Analisis Masalah Kemiskinan Dan Ketimpangan Pendapatan Nelayan Di Kelurahan Bagan Deli

Analisis Masalah Kemiskinan Dan Ketimpangan Pendapatan Nelayan Di Kelurahan Bagan Deli Dan Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan
Medan Belawan
Saskia
Program Pasca Sarjana Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Pedesaan (PWD)
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Kelurahan Bagan Deli, Kelurahan Belawan Bahari merupakan kelurahan miskin
(desa tertinggal) di Kecamatan Medan Belawan dimana di Kecamatan tersebut terdapat 6 kelurahan. Luas wilayah kelurahan Bagan Deli 169 Ha dan 230 Ha untuk kelurahan Belawan Bahari dan jumlah penduduk di 2 kelurahan sebanyak 16.386 jiwa atau 3.289 KK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batas garis kemiskinan, jumlah nelayan miskin, ketimpangan pendapatan secara over-all sampling, ketimpangan pendapatan menurut kelurahan dan ketimpangan pendapatan menurut status nelayan, miskin atau tidak miskin.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 106 KK nelayan sampel terdiri dari 49 KK (46%) nelayan buruh, 14 KK (13%) nelayan perahu, 17 KK (16%) nelayan juragan dan 26 KK (25%) nelayan motor.
Jumlah orang atau penduduk dan 106 KK nelayan sampel adalah 634 jiwa dan jumlah penduduk 44 KK yang hidup dibawah garis kemiskinan adalah 309 jiwa. Dengan demikian jumlah penduduk miskin pada nelayan di daerah penelitian adalah (309/634 x 100% = 48,7% dan angka ini hampir mendekati angka hipotesis pertama.
Jika penduduk miskin ini dilihat dari status nelayan maka proporsi nelayan miskin sangat besar pada nelayan buruh. Dan hasil perhitungan diperoleh jumlah keluarga nelayan yang hidup dibawah garis kemiskinan di kelurahan Bagan Deli dan Belawan Bahari adalah 44 kepala keluarga (KK) atau sebesar 41,5% secara over-all sampling rnaka hipotesis pertarna dalam penelitian ini yang menyatakan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan > 50% tidak dapat diterima atau ditolak.
Proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan setiap status nelayan terdapat pada nelayan buruh sebanyak 34 KK (72,3%) atau 230 jiwa, nelayan perahu 3 KK (6,8%) atau 19 jiwa dan nelayan motor 7 KK (15,9%) atau 60 jiwa. Nelayan yang tergolong miskin 44 KK ini berasal dari kelurahan Bahari sebanyak 23 KK dan dan kelurahan Bagan Deli sebanyak 21 KK.
Beberapa karakteristik dari 44 KK nelayan yang tergolong miskin mempunyai umur rata-rata mereka 43 tahun dan secara over-all sampling 40 tahun.
Jumlah penduduk miskin berdasarkan pengeluaran konsumsi perkapita adalah lebih rendah daripada jumlah penduduk miskin berdasarkan pendapatan perkapita.
Ketimpangan pendapatan di dua kelurahan penelitian secara keseluruhan atau over-all sampling adalah tergolong sedang menurut ukuran Bank Dunia, dan tergolong agak tinggi menurut ukuran Gini Ratio (GR). Nilai GR adalah 0,4164 dan 40% kelompok

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

1


nelayan berpendapatan terendah menerima income sebesar 15,2% dari income keseluruhan nelayan.
Ketimpangan pendapatan nelayan miskin adalah jauh lebih rendah daripada ketimpangan pendapatan nelayan tidak miskin. Pada kelompok nelayan miskin nilai GR = 0,100 d0% nelayan terbawah menerima 19,1 % dari seluruh pendapatan di kelompoknya.
Berdasarkan status nelayan maka ketimpangan pendapatan yang paling tinggi terdapat pada nelayan motor dan paling rendah pada nelayan buruh.
Hubungan jumlah jam melaut dan jumlah modal masing-masing adalah positip dengan jumlah pendapatan nelayan, dan pengaruhnya sangat nyata terhadap jumlah pendapatan nelayan.
Hubungan jumlah tanggungan dengan jumlah pendapatan adalah positip, tetapi pengaruhnya tidak nyata terhadap jumlah pendapatan.
Hubungan pengalaman dan pendidikan masing-masing adalah negatip dengan jumlah pendapatan tetapi pengaruhnya tidak nyata terhadap pendapatan nelayan.
Terdapat hubungan dan pengaruh faktor modal dan jam kerja melaut yang positip dan sangat nyata terhadap ketimpangan pendapatan nelayan. Faktor pengalaman berhubungan negatif dengan tingkat ketimpangan pendapatan nelayan, dan hubungan serta pengaruh faktor tersebut adalah nyata terhadap ketimpangan pendapatan.
Hubungan dan pengaruh tingkat pendidikan dengan ketimpangan pendapatan adalah negatif tetapi tidak nyata. Hubungan dan pengaruh jumlah tanggungan dengan ketimpangan pendapatan adalah positip tetapi tidak nyata.

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

2