T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hak Atas Air Bersih dan Aman sebagai Hak Asasi Manusia T1 BAB III
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum tentang Masalah Air Bersih dan Aman
Pada saat ini 76 dari penduduk dunia memiliki ketersediaan air kurang dari 5.000 m3 per kapita per tahun, dengan 35 penduduk mendapatkan pasokan air yang sangat rendah. Situasi ini akan semakin memburuk di awal abad berikutnya: pada tahun 2025 sebagian besar penduduk bumi akan hidup di dalam kondisi
kekurangan air. 1 Total volume air di bumi berjumlah 1.400 juta km3dimana hanya 2,5, atau
sekitar 35 juta km3, adalah air. Sebagian air dalam bentuk permanen seperti es dan salju, terperangkap di Antartika dan Greenland, atau dalam air bawah tanah. Sumber air yang dimanfaatkan manusia adalah sungai, danau, embun yang berada di tanah, dan air bawah tanah yang membentuk kolam. Porsi pemanfaatan sumber ini hanya sekitar 200.000 km3dari jumlah air yang tersedia – kurang dari 1 dari
jumlah air dan hanya 0,01 dari jumlah air yang berada di bumi. 2
1 Igor A Shiklomanov; World Water Resources: A New Appraisal and Assessment for The 21st Century. Paris, France: UNESCO; 1998; dalam Hary Jocom, Danial D Kameo, Intiyas Utami, A. Ign.
Kristijanto; Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP; Air dan Konflik: Studi Kasus Kabupaten Timor Tengah Selatan; JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 14 Issue 1: 51-61 (2016), h. 52; Lihat uraiannya dalam: http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=476405val=1315title=Air20dan20Konfli k:20Studi20Kasus20Kabupaten20Timor20Tengah20Selatan Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.21 WIB.
2 Igor A Shiklomanov; “World Fresh Water Resources.” In Water in Crisis a Guide to the World’s Fresh Water Resources, edited by Peter H. Gleick, 13–24. New York: Oxford University Press.; dalam Hary Jocom, Danial D
Kameo, Intyas Utami, A. Ign. Kristijanto; Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP; Air dan Konflik: Studi Kasus Kabupaten Timor Tengah Selatan; JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 14 Issue 1: 51-61 (2016), h. 52; Lihat uraiannya dalam: http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=476405val=1315title=Air20dan20Konflik:20Stu di20Kasus20Kabupaten20Timor20Tengah20Selatan
Ercin dan Hoekstra (2014) mengemukakan bahwa faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi masa depan sumber daya air global adalah: pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan pola produksi dan perdagangan, meningkatnya persaingan atas air karena meningkatnya permintaan untuk keperluan rumah tangga, industri dan pertanian dan cara di mana berbagai sektor masyarakat akan merespon meningkatnya kelangkaan air dan polusi. Faktor-faktor ini juga disebutkan dalam Global Water Futures 2050, sebuah studi persiapan tentang bagaimana membangun generasi yang akan datang atas skenario air oleh UNESCO dan United Nations World Water Assessment Program (Cosgrove dan Cosgrove, 2012; Gallopin, 2012 dalam Ercin dan Hoekstra, 2014). Dalam studi ini Ercin dan Hoekstra (2014) menyebutkan ada sepuluh faktor pendorong penting yang berhasil diidentifikasi untuk menilai sumber daya air dalam waktu jangka panjang: demografi, ekonomi, teknologi, persediaan air, infrastruktur air, iklim, perilaku sosial, kebijakan, lingkungan dan pemerintahan(Ercin and Hoekstra 2014). Ercin dan Hoekstra (2014) membandingkan ruang lingkup kajian tentang kebutuhan akan air dengan skenario kajian kebutuhan air lainnya yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dari hasil komparasi disimpulkan bahwa tak satu pun dari studi skenario global membahas pertanyaan tentang bagaimana alternatif pilihan konsumen mempengaruhi status masa depan sumber daya air kecuali Rosegrant et al. (2002,2003) dalam Ercin dan Hoekstra (2014). Selain itu, hubungan antara kecenderungan konsumsi, perdagangan, pembangunan sosial dan
ekonomi belum pernah terintegrasi. 3
Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.21 WIB.
3 Lihat: Hary Jocom, Danial D Kameo, Intyas Utami, A. Ign. Kristijanto; Ibid, h. 53.
Sekitar sepertiga dari populasi dunia hidup di negara yang memiliki ketersediaan air yang minim – yang mana air konsumsi lebih dari 10 merupakan hasil olahan dari sumber air yang ada. Dari 80 negara, 40 dari populasi dunia mengalami penderitaan yang serius karena kekurangan air pada pertengahan tahun 1990-an dan hal ini diprediksikan dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun mendatang dua per tiga penduduk dunia akan hidup di negara yang mengalami krisis air. Pada tahun 2020, pemakaian air akan meningkat sampai 40, dan lebih dari 17 air akan dibutuhkan untuk produksi bahan pangan seiring dengan pertambahan
populasi manusia dunia yang semakin meningkat (UNEP 2012). 4 Meningkatnya jumlah penduduk dunia, yang berimplikasi pada meningkatnya
kebutuhan konsumsi air bersih dan pangan, mendorong peningkatan jumlah produksi pangan (Mekonnen and Hoekstra 2011), sedangkan di sisi lain lahan pertanian semakin berkurang akibat terjadinya alih fungsi lahan (SIDA 2005). Hal ini mendorong meningkatnya kebutuhan air berkisar 25 dan 57 (Molle and Mollinga 2003), baik untuk sektor pertanian, industri, dan air bersih (Mekonnen and Hoekstra 2011; SIDA 2005; UNEP 2012). Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksi bahwa peningkatan jumlah populasi penduduk dunia dari sekitar 7 Milyar penduduk menjadi 9,6 Milyar pada tahun 2050, dan negara berkembang berkontribusi besar terhadap peningkatan jumlah penduduk (+41) (Bringezu et
al. 2014). 5 Khusus tentang air bersih dan aman, dampak memburuknya pasokan air bersih di
dunia yang terjadi atau diprediksikan akan terjadi di masa mendatang antara lain ditunjukkan oleh data yang dilansir WWF pada 2007:
