LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI di PT PLTD Balikpapan

(1)

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

PEMELIHARAAN GENERATOR DI

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN TIMUR SEKTOR PEMBANGKITAN PLTD GUNUNG MALANG BALIKPAPAN Jl. Mayjend Sutoyo No. 1, Gunung Sari Ulu, Balikpapan Tengah,

Kotamadya Balikpapan, Kalimantan Timur 76122

Oleh: Sadam Basiran

140513601026

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF SEPTEMBER 2017


(2)

i LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Industri di PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN

TIMUR SEKTOR PEMBANGKITAN PLTD GUNUNG MALANG

BALIKPAPAN, dilaksanakan selama 2 bulan dimulai pada tanggal 1 Juni 2017 sampai dengan 31 Juli 2017 yang disusun oleh :

Nama : Sadam Basiran

NIM : 140513601026

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan : Teknik Mesin FT UM

Laporan Praktik Industri ini telah disetujui pada tanggal,...

Mengetahui, Menyetujui,

a.n. Dekan Fakultas Teknik

Ketua Jurusan Teknik Mesin Dosen Pembimbing

Dr. Tuwoso M.P. Dr. Syarif Suhartadi M.Pd.


(3)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik industri ini.

Laporan Praktik Industri ini tidak akan selesai jika tidak ada bimbingan, pengarahan, dan sumbang saran dari pihak-pihak yang berjasa. Karena itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Bapak Dr. Tuwoso M.P selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

2. Bapak Dr. Syarif Suhartadi M. Pd selaku Dosen Pembimbing Praktik Industri. 3. Bapak Marsudi Santosa Edi selaku Manajer PT. PLN ( Persero ) Wilayah

Kaltimra Sektor Pembangkitan Balikpapan

4. Bapak Budi Santoso selaku Manajer PLTD Gunung Malang Balikpapan

5. Bapak Rachmady Nugraha selaku Pembimbing Praktik Industri di PT. PLN ( Persero ) Wilayah Kalimantan Timur Sektor Pembangkitan PLTD Gunung Malang Balikpapan

6. Semua pihak yang membantu atas tersusunnya laporan Praktik Industri ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari berbagai kekurangan dan kelemahan, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik ataupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya.

Malang, September 2017


(4)

iii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Alasan Pemilihan Tempat Praktik Industri ... 1

2. Alasan Pemilihan Bidang yang Dipelajari ... 2

B. Tujuan Praktik Industri ... 2

1. Tujuan Umum ... 2

2. Tujuan Khusus ... 2

C. Manfaat Praktik Industri ... 3

1. Bagi Mahasiswa ... 3

2. Bagi Perguruan Tinggi ... 3

3. Bagi Industri ... 4

BAB II PROFIL INDUSTRI ... 5

A. Sejarah Singkat dan Profil Industri ... 5

1. Visi Industri ... 10

2. Misi Industri ... 10

3. Lokasi dan Layout Industri... 11

B. Struktur Organisasi ... 12

C. Job Description Karyawan ... 12

1. Manager ... 12

2. Supervisor Pemeliharaan Mesin ... 12

3. Supervisor Operasi ... 13


(5)

iv

D. Ketenagakerjaan dan Tata Tertib Karyawan ... 14

1. Prosedur Penerimaan Karyawan ... 14

2. Tata Tertib Personalia ... 16

E. Proses Produksi ... 16

1. Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ... 16

2. Bentuk dan Bagian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ... 16

3. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ... 17

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 21

BAB III HASIL KEGIATAN (log book) ... 23

PEMELIHARAAN GENERATOR ... 23

A. Konsep Dasar Pemeliharaan ... 23

1. Pemeliharaan Jangka Pendek ... 23

2. Pemeliharaan Jangka Panjang ... 24

B. Generator ... 24

1. Prinsip Generator ... 24

2. Konstruksi Generator ... 25

C. Prinsip Dasar Generator ... 29

D. Pemeliharaan Komponen Generator ... 36

1. Pemeliharaan Rutin ... 36

2. Pemeliharaan Periodik ... 36

E. Alat Pelindung Diri saat Pemeliharaan ... 40

BAB IV PENUTUP ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(6)

v DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Lokasi PLTD Gunung Malang Balikpapan... 6

