tidak menyambung dengan apa yang sedang dibicarakan Nilai 2
: Bisa bersuara tetapi tidak dapat ditangkap jelas apa artinyanggereyem
Nilai 1 : Tidak bersuara apapun walau diberikan rangsangan nyeri
3 Pembukaan mata Periksalah rangsangan minimum apa yang bisa membuka satu dan
kedua matanya dengan catatan mata tidak dalam keadaan terbalut ataupun edema.
Nilai 4 : Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
Nilai 3 : Mata baru membuka kalau diajak bicara atau dipanggil
nama atau diperintahkan membuka mata Nilai 2
: Mata membuka hanya kalau dirangsang kuatnyeri Nilai 1
: Tidak membuka mata walaupun diberikan rangsangan nyeri
PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM
Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan fisik dengan sistem-sistem tubuh sebagai acuan pemeriksaaan.
Berikut ini merupakan detail pemeriksaan fisik, dengan pendekatan sistem tubuh adalah :
1. Sistem syaraf pusat
a. Kaji LOC level of consiousness atau tingkat kesadaran: dengan melakukan
pertanyaan tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang b. Kaji status mental
c. Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe dan pengobatannya.
d. Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami gangguan. e. Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakarpanas dan baal.
f. Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan dan
postur g. Kaji adanya kejang atau tremor
h. Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhi SSP.
2. Sistem Kardiovaskular
a. Kaji nadi : frekuensi, irama, kualitas keras dan lemah serta tanda penurunan kekuatan
pulse deficit b. Periksa tekanan darah : kesamaan antara tangan kanan dan kiri atau postural
hipotensi c. Inspeksi vena jugular seperti distensi, dengan membuat posisi semi fowlers
d. Cek suhu tubuh dengan metode yang tepat, atau palpasi kulit. e. Palpasi dada untuk menentukan lokasi titik maksimal denyut jantung
f.
Auskultasi bunyi jantung S1- S2 di titik tersebut, adanya bunyi jantung tambahan, murmur dan bising.
g. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit, lihat tanda sianosis pucat atau kemerahan
h. Palpasi adanya edema di ekstremitas dan wajah i.
Periksa adanya jari-jari tabuh dan pemeriksaan pengisian kapiler di kuku j.
Kaji adanya tanda-tanda perdarahan epistaksis, perdarahan saluran cerna, phlebitis, kemerahan di mata atau kulit.
k. Kaji obat-obatan yang mempengaruhi sistem kardiovaskular dan test diagnostik.
3. Sistem Respirasi Pernapasan
a. Kaji keadaan umum dan pemenuhan kebutuhan respirasi b. Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya
c. Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran rongga dada, termasuk diameter anterior dan posterior thorax, dan adanya gangguan spinal
d. Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema e. Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal vesikular,
bronkovesikular, atau bronkial dan kaji juga adanya bunyi paru patologis wheezing, cracles atau ronkhi
f. Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya sputumdahak, cek
warna, konsistensi dan jumlahnya dan apakah disertai darah g. Kaji adanya keluhan SOB
shortness of breathsesak napas, dyspnea dan orthopnea.
h. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit i.
Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk meningkatkan fungsi pernapasan pasien
j. Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok jumlah per hari dan berapa lama
telah merokok k. Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan test diagnostik
4. Sistem Pencernaan