Penjelasan Pasal Demi Pasal
II. Penjelasan Pasal Demi Pasal
Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Ayat(l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 3 Ayat(l) Pembentukan desa dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Pembentukan dusun atau sebutan lain dapat dilakukan apabila desa bersangkutan
sangat luas sehingga memudahkan terselenggaranya pelayanan pemerintahan yang ef'ssien dan efektif.
Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Ayat(l) Pembentukan desa dalam rangka kepentingan nasional adalah seperti penetapan
desa definitif di daerah transmigrasi, desa kepulauan, desa pulau-pulau terluar, desa di daerah perbatasan dengan negara tetangga, desa hasil reklamasi dan lain-lain pembentukan desa yang bersifat setrategis.
Ayat (2) Cukup Jelas
Halaman
Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Yang dimaksud dengan "urusan pemerintahan" antara lain pengaturan kehidupan
masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa, kerjasama antar desa.
Pasal 14 Huruf a
Yang dimaksud berdasarkan liak asal-usul desa adalah hak untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul, adat istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan seperti pelestarian nilai-nilai sosial budaya, penyelesaian sengketa yang berada diwilayahnya sesuai dengan kewenangannya, seperti: subak, jogoboyo, jogotirto, sasi, mapalus. kaolotan, dar/ Iain-lain. Pemerintah daerah mengidentifikasi jenis kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan mengembalikan kewenangan tcrscbut, yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Huruf b; Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan identifikasi, pembahasan dan penetapan jenis-
jenis kewenangan yang diserahkan pengaturannya kepada desa, seperti kewenangan di bidang pertanian, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, sosial, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, perikanan, politik dalam negeri dan administrasi publik, otonomi desa, perimbangan keuangan,
Halaman Halaman
Huruf c; Tugas pembantuan yang diserahkan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, kepada desa, harus disertai dengan dana, prasarana, personal serta bimbingan administrasi dan teknis oprasional.
Huruf d; Cukup Jelas. Pasal 15 Ayat(l); Cukup Jelas. Ayat(2); Cukup Jelas. Pasal 16 Pedoman yang dimaksud adalah merupakan Asas Umum Penyelenggaraan Negara,
sesuai yang disebutkan dalam UU No. 28 tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, ditambah asas efisiensi dan asas efektivitas.
Pasal 17 Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang
pedoman susunan,organisasi dan tatakerja pemerintahan desa sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi desa dalam wilayahnya.
Pasal 18 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 19 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5)
Halaman
Cukup Jelas Pasal 20 Ayat(l) Yang dimaksud dengan "laporan penyelenggaraan pemerintahan desa" adalah laporan
semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas dan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintahan kabupaten/kota.
Ayat (2) Yang dimaksud dengan "laporan keterangan pertanggungjawaban" adalah keterangan
seluruh proses pelaksanaan peraturan-peraturan dengan termasuk APBDes. Ayat (3) Yang dimaksud dengan "menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada masyarakat" adalah memberikan informasi berupa pokok-pokok kegiatan. Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 21 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Huruf c; Cukup Jelas Huruf d; Cukup Jelas Huruf e; Cukup Jelas Huruf f; Cukup Jelas Huruf g; Cukup Jelas Huruf h; Cukup Jelas Huruf i; Cukup Jelas Huruf j; Cukup Jelas Huruf k;
Halaman
Cukup Jelas Pasal 30 Ayat (1) Perangat desa yang sedang menjabat dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil
dengan pendidikan serendah-rendahnya SLTP dan pengisian perangkat desa selanjutnya diisi dengan syarat minimal pendidikan SLTA
Ayat (2) Bagi perangkat desa yang tidak memenuhi persyaratan menjadi Pegawai Negeri Sipil
diberikan penghasilan tetap setara golongan IIa hingga masa kerjanya berakhir dan penghargaan purna tugas
Pasal 31 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 32 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 33 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 34 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 35 Cukup Jelas Pasal 36 Ayat(l)
Halaman
Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 37 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 38 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 39 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 40 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 41 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Huruf c; Cukup Jelas Huruf d; Cukup Jelas.
