Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pengangkutan Udara.

yang cocok atas beban dan kerugian yang berhak. Pada ayat 2 pengangkut wajib memberitahukan kepada pengirim, dan dalam hal ada penyitaan, juga kepada penerima, secepat-cepatnya dengan telegram atau telepon, atas beban yang berhak tentang penyimpanan itu dan sebabsebabnya. 2 Kewajiban pengangkut Pasal 140 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 diatur kewajiban badan usaha angkutan udara niaga untuk mengangkut penumpang. menurut pasal tersebut badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut orang danatau kargo, dan pos setelah disepakatinya perjanjian angkutan, disamping itu badan usaha angkutan udara niaga wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap setiap pengguna jasa angkutan udara sesuai dengan perjanjian angkutan udara yang disepakati, dan yang paling utama pengangkut berkewajiban untuk bertanggung jawab atas kematian atau lukanya penumpang yang diangkut, musnah, hilang atau rusaknya barang yang diangkut, keterlambatan angkutan penumpang danatau barang apabila terbukti hal tersebut merupakan kesalahan pengangkut. 31 Secara umum kewajiban pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan barang atau penumpang beserta bagasinya dan menjaganya dengan sebaik-baiknya hingga sampai di tempat tujuan namun di tegaskan dalam OPU 1939 kewajiban pengangkut pada transportasi udara, yaitu; 31 Lestari Ningrum, 2004, Usaha Perjalanan Wisata Dalam Perspektif Hukum Bisnis,Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm 151. a Pasal 8 ayat 3, pengangkut harus menandatangani surat muatan udara segera setelah barang-barang diterimanya. b Pasal 16 ayat 2, bila barang sudah tiba di pelabuhan udara tujuan, pengangkut berkewajiban untuk memberitahu kepada penerima barang, kecuali bila ada Perjanjian sebaliknya. c Pasal 17 ayat 1, bila penerima tidak datang, bila ia menolak untuk menerima barangbarang atau untuk membayar apa yang harus dibayamya, atau bila barang- barang tersebut disita, pengangkut wajib menyimpan barang-barang itu di tempat yang cocok atas beban dan kerugian yang berhak. d Pasal 17 ayat 2, pengangkut wajib memberitahukan kepada pengirim, dan dalam hal ada penyitaan, juga kepada penerima, secepat-cepatnya dengan telegram atau telepon, atas beban yang berhak tentang penyimpanan itu dan sebab-sebabnya. b. Hak dan kewajiban penumpang 1 Hak penumpang Seorang penumpang dalam perjanjian angkutan udara tentunya mempunyai hak untuk diangkut ke tempat tujuan dengan pesawat udara yang telah ditunjuk atau dimaksudkan dalam perjanjian angkutan udara yang bersangkutan. 32 Diluar itu adapula hak seorang konsumen jika dirugikan yaitu hak ganti rugi, dimana hak ganti rugi adalah salah satu hak mendasar yang dimiliki oleh penumpang dalam menggunakan jasa penerbangan. Sebagai konsumen, penumpang mempunyai hak 32 Hartono Hadisuprapto Dkk, 1987, Pengangkutan Dengan Pesawat Udara Yogyakarta: UII Press hlm.26. untuk memperoleh ganti rugi yang secara tegas diatur dalam Pasal huruf 9 UUPK. hak ganti rugi ini akan menjelma jika konsumen mengalami kerugian. Dengan demikian jika penumpang pengangkutan udara dirugikan oleh maskapai penerbangan, maka ia dapat menuntut haknya untuk memperoleh ganti rugi. Mandat yang diamanatkan oleh undang-undang kepada para penyelenggara negara adalah melindungi hak-hak masyarakat, antara lain hak untuk memperoleh kemudahan mengakses transportasi serta hak untuk dijamin keselamatannya selama menggunakan jasa transportasi termasuk hak untuk mendapat ganti rugi. 2 Kewajiban penumpang Kewajiban penumpang adalah membayar upah atau ongkos kirim kepada pengangkut sedangkan haknya diangkut dari satu tempat ke tempat tertentu dengan selamat. Manfaat terjadinya pengangkutan ini yaitu meningkatkan nilai dan daya guna dari orang atau barang yang diangkut. Juga tunduk kepada peraturan-peraturan pengangkut udara mengenai syarat-syarat umum perjanjian angkutan muatan udara yang disetujuinya dan memberitahukan kepada pengangkut udara tentang barang- barang berbahaya atau barangbarang terlarang yang dibawa naik sebagai bagasi tercatat atau sebagai bagasi tangan, termasuk pula barang-barang terlarang yang ada pada dirinya. c. Hak dan kewajiban penyelenggara bandara 1 Hak Penyelenggara Bandara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan a Melaksanakan pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian fasilitas bandar udara di daerah lingkungan kerja bandar udara Pasal 203. b Mendirikan, mengubah, atau melestarikan bangunan, serta menanam atau memelihara pepohonan di dalam kawasan keselamatan operasi penerbangan Pasal 208. c Mendapatkan sertifikat bandar udara atau register bandar udara dalam hal bandar udara telah memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan Pasal 215. d Melaksanakan pelayanan jasa kebandarudaraan Pasal 233. e Melaksanakan pelayanan jasa terkait bandar udara Pasal 237. f Menetapkan besaran tarif jasa kebandarudaraan pada bandar udara yang diusahakan secara komersial Pasal 244 ayat 2. Berdasarkan PP Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan a Memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan berkaitan dengan lalu lintas pesawat udara, penumpang, kargo, dan pos Pasal 16. b Melaksanakan pembangunan bandar udara umum Pasal 21. c Melaksanakan pengoperasian bandar udara umum Pasal 23. d Melakukan pelayanan jasa kebandarudaraan di bandara umum Pasal 24. e Melaksanakan kegiatan penunjang bandar udara Pasal 28. f Badan Usaha Bandar Udara dapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah KabupatenKota, dan Badan Hukum Indonesia lainnya dalam penyelenggaraan bandar udara Pasal 30. g Menetapkan besaran tarif jasa kebandarudaraan Pasal 34. h Melakukan pengelolaan bandara khusus Pasal 35. i Mengajukan permohonan izin