43
4. Diameter batang semu cm, diukur dengan menggunakan jangka sorong pada
bagian batang semu yang terbesar. 5.
Pertambahan jumlah daun helai, dihitung berdasarkan jumlah daun yang baru terbentuk setelah dilakukan aplikasi, dengan cara mengurangi jumlah
daun diakhir penelitian dengan jumlah daun pada saat sebelum aplikasi, kemudian dirata-ratakan.
6. Persentase tanaman berbunga , dengan cara menghitung jumalah tanaman
yang berbunga dibagi jumlah tanaman yang dicobakan dalam satu unit percobaan dikalikan seratus persen.
7. Panjang malai bunga cm, dengan cara mengkur panjang malai bunga, mulain
dari pangkal malai sampai dengan ujung malai dengan menggunakan meteran kain.
8. Jumlah kuntum bunga per malai kuntum, dengan cara menghitung seluruh
kuntum bunga yang ada dalam satu malai, baik kuntum bunga yang sudah mekar maupun yang belum mekar.
9. Diameter bunga terbesar cm, dengan cara mengukur diameter bunga pada
kuntum bunga yang terbesar dalam satu tangkai bunga, dengan menggunakan mistar.
Data di setiap variabel di analisis ragamnya uji F, dan jika terdapat perbedaan nyata antara perlakuan maka di lanjutkan dengan pemisahan nilai tengah, untuk
mengetahui perlakuan terbaik dengan uji BNT 0,05 .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil dan pembahasan dari percobaan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis pupuk lengkap Gandasil NPK 20-15-15 dan Hyponex NPK 10-
40-15, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembungan tanaman anggrek Dendrobium hibrida yang di tunjukkan oleh variabel
persentase tanaman bertunas, jumlah tunas baru, tinggi tunas baru, pertambahan jumlah daun diameter batang semu, dan persentase tanaman
berbunga. 2.
Aplikasi benziladenin BA dari konsentrasi 100 – 400 mgl, dapat merangsang pembungaan tanaman anggrek Dendrobium hibrida, yang di
tunjukkan oleh peningkatan persentase pembungaan dari 60,50 – 64,83 .
3. Aplikasi benziladenin BA 100 – 400 mgl tidak berpengaruh terhadap
persentase tanaman bertunas baru, jumlah tunas baru dan tinggi tunas baru. 4.
Tidak terdapat interaksi antara dua jenis pupuk NPK 20-15-15 dan 10-40-15, dengan konsentrasi benziladenin BA dalam mempengaruhi semua variabel yang
diamati.
63
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disarankan untuk melakukan penelitian yang sama pada tanaman anggrek dewasa yang siap untuk berbunga
dengan menggunakan dua jenis pupuk majemuk yang memiliki kandungan P dan K lebih tinggi, dan frekuensi pemberian benziladenin BA diturunkan, untuk
dapat merangsang pertumbuhan dan pembungaan tanaman anggrek Dendrobium hibrida.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, S. 2009. Pengaruh konsentrasi benziladenin BA pada pembentukan anakan Anthurium dan Aglaonema. Tesis ..
Pascasatjana Magister Agronomi Universitas Lampung. Bandar Lampung. 76 hlm.
Blanchard, M.G. E.S. Runkle. 2008. Benzyladenine promotes flowering in Doritaenopsis and Phalaenopsis Orchids. J Plant
Growth Regul. 27: 141-150. Batt, S.T. dan N.M. Chauhan. 2012. Effect ofGA3 and BA on growth and
flowering of Dendrobium cv. SONIA-17. The Asian Journal of Horticulture. 71: 197-199.
Bonhomme, F., Kurz, B., Melzer, S., Bernier, G., Jacqmard, A. 2000. Cytokinin and gibberellin activate SaMADS A, a gene apparently involved
in regulation of the floral transition in Sinapsi alba.
– Plant J. 24: 103-111. Campos, K.A., G. B. Kerbauy. 2004. Thermoperiodic effect on
flowering and endogenous hormonal status in Dendrobium Orchidaceae. J Plant Physiol161: 1385-1387.
Darmono, D.W. 2005. Budidaya Anggrek Vanda. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hlm.
Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2005. Road Map Pascapanen dan Pemasaran Anggrek 2005-2010.
http:agribisnis.deptan.go.id . Diakses pada tanggal 24 Oktober 2009.
Dressler R. dan C. Dodson. 2000. Classification and phylogeny in Orchidaceae. Annal of the Missouri Botanic Garden 47: 25-67.15
Duan, J.X. dan S. Yazawa. 1995. Induction precocious flowering and seed formation of Donella Tiny Doritis pucherrima x Kingiella
phflppinensis in vitro and in vivo. ActaHort 397: 103-110. Gardner, F.P., R.B. Pearce dan RL. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Penerbit Univeritas Indonesia Press, Jakarta. 428 hlm. Goh, C.J. 1979. Hormonal regulation of flowering in sympodial orchid
hybrid Dendrobium Louisae. New Phytol82: 375-380. Gunawan, L.W. 1994. BudidayaAnggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 86hlm.
