Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya Dengan Penerapan...
PENCEMARAN TRANSNASIONAL AKIBAT KEBAKARAN
HUTAN DI INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PENERAPAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB NEGARA
(Studi Pada Kebakaran Hutan Di Sumatera dan Kalimantan)
TESIS
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Magister
Hukum Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Hukum Bidang
Kajian Utama Hukum Internasional
Oleh :
ARIF
NPM : L2F 97050
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2000
Arif : Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya…, 2000
USU Repository © 2007
ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 telah
menimbulkan banyak kerugian, baik itu kerugian ekonomi maupun kerugian ekologi.
Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terjadi oleh karena dilakukannya
kegiatan pembersihan lahan untuk tujuan bukan hutan seperti penyiapan lahan perkebunan,
hutan tanaman industri, transmigrasi dan kegiatan-kegiatan lain yang menggunakan lahan di
kawasan hutan. Kebakaran hutan yang berdampak transnasional ini telah menyebabkan
masyarakat Negara-negara yang dirugikan meminta agar Pemerintah Indonesia
bertanggung jawab atas terjadinya kerugaian yang mereka alami dengan mendasarkan atas
prinsip tanggung jawab negara.
Negara-negara korban pencemaran kebakaran hutan adalah merupakan negara-negara
anggota ASEAN yang di dalam hubungan satu sama lain telah diatur dalam suatu “code of
conduct” yang terdapat di dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC).
Sepanjang sejarah berdirinya ASEAN ketentuan penyelesaian sengketa d alam
TAC in i belu m pernah dipergun ak an sebagai pedo man di dalam menyelesaikan
sengketa para anggotanya. Oleh karena itu disarankan agar berbagai masalah di antara
negara ASEAN yang mengarah kepada terciptanya sengketa hukum seperti dalam
kebakaran hutan ini untuk diselesaikan melalui pendekatan negosiasi dan diplomasi dalam
semanagat ASEAN.
Bagi Indonesia sendiri untuk mencegah terulangnya kebakaran hutan dalam skala
besar perlu secepatnya dibentuknya lembaga yang otonom dan permanen guna
menanggulangi bencana kebakaran hutan secara lebih profesional. Guna menghindarkan
kerugian negara yang lebih besar untuk tujuan ganti kerugian pencemaran Pemerintah
dapat menutup setiap perizinan pengusahaan hutan dengan sistem asuransi pencemaran.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif analitis dan juridis
normatif dari hasil penelitian diketahui bahwa secara resmi negera-negara seperti Malaysia,
Singapura dan Brunei Darussalam yang wilayah nasionalnya tercemar oleh kabut asap
belum pernah mempermasalahkan pencemaran transnasional ini secara hukum. Di
samping itu berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan diketahui bahwa Pemerintah
Indonesia belum menjadikan aspek tanggung jawab negara sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang diperkirakan akan
mempunyai dampak transnasional.
Arif : Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya…, 2000
USU Repository © 2007
ABSTRACT
Forest fire that occurred in Indonesia during 1997-1998 has brought ecological
and economic lose. Forest fire in Sumatera and Kalimantan are mainly caused by land clearing
for non- forest purposes such as: land plantation, industrial forest , transmigration
areas and other activities using forest area. Tran boundary forest fire, that cussed many
loses to neighboring countries are liable for responsibility on the part of Indonesian
government based on State responsibility principle.
The vi ct i m Sta te s ar e AS EA N me mbe r co untri es wh er e th ei r relationship is based
on code of conduct stipulated in the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia
(TAC). However, the ASEAN established rules of dispute settlement in TAC has not yet in
operation as guide to settle the dispute between their members. Therefore, diplomatic
approach could be the best way to settle transnational pollution among the countries in
ASEAN spirit.
In order to avoid economic lose due to transnational pollution compensation; the
government shall enclose licenses concerning forest utilization into insurance
coverage.
By using descriptive analytical and juridical normative approach the result of
this research shows that officially neighboring countries whose territories have been
polluted due to forest fire haze has never been disputed legally. This research has also
found that Indonesian government in last decades has less concern on law enforcement in
the field of forest activity. Besides, mitigation aspect of forest fire is not an available
institutionally, financially, technologically. If such condition takes place
continuously, it will lead the Indonesia to be responsible based on State responsibility
doctrine.
