Desain Penelitian Informan Penelitian

56

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah desain atau rancangan yang berisi rumusan tentang objek yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih karena penelitian kualitatif bisa dilakukan oleh peneliti di bidang ilmu sosial dan politik, penelitian dalam metode ini tidak menggunakan analisis berupa grafik, bilangan dan numeral berdasarkan prosedur statistik. Penelitian dalam metode ini menyoroti masalah terkait upaya dari suatu negara di kancah internasional. Merujuk pada permasalahan yang diangkat serta variabel yang tersedia, maka peneliti hanya melakukan analisa data berdasarkan data-data serta informasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan di implementasikan dengan teori-teori dalam kajian Hubungan Internasional.

3.2 Informan Penelitian

Teknik Penentuan informan yang dipakai peneliti adalah dengan menggunakan teknik penentuan Purposive. Yaitu peneliti menentukan pihak- pihak informan berdasarkan tujuan, masalah dan variabel penelitian. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara sesuai dengan masalah yang akan diteliti. 57 Berkaitan dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam hal ini peneliti bertemu dengan narasumber yang menjadi salah satu staf kementerian tersebut. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh Indonesia dalam mengambilalih pelayanan navigasi penerbangan diatas Kepulauan Riau dan Natuna yang dikelola oleh FIR Singapura. Selain itu peneliti juga akan bertemu dengan staf dari Kedutaan Singapura untuk Indonesia di Jakarta untuk mengetahui respon dari Singapura mengenai upaya pengambilalian pelayanan navigasi penerbangan diatas Kepulauan Riau dan Natuna oleh Indonesia.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Bentuk Pertanggungjawaban Indonesia Atas Protes Malaysia Dan Singapura Dalam Masalah Kabut Asap Dan Kebakaran Hutan Di Propinsi Riau

7 69 97

KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

0 3 10

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA K

0 10 13

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

0 2 23

PENUTUP KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) INDONESIA-SINGAPURA DI KEPULAUAN NATUNA DITINJAU DARI KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SERTA PENGARUH TERHADAP KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

0 2 34

Promosi Sekolah Penerbangan Junior Pilot Flight Training di Indonesia.

0 8 14

DASAR HUKUM PENGENDALIAN FLIGHT INFORMATION REGION SINGAPURA DALAM RANGKA REALIGNMENT FLIGHT INFORMATION REGION SINGAPURA OLEH INDONESIA.

0 0 17

Pelayanan Navigasi Penerbangan Flight Information Region (FIR) di Ruang Udara Wilayah Negara Berdaulat - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 16

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA

0 0 63

UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT MELAYU NATUNA PROPINSI RIAU KEPULAUAN

0 2 132