Halaman
Huruf e; Yang dimaksud dengan "memproses pemilihan kepala desa" adalah membentuk
panitia pemilihan, menetapkan calon kepala desa yang berhak dipilih, menetapkan calon kepala desa terpilih dan mengusulkan calon kepala desa terpilih kepada Bupati/Walikota untuk disyahakan menjadi kepala desa terpilih.
Huruf f; Cukup Jelas Huruf g; Cukup Jelas Huruf h; Cukup Jelas Pasal 42 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Pasal 43 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Huruf c; Cukup Jelas Huruf d; Cukup Jelas Huruf e; Cukup Jelas Pasal 44 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Huruf c; Cukup Jelas Huruf d; Cukup Jelas Huruf e; Cukup Jelas
Halaman
Huruf f; Cukup Jelas Huruf g; Cukup Jelas Pasal 45 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 46 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Huruf c; Cukup Jelas Huruf d; Cukup Jelas Huruf e; Cukup Jelas Pasal 47 Huruf a; Cukup Jelas Huruf b; Cukup Jelas Huruf c; Cukup Jelas Huruf d; Cukup Jelas Pasal 48 Ayat (1) Cukup Jelas
Halaman
Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 49 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 50 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 51 Cukup Jelas Pasal 52 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 53 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Pasal 54 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Ayat (6) Cukup Jelas
Halaman
Ayat (7) Cukup Jelas. Ayat (8); Cukup Jelas. Pasal 55 Huruf a; Yang dimaksud dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam ketentuan ini
adalah taat dalam menjalankan dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Huruf b
Cukup Jelas Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Huruf e Cukup Jelas Huruf f Yang dimaksud dengan "penduduk desa setempat" adalah penduduk yang memi.liki
Kartu Tanda Penduduk Desa bersangkutan atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai penduduk desa bersangkutan.
Huruf g Cukup Jelas Huruf h Cukup Jelas Huruf i Cukup Jelas Huruf J Yang dimaksud dengan "masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun" adalah masa
jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Huruf k; Cukup Jelas Pasal 56 Cukup Jelas Pasal 57 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2);
Halaman
Cukup Jelas Pasal 58 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas.
Ayat (3) Cukup Jelas
Ayat (4); Cukup Jelas Pasal 59 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4); Cukup Jelas Ayat (5); Cukup Jelas Pasal 60 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Pasal 61 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Pasal 62 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2);
Halaman
Pasal 63 Cukup Jelas Pasal 64 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3)
Pasal 65 Ayat (1); Cukup Jelas
Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4); Cukup Jelas Pasal 66 Cukup Jelas Pasal 67 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Pasal 68 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 69 Cukup Jelas Pasal 70 Ayat (1); Cukup Jelas
Halaman
Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4); Cukup Jelas Pasal 71 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Pasal 72 Cukup Jelas
Pasal 73 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 74 Cukup Jelas Pasal 75 Ayat (1); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4); Cukup Jelas Pasal 76 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas
Halaman
Pasal 77 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 78 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4); Cukup Jelas Pasal 79 Huruf a Yang dimaksud dengan “kebersamaan” adalah pembangunan perdesaan
diselenggarakan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa agar tercapai kesejahteraan masyarakat desa.
Huruf b Yang hatikan keanekaragaman budaya yang hidup di seluruh wilayah negara
Indonesia. Huruf c Yang dimaksud dengan “berkeadilan” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali. Huruf d Yang dimaksud dengan “berkelanjutan” adalah pembangunan perdesaan
diselenggarakan secara terus-menerus oleh semua komponen masyarakat sampai tercipta kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat desa.
Huruf e Yang dimaksud dengan “berwawasan lingkungan” adalah pembangunan perdesaan
harus memperhatikan lingkungan sebagai bagian penting bagi peningkatan kualitas hidup manusia.
Huruf f Yang dimaksud dengan “kreativitas” adalah pembangunan perdesaan harus
menciptakan atau mendukung kemampuan inovasi dan kreasi masyarakat desa. Huruf g Yang dimaksud dengan “kelestarian dan kearifan lokal” adalah pembangunan
perdesaan harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistemnya serta
Halaman Halaman
Huruf h Yang dimaksud dengan “kemandirian” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan kemampuan masyarakat desa untuk mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan segala potensi yang dimiliki.
Huruf i Yang dimaksud dengan “kesetaraan” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan persamaan tanggungjawab dan hak di antara masyarakat desa. Huruf j Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah pembangunan perdesaan
diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pembangunan perdesaan.
Huruf k Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah segala informasi mengenai
pembangunan perdesaan harus dapat dipertanggungawabkan kebenarannya . Huruf l Yang dimaksud dengan “efisiensi” adalah pembangunan perdesaan harus
mencerminkan keseimbangan antara hasil dan tindakan yang telah dilakukan. Huruf m Yang dimaksud dengan “efektifitas” adalah pembangunan perdesaan harus
memperhatikan kesesuaian kebutuhan masyarakat desa. Huruf n Yang dimaksud dengan “tanggungjawab negara” adalah negara memiliki peran yang
kuat dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan aspek dalam pembangunan perdesaan.
Pasal 80 Cukup Jelas Pasal 81 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 82 Cukup Jelas Pasal 83
Halaman
Cukup Jelas Pasal 84 Cukup Jelas Pasal 85 Ayat (l) Huruf a Cukup Jelas Huruf b Dari bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus) diberikan langsung kepada desa. Dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukan bagi desa yang dialokasikan
secara proporsional. Huruf c Yang dimaksud dengan " bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah" adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumberdaya alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurang belanja pegawai.
Dari dana Kabupaten/Kota diberikan langsung kepada Desa untuk dikelola oleh Pemerintah Dsa, dengan ketentuan 30% (tiga puluh per seratus) digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan BPD dan 70% (tujuh puluh per status) digunakan' untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Huruf d Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan Kepala Desa dan
Perangkat Desa. Bantuan dari Propinsi dan kabupaten/kota digunakan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan Desa.
Huruf e Yang dimaksud dengan "sumbangan dari pihak ketiga" dapat berbentuk hadiah,
donasi, wakaf, dan atau Iain-lain sumbangan serta pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang.
Yang dimaksud dengan "wakaf dalam ketentuan ini adalah perbuatan lu.kum wakaf untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian hsrta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertenm sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. '
Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 86 Cukup Jelas Pasal 87
Halaman
Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 88 Ayat(l); Cukup Jelas Ayat (2); Cukup Jelas Pasal 89 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 90 Ayat (l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 91 Ayat (l) Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik desa yang berhubungan . dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 92 Cukup Jelas Pasal 93 Ayat(l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 94
Halaman
Ayat(l) Badan Usaha Milik Desa adalah badan hukum; Yang tergolong "badan hukum" dapat
berupa lembaga bisnis, yaitu unit usaha yang kepemilikan sahamnya berasal dari Pemerintah Desa " dan masyarakat seperti usaha mikro kecil dan menengah, lembaga keuangan mikro perdesaan (usaha ekonomi desa simpan pinjam, badan kredit desa, lembaga simpan pinjam berbasis masyarakat, lembaga perkreditan desa, lumbung pitih nagari dan sebagainya).
