangkan soal nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, dan 20 berisikan pertanyaan negatif. Adapun ketentuan dalam penilaian atas tiap-tiap pertanyaan tersebut adalah:

1) Pertanyaan yang mendukung (favourable /positive question) Sangat Setuju : 4

Setuju : 3

Tidak Setuju : 2 Sangat Tidak Setuju : 1

2) Pertanyaan yang tidak mendukung (unfavourable /negative question) Sangat Setuju : 1

Setuju : 2

Tidak Setuju : 3 Sangat Tidak Setuju : 4


(32)

Dalam penelitian ini sikap diukur berdasarkan kategori positif dan negatif. Untuk mengukur sikap terlebih dahulu menentukan rentang kelas, berdasarkan rumus Sudjana sebagai berikut:

=

Banyak Kelas Rentang =

2 80-20 = 2

60 = 30

Jadi berdasarkan rentang kelas diatas maka diperoleh skor sebagai berikut : a) Jika nilainya 20 – 50 : sikap negatif

b) Jika nilainya 51 – 80 : sikap positif

c. Bagian instrumen ketiga berjumlah 20 dengan dua pilihan jawaban berganda untuk mengidentifikasi tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan yang tersusun atas urutan sebagai berikut:

1) Soal no 1-4 untuk mengetahui tindakan bidan terhadap standar pelayanan umum

2) Soal no 5-8 untuk mengetahui tindakan bidan terhadap standar pelayanan Antenatal

3) Soal no 9-12 untuk mengetahui tindakan bidan terhadap standar Pertolongan Persalinan

4) Soal no 13-16 untuk mengetahui tindakan bidan terhadap standar pelayanan Nifas


(33)

5) Soal no 17-20 untuk mengetahui tindakan bidan terhadap standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri – Neonatal

Dalam penelitian ini tindakan diukur berdasarkan kategori baik, cukup, dan kurang. Bila jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Untuk mengukur tindakan terlebih dahulu menentukan rentang kelas, berdasarkan rumus Sudjana sebagai berikut:

=

Banyak Kelas Rentang =

3 20-0 = 3

20 = 6.66  7

Jadi berdasarkan rentang kelas diatas maka diperoleh skor sebagai berikut : a) Jika nilainya 14-20 : tindakan Tepat

b) Jika nilainya 7-13 : tindakan Kurang Tepat c) Jika nilainya 0-6 : tindakan Tidak Tepat 2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara content validitty yaitu dengan memberikan kuesioner kepada orang yang lebih ahli dalam bidang kebidanan yaitu kepada bidan yang berpengalaman dan mengerti tentang standar pelayanan kebidanan. Tujuannya adalah untuk


(34)

mendapatkan alat ukur yang shahih atau dapat dipercaya keabsahannya sehingga memenuhi kriteria untuk mengukur sikap dan tindakan.

F. Pengumpulan Data

Pada tahap awal penelitian ini setelah peneliti mendapatkan izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan program D IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, Kemudian surat tersebut diajukan kepada camat Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, setelah mendapat izin dari camat selanjutnya peneliti melaksanakan pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data menggunakan sumber data primer yang datanya diambil langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner, setelah semua jawaban dari responden diperoleh selanjutnya diberi nilai untuk setiap jawaban dari tiap-tiap pertanyaan yang ada dengan menggunakan skala ukur yang telah ditentukan.

G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Editing yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah terisi secara sempurna atau belum untuk kemudian diperbaiki.

b. Coding yaitu memberi kode pada jawaban yang benar dan jawaban yang salah.

c. Tabulating yaitu mentabulasi atau mengelompokan data sesuai dengan yang telah ditentukan kemudian dimasukkan kedalam tabel


(35)

2. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan melihat presentasi data yang telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa data kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada kemudian diberi nilai sesuai dengan kategori yang telah ditentukan yaitu :

a. Kategori Sikap

1) Negatif: bila pertanyaan dijawab benar oleh responden nilainya 20 - 50 2) Positif : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden nilainya 51 - 80 b. Kategori Tindakan

1) Tepat : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden nilainya 14-20

2) Kurang Tepat : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden nilainya 7-13

3) Tidak Tepat : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden nilainya 0-6


(36)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan dari tanggal 22 Desember 2008 sampai 2 Januari 2009 terhadap 28 orang bidan, maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dilakukan untuk memberikan gambaran data demografi responden yang terdiri dari umur, pendidikan dan lama bekerja.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase karakteristik Responden (N=28)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Umur