2.2. Layout PLTD Gunung Malang Balikpapan ... 11

2.3 Struktur Organisasi PLTD Gunung Malang Balikpapan ... 12

2.4 Bagian – bagian PLTD ... 16

2.5 Tangki Bahan Bakar ... 17

2.6 Ruang Bakar ... 18

2.7 Bahan Bakar diinjeksikan ... 18

2.8 Ledakan Bahan Bakar ... 19

2.9 Torak Bergerak... 19

2.10 Trafo ... 20

2.11 Transmisi Energi Listrik ... 20

3.1 Rangka Stator ... 26

3.2 Inti Stator yang terpasang pada Rangka Stator ... 26

3.3 Stator Generator ... 30

3.4 Rotor Generator ... 27

3.5 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Statik... 33

3.6 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik dengan Eksiter Generator DC ... 34

3.7 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation) .. 35


(7)

vi DAFTAR TABEL

Halaman 2.1. Komponen Utama Pembangkit PLTD Gunung Malang Balikpapan ... 7


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Praktik Industri adalah serangkaian kegiatan di mana mahasiswa terjun langsung di lapangan sehingga dapat mengetahui sendiri fenomena yang terjadi di lapangan, khususnya fenomena keteknikan, dan lebih spesifik lagi mesin otomotif dan bagian-bagiannya serta cara-cara perawatan dan perbaikannya. Hal yang tidak kalah penting dalam Praktik industri adalah pembentukan sikap dan mental kerja yang tangguh, karena mahasiswa dituntut untuk bekerja sesuai dengan kondisi industri, baik itu jam kerja maupun pola pikir melakukan pekerjaan di lapangan. Selain itu mahasiswa dituntut untuk memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan keragaman manusia, karena penerimaan masyarakat terhadap orang lain adalah diukur dari sejauh mana manusia itu menerima keberadaan orang lain. Disamping itu kami sebagai mahasiswa yang telah menekuni bidang studi pendidikan teknik otomotif, akan dituntut untuk terampil tidak hanya dalam bentuk teori tetapi harus mampu mempraktikkannya. Hal ini berguna sekali terutama setelah selesai menuntut ilmu dan terjun di lapangan pekerjaan, sehingga nantinya tidak banyak mengalami kesulitan, baik itu lingkungan kerja maupun di masyarakat.

Sebelum Praktik Industri dilaksanakan, mahasiswa harus mencari tempat yang dapat dipergunakan sebagai tempat pelaksanaan PI secara mandiri. Apabila sudah menemukan tempat industri yang sesuai, maka mahasiswa dapat mengajukan proposal permohonan praktik industri. Tempat industri yang dipergunakan dalam kegiatan PI yaitu PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan.

1. Alasan Pemilihan Tempat Praktik Industri

Praktik industri yang dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan akan lebih memfokuskan para mahasiswa tentang pembangkit tenaga listrik. Melalui lembaga yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mahasiswa


(9)

2 bisa mendapatkan pengetahuan dan aplikasi praktis pada dunia permesinan yang ada di Indonesia. Dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai sebagai sarana praktek langsung dan laboratorium yang sangat membantu mahasiswa untuk memahami dunia permesinan secara mendetail. Selain itu, lokasi PI yang terletak dekat dengan rumah menjadikan alasan untuk melakukan kegiatan PI disana. Sehingga dengan lokasi PI yang demikian, siap dalam melaksanakan PI, dalam hal ini datang tepat waktu.

2. Alasan Pemilihan Bidang yang Dipelajari

Selama pelaksanaan Praktik Industri di PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan saya ditempatkan di bidang perawatan dan perbaikan (Servis). Hal tersebut sesuai dengan bidang ilmu yang saya pelajari saat ini yaitu Pendidikan Teknik Otomotif, selain itu prosedur pelaksanaan perbaikan juga menjadi bekal yang sangat berguna bagi karier saya nanti.

B. Tujuan Praktik Industri 1. Tujuan Umum

Secara umum Praktik industri ini mempunyai tujuan untuk memberikan pengalaman dan ketrampilan kerja pada mahasiswa secara langsung di lapangan industri. Dengan Praktik industri ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi tenaga yang berpengalaman dan terampil untuk diterapkan dan dikembangkan di dunia kependidikan ataupun non kependidikan yang cerdas, profesional, terampil dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan selama pelaksanaan Praktik Industri.