pembangunan dan izin operasi bandara khusus Pasal 40. j Melimpahkan penyelenggaraan bandar udara umum kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah KabupatenKota, dalam hal bandar udara umum tersebut diselenggarakan oleh pemerintah unit pelaksana teknissatuan kerja Pasal54. Berdasarkan PP Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara a Mengajukan penetapan lokasi bandar udara Pasal 6. b Memohon izin mendirikan bangunan bandar udara Pasal 20. c Melaksanakan pembangunan bandar udara Pasal 23. d Bekerjasama dengan badan hukum Indonesia untuk pembangunan danatau pengembangan bandar udara Pasal 30. Berdasarkan Kepmenhub Nomor 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum a Mengusulkan penetapan rencana induk bandar udara Pasal 5. b Menyampaikan usulan penetapan daerah lingkungan kerja bandar udara Pasal 8. c Mengusulkan kawasan keselamatan operasi penerbangan di sekitar bandar udara Pasal 12. d Mengusulkan penetapan kawasan kebsingan di sekitar bandar udara Pasal 15. e Mengajukan permohonan untuk memperoleh keputusan pelaksanaan pembangunan Pasal 16. f Melaksanakan pembangunan bandar udara Pasal 18. g Mengajukan permohonan untuk memperoleh keputusan pelaksanaan pengoperasian bandar udara Pasal 19. h Melaksanakan pengoperasian bandar udara Pasal 20. i Melaksanakan pelayanan jasa kebandarudaraan pada daerah lingkungan kerja bandar udara Pasal 31. j Memberikan pertimbangan saran teknis atas izin mendirikan bangunan IMB untuk bangunan-bangunan yang bukan fasilitas pokok bandar udara dan berada di atas tanah yang terletak di dalam lingkungan kerja bandar udara Pasal 33. k Melaksanakan usaha kegiatan penunjang bandar udara Pasal 35. 2 Kewajiban Penyelenggara Bandara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan a Memiliki sertifikat bandar udara atau register bandar udara. b Menyediakan fasilitas bandar udara yang laik operasi, serta memelihara kelaikan fasilitas bandar udara. c Menyediakan personel yang mempunyai kompetensi untuk perawatan dan pengoperasian fasilitas bandar udara. d Mempertahankan dan meningkatkan kompetensi personel yang merawat dan mengoperasikan fasilitas bandar udara. e Menyediakan dan memperbarui setiap prosedur pengoperasian dan perawatan fasilitas bandar udara. f Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandar udara sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh menteri. g Menyediakan fasilitas kelancaran lalu lintas personel pesawat udara dan petugas operasional. h Menjaga dan meningkatkan keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan di bandar udara. i Menjaga dan meningkatkan keamanan dan ketertiban bandar udara. j Memelihara kelestarian lingkungan. k Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. l Melakukan pengawasan dan pengendalian secara internal atas kelaikan fasilitas bandar udara, pelaksanaan prosedur perawatan dan pengoperasian fasilitas bandar udara, serta kompetensi personel bandar udara. m Memberikan laporan secara berkala kepada menteri dan otoritas bandar udara. Berdasarkan PP Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, pelayanan jasa kebandarudaraan di bandar udara umum dilakukan untuk kepentingan pelayanan umum, guna menunjang keamanan dan keselamatan penerbangan, kelancaran dan ketertiban lalu lintas pesawat udara, penumpang danatau kargo dan pos dan dalam penyelenggaraan bandar udara mempunyai kewajiban atas: Pasal 25 a Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manuver, parker dan penyimpanan pesawat udara. b Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo dan pos. c Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, listrik, air dan instalasi limbah buangan. d Jasa kegiatan penunjang bandar udara. e Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta gedung atau bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. f Penyediaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan. g Penyediaan jasa lainnya yang dapat menunjang pelayanan jasa kebandarudaraan. Berdasarkan PP Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara Pasal 23 a Mentaati peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan keamanan penerbangan dan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. b Bertanggung jawab terhadap dampak yang timbul selama pelaksanaan pembangunan bandar udara yang bersangkutan. c Melaksanakan pekerjaan pembangunan bandar udara sesuai dengan rencana induk bandar udara. d Melaksanakan pekerjaan pembangunan bandar udara secara nyata paling lambat 1 satu tahun sejak izin mendirikan bangunan bandar udara ditetapkan. e Melaksanakan pekerjaan pembangunan bandar udara sesuai dengan jadwal dan tahapan pembangunanpengembangan dalam rencana induk bandar udara. f Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembangunan bandar udara secara berkala setiap 6 enam bulan kepada menteri, gubernur, danatau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya. g Melaporkan hasil pembangunan bandar udara kepada menteri setelah selesainya pembangunan bandar udara. Berdasarkan KEPMENHUB Nomor 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum Pasal 32 Penyelengara bandar udara sebagaimana dimaksud dalam memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan diwajibkan : a Menyusun sistem dan prosedur pelayanan jasa kebandarudaraan dan pengamanan di daerah lingkungan kerja bandar udara dalam rangka menjamin kelancaran operasioanal bandar udara berdasarkan pedoman yang di tetapkan oleh menteri. b Memelihara kelancaraan, keamanan dan ketertiban pelayanan pesawat udara, penumpang, kargo dan pos di bandar udara serta kegiatan pihak lain sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan c Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas orang dan kendaraan di dalam daerah tertentu yang di tetapkan oleh penyelenggara bandar udara.

