Penelitian Terkait TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian gelombang akustik yang pernah dilakukan, beberapa penelitian menggunakan sampel almunium dan kayu. Pada proses pengukuran frekuensi gelombang akustik dengan sampel almunium, hanya terbatas pada mendeteksi getaran saja. Sedangkan penelitian gelombang akustik untuk sampel kayu, proses pengukuran frekuensi gelombang akustik kadar air kayu hanya mengambil data sekali saja. Selain itu, analisis kadar air hanya terletak pada 1 jenis kayu yang digunakan. Pada penelitian ini, dilakukan analisis frekuensi kadar air kayu menggunakan 2 sampel kayu yaitu kayu jati dan kayu sengon. Proses pendeteksi kadar air kayu dilakukan selama 15 hari dengan pengambilan data pada hari ke-1, hari ke-5,hari ke-10 dan hari ke-15 setelah kayu ditebang. Proses pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali dalam 15 hari sebagai pembanding untuk menentukan frekuensi dominan gelombang suara terhadap kadar air kayu pada masing-masing kayu.

B. Teori Dasar

1. Kadar Air Kayu

Kayu merupakan bahan yang mempunyai sifat higroskopis, dapat menyerap dan melepaskan air, sehingga kadar air dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu dan kelembaban. Kadar air merupakan gambaran mengenai banyaknya air yang ada pada kayu. Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan sebagai persen berat kayu bebas air atau kering tanur Haygreen dan Bowyer, 1996. Kadar air kayu didefinisikan sebagai berat air dalam kayu yang dinyatakan dalam pecahan, biasanya dalam persen dari berat kering kayu. Massa, penyusutan, pengembangan, kekuatan dan sifat-sifat lainnya tergantung pada kadar air kayu USDA, 1974. Kayu bersifat menyerap udara jika kandungan udara cukup banyak, sebaliknya jika udara di sekitarnya kering, uap air akan dilepaskan oleh kayu. Hal ini mengakibatkan kandungan air dalam kayu tergantung kelembaban udara di sekitarnya. Pada kayu dikenal 3 tingkat kebasahan, yaitu: 1. Kayu basah yaitu kayu yang baru saja ditebang. 2. Kayu kering udara, yaitu kayu yang kandungan airnya sudah tetap sesuai dengan udara di sekitarnya. 3. Kayu kering mutlaktungkuoven yaitu kayu yang dikeringkan di dalam tungku pada suhu 105°C sehingga airnya menguap keluar. Kadar air ditentukan dengan persamaan: 2.1 dengan: = massa awal kayu yang dihitung kadar airnya, dan = massa tanur kayu setelah kering tungku. Kayu yang masih basah kadar airnya dapat sampai 80 pada kayu ringan, dan sekitar 40 pada kayu berat. Sedangkan kadar air kayu kering udara antara 12 dan 30 Chriswell and Vanderbilt, 1983. Kayu untuk kemasan dan alat musik umumnya mensyaratkan kadar air berkisar 5 - 10, termasuk kayu yang digunakan pada lingkungan dengan pemanas di sekitarnya. Sehingga setelah digunakan kayu tidak akan mengalami penyusutan yang lebih besar. Sedangkan untuk kusen pintu, jendela mebel dalam ruangan berkisar antara 10 - 16. Umumnya untuk menghindari timbulnya jamur dan bubukserangga kayu basah, kadar air yang disyaratkan maksimal sebesar 20. Kadar air keseimbangan ini juga dipengaruhi kondisi kelembaban lingkungan geografis tempat kayu berada. Beberapa kota di Indonesia mempunyai kelembaban yang berbeda-beda, umumnya berkisar antara 10 - 19 Frick, 1997.

2. Kayu

Kayu merupkan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, yaitu bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan pengunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar Dumanauw, 1982 a. Kayu Jati Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Gambar kayu jati dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1. Pohon jati yang belum ditebang Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat I. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Kayu jati juga mudah untuk ditemui, sehingga kayu jati baik untuk dipilih dalam penelitian ini sebagai perwakilan dari kayu kualitas I.