4 Ibid, h. 54. 5 Ibid, h. 54.
a. Pada pertengahan abad ini, tujuh milyar jiwa di 60 negara mungkin akan menghadapi kelangkaan air (setidaknya dua milyar di 48 negara saat ini sudah menghadapinya);
b. Lebih dari 1,5 miliar jiwa tidak memiliki akses langsung air minum, dan jika pola konsumsi ini terus berlanjut, setidaknya dalam kurun 20 tahun mendatang kira2 hampir populasi setengah penduduk dunia akan tinggal di daerah aliran sungai yang kritis;
c. Lima juta jiwa, sebagian besar anak-anak, meninggal setiap tahun karena penyakit karena mengkonsumsi air berkualitas buruk. 6
Menurut UNESCO (1978), volume total air dunia sebesar ± 1,8 milyar kilometer kubik, dan sekitar 11 juta meter kubik air tawar berada di permukaan dan dalam tanah, dan itu yang bisa kita manfaatkan saat ini. Sebagian besar sisanya adalah air laut. Jika dikatakan air tawar sudah mengalami krisis saat ini, maka sebenarnya
masih terdapat air laut yang masih bisa dimanfaatkan. 7 Arab Saudi, Bahrain dan Kuwait telah memanfaatkan air laut untuk dijadikan air
bersih dengan menggunakan teknologi Desalinasi Air laut (desalinasi thermal) telah lama digunakan di Arab Saudi, Bahrain, Kuwait. Tetapi metode ini sangat boros energi. Kini beberapa negara juga sudah menggunakan teknologi yang lebih baru, yakni menggunakan metode reverse osmosis. Dengan teknologi ini, Israel sudah dapat memproduksi air tawar sebanyak 16.000 liter per detik. Contoh lain negara yang menggunakan teknologi ini adalah Singapura. Negara ini berupaya membebaskan ketergantungan pasokan air yang selama ini bergantung kepada
6 Samsuhadi Samoen; Air Bersih dan Permasalahannya; Persatuan Insinyur Endonesia; Mengelola Air Bersih; Engineer Weekly, No. 02 W. 1 Maret 2016, h. 4; Lihat uraiannya dalam:
http:pii.or.idwp-contentuploadsEW-5.pdf Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.09 WIB.
7 Ibid.
Malaysia. Spanyol juga sudah memiliki instalasi desalinasi yang dapat memproduksi total 32.000 liter per detik air tawar. 8
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (The Sustainable Development Goals), atau dikenal sebagai Global Goals (Tujuan Global) yang dibangun berdasarkan Millenium Development Goals (MDGs) yang memiliki delapan target anti kemiskinan dan dunia telah berkomitmen untuk mencapainya pada 2015. MDGs, yang diadopsi pada 2000, yang ditujukan untuk mengatasi berbagai masalah termasuk pengurangan kemiskinan, kelaparan, penyakit, ketidaksetaraan gender, serta akses terhadap air dan sanitasi. Kemajuan besar telah dibuat pada MDGs, yang ditunjukkan oleh nilai agenda sebagai pemersatu didukung oleh tujuan dan target. Meskipun telah mencatat sejumlah keberhasilan ini, pengentasan kemiskinan belum berakhir. SDGs memiliki agenda keberlanjutan yang lebih luas dan jauh dibandingkan dengan MDGs dengan tujuan untuk mengatasi akar penyebab kemiskinan dan kebutuhan terpenuhinya kebutuhan universal untuk pembangunan yang ditujukan bagi semua orang. SDGs memiliki 17 tujuan dan terkait dengan pemanfaatan air seperti tercantum dalam tujuan 6.4 yang menargetkan pada 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, memastikan pemanfaatan air secara berkelanjutan, pasokan air tawar untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara substansial mengurangi jumlah
orang yang menderita kelangkaan air (ICSU, ISSC (2015). 9
8 Ibid.
9 Eddy Kiswanto dan Agus Joko Pitoyo; Gunakan Air Secara Bijak – Ciptakan Perilaku Hemat Air; Policy Brief; Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan – Universitas Gajah Mada; Yogyakarta, 2016,
h. 1; Lihat uraiannya dalam: https:cpps.ugm.ac.idwp-contentuploads201609PB-No.-23-2016_GUNAKAN-AIR-SECARA- BIJAK-Ciptakan-Perilaku-Hemat-Air.pdf Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.14 WIB.
Secara global, lebih dari tiga perempat miliar orang, sebagian besar adalah penduduk miskin, masih tidak memiliki akses terhadap air yang bersih dan aman, meskipun terdapat fakta bahwa rata-rata sudah memenuhi target global untuk air minum yang ditetapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs). Target MDG untuk air minum sudah dicapai pada tahun 2010, ketika 89 persen dari populasi global memiliki akses ke sumber air minum - seperti pasokan pipa,
sumur bor dilengkapi dengan pompa, dan sumur yang terlindungi. 10 Menurut The Economist World Figures in Pocket 2016, pencapaian 100 persen
akses air bersih sebenarnya baru bisa diraih negara seperti Singapura dan Korea. Akses terbaik terhadap air bersih selanjutnya ada di, berturut-turut, Malaysia (99,6 ), dan (Brazil 97,5). Beberapa negara tetangga kita seperti Thailand (95,8), Vietnam (95), Philipina (91,8), juga sudah memiliki akses air bersih yang baik. Sedangkan dua negara besar Asia yaitu India dan China, masing-masing, penduduknya mempunyai akses terhadap air bersih sebesar 92,6 dan 91,9. Indonesia sendiri, menurut sumber informasi yang sama, baru 84,9 penduduk yang mempunyai akses terhadap air bersih. Artinya masih ada gap 15,1 menuju
100 di tahun 2019. 11 Sedangkan menurut UNICEF pada laporannya tahun 2014, persentase orang
dengan akses ke sumber air yang baik di Indonesia telah meningkat dari 70 persen pada tahun 1990 menjadi 84 persen pada tahun 2011. Namun, situasinya tidak seragam, akses di daerah pedesaan (76 persen) lebih rendah dibandingkan dengan daerah perkotaan (93 persen). Orang-orang miskin juga mempunyai akses air
10 Rudianto Handojo; Air Bersih (Editorial); Persatuan Insinyur Endonesia; Mengelola Air Bersih; Engineer Weekly, No. 02 W. 1 Maret 2016, h. 3; Lihat uraiannya dalam:
http:pii.or.idwp-contentuploadsEW-5.pdf Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.09 WIB.