2. Tujuan Khusus

Setelah menempuh dan melaksanakan Praktik Industri ini, mahasiswa diharapkan:

a) Memperoleh gambaran yang nyata tentang penerapan/implementasi dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh pada perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.


(10)

3 b) Memperoleh pengalaman dalam bidang manajemen dan struktur organisasi

dari Industri atau usaha.

c) Memahami dan mengerti tentang pelaksanaan dan prosedur keselamatan kerja yang diterapkan di industri khususnya pada bengkel.

d) Mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan di dunia industri atau usaha sesuai dengan standar mutu yang berlaku.

e) Mampu menganalisa kerusakan ringan kendaraan dan melakukan servis berkala sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

f) Mampu bekerja secara profesional, cakap, terampil serta sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya.

C. Manfaat Praktik Industri 1. Bagi Mahasiswa

a) Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman dan data-data yang diperoleh selama kerja praktik kedalam sebuah Laporan Praktik Industri.

b) Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang akan membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama ini.

c) Mahasiswa dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai upaya untuk memperluas cakrawala wawasan kerja.

d) Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam gambaran tentang kondisi nyata dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat dalam aktivitas dunia kerja yang sebenarnya.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan teknologi khususnya di bidang otomotif yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan serta mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang handal dan memiliki pengalaman di bidangnya dan dapat membina kerja sama yang baik antara lingkungan akademis dengan lingkungan kerja.


(11)

4 3. Bagi Industri

Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama praktik industri dapat menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan. Selain itu, juga dapat membantu karyawan industri dalam melakukan pekerjaannya.


(12)

5 BAB II

PROFIL INDUSTRI A. Sejarah Singkat dan Profil Industri

Sejarah ketenaga listrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas. Penetapan secara resmi sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No. 20 tahun 1960, namun kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan Gas yang digabung dengan Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai – nilai hari listrik, maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.

Pada tahun 1994 terjadi perubahan mendasar dalam tubuh perusahaan yang tadinya berstatus sebagai Perusahaan Umum ini, yaitu setelah keluarnya Perpu no.3 dan sesuai dengan akte notaris Soetjipto, SH No 169 yang menyatakan bahwa Perum PLN statusnya diubah menjadi Perseroan dengan nama PT.PLN (Persero). Perubahan status perusahaan tersebut ternyata membawa dampak sangat kuat bagi perkembangan perusahaan listrik Indonesia dalam menggapai orientasi dan obsesinya. Selain itu dalam rangka memaksimalkan peran perusahaan itu berbagai upaya telah dilakukan perusahaan ini, baik secara internal maupun secara eksternal. Perubahan internal misalnya dapat dilihat dari perubahan struktur organisasinya baik yang dikantor pusat maupun didaerah. Begitu juga secara eksternal kini PLN telah melakukan ekspansi dengan membentuk unit–unit bisnis dan anak perusahaan sebagai unit pelaksanaannya.

Pada tahun 1965 struktur organisasi Perusahaan Listrik Negara di seluruh wilayah Indonesia ditetapkan menjada 14 (empat belas) kesatuan wilayah dengan cabang-cabang terdiri dari :

a) 12 PLN Ekploitasi Distribusi b) 1 PLN Ekploitasi Pembangkitan


(13)

6 c) 1 PLN Gas

Selanjutnya pada tahun 1965 dengan peraturan PUT No.9/PRT/1964, maka BPU PLN dibekukan dengan peraturan No. 1/PRT/1965, maka kedua perusahaan listrik dan gas ini diperoleh menjadi:

a) Perusahaan Listrik Negara (PLN) b) Perusahaan Gas Negara (PGN)

Gambar 2.1 Lokasi PLTD Gunung Malang Balikpapan

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di Balikpapan pada tahun 1963 memulai pemasangan mesin generator sebanyak 2 buah mesin yang mempunyai daya 500 KW / mesin sebagai pembangkit tenaga listrik.

