V. KESIMPULAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan terjadinya suatu keterlambatan penerbangan, tentu ada hak konsumen
yang tidak dipenuhi dalam proses pengangkutan udara, untuk itulah harus adanya upaya perusahaan maskapai penerbangan lakukan untuk memenuhi
hak-hak penumpang tersebut sesuai peraturan hukum yang ada, yang telah diamanahkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan angkutan udara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor:
PM 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 49 Tahun 2012 Tentang Standar
Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal dalam negeri dan Undang-undang Nomor 8Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen. .
2. Dalam suatu keterlambatan penerbangan delay, tentunya harus ada
pertanggung jawaban dari pihak maskapai penerbangan diantaranya dengan pemenuhan hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh konsumen sesuai yang
diamanahkan undang-undang yaitu: a.
Informasi kepada penumpang apabila terjadi keterlambatan, pembatalan penerbangan.
b. Pelayanan petugas pada saat terjadinya keterlambatan, pembatalan
penerbangan dan denied boarding passenger. c.
Mekanisme pemberian kompensasi. d.
Mekanisme pemberian ganti kerugian.
3.
Penumpang harus bisa melindungi dirinya untuk dapat memperoleh setiap hak-haknya, dalam terjadinya suatu keterlambatan penerbangan, penumpang
berhak atas kompensasi, ganti rugi dan juga hak-hak lain sesuai peraturan hukum yang ada, jika hal tersebut tidak diberikan oleh perusahaan maskapai
penerbangan, penumpang berhak untuk menuntut perusahaan maskapai penerbangan dengan menyelesaikannya melalui badan penyelesaian sengketa
konsumen BPSK atau mengajukan ke badan peradilan di tempat kedudukan konsumen.