11 Ibid.
bersih yang rendah. UNICEF juga memerkirakan bahwa 1.400 anak di bawah lima tahun meninggal setiap hari karena penyakit diare terkait dengan kurangnya air bersih dan sanitasi serta kebersihan yang memadai . Karena itu, dunia diharapkan tidak pernah berhenti membangun akses air bersih sampai setiap pria, wanita dan anak memiliki air dan sanitasi layak. Yang mungkin mengejutkan, adalah bahwa bahkan di negara-negara berpenghasilan menengah ada jutaan orang miskin yang tidak memiliki air bersih untuk diminum. Target harus ditetapkan pada kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan yang paling sulit dijangkau,
yang paling miskin dan yang paling dirugikan. 12 Khusus tentang Indonesia, dalam rencana pembangunan infrastruktur
dicantumkan bahwa pelayanan air minum di Indonesia pada 2019 harus sudah dapat menjangkau 100 penduduk Indonesia. Saat ini, masyarakat yang dapat dilayani masih di bawah 70. Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, paling tidak masih ada gap lebih dari 30. Untuk memenuhi pencapaian tersebut, pemerintah mencanangkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di perkotaan untuk 21,4 juta sambungan rumah (268.680 literdetik) serta pembangunan SPAM di perdesaan sejumlah 11,1 juta sambungan rumah (untuk
22.647 desa). Ini adalah pekerjaan besar tetapi harus tercapai. 13 Pasokan air selalu menjadi kendala utama penyediaan air bersih di Indonesia.
Sebagian besar PDAM mengandalkan air baku dari air sungai untuk memasok air ke rumah tangga dan industri. Padahal kualitas sungai dan air sungai telah mengalami penurunan kualitas dari tahun ke tahun akibat kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Apalagi keika musim kemarau panjang tiba, dipastikan
12 Ibid. 13 Ibid.
ketersediaan air bersih untuk rumah tangga dan industri menyusut, bahkan terhenti. Di masa mendatang, sangat tidak bijaksana untuk menggantungkan ketersediaan air bersih dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Diperlukan inovasi teknologi untuk memberikan solusi dalam jangka panjang untuk
memproduksi air bersih. Bukan hanya masalah distribusinya. 14 Proses siklus hidrologi atau siklus air yang meliputi evaporasi, kondensasi,
presipitasi, dan infiltrasi yang menyebabkan terjadinya pergerakan aliran air. Tumbuhan dan tanaman memegang peranan penting dalam proses transpirasi demikian juga energi matahari memegang peranan dalam proses evaporasi. Air dapat terpengaruh oleh wilayah dan aktivitas yang ada yang dilaluinya. Air dapat berwarna jernih di sekitar pegunungan atau berwarna hitam atau pekat di daerah
rawa maupun wilayah industri. 15 Air dapat digunakan untuk berbagai kepentingan mulai untuk kebutuhan irigasi,
pertanian, kehutanan, industri, pariwisata, air minum dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat memanfaatkan air untuk berbagai keperluan. Di balik keindahannya, air juga merupakan sumber konflik, terutama untuk masalah pembagian air di daerah-daerah maupun negara-negara yang tidak mempunyai cukup sumber air, khususnya untuk pertanian dan air minum. Air juga dapat berlebih di sebagian daerah, sehingga terjadi banjir dan sebagian lainnya dapat mengalami kekeringan karena kekurangan air. Salah satu sebab terjadinya kejadian tersebut adalah adanya aktivitas manusia yang berlebihan, misalnya
14 Aries R Prima; Insinyur dan Air Bersih (Pemimpin Redaksi); Persatuan Insinyur Endonesia; Mengelola Air Bersih; Engineer Weekly, No. 02 W. 1 Maret 2016, h. 2; Lihat uraiannya dalam:
http:pii.or.idwp-contentuploadsEW-5.pdf Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.09 WIB.
15 Djoko M Hrtono; Sumber Air Baku Untuk Air Minum; Persatuan Insinyur Endonesia; Mengelola Air Bersih; Engineer Weekly, No. 02 W. 1 Maret 2016, h. 6; Lihat uraiannya dalam:
http:pii.or.idwp-contentuploadsEW-5.pdf Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 09.09 WIB.
penggundulan hutan. Laporan dari ICCSR, Bappenas 2010, tentang keseimbangan air, menggambarkan bahwa ketersediaan air di wilayah Kalimantan dan Papua masih menunjukkan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Di Indonesia masalah air ini sangat penting, sehingga setidaknya ada
16 kementerian dan lembaga yang mempunyai kepentingan dalam masalah air ini. 16
Untuk keperluan air minum, maka sumber air baku yang dapat digunakan untuk kebutuhan air minum dapat terdiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau, waduk, dll.), air tanah (sumur gali, sumur bor) maupun air hujan. Dari segi kualitas air, kualitas mata air relatif jernih dibandingkan dengan kualitas sumber air dari air permukaan pada umumnya, dengan demikian mata air lebih baik digunakan dibandingkan dengan air permukaan. Namun demikian keberadaan mata air ini pada saat ini terus berkurang keberadaannya. Air tanah, yang umumnya mempunyai kandungan besi dan mangan relatif lebih besar dari sumber air yang lain, pemakaiannya juga sudah harus mulai dikurangi atau dihentikan sehubungan dengan masalah penurunan muka tanah. Air hujan yang keberadaannya sangat tergantung musim, masih dapat digunakan sebagai sumber air baku dengan membangun tangki penampungan atau waduk dalam skala
besar. 17 Air permukaan sebagai sumber air baku, pada saat ini masih menjadi pilihan
instalasi pengolahan air minum PDAM. Walaupun dari segi kualitas air, merupakan yang terburuk dibandingkan dengan sumber air baku lainnya. Namun dari segi kuantitas dan kontinuitas masih tersedia dalam jumlah banyak dibandingkan dengan ke 3 (tiga) sumber air baku yang lain. Walaupun demikian,
16 Ibid. 17 Ibid.
untuk menghasilkan air permukaan ini menjadi air minum, diperlukan instalasi pengolahan agar air dapat diminum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persoalannya adalah kualitas air permukaan sekarang ini cenderung menurun, baik karena adanya limbah cair yang berupa limbah domestik maupun limbah industri, serta sampah. Peningkatan pencemaran air permukaan sudah sangat tinggi, dibandingkan ketika instalasi pengolahan air minum PDAM yang dibangun pada
30 atau 40 tahun yang lalu dengan kondisi kualitas air yang ada pada saat itu. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan sosialisasi agar masyarakat dan industri tidak
membuang limbah cair maupun sampah ke air permukaan. 18 Pengawasan terhadap badan air perlu lebih ditingkatkan kalau perlu dilakukan
tindakan yang berupa denda atau hukuman agar kualitas air permukaan menjadi lebih baik lagi. Jika kualitas air permukaan menjadi lebih baik, kemampuan instalasi pengolahan untuk mengolah air menjadi optimum, dengan demikian masyarakat yang menikmati air minum akan mendapat pelayanan yang lebih baik, yang akan mendorong pertambahan masyarakat yang ingin mendapat pelayanan
air minum yang baik. 19
18 Ibid. 19 Ibid.
2. Beberapa Contoh Kasus di Indonesia
Pada bagian ini disampaikan beberapa contoh kasus, yang diambil dari berbagai pemberitaan media, tanpa banyak diubah dari pemberitaan asslinya, untuk memperlihatkan realitas hidup kemasyarakatan yang terkait dengan masalah air bersih dan aman di Indonesia.