C. Perlindungan Hukum Konsumen dalam jasa Pengangkutan Udara.

Perlindungan hukum konsumen dalam jasa pengangkutan udaraketika kita berbicara tentang perlindungan hukum dapat diartikan sebagai upaya atau cara melindungi diri atau pihak lain dengan suatu hukum atau aturan. Ada beberapa cara perlindungan secara hukum, antara lain sebagai berikut 33 : a. Membuat peraturan by giving regulation, yang bertujuan untuk: 1 Memberikan hak dan kewajiban; 2 Menjamin hak-hak para subyek hukum. b. Menegakkan peraturan by the law enforcement melalui: 1 Hukum administrasi negara yang berfungsi untuk mencegah preventif terjadinya pelanggaran hak-hak konsumen, dengan perijinan dan pengawasan. 2 Hukum pidana yang berfungsi untuk menanggulangi repressive setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, dengan cara mengenakan sanksi hukum berupa sanksi pidana dan hukuman. 3 Hukum perdata yang berfungsi untuk memulihkan hak curative, recovery, dengan membayar kompensasi atau ganti kerugian.

1. Tinjauan Perlindungan Konsumen pada umumnya.

Setiap orang atau individu pada dasarnya merupakan konsumen atas barang danatau jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, oleh karena itu jumlah 33 Wahyu Sasongko, 2007, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,Bandar Lampung:Penerbit Universitas Lampung hlm 31. konsumen sangat banyak dan mencakup seluruh lapisan masyarakat. Menyadari akan hal itu sudah sewajarnya dan wajib hukumnya apabila konsumen tersebut diberikan perlindungan terhadap perilaku-perilaku dari pihak-pihak tertentu yang akan merugikan konsumen. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPK menyatakan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen, dengan cakupan yang luas meliputi dari tahapan untuk mendapat barang danatau jasa hingga sampai akibat- akibat pemakaian barang danatau jasa tersebut 34 . Cakupan perlindungan konsumen itu dapat dibedakan dalam dua aspek, yaitu : a Perlindungan terhadap barang b Perlindungan terhadap syarat-syarat. Perlindungan Konsumen merupakan faktor penting yang hendak dicapai. Berdasarkan Pasal 2 undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tersebut, perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Dari sisi kepentingan konsumen sebagaimana dimuat dalam Pasal 3 undang-undang tersebut tujuan 34 Zulham. S., Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Kencana, 2013 Jakarta, hlm. 26 dibuatnya undang-undang tersebut untuk menciptakan suatu ketentuan hukum, antara lain : 35 a meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; b mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkanya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa. c meningkatkan pemberdayaan konsumen untuk memilih, menentukan, menentukan , menuntut hak-haknya sebagai konsumen. d Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung usur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses mendapatkan informasi. Upaya untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi para pihak-pihak baik konsumen atau pelaku usaha dirasakan sangat penting sehingga hak dan kewajiban pihak-pihak dapat dilindungi dalam hal ini pelaku usaha dan konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen.perlindungan konsumen ditujukan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. a. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen Secara umum semangat perlindungan konsumen di Indonesia adalah untuk mendukung pembangunan Indonesia terutama dari segi ekonomi yang seimbang dan 35 A. Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Sinar Grafika,2011 Jakarta, hlm.123