Pada ahkir tahun 1974 di tambah lagi 1 mesin dengan daya 1100 KW. Pada tahun 1976 Perusahaan Listrik Negara menambah mesin dengan kemampuan 1300 KW, ahkir tahun 1976 Perusahaan Listrik Negara di Balikpapan memulai membangun sentral baru. Pada pembangunan tersebut PLN sudah memasang 6 buah mesin yang terdiri dari 6 buah generator daya 5000 KVA. Daya yang dihasilkan 4040 KW / mesin, maka pada tahun 1977 mesin tersebut mulai beroperasi sampai sekarang. Pembangkit yang dihasilkan 4040 KW/mesin, maka pada tahun 1977 mesin tersebut mulai beroperasi sampai sekarang.


(14)

7 PLTD Gunung Malang terletak di kota Balikpapan, saat ini PLTD Gunung Malang memasok daya sebesar ±10% pada sistem mahakam dengan kemampuan produksi rata-rata tiap mesin sebesar 3.2MW (80% dari daya terpasangnya). Seiring perkembangan kebutuhan listrik di Kalimantan Timur dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 % per tahun dan kurangnya pembangkit yang ada di Kalimantan timur maka PLTD Gunung Malang harus selalu beroperasi secara maksimal terlebih apabila terjadi gangguan pada pembangkit lainnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan adalah salah satu pembangkit diesel yang ada di sistem Mahakam. PLTD Balikpapan memiliki 6 unit pembangkit yang bermerk SWD 9TM 410RR yang artinya

 SWD : Strok Werkpoor Diesel  9 : Jumlah Silinder

 M : Trunk Piston Mechanical Injection  410 : Diameter Bore (mm)

 RR : Mode Kontruksi

Unit – unit pembangkit diesel di pasaran umumnya mempunyai putaran (untuk frekuensi 50 Hz) dari 300 putaran per menit sampai dengan 1.500 putaran per menit (ppm). Dengan memperhatikan buku – buku petunjuk pabrik, mesin – mesin yang mempunyai nilai ppm rendah, sampai dengan 500 rpm, dapat menggunakan bahan bakar minyak (BBM) kualitas No. 2 yaitu IDO (Intermediate Diesel Oil) dan kualitas No. 3 yaitu MFO (Marine Fuel Oil). Jika memakai MFO harus dipanaskan terlebih dahulu agar tercapai viskositas yang cukup rendah.


(15)

8 Tabel 2.1 Komponen Utama Pembangkit PLTD Balikpapan

DATA UNIT MESIN YANG BEROPERASI

I II III IV V VI

MERK SWD SWD SWD SWD SWD SWD

TAHUN

PEMBUATAN 1976 1976 1976 1976 1976 1976

T Y P E 9 TM 410 RR 9 TM 410 RR 9 TM 410 RR 9 TM 410 RR 9 TM 410 RR 9 TM 410 RR

NOMOR SERI 3369 3368 3327 3326 3325 3328

DAYA 5.850 PK 5.850 PK 5.850 PK 5.850 PK 5.850 PK 5.850 PK

R P M 500 500 500 500 500 500

DATA UNIT GENERATOR YANG BEROPERASI

I II III IV V VI

MERK SIEMENS SIEMENS S M I T S M I T S M I T S M I T

T Y P E

1DK5321-4DE0G

1DK5321-4DEOG DG190/95/155 DG190/95/155 DG190/95/155 DG190/95/155

NOMOR SERI D7620048101 D7620048103 1-2797-1B3 1-2797-1B2 1-2797-1B4 1-2797-1B12


(16)

9

FREKUENSI 50 HZ 50 HZ 50 HZ 50 HZ 50 HZ 50 HZ

VOLTAGE 6300 6300 6300 6300 6300 6300

KUAT ARUS 446 A 446 A 446 A 446 A 446 A 446 A

COS Q 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

DATA UNIT EXITER YANG BEROPERASI

I II III IV V VI

MERK SIEMENS SIEMENS S M I T S M I T S M I T S M I T

T Y PE 1GA91966B3 1GA91966B3 SG 27 / 22 SG 27 / 22 SG 27 / 22 SG 27 / 22

NOMOR SERI 608736 608793 1-2797-2B1 1-2797-2B10 1-2797-2B4 1-2797-2B2

D A YA 56,5 KW 56,5 KW 26,4 KW 26,4 KW 26,4 KW 26,4 KW

R P M 2300 2300 1500 1500 1500 1500

VOLTAGE 126 V 126 V 110 V 110 V 110 V 110 V

KUAT ARUS 446 A 446 A 240 A 240 A 240 A 240 A

KEMAMPUAN MAXIMUM


(17)

10 1. Visi Industri

Visi PT. PLN (Perseo) adalah “diakui menjadi perusahaan kelas dunia yang tumbuh berkembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

2. Misi Indsutri

Misi PT. PLN (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, karyawan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi d. Menjalankan kegiatan yang berwawasan lingkungan.

