Teknik palpasi dibagi menjadi dua: 1 Palpasi ringan
Caranya: ujung-ujung jari pada satudua tangan digunakan secara simultan.Tangan diletakkan pada area yang dipalpasi, jari-jari ditekan
kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil. 2 Palpasi dalam bimanual
Caranya: untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan.Satu tangan untuk merasakan bagian yang dipalpasi, tangan lainnya untuk
menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pd jari2 pertama.
Langkah kerja: 1 Area palpasi terbuka
2 Cuci tangan 3 Beritahu klien
4 Dikerjakan semua jari tapi telunjuk dan ibu jari kurang sensitif. 5 Untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari 2,3, dan
4 bersamaan. 6 Untuk palpasi abdomen gunakan telapak tangan, beri tekanan ringan
dengan jari-jari. 7 Sistematis, uraikan ciri-ciri tentang ukuran, bentuk, konsistensi dan
permukaan. c. Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara
merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan udara, cairan, atau zat padat.
Langkah kerja:
1 Area terbuka 2 Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan bag. Ujung jari dan letakkan dgn
kuat pada permukaan diperkusi. 3 Upayakan jari – jari yg lain tidak menyentuh permukaan, konsisten pd
permukaan yg diperkusi. 4 Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas dgn lengan bawah relaks.
5 Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan. d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu stetoskop dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat
mendengar bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
5. Pendekatan Pengkajian Fisik
Dapat menggunakan : a.
Head To Toe Kepala ke Kaki Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen,
ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
b. ROS Review of Sistem sistem tubuh
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem
persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu
perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
c. Pola fungsi kesehatan Gordon 1982 Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola
fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola
metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi,
koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
d. Doengoes 1993 Mencakup : aktivitas istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan
dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan pembelajaran.
6. Detail Pendekatan Pengkajian Pemeriksaan Fisik
Tingkatan kesadaran: Kesadaran adalah derajat hubungan antara Hemispherium Cerebri dengan
Reticular Activating System di bagian atas pada otak. Terdapat 2 penilaian :
a. Penilaian kualitatif, meliputi : 1 Kompos Mentis
: sadar Penuh 2 Apatis
: acuh tak acuh, perhatian berkurang 3 Somnolen
: dibangunkan dengan rangsangan, mudah tertidur walaupun sedang diajak bicara
4 Delirium : berteriak-teriak, tidak sadar
5 Soporsemikoma : tidak sadar tetapi masih merasakan rangsangan nyeri
6 Koma : tidak sadar.
b. Penilaian kuantitatif menggunakan skala coma Glasglow, meliputi : 1
Respon motorik
Nilai 6 : Mampu mengikuti perintah sederhana seperti mengangkat
tangan, melakukan gengaman Nilai 5
: Mampu menunjuk tepat tempat rangsangan nyeri yang diberikan seperti pada sternum, cubitan pada M. Traperius
Nilai 4 : Flesi menjauh dari rangsangan nyei yang diberikan tetapi
tidak menunjuk lokasitempat rangsangan dengan tangannya
Nilai 3 : Flexi abnormal
Bahu adduksi, flexi dan pronasi lengan bawah, flexi pergelangan tangan dan tinju mengepal bila diberi
rangsangan nyeri decorticate rigidity
Nilai 2 : Extensi abnormal
Bahu adduksi dan rotasi interna, extensi lengan bawah, flexi pergelangan tangan dan tinju mengepal bila diberi
rangsangan nyeri decorticate rigidity
Nilai 1 : Sama sekali tidak ada respon
2 Respon verbal bicara Diperiksa pada saat pasien terjaga bangun dan pemeriksaan ini tidak
berlaku bila pasien mengalami trauma mulut, terpasang Intubasi
Trachea ETT dan dysphasiaaphasia Nilai 5
: Pasien orientasi penuhbaik dan mampu berbicara. Orientasi meliputi waktu, tempat, orang, siapa dirinya,
berada dimana, tanggal, hari Nilai 4
: Pasien “ confuse”tidak orientasi penuh
Nilai 3 : Bisa bicara, kata-kata yang diucapkan jelas dan baik, tetapi
tidak menyambung dengan apa yang sedang dibicarakan Nilai 2
: Bisa bersuara tetapi tidak dapat ditangkap jelas apa artinyanggereyem
Nilai 1 : Tidak bersuara apapun walau diberikan rangsangan nyeri
3 Pembukaan mata Periksalah rangsangan minimum apa yang bisa membuka satu dan
kedua matanya dengan catatan mata tidak dalam keadaan terbalut ataupun edema.
Nilai 4 : Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
Nilai 3 : Mata baru membuka kalau diajak bicara atau dipanggil
nama atau diperintahkan membuka mata Nilai 2
: Mata membuka hanya kalau dirangsang kuatnyeri Nilai 1
: Tidak membuka mata walaupun diberikan rangsangan nyeri
PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM
Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan fisik dengan sistem-sistem tubuh sebagai acuan pemeriksaaan.
Berikut ini merupakan detail pemeriksaan fisik, dengan pendekatan sistem tubuh adalah :
1. Sistem syaraf pusat