Berdasarkan penelitian Dowson dan kawan-kawan dengan menggunakan Hospital Anxiety dan Depression Scale, hasil penelitian dijumpai 50 ansietas
dan 28 depresi dari 72 sampel pasien PPOK yang rawat inap.
7
Mengingat prevalensi yang tinggi dari permasalahan ini, sangatlah penting bagi klinisi untuk mampu secara cepat mengidentifikasi pasien-pasien
yang membutuhkan perhatian lebih terhadap simtom ansietas maupun depresi pada pasien PPOK. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk
melihat gambaran simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK yang berobat ke Poliklinik di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan dan Balai Pengobatan Penyakit Paru- Paru BP4.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Berapa proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK berdasarkan karakteristik demografik usia, suku, tempat tinggal, jenis kelamin,
status perkawinan, pekerjaan dan tingkat pendidikan? 2. Berapa proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK
berdasarkan derajat keparahannya?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Universitas Sumatera Utara
Mengetahui proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK dengan menggunakan kuesioner Hospital Anxiety
and Depression Scale HADS.
1.3.2. TUJUAN KHUSUS 1
Mengetahui proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK berdasarkan karakteristik demografik usia,
suku, jenis kelamin, tempat tinggal, status perkawinan, pekerjaan dan tingkat pendidikan
2 Mengetahui proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronik PPOK berdasarkan tingkat keparahannya
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK sehingga dengan
diketahuinya informasi mengenai proporsi simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK ini dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk
mendeteksi dini dan mengantisipasi apabila diperlukan penanganan lebih lanjut pada pasien ini. Hasil penelitian ini juga dapat dilanjutkan untuk bahan
penelitian lanjutan yang sejenis ataupun penelitian lainnya yang memakai penelitian ini sebagai bahan acuannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversibel, bersifat progresif atau gas yang beracunberbahaya, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap derajat berat
penyakitnya. Karakteristik hambatan aliran udara pada PPOK disebabkan oleh
gabungan antara obstruksi saluran napas kecil obstruksi bronkiolitis dan kerusakan parenkim emfisema yang bervariasi pada setiap induvidu. PPOK
seringkali timbul pada usia pertengahan akibat merokok dalam waktu yang lama. PPOK sendiri juga mempunyai efek sistemik bermakna sebagai petanda
sudah terdapat kondisi komorbid lainnya. Dampak PPOK pada setiap induvidu tergantung derajat keluhannya, efek sistemik dan gejala komorbid lainnya.
Identifikasi faktor risiko merupakan langkah penting dalam pencegahan dan penatalaksanaan PPOK. Beberapa hal yang berkaitan dengan risiko timbulnya
PPOK sampai saat ini dapat dilihat pada tabel 1.
3
Tabel 2.1 Risiko PPOK
3
1. Asap rokok
2. Polusi udara
Dalam ruangan Diluar ruangan
3.
Stres oksidatif 4.
Gen
Universitas Sumatera Utara
5. Tumbuh kembang paru
6. Sosial ekonomi
Sumber: PDPI. Faktor Risiko. Dalam : PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik Diagnosis dan Penatalaksanaan. Edisi Juli 2011; h. 5
Tabel 2.2 Klasifikasi PPOK GOLD 2010
DERAJAT KLINIS
FAAL PARU
Gejala klinis batuk, produksi, sputum
Normal
Derajat I : PPOK Ringan
Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini
pasien sering tidak menyadari bahwa faal paru mulai menurun
VEP
1
VEP KVP 70
1
Derajat II : ≥80 prediksi
PPOK Sedang Gejala sesak mulai dirasakan saat
aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada
derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya
VEP
1
50 VEP KVP 70
1
80 prediksi
Derajat III : PPOK Berat
Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan serangan
eksasernasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien
VEP
1
30 VEP KVP 70
1
Derajat IV : 50
prediksi
PPOK Sangat Berat
Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan
dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini kualitas hidup pasien
memburuk dan jika eksaserbasi dapat VEP
1
VEP KVP 70
1
30 prediksi atau VEP
1
50 prediksi disertai gagal
Universitas Sumatera Utara
mengancam jiwa napas kronik
Sumber: PDPI. Klasifikasi. Dalam : PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik Diagnosis dan Penatalaksanaan. Edisi Juli 2011; h.30
2.2 Simtom ansietas dan depresi pada pasien PPOK