ALAT BANTU

BAB IX ALAT BANTU

  9.1 K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

  A. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

  K3 adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

  Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan bernagkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau yang wajar dilalui. Beberapa hal faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah :

  a. Faktor Fisik

  Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya.

  b. Faktor Manusia

  Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena kelengahan, mengantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85 dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.

  Tujuan dan sasaran manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

  Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang baik dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja karyawan dan perusahaan.Pengelolaan yang efektif dan efisien dapat ditingkatkan melalui pengawasan, pengendalian dengan audit manajemen, dan pengendalian internnya.

  B. Alat Pelindung

  Alat pelindung adalah sebuah alat atau pengaman yang digunakan ataudiperuntukkan bagi para pekerja untuk menunjang keselamatannya selama bekerja. Ada beberapa alat pelindung yang digunakan bagi para pekerja sebagai berikut :

  1. Alat pelindung mata(kaca mata pengaman) dan muka

  Fungsi kacamata pengaman adalah untuk melindungi mata dari :

  1. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang diudara

  2. Lemparan benda-benda kecil

  3. Panas dan pancaran cahaya

  4. Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata

  5. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam

  2. Pelindung pendengaran

  Untuk melindungi alata pendengaran (telinga) akibat kebisingan, dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas.

  3. Pelindung Pernapasan (respirator)

  Alat pelindung pernapasan berfungsi memberikan perlindungan organ pernapasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, asap, kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya.

  4. Pelindung Tangan

  Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores, terinfeksi. Alat pelindung tangan disebut dengan sarung tangan.

  5. Helm

  Helm berguna untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, contohnya apabila ada barang atau material konstruksi yang jatuh dari atas yang memungkinkan mengenai bagian kepala, kepala masih dapat terlindungi dengan adanya pemakaian helm sehingga kecelakaan dapat diminimalisir dengan adanya peralatan keselamatan ini.

  6. Pakaian kerja

  Fungsi pakaian kerja adalah untuk melindungi badan atau bagian tubuh manusia terhadap suatu kejadian yang dapat melukai badan. Pakaian kerja ditujukan khusus untuk pekerja proyek karena resiko pekerja proyek lebih besar daripada pekerja kantoran, maka dari itu pakaian pekerja proyek dengan kantoran sangat berbeda sekali.

  7. Sepatu kerja

  Sepatu kerja merupakan perlindungan yang khususnya ditujukan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi sangat dianjurkan untuk mengenakan sepatu dengan sol yang tebal agar dapat berjalan bebas dipermukaan yang tidak rata, licin, maupun yang terdapat pecahan benda tajam ataupun paku tanpa terluka. Bagian muka sepatu juga harus tebal untuk melindungi jari-jari kaki apabila tertimpa material

9.2 Ragum

  Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai tuas pemutar kearah kiri ( berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasantidaktetappadarahangtersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar kearah kanan (searah jarum jam).

  Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang sesuai dapat dilakukan dengan aturan tersendiri.

  Tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan dikerjakan dan dengan ketinggian orang yang menggunakan. Untuk pengikiran yang menggunakan tenaga yang besar, ragum harus di pasang lebih rendah.

  Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang rata, sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas kayujeruji di atas lantai. Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang sesuai dapat dilakukan dengan aturan tersendiri.

  Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Biasa digunakan untuk Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Biasa digunakan untuk

  Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau memberikan tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam produksi di bengkel-bengkel kecil dimana umumnya memerlukan penyesuaian peralatan dan teknikmetode untuk pekerjaan-pekerjaan secara manual dengan tangan. Operasi- operasi di bengkel besar akan memerlukan jig atau alat tekan yang dapat digabung dengan ragum tertentu atau alat lain dari ragum biasa.

  Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

  a) Ragum biasa

  Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja

  Gambar 9.1 ragum biasa Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

  b) Ragum berputar

  Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle (poros putar ). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360 derajat.

  Gambar 9.2 ragum berputar Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT – UB (2016)

  c) Ragum universal

  Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.

  Gambar 9.3 ragum universal Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

9.3 Mata Gergaji

  Terbuat dari rangka yang ukurannya tetap atau bisa diatur, bisa di pakai untuk mata gergaji yang panjangnya sekitar 200 mm atau 300 mm, di tegangkan dengan mur kupu-kupu. Pada kedua tipe rangka ini daun gergaji bisa di putar 90° sehinggapemotongan panjang bisa di laksanakan.

  Daun gergaji besi ukurannya berkisar antara 14, 18, 24 dan 32 tiap 25 mm, terdapat pada satu atau kedua sisinya dan terbuat dari baja tungsten rendah atau baja potong cepat. Pengerjaan panas diperlukan untuk menghasilkan daun gergaji yang fleksibel atau seluruhnya keras, yang fleksibel hanya di keraskan pada sisi potongnya saja, sedangkan daun gergaji yang seluruhnya keras berarti keseluruhannya di keraskan.

  Gambar 9.4 Gergaji Besi Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

9.4 Mur, Baut dan Sekrap

  Mur adalah jenis pengikat dengan lubang berulir. Mur hamper selalu digunakan berlawanan dengan baut untuk mengencangkan suatu komponen secara bersama. Kombinasi keduanya dapat bekerja karena memiliki kombinasi thread yang sesuai.

  Gambar 9.5 Mur Sumber : heru catur prasetiyo (2015)

  Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang. Baut dan sekrap memiliki perbedaan. Perbadaan itu dapat dilihat pada penampilan dan fungsinya.

  Pada sisi penampilan, baut dan sekrup sangatlah bebeda. Baut memiliki ujung yang tumpul sedangkan sekrup memiliki ujung yang lancip. Kemudian ulir dari baut terlihat tidak sekasar ulir yang dimiliki skrup. Perbedaan lainnya juga bisa diiliat dari kepala antara baut dan sekrup. Umumnya baut tidak menggunakan obeng melainkan kunci untuk membuka atau merapatkannya, sedangkan sekrup menggunakan obeng untuk membukanya. Pada sisi fungsi, baut biasanya berpasangan dengan mur sedangkan sekrup tidak. Karena sekrup memiliki ujung yang lancip, sehingga dapat langsung digunakan untuk menancapkan ke benda kerja misal kayu.

  Gambar 9.6 Baut Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

  Gambar 9.7 Baut Sekrup Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

9.5 Palu

  Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, konstruksinya terdiri dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon (0.60-0.80) dan dibentuk seperti kubah maksudnya untuk menghindari terjadinya bekas yang tidak baik pada benda kerja dan untuk menjamin bahwa tenaga pukulan palu benar- benar tersalurkan melalui pusat dari muka palu dan tidak melaui pinggirannya yang akan mengakibatkan terjadinya keretakan. Ukuran palu adalah beratnya yaitu antara 112 gr dan 900 gr.

  Gambar 9.8 Palu Sumber: Alva Teknik(2015)

9.6 Paku Keling

  Paku keling rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana. sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, Paku keling rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana. sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki,

  Gambar 9.9 Tap dan Snei Sumber: Abu Sofyan (2015)

9.7 Tap dan Snei

  Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam (mur), tap biasanya terbuat dari HSS yang dikeraskan.

  Snei adalah alat untuk membuat ulir luar (baut). Snei juga terbuat sama dengan seperti “tap” yaitu menggunakan HSS yang dikeraskan

  Gambar 9.10 Tap dan Snei Sumber: Abu Sofyan (2015)

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

EVALUASI IN VITRO ANTIOKSIDAN SENYAWA FENOL BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) SELAMA PROSES PENGOLAHAN EMPING MELINJO BERDASARKAN SNI 01-3712-1995

4 111 16

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83