Penjelasan tentang Hak atas Air Bersih dan Aman sebagai Hak Asasi Manusia.

1. Penjelasan tentang Hak atas Air Bersih dan Aman sebagai Hak Asasi Manusia.

  Dalam hal ini, penulis akan menjelaskan berdasarkan 2 (dua) aspek penjelasan yaitu penjelasan faktual dan penjelasan yuridis.

a. Penjelasan Faktual.

  Yang dimaksudkan oleh penulis dengan penjelasan faktual ialah usaha untuk menerangkan fakta-fakta tentang air dan hubungan antara manusia dengan air yang kemudian memunculkan kesadaran dan pengertian bahwa hak atas air bersih dan aman adalah hak asasi manusia. Bila membaca Hasil Penelitian Skripsi ini pada bagian Gambaran Umum tentang Air Bersih dan Aman, maka terlihat bahwa ada beberapa fakta yang perlu dijelaskan. Pada kenyataannya keberadaan air bersih dan aman tidaklah merata pada seluruh bagian dari bumi tempat tinggal umat manusia. Bahkan masih lebih banyak manusia yang tidak dapat menikmati keberadaan air bersih dan aman, ketimbang jumlah manusia yang dapat menikmatinya. Kondisi ini bisa disebut sebagai masalah keberadaan air bersih dan aman yang tidak merata atau faktor kelangkaan dan masalah kekurangan air bersih dan aman untuk kebutuhan manusia. Sebagai contoh, sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab III tentang Hasil Penelitian, Ercin dan Hoekstra (2014) mengemukakan bahwa faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi masa depan sumber daya air global adalah: (1) pertumbuhan penduduk, (2) pertumbuhan ekonomi, (3) perubahan pola

  produksi dan perdagangan, (4) meningkatnya persaingan atas air karena meningkatnya permintaan untuk keperluan rumah tangga, industri dan pertanian, dan (5) cara di mana berbagai sektor masyarakat akan merespon meningkatnya kelangkaan air dan polusi. Faktor-faktor ini juga disebutkan dalam Global Water Futures 2050, sebuah studi persiapan tentang bagaimana membangun generasi yang akan datang atas skenario air oleh UNESCO dan United Nations World Water Assessment Program (Cosgrove dan Cosgrove, 2012; Gallopin, 2012 dalam Ercin dan Hoekstra, 2014). Menurut penulis, kelima faktor tersebut harus ditata secara hukum. Dalam hal inilah penting untuk disadari bahwa hak atas air bersih dan aman adalah hak asasi manusia. Hanya hukumlah yang mampu menyediakan kerangka hubungan yang berkeadilan dan manusiawi antara manusia dan kebutuhan akan air, sekaligus menjamin hak hidup seluruh umat manusia, yang secara faktual sangat bergantung pada ketersediaan air bersih dan aman. Karena itu, fakta tentang keberadaan air yang terbatas dan fakta tentang kebutuhan manusia atas air bersih dan aman yang semakin meningkat, haruslah menjadi alasan kuat yang mendorong berbagai pihak, baik sektor pemerintahan negara, sektor swasta dan seluruh elemen masyarakat untuk semakin serius menata keberadaan air, khususnya dalam hubungan dengan ketersediaan air bersih dan aman bagi umat manusia di seluruh dunia. Khusus mengenai masalah air bersih dan aman di Indonesia, juga diperlukan kesadaran hukum dan penataan yang lebih baik mengingat masih banyak fakta tentang belum dipenuhinya hak atas air bersih dan aman.

