Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

51

2.2 Kerangka Pemikiran

Batas wilayah yang berdekatan antara Singapura dan Indonesia secara tidak langsung telah mempertemukan kedaulatan masing-masing negara yang dimana dapat dilihat dari pemikiran dasar hukum internasional, bahwa Indonesia dan Singapura memiliki kepentingan nasionalnya dalam membangun dan memelihara ketertiban nasionalnya sehingga Indonesia dan Singapura dapat hidup berdampingan dan berinteraksi atas dasar stabilitas bersama. Wilayah yang berdekatan antara Singapura dan Indonesia ini membuat kedua negara menjalin kerjasama bilateral mengenai pengelolaan navigasi penerbangan batas wilayah ruang udara antara kedua negara, dengan kerjasama ini diharapan dapat memperoleh keuntungan bersama yang dapat mendukung konsepsi dari kepentingan nasional kedua negara. Perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura tahun 1995 mengenai penyelarasan ulang garis batas antara Flight Information Region Singapura dan Flight Information Region Jakarta, yakni Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Singapore on the Realigment of the Boundary between the Singapore Flight Information Region dan the Jakarta Flight Information region merupakan bentuk perjanjian internasional karena telah melewati lintas negara dan pihak yang menjalaankannya adalah pihak pemerintah Indonesia. Dalam perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura ini telah menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang menandatanganinya mengenai 52 penyelarasan ulang garis batas yang dikuasai oleh Singapura. Dalam perjanjian ini Singapura mempunyai hak dalam mengatur penerbangan sipil internasional, transit jasa-jasa udara internasional, dan juga alat angkutan udara internasional. Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki wilayah laut terluas dibandingkan dengan negara-negara tetangganya termasuk Singapura memiliki kepentingan nasional yang harus dijaga, hal ini telah diatur dalam ketentuan- ketentuan United Nations Conference on the Law Of the Sea 1982 mengenai laut teritorial dan zona tambahan yang menjelaskan bahwa kedaulatan dari negara Indonesia yang merupakan negara pantai menyambung keluar dari wilayah daratan dan perairan pedalamannya. Perairan dari kepulauan Indonesia merupakan kawasan laut teritorial Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti menganalisa mengenai wilayah udara Flight Information Region yang dikuasai oleh Singapura telah mengganggu kedaulatan wilayah Indonesia, karena hal ini dapat dilihat dari aturan laut teritorial dan zona tambahan United Nations Conference on the Law Of the Sea 1982 yang menjelaskan bahwa kawasan laut yang merupaka laut teritorial Indonesia merupakan kedaulatan yang menyambung ke ruang udara diatas laut teritorial yang dikuasai oleh Singapura. Penguasaan Flight Information Region dalam ruang udara wilayah udara Indonesia telah dikuasai oleh Singapura telah diatur dalam hukum udara internasional yang menjelaskan mengenai seperangkat peraturan yang mengatur penggunaan ruang udara dan subjek hukum lain di ruang udara. Dalam penelitian 53 ini pengaturan Flight Information Region yang dikuasai oleh Singapura telah mengganggu kedaulatan wilayah udara Indonesia, hal ini dapat dilihat pada pasal 1 Konvensi Chicago yang menyatakan bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan penuh dan eksklusif atas ruang diatas wilayahnya. Maka dari itu Indonesia mencoba melakukan peninjauan kembali perjanjian antara Indonesia dan Singapura berdasarkan Konvensi Chicago 1944. Perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura merupakan bentuk kerjasama yang dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional masing-masing negara. Dalam penelitian ini terdapat dua hal yang merugikan pihak Indonesia, yaitu aspek kedaulatan dan ekonomi. Dari kerjasama ini Singapura memiliki kepentingan nasionalnya di wilayah udara Indonesia yang mengakibatkan Singapura mampu memelihara kontrol terhadap Indonesia. Kepentingan nasional merupakan suatu bentuk kebutuhan negara yang paling vital. Kepentingan nasional dalam penguasaan wilayah udara Indonesia oleh Singapura telah mengganggu unsur-unsur yang membentuk kebutuhan Indonesia, seperti pertahanan, keamanan, militer dan kesejahteraan ekonomi. Dalam menjaga kedaulatan teritorial merupakan bagian dari kepentingan nasional dari Pemerintah Indonesia. Kedaulatan territorial Indonesia merupakan yurisdiksi yang harus dilaksanakan oleh Indonesia, akan tetapi wilayah territorial udara Indonesia yang dikuasai oleh Singapura. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan sengketa di wilayah perbatasan Indonesia. 54 Dalam mengupayakan kepentingan nasionalnya Indonesia berusaha melakukan peninjauan kembali perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura mengenai penguasaan Flight Information Region. Upaya yang dilakukan Indonesia dengan melakukan hubungan antar pemerintah dengan perwakilan resmi dengan menyampaikan dan mengamankan kepentingan nasional Indonesia dalam menjaga kedaulatan diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak Pemetintah Indonesia baik secara teknis maupun non teknis. Secara non teknis Pemerintah Indonesia melakukan komunikasi langsung dengan Pemerintah Singapura mengenai peninjauan penyelarasan ulang garis batas yang dikuasai Singapura. Selain itu Pemerintah Indonesia mencoba mencalonkan perwakilannya didalam Dewan ICAO untuk menjaga kepentingan nasionalnya di kawasan. Secara teknisnya Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan akan Jakarta Automated Air Traffic System JAATS di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Makasar Automated Air Traffic System MAATS di Bandara Hasanuddin. Pemerintah Indonesia telah membuat suatu rencana tahapan dan jadwal pengambilalihan pengelolaan wilayah udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna, serta infrastruktur penunjang untuk penyelenggaraan pelayanan lalu lintas udara. Secara lebih rinci kerangka pemikiran akan digambarkan dalam bentuk bagan seperti berikut: 55 Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Indonesia Singapura Kepentingan Nasional Mengambil kembali kedaulatan wilayah udara Indonesia diatas Kepulauan Riau dan Natuna dari Singapura Kepentingan Nasional Melakukan pelayanan navigasi penerbangan diatas Kepulauan Riau dan Natuna demi keselamatan penerbangan Indonesia mempunyai kepentingan nasional untuk menjaga kedaulatan territorial wilayahnya Penguasaan Flight Information Region oleh Singapura dalam ruang udara wilayah Indonesia Diplomasi Melakukan peninjauan ulang Perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura Kerjasama Bilateral Perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura tahun 1995 mengenai penyelarasan ulang garis batas antara Flight Information Region Singapura dan Flight Information Region Jakarta 56

