Seleksi dan Penempatan Pengukuran Kinerja

2.4.3 Seleksi dan Penempatan

Proses seleksi menyangkut pengambilan keputusan bersama, proses seleksi itu lebih bersifat berpihak. Beberapa calon akan melamar untuk setiap posisi dan organisasi berdasarkan serangkaian peralatan penyaringan untuk melakukan seleksi.Seleksi merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seseorang pelamar diterima atau ditolak, dalam suatu instansi tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang telah dilaksanakan. Sedangkan penempatan adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemimpin suatu instansi atau bagian personalia untuk menentukan seseorang pegawai masih tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu menurut pertimbangan keahlian atau keterampilan yang dimiliki Wendell L.French dalam Ambar Teguh Sulistiyani, 1977:191 . Definisi diatas dapat dijelaskan bahwa dalam seleksi pegawai terdapat langkah- langkah yang harus dilaksanakan sebelum melakukan seleksi kerja sesuai dengan posisi yang diinginkan. Seleksi langkah yang memutuskan untuk mengajukan atau tidak mengajukan suatu tawaran kerja dan seberapa menariknya tawaran kerja tersebut, sehingga seleksi adalah langkah penyaringan calon pegawai yang dirasa paling sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

2.4.4. Pengukuran Kinerja

Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan cara pengukuran konstribusi – kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi. Nilai penting dari penilaian kinerja adalah penentuan tingkat kontribusi individu atau kenerja yang diekspresikan dalam penyelesaian tugas-tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya. Menurut Bernadin dan Russell dalam Ambar Teguh Sulistiyani 1993:276, menjelaskan kinerja merupakan catatan out-come yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode tertentu. Sedangakan kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah rata- rata dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan definisi diatas, kinerja disini tidak bermaksudmesnilai karekteristik individu tetapimengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu. Penilaian kinerja padadasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien bagi penilaian prestasi kerja.

2.5 Sumber Daya Manusia dan Otonomi Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 6 1

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 4 1

TINJAUAN HUKUM PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN BANTUL

0 2 88

KEBIJAKAN PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN KLATEN BERKAITAN DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORE

0 5 126

PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 13

SKRIPSI PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 14

PENDAHULUAN PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 17

PENUTUP PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 4

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP KONDISI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI.

0 0 13

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 13