3. Tata Nilai

Budaya perusahaan merupakan satu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian dan cara berfikir yang dirumuskan oleh manajemen perusahaan dan diterima oleh seluruh anggota perusahaan dengan rasa (identitas) organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi untuk dapat memahami budaya perusahaan. Nilai itu akan bermanfaat bagi penciptaan iklim di dalam perusahaan dan mendukung strategi perusahaan dalam mengatasi masalah yang timbul dari lingkungan bisnisnya. Budaya perusahaan yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) adalah:

a. Percaya b. Peduli c. Sadar biaya d. Peka/Tanggap e. Terbuka f. Intergritas g. Pembelajar


(18)

11 4. Lokasi dan Layout Industri

Jl. Mayjend Sutoyo No. 1, Gunung Sari Ulu, Balikpapan Tengah, Kotamadya Balikpapan, Kalimantan Timur


(19)

12 B.Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PLTD Gunung Malang Balikpapan

C.Job Description Karyawan

Adapun job description karyawan sebagai berikut. 1. Manager

a. Menyusun rencana kerja operasi dan pemeliharaan unit pembangkit.

b. Mengkoordinir operasi dan pemeliharaan pembangkit sesuai dengan prosedur/ buku manual yang berlaku.

c. Meneliti, memeriksa dan mengevaluasi laporan pengoperasian, pemeliharaan dan administrasi sebagai bahan laporan.

d. Memantau, mengkoodinasikan dan megendalikan kondisi lingkungan di sekitar pembangkit agar kondusif.

e. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.

f. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH. 2. Supervisor Pemeliharaan Mesin

a. Menyusun jadwal pemeliharaan secara rutin dan periodik. Manager Supervisor Pemeliharaan Mesin Staff Pemeliharaan Mesin Staff Pemeliharaan Elektrik Supervisor Operasi Staff Operasi Supervisor Adm & LK2


(20)

13 b. Mengkoordinir kegiatan pemeliharaan sesuai dengan rencana kerja seksi

pemeliharaan.

c. Membimbing dan mengarahkan staff seksi pemeliharaan unit pembangkit agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.

d. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk kesempurnaan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan.

e. Mengusulkan kebutuhan material suku cadang dan alat kerja untuk pemeliharaan instalasi pembangkit.

f. Menganalisa penyebab kerusakan peralatan unit pembangkit dan melaporkannya pada atasannya.

g. Mengevaluasi hasil kegiatan pemeliharaan unit pembangkit.

h. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.

i. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH. 3. Supervisor Operasi

a. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan operasi dalam pengoperasian unit pembangkit.

b. Memeriksa dan mengatasi kelainan atau gangguan ringan (first line maintenance) unit pembangkit.

c. Melaksanakan uji kemampuan (performance) instalasi pembangkit sesuai SOP yang ditetapkan, termasuk performance test emergency diesel generator (EDG).

d. Menyaksikan dan mengesahkan hasil pencatatan kWh/ energi yang dibangkitkan/ disalurkan sebagai data perhitugan transfer energi.

e. Memeriksa dan menandatangani logsheet sebagai rekaman kegiatan operator unit pembangkit.

f. Melaporkan dengan segera kepada atasannya bila terjadi gangguan pada unit pembangkit.

g. Membuat laporan pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit.

h. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya.


(21)

14 4. Supervisor Adm & LK2

a. Melaksanakan pencapaian target kinerja fungsi administrasi. b. Memastikan pencapaian tingkat mutu pelayanan.

c. Melaksanakan penyambungan baru, perubahan daya, administrasi

d. pelanggan, pembacaan meter, proses rekening, pengelolaan piutang pelanggan.

e. Melaksanakan sosialisasi kebijakan-kebijakan dan produk perusahaan, hak dan kewajiban pelaggan untuk peningkatan citra perusahaan.

f. Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran dana imprest dan receipt untuk kelancaran operasional perusahaan.

g. Mengelola sumber daya manusia (SDM) dalam penetapan cascading KPI, penyusunan/pemamtauan dan pembinaan SMUK, serta pembinaan kompetensi dan karir pegawai. Memonitor penerimaan pendapatan.

h. Melaporkan pajak ke Area secara periodik.

D. Ketenagakerjaan dan Tata Tertib

Bahwa peraturan perusahaan merupakan landasan yuridis guna menopang terwujudnya hubungan industrial pancasila agar dapat menunjang tercapainya tujuan bersama antara perusahaan dan karyawan yang dilandasi oleh kepentingan bersama. Peraturan perusahaan juga merupakan pedoman yang mengatur hubungan kerja, syarat-syarat kerja, dan kondisi kerja antara perusahaan dan karyawan. Oleh karean itu, prosedur penerimaan karyawan dan tata tertib personalia telah ditetapkan sesuai peraturan perusahaan.

1. Prosedur Penerimaan Karyawan

a) Persyaratan umum calon karyawan :  Sehat jasmani dan rohani.

 Usia minimal 18 tahun.

 Tidak pernah terlibat ataupun menjadi anggota dan atau organisasi terlarang.


(22)

15 b) Penerimaan karyawan baru di perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, dan perihal penempatannya adalah menjadi hak dan wewenang pengusaha dengan prinsip efektif dan efisien.

c) Penerimaan karyawan baru harus memenuhi kriteria dan syarat jabatan yang telah ditentukan oleh perusahaan :

Syarat Umum

 Warga Negara Republik Indonesia maupun Warga Negara Asing yang memenuhi prosedur perundang-undangan yang berlaku.

 Usia minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun, kecuali perusahaan menentukan lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Syarat Khusus

 Memenuhi syarat pendidikan dan/atau pengalaman yang diperlukan untuk pekerjaan atau jabatan yang dibutuhkan.

 Lulus pengujian keterampilan, dan keahlian sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dibutuhkan.

 Bersedia menandatangani perjanjian kerja. Syarat Kelengkapan Administrasi

 Asli surat permohinan pekerjaan  Asli daftar riwayat hidup

 STTB/ijazah terakhir

 Salinan KTP yang masih berlaku

 Salinan SKCK dari POLRI yang berlaku

 Asli surat keterangan kesehatan dari dokter pemerintah  Salinan surat keterangan pengalaman kerja

 Pas photo terakhir

d) Penerimaan karyawan baru, diselenggarakan melalui proses test, wawancara, dan evaluasi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Pihak lain yang ditunjuk.

e) Perusahaan tidak memberikan surat keterangan untuk karyawan yang tidak lulus atau mengundurkan diri selama masa percobaan.


(23)

16 2. Tata Tertib Personalia

Kewajiban karyawan yang harus dilakukan diantaranya adalah karyawan wajib untuk memulai bekerja tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Setiap bekerja karyawan wajib mengenakan pakaian kerja yang telah ditentukan. Bagi karyawan yang melanggar ketentuan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketetapan.

E. Proses Produksi

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.

1. Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan dan untuk memasok kebutuhan listrik suatu pabrik.

2. Bentuk dan Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Perhatikan gambar Dibawah ini :

Gambar 2.4 Bagian bagian PLTD

Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, yaitu :


(24)

17 b) Penyaring bahan bakar

c) Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring) d) Pengabut

e) Mesin diesel f) Turbo charger

g) Penyaring gas pembuangan

h) Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring) i) Generator

j) Trafo

k) Saluran transmisi

3. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam tangki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.

Gambar 2.5 Tangki Bahan Bakar

Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di dalam turbocharger tekanan dan suhu udara dinaikan terlebih


(25)

18 dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.

Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Gambar 2.6 Ruang Bakar

Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Gambar 2.7 Bahah Bakar diinjeksikan

Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan


(26)

19 bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar.

Gambar 2.8 Ledakan Bahan Bakar

Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Gambar 2.9 Torak Bergerak

Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Oleh generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl). Ggl terbentuk berdasarkan hukum


(27)

20 faraday. Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-garis magnet yang dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban.

Prinsip kerja trafo berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan.

Gambar 2.10 Trafo

Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).


(28)

21 F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dinamakan industri adalah:

1. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

2. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Setiap bentuk industri/perusahaan yang mempekerjakan pegawai/orang lain wajib ikut serta dalam menegakkan lingkungan kerja yang memenuhi aspek K3 dalam dunia industri, dimana K3 di dalam industri di atur sebagaimana Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berbunyi “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif”.

Sebagai salah satu bentuk industri, PT. PLN (Persero) pun ikut serta dalam melakukan sistem manajemen K3 dimana salah satu bentuk dari hal tersebut adalah dengan adanya peraturan pegawai dan alat kerja serta peralatan tambahan penunjang K3 dalam bekerja. Untuk peralatan yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) sendiri ada beberapa diantaranya:

1. Alat pelindung diri

Setiap teknisi yang bekerja dalam menangani mobil pelanggan di haruskan memakai pakaian yang aman, nyaman dan dapat melindungi pemakainya. APD yang dipakai oleh teknisi di antaranya adalah wearpack dan


(29)

22 sepatu safety. Sedangkan untuk pekerjaan khusus di haruskan menggunakan APD tertentu seperti pada saat menggerinda harus menggunakan kaca mata. Apabila teknisi tersebut tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan atau tidak menggunakan APD maka teknisi akan diberikan peringatan oleh pihak foreman, SA atau bahkan kepala bengkel.

2. Peralatan P3K

Dalam pekerjaan yang dilakukan oleh mekanik terkadang hal-hal di luar kemungkinan bisa saja terjadi secara tidak sengaja seperti tergores benda tajam atau terjepit. Hal-hal semacam itu rawan menimbulkan luka, untuk itulah disediakan kotak P3K yang berisi obat-obat untuk mengobati luka saat terjadi kecelakaan kerja.

3. Alat Pemadam Api

Alat pemadam api berguna untuk memadamkan api yang timbul akibat hal-hal yang tidak sengaja seperti terjadinya hubungan pendek arus listrik dan lain sebagainya. Di PT. PLN (Persero) hampir masing-masing ruang atau tempat kerja telah di lengkapi dengan alat pemadam api.


(30)

23 BAB III

HASIL KEGIATAN Pemeliharaan Generator

A.Konsep Dasar Pemeliharaan

Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pembangkit listrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.

Jenis Pemeliharaan:

1. Pemeliharaan Jangka Pendek

Pemeliharaan ini termasuk jenis pemeliharaan rutin, baik yang terencana maupun tak terencana yang dilakukan terutama untuk tetap menjaga Keandalan Unit Pembangkit, ada beberapa jenis pemeliharaan jangka pendek:

a) FLM (First Line Maintenance)

FLM (First Line Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada saat unit/peralatan sedang beroperasi atau siaga (stand by), kegiatan Corrective Action yang terintegrasi dengan kegiatan Patrol Check yang dilakukan oleh Operator.

b) Preventive Maintenance

Pemeliharaan rutin yang dilakukan atas dasar interval waktu (hari, minggu, bulan, jam operasi, atau kali operasi) yang telah ditetapkan lebih dulu, pelaksanaan Preventive Maintenance dilakukan tanpa harus shutdown unit pembangkit, Preventive Maintenance dilakukan sendiri oleh staff pemeliharaan rutin.

c) Predictive Maintenance

Pemeliharaan yang dilakukan atas dasar hasil diagnosa atau condition monitoring serta kajian failure analysis berdasarkan timbulnya suatu gejala kerusakan yang daoat diketahui secara dini, sehingga pemeliharaan


(31)

24 dapat dilakukan tepat sebelum terjadinya kerusakan/kegagalan, merupakan kegiatan monitoring secara berkala atas dasar interval waktu operasi atau kriteria tertentu lainnya yang ditetapkan lebih dulu.

d) Corrective Maintenance

Suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan (termasuk memperbaiki dan adjusment) peralatan yang tak bekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya, kegiatan pemeliharaan atau perbaikan peralatan yang tidak terjadwal serta dengan cakupan yang tidak terlalu luas.

