Definisi Inflasi Jenis Inflasi

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Inflasi

2.1.1.1 Definisi Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam absolute yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil intrinsic mata uang suatu Negara Khalwaty, 2000. Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. Kecenderungan yang dimaksudkan disini adalah bahwa kenaikan tersebut bukan terjadi sesaat. Misalnya, harga – harga barang menjelang lebaran, atau hari libur lainnya, cenderung naik. Namun, setelah perayaan usai, masyarakat kembali hidup seperti semula, harga akan kembali ke kondisi semulaDjohanputro, 2006. Singkatnya inflasi adalah gejala kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus – menerus Rahardja Manurung, 2004. Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus – menerus Nanga, 2001 : 241.

2.1.1.2 Jenis Inflasi

Adwin S. Atmadja 1999 : 58 menyatakan bahwa dalam ilmu ekonomi, inflasi dibedakan menjadi beberapa jenis dalam pengelompokan tertentu, dan pengelompokan yang akan dipakai akan sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Berikut adalah jenis Inflasi : 1. Menurut Derajatnya Inflasi ringan Di bawah 10 Inflasi sedang 10 - 30 Inflasi tinggi 30 - 100 Hyperinflasion Di atas 100 Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat mengindikasikan parah atau tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian di suatu wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan golongan masyarakat manakah yang terkena imbas yang menderita dari inflasi yang sedang terjadi. 2. Menurut Penyebabnya Demand Pull Inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan aggregate demand masyarakat terhadap komoditi- komoditi hasil produksi di pasar barang. Akibatnya, akan menarik pull kurva permintaan agregat ke arah kanan atas sehingga terjadi excess demand, yang merupakan inflationary gap. Dalam kasus jenis ini, kenaikan harga-harga barang biasanya akan selalu diikuti dengan peningkatan output GNP riil dengan asumsi bila perekonomian masih belum mencapai kondisi full employment. Pengertian kenaikan aggregate demand seringkali ditafsirkan berbeda oleh para ahli ekonomi. Golongan moneterist menganggap aggregate demand mengalami kenaikan akibat dari ekspansi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sedangkan menurut golongan Keynesian kenaikan aggregate demand dapat disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi, investasi, government expenditures, atau net export, walaupun tidak terjadi ekspansi jumlah uang beredar. Cost Push Inflation yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate supply curve ke arah kiri atas. Factor-faktor yang menyebabkan aggregate supply curve tersebut bergeser adalah meningkatnya harga factor-faktor produksi baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri di pasar factor produksi, sehingga menyebabkan kenaikan harga komoditi di pasar komoditi. Dalam kasus cost push inflation kenaikan harga seringkali diikuti oleh kelesuan usaha. 3. Menurut Asalnya Domestic Inflation, yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sector riil ataupun di sector moneter di dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat. Imported Inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga komoditi di luar negeri di Negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan Negara yang bersangkutan. Inflasi ini hanya dapat terjadi pada Negara yang menganut system perekonomian terbuka dan inflasi ini dapat menular baik melalui harga barang-barang impor maupun harga barang-barang ekspor. Terlepas dari pengelompokan-pengelompokan tersebut, pada kenyataannya inflasi yang terjadi di suatu Negara sangat jarang jika tidak boleh dikatakan tidak ada yang disebabkan oleh suatu macamjenis inflasi, tetapi acapkali karena kombinasi dari beberapa jenis inflasi. Hal ini dikarenakan tidak ada faktor-faktor ekonomi maupun pelaku-pelaku ekonomi yang benar-benar memiliki hubungan yang independen dalam suatu system perekonomian Negara. Contoh : imported inflation seringkali diikuti oleh cost push inflation, domestic inflation diikuti dengan demand pull inflation, dsb.

2.1.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

4 87 100

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Analisis Pengaruh Net Profit Margin dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

1 82 78

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI

4 54 87

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77