Mencari Identitas Ilmu Dakwah

A. Mencari Identitas Ilmu Dakwah

Ilmu merupakan sebuah kumpulan pengetahuan. Sedangkan pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau hasil usaha manusia untuk memahami obyek tertentu. 1 Ilmu, di samping merupakan kumpulan pengetahuan, juga mempunyai obyek dan metode tertentu yang sifatnya umum. Paul Freedman memberikan batasan tentang ilmu yaitu suatu bentuk aktivitas -yang dengan melakukannya- manusia untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman utuh dan cermat tentang alam semesta. 2 Sehingga pengkajian-pengkajian manusia atas kehidupan masa lampau, masa sekarang, hingga masa mendatang akan menambah pengetahuan. Hal ini juga berdampak pada penyesuaian

1 Miska Muhammad Amien, Epistemologi Islam Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam, (Jakarta: UI Press, 1983), hlm. 3. 2 Ibid., hal. 5.

Pengantar Ilmu Dakwah: Sejarah, Perspektif dan Ruang Lingkup Pengantar Ilmu Dakwah: Sejarah, Perspektif dan Ruang Lingkup

Dalam menelaah ilmu, setidaknya terdapat tiga asumsi yang harus dipahami, yakni: 1) ilmu menganggap bahwa obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan antara satu dengan lainnya; 2) suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu; dan 3) setiap gejala bukan merupakan suatu kejadian

yang bersifat kebetulan. 3 Dengan demikian, terdapat perbedaan makna ilmu dengan pengetahuan, dimana ilmu memiliki keluasan ruang dibandingkan dengan pengetahuan. Ketika penjelasan ini dipertimbangkan, maka prevalensi yang muncul kemudian adalah juga terdapat perbedaan makna antara ilsafat pengetahuan (epistimologi ) dengan ilsafat ilmu karena cakupan ilsafat ilmu diantaranya membahas epistimologi.

Epistimologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan. 4 Artinya epistimologi mempelajari tentang sumber atau asal mula, struktur, metode, hingga validitas pengetahuan manusia. Sedangkan ilsafat ilmu, disamping melihat aspek epistimologi, juga mencari teori tentang “yang ada” (ontologi) dan teori tentang “nilai” (aksiologi). 5 Dengan

demikian, hakikat ilsafat ilmu adalah mempelajari masalah ontologi, epistimologi dan aksiologi ilmu yang merupakan dasar bagai eksisitensi ilmu itu sendiri.

Penjelasan di atas menjadi pintu masuk untuk menemukan identitas ilmu dakwah. Perlu terlebih dahulu

3 Jujun Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1992), hlm. 7-9. 4 Ibid., hlm. 9. 5 Ibid., hlm. 5.

50 M. Rosyid Ridla - Aif Rifa’i - Suisyanto 50 M. Rosyid Ridla - Aif Rifa’i - Suisyanto

Kedua pandangan di atas berlandaskan pada argumen yang kuat. Pandangan pertama, apabila dakwah ingin bertransformasi ke arah ilmu, maka harus memiliki -paling tidak- lima persyaratan, yaitu: 6

1) Mempunyai obyek dan kajian yang jelas;

2) Ada prosedur dan metode ilmiah yang digunakan;

3) Ada struk tur konsep atau sistematika konsep;

4) Ada kecenderungan untuk berkembang; dan

5) Ada nilai manfaatnya bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Walau kelima syarat tersebut tidak berlaku mutlak, tetapi

memenuhi keseluruhan unsur dapat mempertegas fokus dan lokus ilmu. Memandang dakwah dari syarat-syarat di atas maka

6 Muh. Haiun, Obyek Formal Ilmu Dakwah, Makalah, (Yogyakarta: Fak. Dakwah, 2000), hlm. 2.

Pengantar Ilmu Dakwah: Sejarah, Perspektif dan Ruang Lingkup Pengantar Ilmu Dakwah: Sejarah, Perspektif dan Ruang Lingkup

Sementara pandangan kedua menyatakan bahwa meskipun bangunan ilmu dakwah menuntut persyaratan, bukan menjadi penghalang untuk membangun rumusan. Melihat ilmu dakwah dari kacamata tersebut hanya akan menambah ketidakjelasan fokus dan lokus ilmu dakwah. Sementara itu, disiplin keilmuan lainnya terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Perlu sintesa diantar kedua pandangan ini, yakni dengan memandang syarat sebuah ilmu, sementara terus berupaya menggali subjek dan objek keilmuan dakwah.

Bentuk sintesa yang telah dilakukan oleh ahli terdahulu adalah Amrullah Achmad. Karena itu, sebagai langkah awal perlu melihat pengertian ilmu dakwah yang telah dirumuskan. Menurut beliau ilmu dakwah adalah:

“Suatu kumpulan pengetahuan sebagai hasil belajar pada ayat-ayat Allah SWT (Kitabullah, Sejarah dan alam) yang membahas upaya mukmin dalam mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan individual dan sosial dari segi status, proses, sistem dan struktur yang tersusun secara sistematis untuk mewujudkan kehidupan masyarakat adil yang diridhoi Allah SWT dan memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat”. 7

7 Amrullah Ahmad, Sketsa Pemikiran Dakwah Sebagai Ilmu (Masalah dan Pendekatan), dalam Diskusi Panel “Dakwah Sebagai Ilmu”, hlm. 5-6.

52 M. Rosyid Ridla - Aif Rifa’i - Suisyanto

Deinisi istilah ini telah memberikan gambaran bahwa dalam ilmu dakwah terkandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari usaha memahami kitab suci al-Quran, Hadits, sejarah, dan lingkungan kehidupan; 2) sisi yang dibahas adalah upaya dalam mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan individual dan sosial; 3) upaya mewujudkan ajaran Islam tersebut ditelaah dari sisi status, proses, system, dan struktur; 4) setiap komponen tersusun secara sistematis, yaitu saling keterkaitan satu sama lain; dan 5) manfaat dan tujuannya untuk mewujudkan kehidupan yang diridhoi Allah SWT.