• 21 – 25 Tahun • 26 – 30 Tahun • 31 – 35 Tahun • 36 – 40 Tahun • > 40 Tahun

1 3 10 8 6 3.6 10.7 35.7 28.6 21.4 Pendidikan • DI

• D III • D IV

• S1 8 15 4 1 28.6 53.6 14.3 3.6


(37)

Lama Bekerja • 1 – 5 Tahun • 6 – 10 Tahun • 11 – 15 Tahun • 16 – 20 Tahun • > 20 Tahun

3 8 9 6 2 10.7 28.6 32.2 21.4 7.1

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas responden berdasarkan umur yaitu rata-rata berusia 31 – 35 tahun yang berjumlah 10 orang (35.7%), sedangkan mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu DIII yang berjumlah 15 orang (53.6%). Dan dari lama masa kerja responden menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja responden yaitu 11 – 15 tahun yang berjumlah 9 orang (32.2%).

2. Sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Katagori Sikap

Kategori Frekuensi Persentase

Negatif Positif 8 20 28.6 71.4

Total 28 100

Analisis data: Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori Positif yaitu 20 orang (28.6%)


(38)

3. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Katagori Tindakan

Katagori Frekuensi Persentase

Tepat

Kurang Tepat Tidak Tepat

23 5 -

82 18 0

Total 28 100

Analisis data: Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori tepat yaitu 23 orang (82%)

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan di kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.

1. Sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan

Dari 28 orang responden diperoleh bahwa sebanyak 20 orang (71.4%) telah menunjukkan sikap yang positif terhadap standar pelayanan kebidanan, dan sebanyak 8 orang (28.6%) menunjukkan sikap yang negatif terhadap standar pelayanan kebidanan. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang hidupnya, adanya interaksi dengan orang lain (proses evaluasi diri). Soerang bidan harus dapat melaksanakan ilmu yang di pelajarinya dan menerapkan ilmu tersebut sesuai


(39)

dengan profesinya serta, memiliki sikap bertanggung jawab (responsible) sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azwar bahwa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang lebih dipilih dengan segala resiko adalah merupakan sikap tinggi.

Adanya respon yang menunjukkan sikap negatif hal ini dapat terjadi karena kurangnya informasi tentang penerapan standar pelayanan kebidanan itu sendiri, sumber informasi akan menilai sesuatu hal sehingga terbentuk arah sikap positif maupun negatif, hal ini juga berhubungan dengan komponen konatif atau komponen perilaku yaitu menunjukkan bagaimana perilaku yang ada di dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. (Azwar 2007). 2. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan

Dari 28 orang responden diperoleh bahwa sebanyak 23 orang (82%) telah menunjukkan tindakan yang tepat terhadap standar pelayanan kebidanan, dan sebanyak 5 orang (18%) menunjukkan tindakan yang kurang tepat terhadap standar pelayanan kebidanan, sedangkan yang menunjukkan tindakan yang tidak tepat terhadap standar pelayanan tidak ada (0%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bidan telah mengetahui tindakan yang tepat terhadap penerapan standar pelayanan kebidanan tetapi masih ada 5 dari 28 orang responden yang belum menunjukkan tindakan yang tepat padahal kita ketahui bahwa diperlukan tindakan yang tepat untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Tindakan sendiri tidak terlepas dari sikap yang kita miliki karena tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau


(40)

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Purwanto, 1999). Bertindak merupakan hasil akhir dari berfikir, sesuatu yang berlangsung dalam kepala manusia dan tidak dapat dilihat (Rubenfeld, 2007). Dengan kata lain ada banyak hal di dalam diri kita yang dapat mempengaruhi tindakan yang kita lakukan.


(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan di kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dengan jumlah responden sebanyak 28 orang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan mayoritas responden memiliki sikap positif sebanyak 20 orang (71.4%)

2. Tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan mayoritas responden telah memiliki tindakan yang tepat sebanyak 23 orang (82%)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dengan jumlah responden sebanyak 28 orang maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada kepala puskesmas Lut Tawar diharapkan dapat memperhatikan kinerja bidan yang bertugas di wilayah kerja puskesmas Lut Tawar kabupaten Aceh Tengah untuk lebih dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


(42)

2. Diharapkan kepada bidan-bidan khususnya bidan di kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, agar lebih giat lagi mencari informasi terbaru tentang pelayanan kebidanan untuk dapat lebih meningkatkan keterampilan serta menunjukkan sikap yang lebih baik lagi sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan secara tepat kepada masyarakat.

