BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia dibentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Semua komponen anak bangsa
secara bersama-sama sejak awal berjuang bahu membahu untuk memperjuangkan kemerdekaan, melawan penindasan dan mengisi kemerdekaan tersebut. Pengalaman
sejarah bangsa melawan penjajah menunjukkan adanya benang merah perjuangan dalam perlindungan Hak Asasi Manusia HAM. Kemerdekaan memberikan makna
kebebasan diantaranya bebas dari rasa takut, bebas untuk berkumpul dan berpendapat, bebas untuk memeluk agama dan kebebasan lainnya yang ada sebagai hak kodrati
manusia itu sendiri. Dengan lahirnya UU No.39 Tahun 1999 diharapkan dapat membantu dalam penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia.
Penegakan Hak Azasi Manusia HAM merupakan salah satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat di Indonesia, karena masih banyak
pelanggaran HAM di Indonesia yang belum terselesaikan dengan baik. Banyak pihak yang masih ragu-ragu akan penegakan HAM tersebut. Penegakan dan perlindungan
HAM merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang diamanatkan oleh Pasal 28 A-J UUD 1945 dan dipertegas lagi pada Pasal 71-72 UU No.39 Tahun 1999.
Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukan HAM yang diatur dalam UU ini serta peraturan lain baik nasional
maupun internasional tentang HAM yang diakui oleh Indonesia. Salah satu upaya pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM adalah melahirkan UU No. 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Undang-undang ini merupakan hukum formil dari UU No.39 Tahun 1999.
Diharapkan dengan adanya UU Pengadilan HAM dapat mengurangi dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM diIndonesia. Namun, tidak semua
pelanggaran HAM dapat diselesaikan pada Pengadilan HAM, hanya kasus-kasus tertentu yang menjadi kewenangan dari Pengadilan HAM dan menggunakan hukum
acara sebagaimana yang diatur pada undang-undang tersebut. Membahas mengenai sistem hukum Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sistem hukum yang berlaku di
dunia. Terdapat beberapa sistem hukum di dunia yang mempengaruhi sistem hukum Indonesia, diantaranya civil law system, Common Law Sistem dan Religion Law
4
Sistem atau Sistem Hukum Islam. Di Indonesia, pemahaman HAM sebagai nilai, konsep dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat dapat diketahui dari
sejarah perkembangan HAM yang dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang, yaitu ketika amandemen terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit memuat pasal-
pasal HAM. Seperti halnya konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia Konstitusi RIS dan UUDS 1950, UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang
HAM dalam kadar dan penekanan yang berbeda, disusun secara kontekstual sejalan dengan suasana dan kondisi sosial dan politik pada saat penyusunannya di awal era
Reformasi
.
Kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok adalah kasus yang tidak bisa ditempatkan sebagai suatu kejahatan biasa ordinary crime, tapi kasus ini lahir dari
satu rangkaian yang tak dapat dilepaskan dari situasi dan watak politik rezim orde baru yang sarat dengan muatan dan motif mempertahankan kekuasaan. Sebagai salah
satu kejahatan kekuasaan extra ordinary crime, kasus Tanjung Priok adalah kasus yang sangat mungkin dapat menjelaskan rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi
sesudahnya. Pengungkapan kasus ini juga akan bermanfaat bagi upaya preventif terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang hingga kini masih terjadi. Dalam
konteks tersebut, desakan dan tuntutan masyarakat untuk diselidikinya kasus pelanggaran HAM ini tidak cukup mendapat respon yang baik dan serius oleh
Komnas HAM, sehingga penyelidikan Komnas HAM belum bisa dijadikan satu bahan yang dapat menjelaskan kasus tersebut secara utuh. Peristiwa berdarah Tanjung Priok
pada tahun 1984, merupakan satu peristiwa yang masih terkenang dalam benak masyarakat indonesia, sebagai kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terkejam di
indonesia, dalam makalah ini, kami akan menjelaskan kronologi – kronologi kejadian peristiwa pelanggaran HAM di Tanjung Priok serta faktor – faktor yang menyebabkan
peristiwa tersebut.
1.2 Perumusan Masalah