Gunawan, LW. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 91 hlm.
65
Harjadi, S. S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm. Hee, K.H. C.S.,Loh., H.H.Yeoh. 2007. In Vitro flowering and rapid in vitro
embcyo production in Dendrobium Chao Praya Smile Orchidaceae. Plant Cell Report 26: 2055-2062.
Hew, C. S. and J. W. H. Yong. 2004. The Physiology ofTropical Orchids in Relation to The Industry, Second Edition. World Scientific.370 P.
Hidayani. F. 2007. Mengenal dan Bertanam Anggrek. Penerbit CV Armico. Bandung. 90 Wm.
Indradewa, D., S. Harsono dan U. Khoir. 200L Pengaruh waktu Aplikasi dan Konsentrasi Pupuk Daun terhadap Proses Fisiologis dan Pertumbuhan
Anggrek Dendrobium. llmu Pertapian Vol. 8 No. 2. 76-82. Iswanto H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Agromedia Pustaka. Jakarta.
65 hlm. Lingga, Pinus dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar
Swadaya. Jakarta. 150 hlm
Kamemoto H., T.D. Amore. dan Kuehnle AR. 1999. Breeding Dendrobium orchids in Hawaii. University of Hawaii Press, Honolulu.
Kataoka K. K. Sumitomo. dan K. Kawase. 2004. Change in sugar content of Phalaenopsis leaves before floral transition. Sci Hort 102: 121-
132. Kesuma, C. 2006. Induksi Protocorm-Like Bodies Plbs dari Eksplan Potongan
Daun dan Induksi Tunas dari Eksplan Mata Tunas Tangkai Bunga Anggrek Phalaenopsis sp. Pada Media Y2 MS Dengan Berbagai
Konsentrasi Benziladenin BA. Skripsi. Universitas Lampung. 60 hlm. Konstenyuk I, B.J. Oh dan F.S. So. 1999. Induction of Early flowering in
Cymbidium niveo-marginatum Mark in vitro. Plant Cell Rep 19:1-5 Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembcmgan Tanaman.
Penerbit PT Raja Grafindo persada, Jakarta. 218 hlm. Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta. 163 hlm. Martin, K.P. dan J. Madassery. 2006. Rapid in vitro propagation of
Dendrobium hybrids through direct shoot fonnation from foliar exp1ants, and protocorm like bodies. Sci Hort. 108: 95-99.
66
Nambiar,N., C.S. Tee dan M. Mahmood. 2012. Effect of6- Benzylaminopurine on flowering of a Dendrobium orchid. AJCS
62: 225-231. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
130 him. Parida, S. 2008.
http:ph.groups.yahoo.comgroupagromaniamessage19871 .
Diakses pada tanggal 17 November 2014 Parnata, A. S. 2005. Panduan Budidaya dan Perawatan Anggrek. AgroMedia
Pustaka. Jakarta. 194 hlm. PT Kalatham Distributor Pupuk Gandasil. Pupuk Daun yang Lengkap dan
Sempurna. Leaflet. Jakarta. 1hlm. PT Paramanira Distributor Pupuk Hyponex. Penunjang Sarana Pertamanan dan
Pertanian Yang Efektif Hyponex. Leaflet. Jakarta.1 hlm. Puchooa, D. 2004. Comparison Of different culture media for the invitro
culture of Dendrobium Orhidaceae. Int J Agric Bio16: 884-888. Purwanto, A. W. dan E. Semiarti. 2013. Pesona Kecantikan Anggrek Vanda.
Penerbit Kanisius. Y ogyajakarta.95 hlm. Pohan, Y. 2005. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun pada Produksi Dua
V arietas Anggrek Dendrobium Silangan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 69 hlm.
Ramadiana, S., Yusnita, D. Hapsoro dan A. Setiyani. 2009. Pengaruh Beberapa Macam Pupuk Daun pada Pembungaan Tujuh Kultivar Anggrek
Dendrobium. Penelitian Hibah 2 Kompetitif . Pertanian Universitas Lampung.
Rentoul, J.N. 2003. Growing Orchids, Complete and Unhibridged. Singapore. Publishing Solutions. 790 p.
Rukmana, R. 2000. Budidaya Anggrek Bulan. Kanisius. Yagyakarta. 76 hlm.
Rondonuwo, J. J. dan D. D. Pioh. 2009. Kebutuhan Hara Tanaman Hias. Anggrek. Jurnal Staf Pengajar Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Unsrat
Manado. 7 1: 73-79.