Arif : Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya…, 2000
USU Repository © 2007
HUTAN DI INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PENERAPAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB NEGARA
(Studi Pada Kebakaran Hutan Di Sumatera dan Kalimantan)
TESIS
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Magister
Hukum Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Hukum Bidang
Kajian Utama Hukum Internasional
Oleh :
ARIF
NPM : L2F 97050
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2000
Arif : Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya…, 2000
USU Repository © 2007
ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 telah
menimbulkan banyak kerugian, baik itu kerugian ekonomi maupun kerugian ekologi.
Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terjadi oleh karena dilakukannya
kegiatan pembersihan lahan untuk tujuan bukan hutan seperti penyiapan lahan perkebunan,
hutan tanaman industri, transmigrasi dan kegiatan-kegiatan lain yang menggunakan lahan di
kawasan hutan. Kebakaran hutan yang berdampak transnasional ini telah menyebabkan
masyarakat Negara-negara yang dirugikan meminta agar Pemerintah Indonesia
bertanggung jawab atas terjadinya kerugaian yang mereka alami dengan mendasarkan atas
prinsip tanggung jawab negara.
Negara-negara korban pencemaran kebakaran hutan adalah merupakan negara-negara
anggota ASEAN yang di dalam hubungan satu sama lain telah diatur dalam suatu “code of
conduct” yang terdapat di dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC).
Sepanjang sejarah berdirinya ASEAN ketentuan penyelesaian sengketa d alam
TAC in i belu m pernah dipergun ak an sebagai pedo man di dalam menyelesaikan
sengketa para anggotanya. Oleh karena itu disarankan agar berbagai masalah di antara
negara ASEAN yang mengarah kepada terciptanya sengketa hukum seperti dalam
kebakaran hutan ini untuk diselesaikan melalui pendekatan negosiasi dan diplomasi dalam
semanagat ASEAN.
Bagi Indonesia sendiri untuk mencegah terulangnya kebakaran hutan dalam skala
besar perlu secepatnya dibentuknya lembaga yang otonom dan permanen guna
menanggulangi bencana kebakaran hutan secara lebih profesional. Guna menghindarkan
kerugian negara yang lebih besar untuk tujuan ganti kerugian pencemaran Pemerintah
dapat menutup setiap perizinan pengusahaan hutan dengan sistem asuransi pencemaran.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif analitis dan juridis
normatif dari hasil penelitian diketahui bahwa secara resmi negera-negara seperti Malaysia,
Singapura dan Brunei Darussalam yang wilayah nasionalnya tercemar oleh kabut asap
belum pernah mempermasalahkan pencemaran transnasional ini secara hukum. Di
samping itu berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan diketahui bahwa Pemerintah
Indonesia belum menjadikan aspek tanggung jawab negara sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang diperkirakan akan
mempunyai dampak transnasional.
Arif : Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya…, 2000
USU Repository © 2007
ABSTRACT
Forest fire that occurred in Indonesia during 1997-1998 has brought ecological
and economic lose. Forest fire in Sumatera and Kalimantan are mainly caused by land clearing
for non- forest purposes such as: land plantation, industrial forest , transmigration
areas and other activities using forest area. Tran boundary forest fire, that cussed many
loses to neighboring countries are liable for responsibility on the part of Indonesian
government based on State responsibility principle.
The vi ct i m Sta te s ar e AS EA N me mbe r co untri es wh er e th ei r relationship is based
on code of conduct stipulated in the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia
(TAC). However, the ASEAN established rules of dispute settlement in TAC has not yet in
operation as guide to settle the dispute between their members. Therefore, diplomatic
approach could be the best way to settle transnational pollution among the countries in
ASEAN spirit.
In order to avoid economic lose due to transnational pollution compensation; the
government shall enclose licenses concerning forest utilization into insurance
coverage.
By using descriptive analytical and juridical normative approach the result of
this research shows that officially neighboring countries whose territories have been
polluted due to forest fire haze has never been disputed legally. This research has also
found that Indonesian government in last decades has less concern on law enforcement in
the field of forest activity. Besides, mitigation aspect of forest fire is not an available
institutionally, financially, technologically. If such condition takes place
continuously, it will lead the Indonesia to be responsible based on State responsibility
doctrine.
Arif : Pencemaran Transnasional Akibat Kebakaran Hutan Di Indonesia Dalam Hubungannya…, 2000
USU Repository © 2007