Hygiene dan Sanitasi

3.3 Hygiene dan Sanitasi

Sanitasi ialah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber penularan. Sanitasi atau kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum pula.

Sedangkan higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.

3.3.1 Bangunan

1. Pekerjaan Atap

 Genteng / penutup atap lainnya harus berkualitas baik, tidak mudah retak / pecah sehingga menyebabkan kebocoran.  Genteng / penutup atap lainnya sebaiknya di finishing dengan memakai bahan yang tahan terhadap cuaca seperti

veernish untuk genteng dan cat untuk seng.  Apabila mengalami kebocoran, harus segera di ganti agar

tidak merusak yang lainnya seperti plafond dan dinding.

2. Pekerjaan Kusen dan Pintu

 Kayu kusen dan pintu harus dimeni dulu sebelum dicat, agar lebih tahan terhadap rayap.

 Kusen, pintu, dan jendela harus sering dibersihkan.  Kusen, pintu dan jendela selalu dalam kering.  Cat atau pelitur yang terkelupas harus segera diperbaiki agar

kusen, daun pintu dan jendela terpelihara dengan baik.

3. Pekerjaan Dinding

 Dinding harus selalu bersih dari kotoran dan serta harus selalu kering.  Untuk membersihkan dinding bisa dilakukan dengan cara di lap dengan kain basah.

 Dinding yang terkelupas harus segera diperbaiki dengan cara menambah bagian yang rusah dengan adukan semen dan

pasir, kemudian segera dicat kembali.

4. Pekerjaan Kaca

 Kaca harus dibersihkan setiap hari dari segala kotoran.

5. Pekerjaan Lantai

 Lantai harus dalam keadaan bersih dan kering.  Lantai yang pecah / lepas segera diganti agar tidak merusak

yang lain.  Pada waktu pemasangan harus memakai lapisan pasir t = 5

cm dibawah adukan lantai / keramik untuk menghindari retak.

 Adukan dibawah lantai / keramik harus dipastikan merata keseluruh permukaan lantai / keramik dan tidak boleh terlalu

tebal, tebal adukan sekitar 2 cm.

6. Pekerjaan Kamar Mandi/WC

 Dibersihkan setiap hari.  Jangan membuang air sabun, kotoran yang bisa menyumbat

kedalam kloset.  Kotoran yang ada dilantai (seperti : tanah, daun dsb) jangan dibuang kedalam saluran buangan, karena akan menyumbat

saluran tersebut.  Ubin yang pecah segera diganti untuk menghindari kerusakan

yang lebih parah.

7. Pekerjaan Listrik dan Air Bersih

 Sambungan-sambungan listrik harus benar-benar tertutup rapat untuk menghindari hubungan pendek apabila terkena

air bocoran dan tidak membahayakan.  Instalasi listrik harus di periksa setiap 5 tahun sekali.

 Kabel sikring tidak boleh terlalu besar, sebaiknya dipergunakan yang sesuai dengan daya listrik.

 Apabila tidak digunakan sebaiknya dimatikan, selain untuk menghemat biaya operasional juga memperpanjang umur

daripada instalasi tersebut.  Sumber air bersih sebaiknya diletakkan minimal dengan jarak

20 m dari septictank / resapan.  Saluran air bersih harus mempergunakan pipa PVC yang baik mutunya dan tahan lama.  Untuk saluran yang bocor segera diperbaiki/diganti.

8. Pekerjaan Furniture

 Furniture (meja, kursi, lemari dsb) harus dibersihkan setiap hari, untuk menjaga supaya kotoran-kotoran tersebut tidak

merusak furniture tersebut.  Apabila ada yang rusak segera diperbaiki. Kalau lepas dipaku

kembali. Kalau kerusakannya parah segera diganti.  Apabila cat pelitur sudah mengelupas, segera dicat / pelitur kembali untuk mencegah rayap dan sebagainya yang akan

merusak furniture tersebut.

3.3.2 Toilet/Kamar Mandi

 Toilet selalu dalam keadaan bersih  Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,

berwarna terang dan mudah dibersihkan  Ada pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi, dilengkapi dengan penahan bau  Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung

dengan tempat pengelolaan makanan (dapur, ruang makan)  Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan

udara luar  Harus dilengkapi dengan slogan untuk memelihara kebersihan  Tidak terdapat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan binatang pengerat dan serangga.  Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.

 Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan berupa gambar dll.

 Penyediaan tempat sampah yang tertutup.

3.3.3 Kantin

Kantin yang sehat secara fisik tentunya harus mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan fisiknya tersebut, kantin sehat dapat dibedakan menjadi kantin dengan ruangan tertutup dan kantin dengan ruangan terbuka seperti di koridor atau di halaman kampus. Meskipun kantin berada di ruang terbuka, namun ruang pengolahan dan tempat penyajian makanan harus dalam keadaan tertutup. Untuk keseluruhan kantin, rekomendasi dan persyaratan yang wajib dipenuhi adalah:

 Sumber air bersih  Air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat

membahayakan kesehatan seseorang.  Air tidak berwarna dan berbau.

 Air memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum dan

 Untuk air yang akan digunakan untuk memasak atau mencuci bahan pangan harus memenuhi persyaratan bahan baku air minum.

Tempat Penyimpanan

 Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus,

burung, atau mikroba dan ada sirkulasi udara.  Penyimpanan bahan baku dan produk pangan harus sesuai dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan.  Untuk bahan mentah termasuk bumbu dan bahan tambahan pangan tempat penyimpanannya harus terpisah dengan

produk atau makanan yang siap disajikan.  Kantin tersebut pun harus menyediakan tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan

pencuci dan minyak tanah.

 Bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus, kecoa, bakteri dan bahan berbahaya lainnya tidak boleh

disimpan di kantin.  Kantin juga mempunyai tempat penyimpanan peralatan makan yang bebas pencemaran (lemari).  Peralatan harus mudah dibersihkan, kuat dan tidak mudah berkarat.  Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan pangan harus halus, tidak bercelah, tidak mengelupas, dan tidak

menyerap air

Tempat Pengolahan/ Tempat Persiapan Makanan

 Ruangan pengolahan atau persiapan makanan harus selalu dalam keadaan bersih dan terpisah dari ruang penyajian dan

ruang makan dan harus tertutup.  Terdapat tempat/meja yang permanen dengan permukaan halus, tidak bercelah dan mudah dibersihkan.  Ruang pengolahan tidak berdesakan sehingga setiap pengguna gedung yang sedang bekerja dapat leluasa

bergerak.  Ventilasi yang cukup harus tersedia agar udara panas dan

lembab di dalam ruangan pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar.

 Pada ruang pengolahan atau dapur wajib terdapat APAR, baking soda serta smoke detector untuk pencegah

kebakaran.  Apabila kompor gas yang digunakan maka tabung gas harus berlabel SNI serta terdapat tata cara penggantian selang

tabung yang terpasang untuk pekerja.  Jika tercium bau gas maka pekerja kantin harus segera menghubungi UPT K3L di 0812 217 93088.

Tempat Penyajian (Display Makanan) dan Ruang Makan

 Kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka harus mempunyai tempat penyajian makanan seperti lemari

display, etalase atau lemari kaca yang memungkinkan display, etalase atau lemari kaca yang memungkinkan

 Tempat penyajian atau display makanan harus selalu tertutup untuk melindungi makanan dari debu, serangga dan

hama lainnya.  Ruang makan di kantin harus menyediakan meja dan kursi dalam jumlah yang cukup dan nyaman.  Meja dan kursi tersebut harus selalu dalam keadaan bersih, tidak berdesakan sehingga setiap konsumen dapat leluasa

bergerak.  Permukaan meja harus mudah dibersihkan dan tidak memiliki celah.  Ruang makan pada kantin harus mempunyai ventilasi yang cukup agar udara panas dan lembab di dalam ruangan

pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar serta jauh dari tempat penampungan sampah dan toilet (jarak minimal 20 m).

Fasilitas Sanitasi

 Tersedia bak cuci piring dan peralatan dengan air mengalir serta rak pengering.

 Wastafel dengan sabun/detergen dan lap bersih atau tisue di tempat makan dan di tempat pengolahan/persiapan

makanan.

Perlengkapan Kerja dan Penyimpanan Uang di Kasir

 Perlengkapan kerja pekerja kantin yang harus disediakan antara lain baju kerja, tutup kepala, dan celemek berwarna terang (agar mudah terkontrol kebersihannya), sarung tangan sekali pakai untuk penyajian dan pengolahan serta lap

yang bersih.  Sedangkan untuk pekerja kantin pria jika memelihara janggut maka janggut harus diikat dan menggunakan masker, rambut

harus tertata rapi dengan dipotong pendek atau diikat.  Berkenaan dengan tempat penyimpanan uang, maka uang harus mempunyai tempat penyimpanan khusus yang

terpisah dan berada jauh dari tempat penyajian atau display terpisah dan berada jauh dari tempat penyajian atau display

 Pekerja yang menerima pembayaran (kasir) tidak merangkap sebagai pengolah dan/atau penyaji makanan, agar tidak

terjadi pemindahan mikroba melalui uang.

Tempat Pembuangan Limbah (sampah, limbah cair dan asap)

 Tempat sampah atau limbah padat di kantin harus tersedia dan jumlahnya cukup serta selalu tertutup (pada bagian

dalam dilapisi plastik sekali buang untuk kemudahan pemindahan ke TPS), di dalam maupun di luar kantin harus bebas dari sampah.

 Jarak kantin dengan tempat penampungan sampah sementara minimal 20 meter.  Sampah harus dibuang secara berkala dan teratur dan dibuang pada tempatnya.  Terdapat selokan atau saluran pembuangan air (termasuk air limbah dan berfungsi dengan baik serta mudah dibersihkan

bila terjadi penyumbatan).  Terdapat lubang angin atau exhaust dengan hood diatas kompor yang berfungsi untuk mengalirkan udara segar dan

membuang asap proses pemasakan makanan.