Ayat (2) Yang dimaksud dengan "usaha desa" adalah jenis usaha yang meiiputi pelayanan
ekonomi desa seperti:
a. usaha jasa yang meliputi jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha lain yang sejenis.
b. Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi desa
c. perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan, petemakan, perikanan, dan agrobisnis.
d. Industri dan kerajinan rakyat. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Ayat (6) Cukup Jelas Pasal 95 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan "dikelola oleh Pemerintah Desa dan masyarakat", adalah
pemilikan;. modal dan pengelolaan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat. Ayat (3); Cukup Jelas Ayat (5) Yang dimaksud bentuk perseroan adalah bahawa BUM Desa berbentuk perseroan
terbatas dengan desa menjadi pemilik dalam bentuk saham Ayat (6) Cukup Jelas Pasal 96 Yang dimaksud dengan "permodalan dari Pemerintah Desa" adalah penyertaan modal
pada Badan Usaha Milik Desa dari kekayaan desa yang dipisahkan Cukup jelas.
Halaman
Pasal 97 Ayat (l) Cukup jelas. Ayat (2) Cukupjelas Pasal 98 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat(2) Cukup jelas Pasal 99 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan "mendapatkan persetujuan BPD" dalam ketentuan ini adalah
persetujuan tertulis dari BPD setelah diadakan rapat khusus iintuk itu. Ayat (3); Cukup Jelas Pasal 100 Ayat (l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 101 Dalam ketentuan ini bentuk kerja sama dapat dilakukan dengan membentuk perjanjian
bersama atau membentuk peraturan bersama. Pembentukan Badan Kerja Sama disesuaikan dengan kebutuhan dan memperhatikan
cakupan obyek kerja sama, pembiayaan atau kompleksitas jenis kegiatan. Pasal 102 Ayat(l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 103 Ayat (l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas
Halaman
Pasal 104 Ayat (l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Dalam hal berperkara di pengadilan, pemerintah desa dapat diwakili oleh pihak yang
ditunjuk oleh Kepala Desa Pasal 105 Ayat(l) Yang dimaksud dengan "dapat dibentuk" adalah didasarkan atas pertimbangan bahwa
kehadiran lembaga tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maksud dan tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada.
Lembaga kemasyarakatan dalam ketentuan ini misalnya Rukun Tetangga, Rukun Warga, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Karang Taruna, lembaga pemberdayaan masyarakat atau sebutan lain.
Ayat(2) Cukup Jelas Pasal 106 Cukup jelas. Pasal 107 Huruf a. Yang dimaksud dengan "menyusun rencana pembangunan secara partisipatif" adalah
proses perencanaan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan.
Huruf b Yang dimaksud dengan melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara
dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif adalah dengan melibatkan masyarakat secara demokratis, terbuka dan bertanggung jawab untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi masyarakat serta terselenggaranya pembangunan berkelanjutan.
Huruf c. Yang dimaksud dengan "menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong
royong dan swadaya masyarakat" adalah Penumbuhkembangan dan penggerakan prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat yang dilakukan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat atau sebutan lain.
Huruf d Yang dimaksud dengan "menumbuhkembangkan kondisi dinamis" adalah
untuk mempercepat terwujudnya kemandirian masyarakat.
Halaman
Pasal 108 Cukup jelas Pasal 109 Yang dimaksud dengan "pengembangan kemitraan" adalah mengembangkan
kerjasama yang saling menguntungkan, saling percaya dan saling mengisi. Pasal 110 Cukup jelas Pasal 111 Ayat (l) Cukup jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 112 Ayat (l); Cukup Jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 113 Cukup jelas Pasal 114 Cukup jelas. Pasal 115 Cukup jelas Pasal 116 Cukup Jelas Pasal 117 Ayat (l) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 118 Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalam ketentuan ini antara lain
peraturan perundang-undangan sektoral seperti Undang-undang Kehutanan, Undang- undang Pengairan, Undang-undang Perikanan Undang-undang Kesehatan, Uridang- undang Pertanahan dan Undang-undang perkebunan.
Pasal 119 Ayat (1);
Halaman
Yang dimaksud dengan semua peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan desa dalam ketentuan ini antara lain, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang desa sebagai aturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2004 Tentang Desa.
Ayat (2); Cukup Jelas Pasal 120 Cukup Jelas Pasal 121 Cukup Jelas.
Halaman