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah desain atau rancangan yang berisi rumusan tentang objek yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih karena penelitian kualitatif bisa dilakukan oleh peneliti di bidang ilmu sosial dan politik, penelitian dalam metode ini tidak menggunakan analisis berupa grafik, bilangan dan numeral berdasarkan prosedur statistik. Penelitian dalam metode ini menyoroti masalah terkait upaya dari suatu negara di kancah internasional. Merujuk pada permasalahan yang diangkat serta variabel yang tersedia, maka peneliti hanya melakukan analisa data berdasarkan data-data serta informasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan di implementasikan dengan teori-teori dalam kajian Hubungan Internasional.

3.2 Informan Penelitian

Teknik Penentuan informan yang dipakai peneliti adalah dengan menggunakan teknik penentuan Purposive. Yaitu peneliti menentukan pihak- pihak informan berdasarkan tujuan, masalah dan variabel penelitian. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

Dokumen yang terkait

Bentuk Pertanggungjawaban Indonesia Atas Protes Malaysia Dan Singapura Dalam Masalah Kabut Asap Dan Kebakaran Hutan Di Propinsi Riau

7 69 97

KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

0 3 10

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA K

0 10 13

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

0 2 23

PENUTUP KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

0 2 34

Promosi Sekolah Penerbangan Junior Pilot Flight Training di Indonesia.

0 8 14

DASAR HUKUM PENGENDALIAN FLIGHT INFORMATION REGION SINGAPURA DALAM RANGKA REALIGNMENT FLIGHT INFORMATION REGION SINGAPURA OLEH INDONESIA.

0 0 17

Pelayanan Navigasi Penerbangan Flight Information Region (FIR) di Ruang Udara Wilayah Negara Berdaulat - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 16

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA

0 0 63

UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT MELAYU NATUNA PROPINSI RIAU KEPULAUAN

0 2 132