a. Karimunjawa: masalah air bersih dan aman karena alih fungsi lahan. Krisis air bersih mengancam wilayah Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. 20 Alih fungsi daerah resapan di kawasan perbukitan untuk hotel, rumah inap (homestay), dan sejumlah infrastruktur lain
menyebabkan ketersediaan air semakin berkurang, terutama pada musim kemarau. Camat Karimunjawa M Taksin mengatakan, selama ini sekitar 7.000 warga Desa Karimunjawa dan Kemojan, Kepulauan Karimunjawa menggantungkan pasokan air dari sumber air di kawasan perbukitan. Taksin menegaskan, "Namun, dua hingga tiga tahun terakhir, semakin banyak alih fungsi lahan di kawasan tersebut. Akibatnya, masalah air bersih mulai dirasakan warga dan pengelola tempat penginapan." Taksin mengatakan, beberapa tahun terakhir, kawasan perbukitan di Pulau Karimunjawa banyak dibangun berbagai fasilitas publik mulai dari Bandar Udara Dewandaru, kantor pemerintahan, sekolah, hotel, dan homestay. Maraknya pembangunan hotel dan homestay seiring geliat aktivitas pariwisata kepulauan di Laut Jawa tersebut. Menurut dia, perlu terobosan untuk penyediaan air di Kepulauan Karimunjawa. Jika tidak, diperkirakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan kawasan tersebut kehabisan pasokan air bersih. Hal ini ironis mengingat
20 Lihat: Gregorius Magnus Vinesso (Penulis) Laksono Hari Wiwoho (Editor); Karimunjawa Terancam Krisis Air Bersih; Kompas, 11 Januari 2017, Lihat uraian lengkapnya nya dalam:
http:regional.kompas.comread2017011114350031karimunjawa.terancam.krisis.air.bersih Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07.05 WIB.
Karimunjawa telah ditetapkan sebagai satu dari empat destinasi wisata unggulan Jateng bersama Dieng, Borobudur, dan Sangiran. Kekurangan pasokan air terutama dirasakan warga pada Juni-September. Selama itu, debit air resapan dari kawasan perbukitan berkurang. Akibatnya, pihak satuan kerja air di Kecamatan Karimunjawa yang mengelola air resapan itu harus menggilir jatah pengaliran air agar seluruh rumah warga dan tempat penginapan kebagian.
H Ipong, salah satu pemilik homestay di Karimunjawa, mengatakan, minimnya pasokan air bersih mengganggu pelayanan terhadap wisatawan. Apalagi, masa-masa pasokan air menipis bersamaan waktunya dengan musim padat wisatawan. "Bulan Juni sampai September itu laut pas tenang, jadi tamu banyak berdatangan. Pernah saat banyak tamu tidak ada air sama sekali. Akhirnya saya beli air mineral galonan untuk mereka mandi daripada memalukan pelayanan homestay kami," ujarnya. Sekretaris Desa Kemojan Rasyid menuturkan, sumur-sumur gali di Karimunjawa juga hanya bisa mengeluarkan air saat musim hujan. Namun, pasokannya surut sejak awal musim kemarau. Sementara di wilayah tersebut nyaris tidak mungkin membuat sumur bor karena tekstur tanah penuh batu. Untuk itu, Taksin berharap, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jepara dapat turun tangan membantu mengantisipasi ancaman krisis air itu. Salah satunya dengan pembuatan embung untuk dijadikan sumber air permukaan sebagai bahan baku air bersih PDAM. Menurut dia, lokasi yang paling strategis untuk pembangunan embung itu terdapat di kawasan Legonlele, Desa Karimunjawa. "Di sana ada lahan warga seluas 1 hektar lebih yang bisa dibebaskan untuk pembangunan embung. Nanti soal pengelolaan yang biasanya satuan kerja air
di tingkat kecamatan bisa digantikan pegawai PDAM supaya lebih profesional," ujar Taksin. Sementara itu, Direktur Utama PDAM Jepara Prabowo mengatakan, pihaknya siap mengelola air bersih di Karimunjawa. Saat ini, PDAM telah memiliki konsep pengelolaan air bersih di daerah tersebut. Dua alternatif yang diajukan, yakni pembangunan embung atau membendung teluk di kawasan perbukitan. "Seluruh alternatif butuh kajian lebih dalam. Urusan dana, jika pemerintah berat, kami juga bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pembangunan infrastrukturnya," ujarnya. Terkait alternatif pembendungan perairan teluk, Prabowo mengatakan, hasilnya diperkirakan mampu menyediakan air baku dengan debit sekitar 50 liter per detik. Debit air itu cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, hotel, dan tempat penginapan di Karimunjawa selama setahun.
b. Jakarta: Masalah kesehatan perempuan.
Ketua Solidaritas Perempuan Puspa Dewi mengatakan, praktik pengelolaan sumber daya air yang bertumpu pada eksploitasi dan komersialisasi sangat memberi dampak pada masyarakat terkait akses terhadap persediaan air bersih,
khususnya kaum perempuan. 21 Menurut Puspa, penguasaan sumber daya air oleh pihak swasta menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis air. Karena itu
hak warga negara atas air menjadi tidak terpenuhi. "Jakarta menjadi salah satu wilayah yang masyarakatnya menghadapi masalah krisis air yang mencakup kuantitas, kualitas dan kontinuitas," ujar Puspa dalam diskusi terkait RUU Sumber Daya Air di kantor Konsorsium Pembaruan Agraria, Pancoran,
21 Sebagaimana diberitakan Kristian Erdianto (Penulis) Bayu Galih (Editor); Perempuan Jakarta Hadapi Ancaman Kesehatan akibat Krisis Air Bersih; Kompas, 05 Februari 2017, Lihat uraiannya
dalam: http:nasional.kompas.comread2017020520233771perempuan.jakarta.hadapi.ancaman.kese hatan.akibat.krisis.air.bersih Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07.18 WIB.