3. Dianjurkan kepada peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut penelitian ini, agar memperhatikan cara pengumpulan data yang sebaiknya dilakukan dengan cara melakukan observasi, selain itu diharapkan pada penelitian selanjutnya tidak hanya terbatas pada sikap dan tindakan bidan saja, tetapi akan lebih baik bila penelitian ini juga dilakukan terhadap pasiennya untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap standar pelayanan kebidanan yang diberikan.


(43)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi.

Angka kematian ibu dan bayi di dunia masih sangat tinggi. Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia diketahui jumlah angka kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan angka kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Kematian ibu dan bayi tersebut terutama terjadi di negara berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2001 diketahui angka kematian ibu mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi di Indonesia adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2010 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penanganan masalah ini tidaklah mudah, karena faktor yang melatarbelakangi kematian ibu dan bayi baru lahir sangat kompleks.

Angka kematian ibu di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam relatif tinggi yaitu 354/ 100.000 kelahiran hidup. Melampaui angka nasional 307/


(44)

100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 21/ 1.000 kelahiran hidup sedangkan angka nasional 35/1.000 kelahiran hidup (Dinkes NAD, 2006).

Di kabupaten Aceh Tengah sendiri pada tahun 2006 diketahui jumlah angka kematian ibu sebanyak 9 orang dan jumlah kematian neonatal sebanyak 61/2830 kelahiran hidup (Dinkes Aceh Tengah 2006). Jumlah ini merupakan tolak ukur bagi peningkatan kesehatan di Kabupaten Aceh Tengah agar mampu mengupayakan dan meningkatkan mutu pelayanan maternal dan bayi baru lahir.

Penyebab kematian ibu yang terbanyak (90 %) disebabkan oleh komplikasi obstetri yaitu perdarahan, infeksi, dan eklamsia. Komplikasi ini tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan dapat terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasi normal. Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal (Kebidanan dan Bayi Baru Lahir) kepada setiap ibu yang membutuhkannya sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai tiga pesan kunci yaitu : (1) semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, (2) semua komplikasi obstetrik harus mendapatkan pelayanan yang adekuat, (3) semua perempuan dalam usia reproduksi mendapatkan akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman. Untuk itu sejak tahun 1990 pemerintah telah menempatkan bidan di desa agar setiap desa di wilayah Indonesia mempunyai akses untuk pelayanan kebidanan (Depkes, 2005, hlm.97).

Setiap bidan mempunyai tugas penting dalam memberi bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabanya sendiri serta memberi asuhan pada bayi baru


(45)

lahir. Kebutuhan dan tuntutan terhadap perlunya penyempurnaan layanan terus meningkat, dengan demikian disadari atau tidak proses nilai tambah menuju sosok perilaku kebidanan terus berjalan (Danim at all, 2003, hlm.190).

Pada pertemuan WHO dan pengelola program Safe Motherhood dari negara-negara di wilayah SEARO/ Asia Tenggara pada tahun 1995, disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya WHO-SEARO mengembangkan Standar Pelayanan Kebidanan, standar ini diperlukan bagi semua pelaksana kebidanan sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat yang meliputi pelayanan umum, pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir (Depkes, 2005. hlm.1).

Karena standar layanan kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi mutu layanan kesehatan. Maka pemberi layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya serta mendidik masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam bagaimana cara yang paling efektif untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu (Sofyan, at all, 2006.hlm.125).

Selain faktor reproduksi dan komplikasi pelayanan kesehatan mempunyai peran yang sangat besar dalam kematian maternal faktor tersebut meliputi (1) Kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal, (2) asuhan medik yang kurang baik (tidak sesuai standar), (3) Kurangnya tenaga terlatih dan obat-obatan. (Wiknjosatro, 2002, hlm. 24-25)


(46)

Dari hasil survey awal yang telah dilakukan pada tanggal 2 November diketahui bahwa jumlah bidan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah berjumlah 38 orang bidan yang terdiri dari 13 bidan desa, 8 bidan puskesmas, 10 bidan praktek swasta dan 7 orang bidan lainnya bekerja di Rumah sakit, Dinas kesehatan, dan Kecamatan lain.

Adapun masalah yang ditemukan dalam praktek kebidanan yaitu dalam melaksanakan praktiknya masih ada bidan yang bekerja tidak sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini tentu saja dapat menjadi ancaman yang berakibat fatal terhadap kesehatan ibu dan anak serta dapat meningkatkan jumlah kematian dan kesakitan.

Mengingat pentingnya peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan yang aman dan efektif maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Sikap dan tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008”.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Sikap dan tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tangah Tahun 2008.


