Keselamatan dan Kesehatan Kerja

21

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dinamakan industri adalah: 1. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerjaburuh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 2. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Setiap bentuk industriperusahaan yang mempekerjakan pegawaiorang lain wajib ikut serta dalam menegakkan lingkungan kerja yang memenuhi aspek K3 dalam dunia industri, dimana K3 di dalam industri di atur sebagaimana Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berbunyi “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif”. Sebagai salah satu bentuk industri, PT. PLN Persero pun ikut serta dalam melakukan sistem manajemen K3 dimana salah satu bentuk dari hal tersebut adalah dengan adanya peraturan pegawai dan alat kerja serta peralatan tambahan penunjang K3 dalam bekerja. Untuk peralatan yang dimiliki oleh PT. PLN Persero sendiri ada beberapa diantaranya: 1. Alat pelindung diri Setiap teknisi yang bekerja dalam menangani mobil pelanggan di haruskan memakai pakaian yang aman, nyaman dan dapat melindungi pemakainya. APD yang dipakai oleh teknisi di antaranya adalah wearpack dan 22 sepatu safety. Sedangkan untuk pekerjaan khusus di haruskan menggunakan APD tertentu seperti pada saat menggerinda harus menggunakan kaca mata. Apabila teknisi tersebut tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan atau tidak menggunakan APD maka teknisi akan diberikan peringatan oleh pihak foreman, SA atau bahkan kepala bengkel. 2. Peralatan P3K Dalam pekerjaan yang dilakukan oleh mekanik terkadang hal-hal di luar kemungkinan bisa saja terjadi secara tidak sengaja seperti tergores benda tajam atau terjepit. Hal-hal semacam itu rawan menimbulkan luka, untuk itulah disediakan kotak P3K yang berisi obat-obat untuk mengobati luka saat terjadi kecelakaan kerja. 3. Alat Pemadam Api Alat pemadam api berguna untuk memadamkan api yang timbul akibat hal-hal yang tidak sengaja seperti terjadinya hubungan pendek arus listrik dan lain sebagainya. Di PT. PLN Persero hampir masing-masing ruang atau tempat kerja telah di lengkapi dengan alat pemadam api. 23 BAB III HASIL KEGIATAN Pemeliharaan Generator A. Konsep Dasar Pemeliharaan Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pembangkit listrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah. Jenis Pemeliharaan: 1. Pemeliharaan Jangka Pendek Pemeliharaan ini termasuk jenis pemeliharaan rutin, baik yang terencana maupun tak terencana yang dilakukan terutama untuk tetap menjaga Keandalan Unit Pembangkit, ada beberapa jenis pemeliharaan jangka pendek: a FLM First Line Maintenance FLM First Line Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada saat unitperalatan sedang beroperasi atau siaga stand by, kegiatan Corrective Action yang terintegrasi dengan kegiatan Patrol Check yang dilakukan oleh Operator. b Preventive Maintenance Pemeliharaan rutin yang dilakukan atas dasar interval waktu hari, minggu, bulan, jam operasi, atau kali operasi yang telah ditetapkan lebih dulu, pelaksanaan Preventive Maintenance dilakukan tanpa harus shutdown unit pembangkit, Preventive Maintenance dilakukan sendiri oleh staff pemeliharaan rutin. c Predictive Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan atas dasar hasil diagnosa atau condition monitoring serta kajian failure analysis berdasarkan timbulnya suatu gejala kerusakan yang daoat diketahui secara dini, sehingga pemeliharaan 24 dapat dilakukan tepat sebelum terjadinya kerusakankegagalan, merupakan kegiatan monitoring secara berkala atas dasar interval waktu operasi atau kriteria tertentu lainnya yang ditetapkan lebih dulu. d Corrective Maintenance Suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan termasuk memperbaiki dan adjusment peralatan yang tak bekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya, kegiatan pemeliharaan atau perbaikan peralatan yang tidak terjadwal serta dengan cakupan yang tidak terlalu luas. 2. Pemeliharaan Jangka Panjang Pemeliharaan ini termasuk jenis pemeliharaan non rutin yang terencana semua sumber dayanya SDM, Material, dan Waktu Pelaksanaan sebelum pelaksanaannya, adapun jenis dari pemeliharaan jangka panjang adalah: a Overhaul Suatu pemeliharaan menyeluruh semua peralatan sistem yang termasuk dalam satu paket inspection untuk mengembalikan pada kondisi semula, merupakan suatu paket pekerjaan besar yang terjadwal untuk pemeriksaan yang luas dan perbaikan dari suatu item atau peralatan besar untuk mencapai kondisi yang layak. b EngineeringProjectModification Suatu kegiatan yang dilakukan untuk suatu proyek atau modifikasi peralatan atau unit, baik untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan keandalan peralatan atau unit, pekerjaan ini bisa bersifat menambah asset atau bisa juga hanya menyempurnakan kinerja peralatan atau unit.

B. Generator