Jakarta Selatan, Minggu (522017). Puspa menuturkan, berdasarkan hasil pemantauan Solidaritas Perempuan pada akhir 2016 hingga awal 2017 di lima wilayah padat penduduk kota Jakarta, sebanyak 94 persen warga memanfaatkan air dengan kualitas yang buruk. Sementara sebanyak 87 persen warga Jakarta mengalokasikan dana yang lebih banyak untuk mendapatkan persediaan air bersih. Rata-rata dalam sebulan, kata Puspa, satu keluarga mengalokasikan Rp 100.000 untuk membeli air bersih. Kondisi tersebut, lanjut Puspa, berdampak pada kehidupan kaum perempuan karena sulit untuk memastikan ketersediaan air bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, sulitnya akses terhadap air bersih berpengaruh pada kesehatan reproduksi kaum perempuan. Setidaknya perempuan harus memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksinya, terutama pada saat menstruasi, kehamilan dan pasca-melahirkan. "Krisis air berdampak pada kehidupan perempuan. Air di Jakarta sebagian besar tidak bisa dikonsumsi karena kualitasnya jelek, berwarna dan berbau. Hal itu tentu berakibat pada kesehatan reproduksi perempuan," ujar Puspa. "Kalau mau air berkualitas baik, warga harus beli air yang sudah diolah oleh perusahaan swasta," tuturnya. Oleh sebab itu, Puspa berharap pemerintah dan DPR mempertimbangkan pemenuhan hak masyarakat atas air dalam pembahasan RUU Sumber Daya Air. Puspa menegaskan bahwa pemerintah dan DPR harus memiliki kesamaan pandangan bahwa pengelolaan air harus bertujuan pada kepentingan sosial masyarakat, bukan pada komersialisasi. "Hal itu harus menjadi prioritas bagi DPR dan pemerintah. RUU Sumber Daya Air harus mengakomodasi hak asasi manusia, keadilan dan kepentingan rakyat, bukan semata kepentingan ekonomi global," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator nasional Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (Kruha) Muhammad Reza mengatakan, praktik pengelolaan sumber daya air saat ini masih mementingkan aspek ekonomi dan ekploitasi tanpa memperhatikan aspek sosial bagi masyarakat. Oleh sebab itu dia meminta pembahasan RUU SDA dilakukan secara terbuka untuk menghindari terjadinya legalisasi praktik eksploitasi air lewat undang-undang. Dia juga mendesak pertimbangan MK dijadikan sebagai landasan dalam membahas RUU SDA. MK menekankan bahwa fungsi pengelolaan air oleh negara dilakukan pemerintah harus memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Dalam putusan MK Nomor 85PUU-XI2013 tercantum bahwa air adalah hak publik yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian negara harus memegang hak penguasaan atas air secara penuh. Selain itu konsep hak guna air untuk kepentingan ekonomi harus sejalan dengan res commune (hak publik) dalam pemenuhan kebutuhan pokok. "Biaya operasional dan biaya modal pengelolaan air tidak boleh dibebankan ke masyarakat sebagai pengguna. Pemerintah harus paham soal tafsiran putusan MK terkait pembatalan UU No.7 tahun 2004 bahwa pengelolaan air tidak boleh berlandaskan pada komersialisasi," ujar Reza.
c. Defisit Air Bersih dan Aman: kurangnya kolaborasi.
Defisit air bersih masih menjadi masalah di Jakarta. 22 Sebanyak 10 juta penduduk Jakarta membutuhkan air bersih sebesar 26.100 liter per detik.
Sementara itu, dua operator penyedia air bersih di Jakarta hanya mampu memasok air sebanyak 17.000 liter per detik. Artinya, sampai saat ini masih ada defisit air bersih sebesar 9.100 liter per detik. Keadaan ini berkaitan dengan keterbatasan sumber air baku, yaitu sumber air yang dapat diolah menjadi air minum dan kebutuhan rumah tangga. Di Jakarta ada 13 sungai yang mengalir, namun berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995, kualitas airnya di bawah standar mutu air baku. Semua sungai yang mengalir di Jakarta masuk ke golongan C dan D. Sedangkan yang dibutuhkan untuk pengolahan air baku menjadi air minum harus ada di golongan A dan B. Hal ini lantas menjadi tantangan besar bagi para penyedia air bersih. Sebab, kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Penyedia air bersih mesti bekerja keras untuk mengolah dan menyuplai air kepada warga dengan memanfaatkan sumber air yang ada. Operator penyediaan dan pelayanan air bersih wilayah barat Jakarta PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) pun menganggap tidak adanya pertambahan air baku yang signifikan sebagai salah satu tantangan utama. Sebab, Palyja sendiri punya visi melayani warga Jakarta untuk mendapatkan akses air bersih dengan mudah. Corporate Communication Division Head Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, upaya Palyja untuk menyuplai air ke pelanggan di Jakarta harus
22 Sebagaimana diberitakan dalam Advertotial Kompas; Ketersediaan Air Bersih Ditentukan oleh Kuatnya Kolaborasi; Kompas, 04 Januari 2017, Lihat uraiannya dalam:
http:biz.kompas.comread20170104174221228ketersediaan.air.bersih.ditentukan.oleh.kuatn ya.kolaborasi Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07.24 WIB.
dibarengi dengan kerja sama yang kuat antara Palyja, para pemangku kepentingan, serta masyarakat. “Kami tidak bisa sendiri. Kami membutuhkan kerja sama antar-institusi untuk mendukung kami dalam melayani pelanggan. Untuk itu kami harus memperkuat kerja sama,” ujar Meyritha saat ditemui di Aksi Peduli Lingkungan Palyja di Saung KPC Pejaten Timur, Jakarta, Rabu (21122016). Menurut Meyritha, ketersediaan air bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, tetapi juga pemerintah pusat, salah satunya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Oleh sebab itu kami call for action dari semua institusi yang terlibat di air bersih ini,” kata Meyritha. Selain itu, Meyritha juga mengharapkan kerja sama dari masyarakat. Seperti diketahui, sebagian warga Jakarta punya kebiasaan yang mencemarkan lingkungan, seperti membuang sampah ke kali. Sungai Ciliwung menjadi korbannya. “Kenapa air Ciliwung sekarang tidak dipakai? Padahal dulu air dari Ciliwung juga bisa kami olah. Nah, sekarang kami tidak bisa ambil air baku dari Ciliwung. Kalau tidak ada kerja sama, termasuk dari masyarakat, sungai akan begitu terus,” tutur Meyritha. Maka dari itu, sejak akhir tahun 2015 hingga kini, Palyja menggaungkan jargon “Bersama Demi Air”. Tujuannya, untuk mengajak semua pihak bekerja bersama-sama menjaga kebersihan dan kualitas air, sehingga nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer dalam kehidupan. Meyritha menuturkan, Palyja berkeinginan agar 13 sungai di Jakarta bisa menjadi sumber air baku untuk diolah demi kebutuhan warga. Dengan begitu, tak ada lagi persoalan krisis sumber air bersih. Oleh karena itu, Meyritha mengajak semua pihak untuk turut serta mewujudkan ini.