(47)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan

b. Untuk mengetahui bagaimana tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Bidan

Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bagi bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari dan dapat sekaligus melindungi bidan, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dilakukan atas dasar yang jelas

2. Bagi pelayanan kesehatan

Dengan adanya standar pelayanan kebidanan dapat dijadikan sebagai dasar penilaian terhadap pelayanan kesehatan, menyusun rencana pelatihan serta peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan acuan serta bahan bacaan untuk perbandingan ataupun pengembangan kurikulum pendidikan khususnya mengenai standar pelayanan kebidanan.


(48)

4. Bagi Masyarakat

Dengan Adanya standar pelayanan kebidanan yang jelas maka masyarakat akan mempunyai kepercayaan dan rasa aman terhadap pelayanan kesehatan yang akan diperolehnya terutama pelayanan yang diberikan oleh bidan.


(49)

ABSTRAK

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEBIDANANDI KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN ACEH TENGAH

TAHUN 2009 Ayu Sartika

085102047

ix + 39 hal + 3 tabel + 7 lampiran

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, apabila bidan bekerja tidak sesuai dengan standar pelayanan kebidanan maka dapat menjadi ancaman yang berakibat fatal terhadap kesehatan ibu dan anak serta dapat meningkatkan jumlah kematian dan kesakitan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tangah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 28 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2008 sampai 2 Januari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, serta kuesioner sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan umur yaitu rata-rata berusia 31 – 35 tahun yang berjumlah 10 orang (35.7%), sedangkan mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu DIII yang berjumlah 15 orang (53.6%) dan dari lama masa kerja responden menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja responden yaitu 11 – 15 tahun yang berjumlah 9 orang (32.2%). Sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori positif (71.4%) dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori tepat (82%). Diharapkan pada penelitian selanjutnya tidak hanya terbatas pada sikap dan tindakan bidan saja, tetapi akan lebih baik bila penelitian ini juga dilakukan terhadap pasien untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap standar pelayanan kebidanan yang diberikan. Kata Kunci : Sikap, tindakan, standar pelayanan kebidanan


(50)

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP STANDAR PELAYANAN

KEBIDANAN DI KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN

ACEH TENGAH

TAHUN 2009

Nama : Ayu Sartika

Nim : 085102047

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(51)

ABSTRAK

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEBIDANANDI KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN ACEH TENGAH

TAHUN 2009 Ayu Sartika

085102047

ix + 39 hal + 3 tabel + 7 lampiran

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, apabila bidan bekerja tidak sesuai dengan standar pelayanan kebidanan maka dapat menjadi ancaman yang berakibat fatal terhadap kesehatan ibu dan anak serta dapat meningkatkan jumlah kematian dan kesakitan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tangah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 28 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2008 sampai 2 Januari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, serta kuesioner sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan umur yaitu rata-rata berusia 31 – 35 tahun yang berjumlah 10 orang (35.7%), sedangkan mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu DIII yang berjumlah 15 orang (53.6%) dan dari lama masa kerja responden menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja responden yaitu 11 – 15 tahun yang berjumlah 9 orang (32.2%). Sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori positif (71.4%) dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori tepat (82%). Diharapkan pada penelitian selanjutnya tidak hanya terbatas pada sikap dan tindakan bidan saja, tetapi akan lebih baik bila penelitian ini juga dilakukan terhadap pasien untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap standar pelayanan kebidanan yang diberikan. Kata Kunci : Sikap, tindakan, standar pelayanan kebidanan


(52)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Sikap dan Tindakan Bidan Tentang Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. dr. Chairuddin Lubis DTMH Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan FK USU.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Nur Asnah Sihotang, S.Kep, M.Kep selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah. 5. Ibu Diah Lestari Nasution. SST., M.Keb selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staf pegawai program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(53)

8. Seluruh keluarga yang tidak bosan memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis dalam menghadapi setiap masalah dan juga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh teman dan sahabat yang saling membantu dalam memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Semua pihak yang turut mendukung, membantu, dan mendoakan penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasa dan pengetikannya, untuk itu penulis mengharapkan bimbingan dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga Allah SWT melimpahkan Karunia-Nya untuk setiap bantuan, masukan serta doa dan dukungan yang telah diberikan.

Amin ya Rabbal Alamin….