  Sebagaimana telah digambarkan dalam Hasil Penelitian tentang 15 (lima belas) contoh kasus di berbagai wilayah Indonesia maka dapat dibaca bahwa wilayah Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan tingkat persebaran yang tidak merata, ditambah manajemen pengadaan air bersih dan aman yang belum optimal, telah menyebabkan pemenuhan hak atas ir bersih dan aman juga belum optimal. Contoh-contoh kasus tersebut, katakanlah masalah terkait kepadatan jumlah penduduk dan soal keterpenuhan kebutuhan air bersih dan aman (beberapa kasus di Jakarta), alih fungsi lahan (kasus di Jepara) masalah kelangkaan (kasus di NTT), masalah kesehatan (kasus di Gorontalo), masalah masyarakat di daerah bencana (kasus di Ponorogo), masalah di perbatasan daerah atau negara (kasus beberapa sungai); semuanya menggambarkan bahwa masih diperlukan kajian-kajian lanjutan dan kerja keras dari sektor pemerintahan negara, sektor swasta dan seluruh lapisan masyarakat, berbasis kesadaran tentang hak atas air bersih dan aman sebagai hak asasi manusia. Padahal, data yang ada tersebut barulah sebagian kecil untuk menjelaskan masalah air bersih dan aman di Indonesia. Walau demikian beberapa contoh kasus tersebut telah memberi gambaran betapa perlunya kesadaran hukum dan perilaku berhukum dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan yang harus dilandaskan pada pengakuan atas adanya air bersih dan aman seebagai hak asasi manusia. Hal ini penting mengingat hak asasi manusia memiliki ciri bahwa hak itu juga baru akan dipenuhi bila ada kewajiban asasi yang juga harus dipenuhi. Fakta tentang kelangkaaan air bersih dan aman di berbagai belahan bumi kita, belum semua umat manusa memiliki jaminan dan akses yang maksimal pada

  air bersih dan aman, bahkan di Indonesia juga masih banyak masalah tentang air bersih dan aman bagi masyarakat, dengan sendirinya menjadi alasan pentingnya pengakuan terhadap hak atas air bersih dan aman sebagai hak asasi manusia. Pada prinsipnya, air memang merupakan barang publik, namun kenyataannya, berangsur-angsur air menjadi barang yang langka dan terbatas sehingga tidak semua orang bias mendapatkan akses yang mudah atas air dan penggunaan air yang tidak mempertimbangkan keberlangsungan dapat membuat air menjadi sulit dikonsumsi semua orang. Fakta inilah yang menjadi perhatian yang membuat banyak pihak tersadar bahwa menetapkan hak atas air akan mendorong negara-negara untuk bekerjasama agar air tetap menjadi barang publik di tengah-tengah tantangan pembangunan dunia. Dalam rangka penjelasan faktual ini, adalah sangat penting untuk dikemukakan bahwa umat manusia di belahan bumi manapun membutuhkan air betsih dan aman. Artinya, tidak ada satu pun manusia yang tidak membutuhkan air bersih dan aman. Dengan demikian maka kebutuhan umat manusia atas air bersih dan aman adalah kebutuhan yang umum atau universal. Dengan demikian air adalah barang publik barang yang dibutuhkan semua manusia, publik dimana pun. Hal ini sesungguhnya sejalan dengan hak asasi manusia yang bersifat universal. Artinya, tidak ada pembedaan berdasarkan ras, etnis, jenis kelamin, agama, haluan politik dan aspek-aspek lain dari pluralitas umat manusia. Pengakuan dan kehidupan hak asasi manusia yang universal sebagaimana dimaksud, juga akan ditentukan oleh kesadaran hukum tentang hak atas air bersih sebagai ahak asasi manusia.

b. Penjelasan Yuridis

  Yang dimaksudkan oleh penulis dengan penjelasan yuridis ialah usaha untuk menerangkan pandangan, pendekatan dan cara-cara hukum bekerja melalui berbagai pengaturan, baik di tingkat internasional maupun di tingkat nasional, tentang air dan hubungan antara manusia dengan air yang kemudian memunculkan keasadaran dan pengertian bahwa hak atas air bersih dan aman adalah hak asasi manusia. Secara teknik analisis, penulis akan mengutip ketentuan hukum tertentu, yang berbentuk pasal dan ayat, dan selanjutnya penulis akan memberi tanggapan atas kata-kata kunci, yang berdasarkan penafsirann hukum yang meluas (interpretasi ekstensif), dapat dimaknai sebagai ada hubungannya atau menerangkan tentang hak atas air bersih dan aman sebagai hak asasi manusia.

  1) Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) 10 Desember 1948 Gambaran umum tentang Hak Asasi Manusia sengaja diambilkan dari Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM – Universal Declaration of Human Rights) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, 10 Desember 1948. Pencantuman ini dilakukan untuk mengingatkan tentang betapa buruknya situasi konfliktual, bahkan dalam bentuk peperangan yaitu adanya Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua yang dilatarbelakangi ambisi kekuasaan, termasuk ambisi untuk menguasai berbagai sumber daya alam, yang merusak lingkungan dan kehidupan bersama sebagai umat manusia. Dalam hal ini air dipahami sebagai unsur utama dalam sumber daya alam. Pencantuman beberapa bagian Pertimbangan dari DUHAM ini menggambarkan pentingnya kesadaran umum umat manusia tentang hak- 1) Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) 10 Desember 1948 Gambaran umum tentang Hak Asasi Manusia sengaja diambilkan dari Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM – Universal Declaration of Human Rights) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, 10 Desember 1948. Pencantuman ini dilakukan untuk mengingatkan tentang betapa buruknya situasi konfliktual, bahkan dalam bentuk peperangan yaitu adanya Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua yang dilatarbelakangi ambisi kekuasaan, termasuk ambisi untuk menguasai berbagai sumber daya alam, yang merusak lingkungan dan kehidupan bersama sebagai umat manusia. Dalam hal ini air dipahami sebagai unsur utama dalam sumber daya alam. Pencantuman beberapa bagian Pertimbangan dari DUHAM ini menggambarkan pentingnya kesadaran umum umat manusia tentang hak-

  Menimbang, bahwa mengabaikan dan memandang rendah hak-hak manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia tempat manusia akan mengecap nikmat kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari rasa takut dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cita-cita yang tertinggi dari rakyat biasa; Anak kalimat “kebebasan dari rasa takut dan kekurangan”, dapat ditafsirkan sebagai kebebasan dari rasa takut dan kekurangan akan air bersih dan aman.

  b). Bagian Pertimbangan yang kelima dari DUHAM:

  Menimbang, bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan kembali kepercayaan mereka pada hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan nilai seseorang manusia dan akan hak-hak yang sama dari laki-laki maupun perempuan, dan telah memutuskan akan mendorong kemajuan sosial dan tingkat hidup yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas. Anak kalimat “hak-hak dasar manusia” menunjuk pada salah satu hak fundamental yang umum dikenal yaitu hak hidup. Dalam hal ini adalah logis bahwa tanpa air yang bersih dan aman, maka kualitas kehidupan manusia juga akan menjadi buruk. Sebaliknya dengan adanya hak dan Menimbang, bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan kembali kepercayaan mereka pada hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan nilai seseorang manusia dan akan hak-hak yang sama dari laki-laki maupun perempuan, dan telah memutuskan akan mendorong kemajuan sosial dan tingkat hidup yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas. Anak kalimat “hak-hak dasar manusia” menunjuk pada salah satu hak fundamental yang umum dikenal yaitu hak hidup. Dalam hal ini adalah logis bahwa tanpa air yang bersih dan aman, maka kualitas kehidupan manusia juga akan menjadi buruk. Sebaliknya dengan adanya hak dan

  c). Bagian Pertimbangan yang keenam:

  Menimbang, bahwa Negara-negara Anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan penghormatan umum terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebesan yang asasi, dalam kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Anak kalimat “kerjasama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa”, dapat ditafsirkan sebagai kerjasama yang membawa manfaat bersama atas berbagai sumber daya, termasuk sumber daya alam yang berupa air bersih dan aman.

  d). Prokalamasi yang menegaskan bahwa:

  Memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan di dalam masyarakat, dengan senantiasa mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan dan memberikan pendidikan guna menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan- kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan yang progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannnya yang universal dan efektif, baik oleh bangsa-bangsa dari Negara-negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari wilayah-wilayah yang ada di bawah kekuasaan hukum mereka.

  Anak kalimat “standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara”, dapat ditafsirkan sbagai pentingnya perhatian bersama oleh seluruh bangsa, negara dan masyarakat internasional untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia, tak terkecuali hak hidup dan ahak atas bersih dan aman sebagai hak asasi manusia.

  e). Pasal 1 DUHAM:

  Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak- hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan. Kata kata “merdeka”, “sama”, dan “persaudaraan”, menegaskan keseluruhan generasi HAM, sebagaimana pandangan Karel Vasak. Anak kalimat “bergaul satu sama lain dalam persaudaraan”, memberi gambaran tentang betapa pentingnya hak-hak solidaritas, termasuk sebagaimana ditegaskan Vasak, termasuk solidaritas dalam hak atas air bersih dan aman.

  f). Pasal 2 DUHAM:

  Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang

  bersama-sama, tentu

  saja termasuk mengadakan,

  mendayagunakan dan memanfaatkan air bersih dan aman. g). Pasal 25 DUHAM:

  Setiap orang berhak atas standar kehidupan yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, usia lanjut, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi di luar kekuasaannya. Pasal 25 DUHAM ini, menurut penulis, merupakan pasal yang paling tegas menjadi dasar dan mengandung hubungan dengan perlunya pengakuan atas air bersih dan aman sebagai hak asasi manusia. Walaupun sama sekali tidak ada kata “air” di dalam pasal ini, tetapi dengan anak kalimat “setiap orang berhak atas standar kehidupan yang Setiap orang berhak atas standar kehidupan yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, usia lanjut, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi di luar kekuasaannya. Pasal 25 DUHAM ini, menurut penulis, merupakan pasal yang paling tegas menjadi dasar dan mengandung hubungan dengan perlunya pengakuan atas air bersih dan aman sebagai hak asasi manusia. Walaupun sama sekali tidak ada kata “air” di dalam pasal ini, tetapi dengan anak kalimat “setiap orang berhak atas standar kehidupan yang

  2). Kovenan Internasional tentang Hak-hak EKOSOB (Ekonomi, Sosial

  dan Budaya)

  Kovenan ini sudah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang No. 11 Tahun 2005. a). Pasal 11 ayat (1) Kovenan Hak EKOSOB memberi penjabaran

  mengenai hak atas standar kehidupan yang layak (sebagaimana dimaksud Pasal 25 DUHAM) sebagai berikut: Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. Negara Pihak akan mengambil langkahlangkah yang memadai untuk menjamin perwujudan hak ini dengan mengakui arti penting kerjasama internasional yang berdasarkan kesepakatan sukarela.

  b). Kemudian, Pasal 12 ayat (1) Kovenan Hak EKOSOB menjabarkan hak

  atas standar kehidupan yang layak dan hak atas kesehatan (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 DUHAM) sebagai berikut: Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental.

  3). Undang Undang Dasar 1945

  a). Pasal 28A: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak

  mempertahankan hidup dan kehidupannya. Untuk hidup dan mempertahankan hidup manusia membutuhkan jaminan secara hukum atas air bersih dan aman.

  b). Pasal 28B ayat (2):

  Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Hubungan antara kualitas hidup anak-anak dengan kualitas masa depan kehidupan mereka, akan sangat ditentukan oleh kualitas air bersih dan aman yang anak-anak knsumsi.

  c). Pasal 28C ayat (1): Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

  pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Salah satu kebutuhan dasar adalah kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan mengandung makna bahwa air bersih dan aman adalah kebutuhan yang melekat di dalam masalah pangan ini.