“Mau kami, suatu saat sungai itu menjadi sumber air baku untuk Jakarta. Nah, ini upaya bersama, yang harus dilakukan secara bersama-sama. Tidak bisa satu pihak lakukan, yang lain tidak, yang lain tetap buang limbah ke sungai,” kata Meyritha. Meyritha mencontohkan, upaya Palyja mengajak semua pihak bekerja bersama untuk peningkatan produksi air tampak dari kerja sama restrukturisasi menyeluruh hubungan Palyja dan PAM Jaya. “Itu adalah bagian dari bersama demi air tadi. Kita lakukan semuanya. Menghilangkan ego masing-masing untuk bekerja bersama-sama demi air,” tutur Meyritha. Selain itu, untuk merangkul masyarakat Palyja juga mendukung dan membina tujuh komunitas yang dinamakan Palyja Green Community (PGC). Tujuh komunitas itu umumnya tersebar di pinggir sungai. “Tujuannya supaya mereka yang tinggal di pinggir sungai tidak membuang sampai ke sungai. Mereka malah menarik sampah dari sana. Contohnya Komunitas Pecinta Ciliwung (KPC), mereka menarik sampah organik untuk diolah menjadi gas dengan biodigester,” kata Meyritha. Jika kerja sama dengan seluruh pihak terkait berhasil dilakukan, maka tantangan para penyedia air untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada warga Jakarta akan terselesaikan. Dampaknya, ketersediaan air bagi seluruh warga Jakarta akan lebih merata.
d. Air Bersih: menjawab dilema warga Jakarta.
Warga Jakarta masih dalam dilema soal memenuhi kebutuhan air bersih. 23 Masalahnya masih sama, kebutuhan akan air bersih terus ada, namun warga
Jakarta juga tak mau membiarkan tanahnya semakin ambles, karena pengambilan air bawah tanah yang berlebihan. Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari penurunan permukaan air tanah akibat penggunaan yang berlebihan. Salah satunya berupa penetapan Perda DKI Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah. Perda tersebut mengatur pajak air tanah jadi lebih tinggi dibanding tarif air perpipaan. Selain itu, pemerintah pun membatasi penggunaan air tanah melalui program zero deep well. Harapannya, para pengguna air, baik warga perumahan maupun pengelola gedung, mengurangi pengambilan air bawah tanah. Berdasarkan data dari Dinas Tata Air SKI Jakarta pada Juli 2016, pemakai air tanah terbesar adalah kelompok niaga, meliputi apartemen, hotel bintang 4 dan
5, real estate, bengkel besar, dan bank. Kuningan, Jakarta Selatan, adalah salah satu kawasan di Jakarta yang kebutuhan air bersihnya tinggi. Kawasan tersebut didominasi oleh gedung-gedung perkantoran, apartemen, dan hotel. Tentunya gedung-gedung tersebut mengkonsumsi air dalam volume yang banyak setiap harinya. Namun, konsumsi air tanah terbatas karena adanya program zero deep well serta tingginya pajak air tanah. Oleh sebab itu, gedung-gedung di kawasan tersebut membutuhkan pasokan air bersih dari sumber lainnya dengan tarif yang lebih murah.
23 Sebagaimana diberitakan dalam Advertorial Kompas; Menjawab Dilema Warga Jakarta Soal Air Bersih; Kompas, 19 Januari 2017, Lihat uraiannya dalam:
http:biz.kompas.comread20170119201632828menjawab.dilema.warga.jakarta.soal.air.bersi
h Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07.31 WIB.
PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) sebagai operator penyediaan dan pelayanan air bersih untuk wilayah barat Jakarta pun berupaya memenuhi permintaan tersebut. Tahun 2016 ini, PALYJA melakukan instalasi pipa untuk mengirim air ke arah timur Jakarta, yakni wilayah Kuningan, Rasuna Said, Pancoran, sampai ke arah Tebet. “Penggunaan sumur dalam itu kan sekarang dibatasi, bahkan charge-nya dinaikkan, jadi mahal. Jadi sekarang gedung- gedung berlomba-lomba pakai air PALYJA, tidak pakai sumber air dari sumur,” tutur Plt. Kepala Divisi Konstruksi PALYJA Tito Wirananto di Jakarta, Jumat (9122016). Untuk menjangkau meningkatnya permintaan dan kebutuhan pelanggan di kawasan tersebut, PALYJA meningkatkan kapasitas jaringannya. Caranya, dengan memasang pipa transmisi yang tersambung dengan pipa dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pejompongan 1. “Dengan adanya pipa ini, PALYJA bisa menambah pasokan air menjadi 200 liter per detik,” ujar Tito. Saat ini, IPA Pejompongan 1 berkapasitas 2.000 liter per detik. Sebelumnya, IPA tersebut memasok air ke dua jalur, yaitu arah barat Jakarta, seperti Pluit, juga ke arah selatan dan timur Jakarta, seperti Pancoran, dan Gatot Subroto. “Sekarang kita pecah. Jadi kita bikin jalur khusus, jalur baru, dari IPA Pejompongan 1 langsung ketemu pipa yang menuju ke Pancoran itu, ke arah timur. Jadi sekarang terpisah dua,” kata Tito. Dengan penambahan jalur ini, pengiriman pasokan air untuk kawasan Kuningan dan sekitarnya menjadi lebih lancar. Sebab, kapasitas pipa transmisi ke arah kawasan tersebut sudah sesuai dan cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih di sana.