Medan, 13 Juni 2009 Penulis


(54)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A. Sikap ... 7

1. Pengertian Sikap ... 7

2. Unsur (Komponen) Sikap ... 8

3. Katagori Sikap ... 9

4. Pengukuran Sikap ... 10

5. Pengukuran Sikap Model Likert ... 10

B. Tindakan ... 11

1. Pengertian Tindakan ... 11

2. Tingkatan Tindakan ... 12

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan... 12

C. Bidan... 13

1. Pengertian Bidan ... 13

2. Pengertian Kebidanan ... 14

3. Pengertian Pelayanan Kebidanan ... 15

4. Pengertian Asuhan Kebidanan ... 15

D. Standar Pelayanan Kebidanan... 15

1. Standar Pelayanan Umum ... 16

2. Standar Pelayanan Antenatal... 17

3. Standar Pertolongan Persallinan ... 18

4. Standar Pelayanan Nifas ... 19

5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal ... 20

BAB III Kerangka Konsep A. Kerangka Konsep ... 23


(55)

BAB IV Metodologi Penelitian

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 25

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

1. Lokasi Penelitian ... 26

2. Waktu Penelitian ... 27

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Rencana Pengumpulan Data ... 31

G. Rencana Pengolahan dan Analisa Data ... 31

BAB V Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 35

BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA


(1)

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP STANDAR PELAYANAN

KEBIDANAN DI KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN

ACEH TENGAH

TAHUN 2009

Nama : Ayu Sartika

Nim : 085102047


(2)

ABSTRAK

SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEBIDANANDI KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN ACEH TENGAH

TAHUN 2009 Ayu Sartika

085102047

ix + 39 hal + 3 tabel + 7 lampiran

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, apabila bidan bekerja tidak sesuai dengan standar pelayanan kebidanan maka dapat menjadi ancaman yang berakibat fatal terhadap kesehatan ibu dan anak serta dapat meningkatkan jumlah kematian dan kesakitan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tangah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 28 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2008 sampai 2 Januari 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, serta kuesioner sikap dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan umur yaitu rata-rata berusia 31 – 35 tahun yang berjumlah 10 orang (35.7%), sedangkan mayoritas responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu DIII yang berjumlah 15 orang (53.6%) dan dari lama masa kerja responden menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja responden yaitu 11 – 15 tahun yang berjumlah 9 orang (32.2%). Sikap bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori positif (71.4%) dan tindakan bidan terhadap standar pelayanan kebidanan berada pada katagori tepat (82%). Diharapkan pada penelitian selanjutnya tidak hanya terbatas pada sikap dan tindakan bidan saja, tetapi akan lebih baik bila penelitian ini juga dilakukan terhadap pasien untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap standar pelayanan kebidanan yang diberikan. Kata Kunci : Sikap, tindakan, standar pelayanan kebidanan


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Sikap dan Tindakan Bidan Tentang Standar Pelayanan Kebidanan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. dr. Chairuddin Lubis DTMH Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan FK USU.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Nur Asnah Sihotang, S.Kep, M.Kep selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah. 5. Ibu Diah Lestari Nasution. SST., M.Keb selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staf pegawai program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(4)

8. Seluruh keluarga yang tidak bosan memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis dalam menghadapi setiap masalah dan juga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh teman dan sahabat yang saling membantu dalam memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Semua pihak yang turut mendukung, membantu, dan mendoakan penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasa dan pengetikannya, untuk itu penulis mengharapkan bimbingan dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga Allah SWT melimpahkan Karunia-Nya untuk setiap bantuan, masukan serta doa dan dukungan yang telah diberikan.

Amin ya Rabbal Alamin….

Medan, 13 Juni 2009 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A. Sikap ... 7

1. Pengertian Sikap ... 7

2. Unsur (Komponen) Sikap ... 8

3. Katagori Sikap ... 9

4. Pengukuran Sikap ... 10

5. Pengukuran Sikap Model Likert ... 10

B. Tindakan ... 11

1. Pengertian Tindakan ... 11

2. Tingkatan Tindakan ... 12

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan... 12

C. Bidan... 13

1. Pengertian Bidan ... 13

2. Pengertian Kebidanan ... 14

3. Pengertian Pelayanan Kebidanan ... 15

4. Pengertian Asuhan Kebidanan ... 15

D. Standar Pelayanan Kebidanan... 15

1. Standar Pelayanan Umum ... 16

2. Standar Pelayanan Antenatal... 17

3. Standar Pertolongan Persallinan ... 18

4. Standar Pelayanan Nifas ... 19


(6)

BAB IV Metodologi Penelitian

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 25

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

1. Lokasi Penelitian ... 26

2. Waktu Penelitian ... 27

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Rencana Pengumpulan Data ... 31

G. Rencana Pengolahan dan Analisa Data ... 31

BAB V Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 35

BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA