KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi Daerah Penelitian Kabupaten Rembang merupakan salah satu dari 35 kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Rembang yaitu 101.408 Ha atau 3,12 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah sebesar 3.254.412 Ha. Kabupaten Rembang secara astronomi berada di antara 111º00’ - 111º30’ Bujur Timur (BT) dan 6º30’ - 7º60’ Lintang Selatan (LS), yang mencakup wilayah daratan seluas 101.408 Ha dan laut dengan garis pantai sepanjang 62,5 km.

Kabupaten Rembang terdiri dari 14 Kecamatan, 287 Desa dan 7 Kelurahan dengan rata-rata kepadatan penduduk 599 per km 2 . Kecamatan

yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Sale (10.712 ha). Batas- batas administratif Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara

: Laut Jawa

Sebelah Selatan

: Kabupaten Blora

Sebelah Timur : Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur Sebelah Barat

: Kabupaten Pati

2. Topografi Daerah Wilayah Kabupaten Rembang memiliki topografi yang sangat ber- variasi yaitu daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Pembagian wilayah Kabupaten Rembang untuk daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan daerah pegunungan sebesar 23,19%, 45,45%, 28,29% dan 3,07% dengan ketinggian 0-25 mdpl, 26-100 mdpl, 101-500 mdpl, dan >500 mdpl. Sebelah utara wilayah Kabupaten Rembang merupakan dataran rendah, sedangkan semakin ke selatan merupakan daerah pegunungan.

3. Keadaan Iklim Kondisi iklim di suatu daerah dapat ditentukan atas dasar jumlah curah hujan, suhu, rata-rata bulan kering, rata-rata bulan basah dan keting-

C dan suhu rata-rata 23 ○

C dengan bulan basah 4 sampai 5 bulan. Curah hujan Kabupaten Rembanng 1.332 mm dan rata-rata hari hujan sebanyak 67 kali per tahun.

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Penggolongan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat memberikan gambaran tentang Angka Beban Tanggungan (ABT) dan sex ratio . Angka Beban Tanggungan (ABT) dapat diketahui dengan memban- dingkan jumlah penduduk non produktif dengan penduduk produktif. Me- nurut Badan Pusat Statistik, penduduk yang termasuk usia non produktif adalah penduduk yang berumur 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari atau sama dengan 65 tahun. Sex ratio dapat diketahui dengan membandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.

Penggolongan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Komposisi Penduduk Kabupaten Rembang Menurut Umur dan

Jenis Kelamin Tahun 2008 Kelom-

Kabupaten Rembang No

(orang) (Thn)

Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang Jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Rembang berdasarkan data pada Tabel 7 adalah 408.199 orang. Angka ini menunjukkan adanya sumber daya manusia yang relatif besar untuk Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang Jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Rembang berdasarkan data pada Tabel 7 adalah 408.199 orang. Angka ini menunjukkan adanya sumber daya manusia yang relatif besar untuk

Angka Beban Tanggungan dan di Kabupaten Rembang berdasarkan Tabel 7. dapat dihitung sebagai berikut: penduduk usia ( 0  14 )  penduduk usia ( 55  )

ABT = x 100

penduduk usia ( 15  54 )

ABT = 49 Angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Rembang pada tahun 2008 adalah 49. Hal ini berarti bahwa setiap 49 penduduk usia produktif menanggung 100 penduduk usia non produktif, sedangkan sex ratio Kabupaten Rembang dapat dihitung sebagai berikut:

Sex ratio = Sex ratio=

x 100

Sex ratio= 99 Nilai sex ratio Kabupaten Rembang sebesar 99. Hal ini berarti bahwa jika di Kabupaten Rembang tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka terdapat 99 penduduk laki-laki.

2. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya pe- ningkatan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan tinggi yang ditamatkan merupakan salah satu indikator pokok kualitas pendidikan formal.

Tingginya tingkat pendidikan yang dapat dicapai suatu wilayah menunjukkan tingkat intelektualitas daerah tersebut. Perhatian pemerintah pada bidang ini antara lain diwujudkan melalui penyediaan sarana/prasarana pendidikan dan peningkatan kualitas tenaga pengajar.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia dan kemampuan pendu- duk untuk menyerap teknologi yang ada dan baru di daerah tersebut. Ting- kat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan ber- kaitan dengan pola pikir dan akan mempengaruhi kecepatan dalam mene- rima informasi dan inovasi baru.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Komposisi Penduduk Kabupaten Rembang Menurut Tingkat

Pendidikan Tahun 2008 No.

Pendidikan Jumlah Persentase (orang)

1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 27.957 4,6

2. Tidak/Belum Tamat SD 123.981 20,4

3. Tamat SD/MI 255.255 42,0

4. Tamat SLTP 102.102 16,8

5. Tamat SLTA 54.697 9,0

6. Tamat Diploma 21.881 3,6

7 Tamat Sarjana 21.879 3,6 JUMLAH

607.752 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Rembang Jumlah penduduk di Kabupaten Rembang berdasarkan data pada Tabel 8. paling banyak (255.266 orang atau 42,0%) berpendidikan sekolah dasar dan paling sedikit berpendidikan tamat sarjana, yaitu sebanyak 21.879 orang atau 3,6%. Tingkat pendidikan yang ditempuh masyarakat akan mempengaruhi pola pikir, daya serap terhadap teknologi yang baru dan kemampuan dalam mengambil keputusan dalam kehidupan maupun pekerjaan.

3. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha

Komposisi penduduk menurut lapangan usaha digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan melihat lapangan usaha yang menjadi mata pencahariaan penduduk di daerah tersebut. Semakin banyak jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri dan jasa dapat digunakan sebagai indikator kemajuan.

Komposisi penduduk menurut lapangan usaha di Kabupaten Rem- bang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Rembang pada Tahun 2008 Kabupaten Rembang

No. Lapangan Usaha Jumlah % (Jiwa)

1. Pertanian, Kehutanan, 166.438 59,46 Perkebunan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 3.746 1,34 Industri Pengolahan

3. Listrik, Gas, dan Air 8.997 3,21

4. Bangunan 203 0,07

5. Perdagangan Besar, Eceran, 485 0,17

6. Rumah Makan dan Hotel 56.112 20,04

7. Angkutan, Penggudangan dan 12.649 4,52 Komunikasi

8. Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa 3.330 1,19 Bangunan, Tanah dan Jasa

Perusahaan

9. Jasa Kemasyarakatan 27.975 9,99 JUMLAH

557.425 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Rembang

Lapangan usaha berdasarkan data pada Tabel 9. yang memiliki jumlah tenaga kerja terbanyak di Kabupaten Rembang adalah sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan, yaitu sebesar 59,46. Keadaan ini didukung oleh kondisi wilayah Kabupaten Rembang yang memiliki lahan pertanian yang luas dan garis pantai yang panjang dengan potensi perikanan laut yang besar sehingga penyerapan tenaga kerja di sektor ini tinggi, selain itu pekerjaan di sektor ini merupakan pekerjaan yang turun temurun.

C. Kondisi Perikanan Laut

Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang memiliki pantai sepanjang 62,5 km dan memiliki TPI (Tempat Pelelangan Ikan) terbanyak di Jawa Tengah yaitu sebanyak 13 TPI. Kabupaten Rembang merupakan pusat pengusaha pengolahan ikan maupun bakul ikan yang cukup besar. jumlah nelayan di Kabupaten Rembang pada tahun 2008 sebanyak 16.035 orang, bakul ikan sebanyak 920 orang dan pengolah ikan sebanyak 10.240 orang.

a. Kondisi Perairan Iklim makro yang mempengaruhi iklim mikro di kawasan perairan menyebabkan perubahan pada pola perilaku air laut. Arus pergerakan air laut baik dari aspek arah dan besarnya dipengaruhi oleh iklim makro yaitu pergerakan angin musim. Peristiwa pasang surut yang merupakan peristiwa naik turunnya permukaan air laut dipengaruhi oleh sistem pergerakan bumi, bulan dan matahari.

b. Gambaran Kebaharian Kota Rembang Rembang mempunyai panjang pantai 62,5 km dengan luas wilayah pesisir 355,95 km dan mempunyai SDA tambang, laut dan hutan yang melimpah. Potensi yang besar ini membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang memberikan perhatian yang cukup serius terhadap perikanan Kabupaten Rembang.

1) Perikanan Laut Sebagaimana diatur dalam UU No.22 Tahun 1999, maka Pemerintah Kabupaten Rembang mempunyai wewenang atas wilayah laut sepanjang 4 mil dari garis pantai terluar. Perairan laut di kabupaten Rembang mempunyai kekayaan sumberdaya jenis ikan dengan hasil tangkapan yang dominan dan bernilai ekonomis tinggi, antara lain ikan layang, kembung, tembang, tongkol, bawal, tenggiri, teri, dan kakap. Pengoptimalisasian potensi perikanan tersebut didukung dengan penyediaan sarana prasarana perikanan laut, di antaranya Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kabupaten Rembang memiliki sebelas TPI besar, sedangkan 1 TPI, TPI Sluke, masih dalam taraf percobaan. Sebelas TPI besar di Kabupaten Rembang yaitu:

1. TPI Tunggulsari

2. TPI Tanjungsari

3. TPI Tasikagung

4. TPI Binangun

5. TPI Pasarbanggi

6. TPI Pangkalan

7. TPI Pandangan

8. TPI Bakung

9. TPI Karang Lincak

10. TPI Karang Anyar

11. TPI Sarang Produksi perikanan laut di Kabupaten Rembang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan, yang kemudian dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tersebut. Pelelangan menjadi tempat penentuan nilai produksi ikan di mana nilai ini menjadi indikator tingkat perolehan pendapatan nelayan. Nilai produksi juga dipengaruhi oleh jenis ikan yang ditangkap. Semakin tinggi nilai ekonomis ikan, semakin tinggi pula nilai jualnya. Jenis ikan yang paling banyak terdapat di perairan Rembang berdasarkan hasil tangkapan nelayan pada tahun 2007 adalah ikan layang sebesar 13.732.135 kg, yang kemudian disusul dengan ikan kembung sebesar 3.584.785 kg dan ikan selar sebesar 4.463.164 kg yang merupakan ikan jenis pelagis kecil. Hasil produksi tangkap ini kemudian digunakan sebagai bahan baku dari pengolahan ikan dan konsumsi rumah tangga yang terdapat di Kabupaten Rembang.

2) Kawasan Pesisir Kabupaten Rembang memiliki wilayah pesisir seluas 355,95 km 2

atau sekitar 35% dari luas seluruh wilayah Kabupaten Rembang. Wilayah pesisir Kabupaten Rembang dimanfaatkan untuk lahan pertambakan, mangrove, wisata pantai dan juga terumbu karang. Di samping itu di wilayah perairan Kabupaten Rembang terdapat 19 gugusan terumbu karang sebagaimana dalam tabel berikut ini.

Tabel 10. Pulau Karang di Kabupaten Rembang No

Nama Pulau Karang Luasan (Ha) 1. Karang Gondoh

9,0 2. Karang Pulau Marongan

60,0 3. Karang Pulau Benowo

2,4 4. Karang Pulau Gede

37,0 5. Karang Pulau Cilik

7,0 6. Karang Pulau Tubanan

1,0 7. Karang Pulau Tapa

1,0 8. Karang Pulau Pinggir

1,0 9. Karang Pulau

19,6 10. Karang Pulau Kelem

7,1 11. Karang Pulau Wen Wen

4,2 12. Karang Pulau Masaran

6,9 13. Karang Pulau Dorangan

14 Karang Seliro 6,0 15. Karang Moro

6,0 16. Karang Pulau Guritan

3,8 17. Karang Siwalan

20,0 18. Karang Jetak

21,0 19. Karang Gosong

4,7 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang

Pengelolaan kawasan pesisir ini menjadi perhatian utama mengingat kawasan ini mengalami tingkat kerusakan yang cukup significant padahal sesungguhnya kawasan ini mempunyai peran besar dalam rangka pelestarian sumberdaya ikan, misalnya kawasan terumbu karang. Kawasan ini merupakan kawasan yang menjadi tempat berkumpulnya serta berkembangbiaknya beberapa jenis ikan, sedangkan kawasan pantai atau mangrove menjadi kawasan untuk benih-benih ikan untuk tumbuh (spawning) sebelum menuju ke laut.

Kawasan pesisir mempunyai peran yang cukup penting dalam rangka pelestarian sumberdaya alam. Kawasan pesisir ini dapat juga dikatakan meliputi pulau-pulau kecil dan kawasan terumbu karang, di mana kawasan ini berpotensi untuk pengembangan pada sektor pariwisata, konservasi dan budidaya perikanan. Sebagai contoh terumbu Kawasan pesisir mempunyai peran yang cukup penting dalam rangka pelestarian sumberdaya alam. Kawasan pesisir ini dapat juga dikatakan meliputi pulau-pulau kecil dan kawasan terumbu karang, di mana kawasan ini berpotensi untuk pengembangan pada sektor pariwisata, konservasi dan budidaya perikanan. Sebagai contoh terumbu

Di Kabupaten Rembang terdapat komunitas mangrove yang cukup luas, yang tersebar di tiga wilayah kecamatan pantai. Kecamatan- kecamatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11. Kecamatan yang Memiliki Hutan Mangrove di Kabupaten Rembang

Nama Kecamatan Luas (Ha) 1. Kaliori

4,2 2. Rembang

15 3. Lasem

5,6 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang

Hutan mangrove memiliki peranan penting dalam menghambat abrasi, selain itu hutan mangrove juga digunakan sebagai tempat hidup hewan laut misal kepiting, kerang dll. Di Kecamatan Kaliori, komunitas mangrove ini dapat ditemui di desa Tunggulsari dan desa Tambakagung sedangkan di Kecamatan Rembang, komunitas mangrove dapat dijumpai di Desa Kabongan Lor, Tireman dan Pasar Banggi dan di Kecamatan Lasem, komunitas mangrove ini dapat ditemui di Desa Gedongmulyo, Dasun, Tasiksono dan Bonang.