e. Air Bersih di Rumah Susun: Penjelasan Ahok.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) membenarkan harga air di rumah susun adalah Rp 5.500 per kubik. Hal ini karena penyaluran air
untuk warga rusun harus menggunakan pompa agar sampai ke lantai atas. 24 "Kalau di rumah susun itu Rp 5.500, itu sudah kita subsidi karena dia (harus)
pompa naik ke atas kan," ujar Ahok di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (2022017). Namun, menurut Ahok, hal ini bukan berarti ia berbohong ketika mengatakan bahwa warga bisa membeli air dengan harga Rp 1.050 per kubik. Ahok mengatakan, air dengan tarif Rp 1.050 per kubik dijual untuk warga yang tidak mendapatkan subsidi rusun. "Harga air itu cuma Rp 1.050, modal (Pemprov DKI) Rp 7.000, tetapi untuk yang tinggal di rumah susun itu Rp 5.500," ujar Ahok. Saat debat calon gubernur-wakil gubernur pada 27 Januari lalu, Ahok selaku cagub DKI Jakarta sempat mengatakan bahwa saat ini air bersih yang dijual ke warga sudah murah. Saat itu, Ahok menyebut harga air bersih yang dijual untuk warga miskin hanya Rp 1.050 per kubik. Namun, pernyataan Ahok itu dibantah sejumlah warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Menurut warga, saat ini harga air bersih yang harus mereka bayar setiap bulannya mencapai Rp 5.500 per kubik. "Kalau di media kayaknya enak benar, ngomong begini-begini, semuanya baik-baik. Itu yang kemarin warga komplain. Di debat dia ngomong pembayaran air Rp 1.200. Faktanya di sini
24 Sebagaimana diberitakan Jessi Carina (Penulis) Icha Rastika (Editor); Penjelasan Ahok soal Harga Air Bersih di Rumah Susun; Kompas, 20 Februari 2017; Lihat uraiannya dalam:
http:megapolitan.kompas.comread2017022018240441penjelasan.ahok.soal.harga.air.bersih. di.rumah.susun . Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07.37 WIB.
kami bayar Rp 5.500. Jadi yang bohong siapa?" kata Ketua RW 17, Muhammad Rais.
f. Bandung Raya: warga menjerit karena krisis air bersih.
Sejak sebulan terakhir ini Kota Bandung, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih. 25 Akibatnya, warga Kota Kembang berkeluh kesah, seperti yang
disampaikan Oom Emoh (49) warga Banceuy, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Saat ditemui Kompas.com, Senin (2112015), Oom mengatakan belakangan air bersih dari PDAM jarang mengalir di rumahnya. "Susah air sekarang mah. Mau nyuci susah, mau mandi juga susah. Sudah sebulan terakhir ini susah air. Tolong pemerintah, bagaimana ini?" keluh Oom. Warga Banceuy lainnya, Iing (53) mengeluhkan hal serupa. Derita warga bertambah dengan keringnya sumur tempat mereka biasa mengambil air. "Aduh, susah air sekarang mah. Sumur kami kering. Ada air dari sumur sebelah juga sedikit, itu pun keruh, ya daripada tidak ada, air keruh pun kami saring lagi aja," kata Iing. Keluhan serupa terkait krisis air bersih ini juga disampaikan Yuli (23) warga Cibaduyut, Kota Bandung. "Di Cibaduyut susah air. Kebanyakan masyarakat di sini pakai sumur. Sekarang airnya nggak ada, kadang ada sih air, tapi, ya gitu airnya, keruh dan bau," keluh Yuli saat ditemui di rumahnya. Sementara itu, Kasub Humas PDAM Kota Bandung, Tarsum membenarkan kelangkaan air bersih yang terjadi belakangan ini. Bahkan, bukan hanya di Kota Bandung saja, kondisi seperti ini juga dialami masyarakat di Bandung Raya yang meliputi Kota
25 Sebagaimana diberitakan Rio Kuswandi – Kontributor Bandung (Penulis) Ervan Hardoko (Editor); Bandung Raya Krisis Air Bersih, Warga Menjerit; Kompas, 02 November 2015; Lihat uraiannya dalam:
http:regional.kompas.comread2015110218143021Bandung.Raya.Krisis.Air.Bersih.Warga.Me njerit Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07 42 WIB.
Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. "Kelangkaan air bersih terjadi di seluruh daerah di Bandung Raya, hampir semua daerah (di Bandung Raya) sulit air bersih," kata Tarsum kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon. Tarsum menjelaskan, pemicu utama krisis air bersih ini adalah musim kemarau, sehingga debit air berkurang. Pihak PDAM, lanjut Tarsum, tak tinggal diam menyikapi berbagai macam keluhan warga ini. Sejak sepekan terakhir ini, PDAM melakukan pengiriman air bersih ke berbagai tempat di Bandung Raya, terutama daerah yang mengalami krisis air. "Pasokan air di PDAM masih ada, kami kirimkan ke hampir semua daerah (kecamatan) di Bandung. Kami sudah buat jadwalnya, kami kirim tiap pagi dan sore, itu (air) kita bagikan gratis. Tapi, memang belum semua daerah tersentuh, kita lakukan bertahap," katanya.
g. Gorontalo: Rumah Sakit Limboto lumpuh.
Rumah Sakit MM Dunda di Limboto, Gorontalo lumpuh akibat tidak ada pasokan air bersih dari PDAM pascabanjir. 26 Puluhan pasien rawat inap
dipindahkan ke RS Aloei Saboe dan rumah sakit lainnya sedangkan pasien yang diangap sudah sembuh dipulangkan. Sementara yang lain minta pulang paksa. Evakuasi para pasien rumah sakit ini sebenarnya sudah dimulai sejak Selasa (26102016) malam pukul 22.00 Wita, namun setelah itu rumah sakit ini mengalami masalah pasokan air bersih dari PDAM. “Pasien bayi dan anak tidak dipindahkan karena belum membutuhkan terlalu banyak air bersih, namun pasien lainnya sudah kami pindahkan ke rumah sakit lain,” kata
26 Sebagaimana diberitakan Rosyid A Azhar – Kontributor Gorontalo (penulis) Erlangga Djumena (Editor); Tak Ada Pasokan Air Bersih, RS Limboto Lumpuh; Kompas, 27 Oktober 2016; Lihat
uraiannya dalam: http:regional.kompas.comread2016102706403881tak.ada.pasokan.air.bersih.rs.limboto.lum puh Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 07.46 WIB
Femmy Lihu, Kepala Seksi Pelayanan dan Asuhan Keperawatan RS MM Dunda Limboto, Kamis (27102016). Meski demikian rumah sakit ini masih menerima pasien di Unit Gawat Darurat. Namun setelah diberikan tindakan darurat pasien langsung dirujuk ke rumah sakit lainnya. Layanan pertolongan ini hanya bersifat sementara untuk menegatasi kedaruratan. Dari data yang dikeluarkan rumah sakit, jumlah total pasien rawat inap sebanyak 177 pasien, pasien yang dirujuk ke RS Aloei Saboe Kota Gorontalo sebanyak 47 orang, ke beberapa rumah sakit dan klinik lainnya 12 pasien, diizinkan pulang 89 pasien, dan pulang paksa 17 pasien. “Sisa pasien yang masih dirawat di rumah sakit ini adalah 10 orang, 1 orang pasien PICU dan 9 orang pasien NICU,” kata Femmy Lihu.
h. Jakarta: masyarakat bawah dan air bersih.
Sebagai pusat kota pemerintahan dan juga ekonomi negara Indonesia. masyarakat yang tinggal di Jakarta sangat majemuk. 27 Gedung-gedung
pencakar langit menghimpit rumah-rumah warga. Sama seperti kota lainnya di dunia, Jakarta juga tak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Tak sedikit masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ikut mengadu nasib di sini walaupun dengan segala keterbatasan, termasuk urusan air bersih. "Untuk itulah, kami selaku operator penyediaan dan distribusi air bersih di wilayah barat Jakarta merancang beberapa program untuk para pelanggan K2 atau pelanggan yang berpenghasilan rendah," ujar Meyritha Maryanie, Corporate
27 Sebagaimana diberitakan Latief (Editor); Mengurai Masalah Keterbatasan Air Bersih untuk Masyarakat Bawah di Jakarta; Kompas 09 Februari 2016; Lihat uraiannya dalam:
http:megapolitan.kompas.comread2015020916000061Mengurai.Masalah.Keterbatasan.Air. Bersih.untuk.Masyarakat.Bawah.di.Jakarta . Dikunjungi pada Selasa 18 Februari 2017, pukul 07.55 WIB.
Communications Social ResponsibilityCCSR Division Head Palyja, Senin (922015). Meyritha menjelaskan, Global Partnership on Output Based (GPOBA) merupakan program hasil kerjasama Palyja dengan Bank Dunia sejak 2008. Beberapa pihak lain yang terlibat di dalamnya adalah Pemda DKI, PAM Jaya, Badan Regulator, KPAM dan Mercy Corps. Dari kerjasama itulah, sebanyak 5.042 sambungan telah berhasil dilakukan di Rawa Bengkel, Menceng, Muara Baru, Warung Gantung, Rawa Lele dan Sumur Bor. Sementara itu, lanjut Meyritha, Kios Air adalah program yang diluncurkan untuk melayani masyarakat Jakarta di wilayah pelayanan Palyja, namun belum terjangkau jaringan pipanisasi. Sistem pelayanan yang dilakukan adalah dengan menyiagakan tim truk tangki untuk mengisi bak-bak penampungan Kios Air setiap harinya. "Jumlah Kios air yang kami miliki saat ini mencapai
51 unit. Satu kios air dapat melayani kurang lebih 200 keluarga. Jika satu keluarga kami asumsikan terdiri dari empat anggota keluarga, maka 51 kios air dapat melayani kebutuhan 40.800 orang," ujarnya. Sementara itu, program Master Meter merupakan satu meter air yang digunakan secara kolektif untuk beberapa rumah. Sistem operasinya dengan cara membentuk Community Based Organization (CBO) untuk mengelola jaringan perpipaan setelah meter, distribusi tagihan, pembayaran dan perawatannya. Meyritha mengatakan, Program Master Meter telah dijalankan di Rawa bebek, Muara baru di Penjaringan, serta Jembatan besi. Rencananya, tahun ini Palyja akan menambah 6 Master meter sehingga di akhir tahun bisa memiliki 10 unit Master meter. "Kami juga sudah melakukan sambungan baru 51 unit. Satu kios air dapat melayani kurang lebih 200 keluarga. Jika satu keluarga kami asumsikan terdiri dari empat anggota keluarga, maka 51 kios air dapat melayani kebutuhan 40.800 orang," ujarnya. Sementara itu, program Master Meter merupakan satu meter air yang digunakan secara kolektif untuk beberapa rumah. Sistem operasinya dengan cara membentuk Community Based Organization (CBO) untuk mengelola jaringan perpipaan setelah meter, distribusi tagihan, pembayaran dan perawatannya. Meyritha mengatakan, Program Master Meter telah dijalankan di Rawa bebek, Muara baru di Penjaringan, serta Jembatan besi. Rencananya, tahun ini Palyja akan menambah 6 Master meter sehingga di akhir tahun bisa memiliki 10 unit Master meter. "Kami juga sudah melakukan sambungan baru
i. NTT: 375 desa krisis air bersih.
Sebanyak 375 desakelurahan di sembilan kabupaten di Nusa Tenggara Timur saat ini krisis air bersih akibat kekeringan, terutama di wilayah pesisir. 28
Pemerintah daerah mengajukan bantuan dana kekeringan kepada pemerintah pusat. Namun, dari enam kabupaten itu, baru dua kabupaten yang mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat untuk mengatasi kekeringan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tadeus Tini di Kupang, Senin (2982016), mengatakan, kini harga air bersih melonjak dari Rp 500.000 menjadi Rp 750.000 per tangki ukuran 5.000 liter. Harga itu berlaku di sejumlah desa di pesisir selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. "Kondisi jalan yang buruk menyebabkan sopir-sopir enggan masuk, tetapi dengan harga air yang tinggi mereka bersedia. Satu tangki air untuk memenuhi kebutuhan selama satu pekan bagi sekitar lima anggota keluarga. Itu pun dimanfaatkan untuk minum dan memasak. Sementara untuk kebutuhan mencuci dan mandi, mereka mencari sumber air lain, letaknya sekitar 12 kilometer dari permukiman," kata Tini. Laporan dari sembilan kabupaten itu sudah diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tetapi baru dua kabupaten yang mendapatkan bantuan. Kabupaten Flores Timur mendapatkan bantuan senilai Rp 1,1 miliar untuk pembuatan dua sumur bor dan distribusi air bersih. Adapun Kabupaten Rote Ndao mendapatkan bantuan Rp 260 juta untuk distribusi air bersih.
28 Sebagaimana diberitakan Caroline Damanik (Editor); 375 Desa di NTT Krisis Air Bersih; Kompas 30 Agustus 2016; Lihat uraiannya dalam:
http:regional.kompas.comread2016083016523721375.desa.di.ntt.krisis.air.bersih Dikunjungi pada Selasa 18 April 2017, pukul 08.03 WIB.