  d). Pasal 28C ayat (2):

  Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

  Perjuangan atas hak kolektif ini, termasuk di dalamnya adalah perjuangan kelompok-kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga dan mempertahankan lingkungan hidup mereka, termasuk sumber air, misalnya dari kemungkinan intervensi pihak lain yang mempunyai kepentingan komersial semata. Hak kolektif ini juga mengaskan sifat dan keberadaan air sebagai barang bersama atau barang publik.

  e). Pasal 28H ayat (1):

  Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam hal ini lingkungan hidup yang baik dan sehat, sangat tergantung kepada pemenuhan hak atas air bersih dan aman.

  f). Pasal 28I ayat (2):

  Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Pasal ini dapat dipahami dalam konteks keadaan bencana alam atau perang maka umat manusia harus tetap dapat menjangkau air bersih dan aman. Dalam keadaan perang atau bencana alaam, pemerintah negara-negara mempunyai tanggungjawab untuk menyediakan air bersih dan aman bagi manusia yang terkena dampaknya.

  g). Pasal 28I ayat (3):

  Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

  Dalam kenyataan hidup bermasayarakat, kelompok-kelompok masyarakat tradisional pada umumnya memiliki hukum adat dan tata hubungan sosial yang khas. Dalam hal ini termasuk keadaan-keadaan dan cara-cara dimana mereka membangun kehidupannya dalam hubungan dengan penjagaan dan pemeliharaan atas sumber daya alam seperti sumber-sumber air serta kualitas air bersih dan aman.

  h). Pasal 28I ayat (5):

  Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang- undangan. Dalam hal ini dapat ditafsir secara hukum bahwa agar hak atas air bersih dan aman lebih memiliki kemanfaatan dan kepastian dalam urusan tatanegara, tata pemerintahan dan tata kemasyarakatan, maka hak atas air bersih dan aman perlu dimasukkan dalam ketentuan perundang-undangan tertentu, misalnya undang-undang hak asasi manusia.

  i). Pasal 28J ayat (2): Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap

  orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

  Dalam rangka ketertiban umum misalnya, diperlukan kesadaran hukum kepatuhan hukum dan penegakan hukum berbasis pengetahuan atas air sebagai barang publik. Dengan sikap yang demikian maka pendayagunaan air, terutama air bersih dan aman, akan dilakukan atas dasar keseimbangan antara hak dan kewajiban. Misalnya hak badan- badan usaha atas komersialisasi air, harus diikuti kewajiban pemenuhan kualitas prima mengenai air bersih dan aman. Contohnya pada perusahaan air minum kemasan.

  j). Pasal 33 ayat (3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

  dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal ini akan diuraikan pada analisa tentang tanggungjawab negara.

  4). Undang Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

  a). Bagian Pertimbangan huruf a menegaskan:

  Bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya. Pasal di atas jelas mengatur tentang tugas manusia mengelola dan memelihara alam semesta. Dalam hal ini tugas dan tanggunggjawab untuk menyediakan pemenuhan hak atas air bersih dan aman adalah bagian hakiki dari tugas manusia untuk mengelola dan memelihara alam semesta. Dapat juga diartikan bahwa secara yuridis, hak atas air bersih dan aman, akan sangat ditentukan oleh kewajiban manusia mengelola alam semesta secara sungguh-sungguh.

  b). Pasal 5 ayat (3):

  Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dapat dikatakan bahwa pasal ini memberi arahan dan penegasan tentang pentingnya hak atas air bersih dan aman, terutama kepada setiap pribadi dan kelompok manusia yang rentan atau potensial dan bahkan senyatanya bermasalah. Misalnya anak-anak, ibu hamil, manusia lanjut usia, manusia korban bencana alam, manusia korban perang, manusia yang menderita kemiskinan, manusia yang menderita Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dapat dikatakan bahwa pasal ini memberi arahan dan penegasan tentang pentingnya hak atas air bersih dan aman, terutama kepada setiap pribadi dan kelompok manusia yang rentan atau potensial dan bahkan senyatanya bermasalah. Misalnya anak-anak, ibu hamil, manusia lanjut usia, manusia korban bencana alam, manusia korban perang, manusia yang menderita kemiskinan, manusia yang menderita

  c). Pasal 6 ayat (1):

  Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan Pemerintah. Dapat ditafsirkan bahwa pihak berwenang seperti pemerintah negara- negara perlu memberi perhatian kepada masyarakat adat dan kebutuhan hidup mereka, termasuk kebutuhan hidup atas air bersih dan aman.

  d). Pasal 6 ayat (2):

  Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat dilindungi, selaras dengan perkembangan zaman. Melekat dengan hak ulayat adalah hak dan kewajiban masyarakat adat dalam menjaga dan memlihara sumber air yang bersih dan aman dalam wilayah yang menjadi hak ulayat mereka.

  f). Pasal 9 ayat (1):

  Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya. Dalam hal ini hak atas air bersih dan aman, akan sangat menentukan tegaknya hak hidup dan perkembangan serta kualitas hidup manusia.

  g). Pasal 9 ayat (2):

  Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin. Kehidupan seperti diatur dalam pasal ini sangat tergantung pada kualitas air yang bersih dan aman.

  h). Pasal 9 ayat (3):

  Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Lingkungan hidup yang bersih dan sehat, tentu saja termasauk di dalamnya adalah kondisi dan keberadaan air yang juga sehat dalam arti bersih dan aman untuk dikonsumsi.

  i). Pasal 11:

  Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara layak. Umum diketahui bahwa kebutuhan dasar dimaksud adalah menyangkut juga ketersediaan air bersih dan aman serta fakta tentang pemenuhannya untuk kepentingan publik.

  j). Pasal 13:

  Setiap orang berhak untuk mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya sesuai dengan martabat manusia demi kesejahteraan pribadinya, bangsa, dan umat manusia. Dalam hal ini ilmu pengetahuan dan teknologi, berkaitan erat bahkan menentukan kualitas pengolahan dan pengadaan air bersih dan aman. Secara khusus, terutama di wilayah-wilayah yang langka air atau yang Setiap orang berhak untuk mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya sesuai dengan martabat manusia demi kesejahteraan pribadinya, bangsa, dan umat manusia. Dalam hal ini ilmu pengetahuan dan teknologi, berkaitan erat bahkan menentukan kualitas pengolahan dan pengadaan air bersih dan aman. Secara khusus, terutama di wilayah-wilayah yang langka air atau yang

  k). Pasal 30:

  Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Dalam situasi bencana alam yang merusak kualitas lingkungan atau situasi perang dimana lingkungan hidup dicemari berbagai zat beracun, maka harus ada jaminan konsumsi atas air yang bersih dan aman, dalam artian bahwa manusia di wilayah-wilayah tersebut tidak ditekan oleh rasa takut.

  l). Pasal 36 ayat (1):

  Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama- sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa, dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai hak dan kewajiban kelompok masyarakat atas kepemilikan bersama yang menyangkut sumber- sumber air.

  m). Pasal 40:

  Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Tempat tinggal dan kehidupan yang layak akan sangat ditentukan oleh ketersediaan dan keterpenuhan air bersih dan aman.

  n). Pasal 41 ayat (2):

  Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.

  Dalam hal ini maka manusia perseorangan maupun kelompok- kelompok rentan berhak atas jaminan ketersediaan dan keterpenuhan air yang bersih dan aman.

  o). Pasal 42:

  Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sama dengan uraian sebelumnya, dalam hal ini maka manusia perseorangan maupun kelompok-kelompok rentan berhak atas jaminan ketersediaan dan keterpenuhan air yang bersih dan aman.