2. Pemeliharaan Jangka Panjang

Pemeliharaan ini termasuk jenis pemeliharaan non rutin yang terencana semua sumber dayanya (SDM, Material, dan Waktu Pelaksanaan) sebelum pelaksanaannya, adapun jenis dari pemeliharaan jangka panjang adalah:

a) Overhaul

Suatu pemeliharaan menyeluruh semua peralatan sistem yang termasuk dalam satu paket inspection untuk mengembalikan pada kondisi semula, merupakan suatu paket pekerjaan besar yang terjadwal untuk pemeriksaan yang luas dan perbaikan dari suatu item atau peralatan besar untuk mencapai kondisi yang layak.

b) Engineering/Project/Modification

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk suatu proyek atau modifikasi peralatan atau unit, baik untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan keandalan peralatan atau unit, pekerjaan ini bisa bersifat menambah asset atau bisa juga hanya menyempurnakan kinerja peralatan atau unit.

B.Generator

1. Prinsip Generator

Generator merupakan mesin konversi energi elektromekanik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi listrik.


(32)

25 2. Konstruksi Generator

Komponen utama generator terdiri dari:  Bagian yang tetap disebut Stator.  Bagian yang bergerak disebut Rotor. a) Stator

Stator pada umumnya merupakan tempat ggl dibangkitkan dan tempat arus beban mengalir bila generator berbeban. Stator generator untuk pusat-pusat pembangkit listrik umumnya terdiri dari 3 bagian yaitu : o Rangka stator ( stator frame ).

o Inti stator ( stator core ).

o Kumparan stator (stator winding ). a. Rangka Stator ( Stator Frame )

Rangka stator dibuat menyerupai tabung silinder yang bagian dalamnya diperkuat dengan rusuk-rusuk berupa lempengan-lempengan cincin baja yang dilas. Disekeliling bagian dalam rangka silinder ini kemudian dipasang baja-baja bulat yang juga dilas sehingga menyerupai bentuk sangkar seperti terlihat pada gambar


(33)

26 Gambar 3.1 Rangka Stator

b. Inti Stator

Inti stator terbuat dari segmen-segmen dimana tiap segmen tersebut terdiri dari laminasi lembaran plat baja silikon yang memiliki sifat kemagnetan sangat baik (permeabilitasnya tinggi).


(34)

27 c. Kumparan Stator

Kumparan stator terbuat dari lempeng-lempeng tembaga berpenampang segi empat (copper strips) dan mempunyai konduktifitas yang tinggi yang dililit dengan pita isolasi diseluruh permukaannya sehingga membentuk batang solid yang terisolasi. Batang tembaga berisolasi ini kemudian ditempatkan pada alur (slot) inti stator dan dikunci dengan pasak yang terbuat dari bahan isolasi.

Gambar 3.3 Stator Generator

b) Rotor

Pada umumnya rotor merupakan tempat dimana medan magnet dibangkitkan. Rotor generator terdiri dari 2 bagian yaitu Bodi (inti rotor) dan Kumparan rotor.


(35)

28 1) Inti Rotor

Inti rotor terbuat dari baja tuang yang dibubut atau bahan ferromagnetik yang mempunyai permeabilitas tinggi disekeliling inti motor dibuat alur-alur dalam arah aksial untuk menempatkan konduktor kumparan dan sebagai saluran bagi media pendingin. 2) Kumparan Rotor

Kumparan rotor terbentuk dari lempengan konduktor tembaga, yang mempunyai konduktifitas tinggi yang dimasukkan ke dalam alur-alur pada inti rotor setelah seluruh permukaan alur-alur dilapisi bahan isolasi. Konduktor-konduktornya sendiri juga dilapisi bahan isolator.

Kedua ujung kumparannya masing-masing dihubungkan ke “slipring” yang terbuat dari baja tempa yang diisoolasi terhadap rotor bodi (untuk rotor generator dengan sistem eksitasi statis). Untuk generator dengan sistem eksitasi tanpa sikat arang (brushless), kedua ujung kumparan rotor disambungkan ke konduktor yang melintasi lubang dipusat rotor agar dapat disambung ke output rotating rectifier. Di kedua ujung rotor kemudian dipasang fan untuk mensirkulasikan media pendingin. Konstruksi rotor generator yang lengkap akan terlihat pada gambar


(36)

29 3) Bantalan (Bearing)

Rotor pada umumnya diitumpu dikedua ujungnya dengan bantalan (bearing). Perlu diketahui bahwa salah satu atau bahkan kedua bantalan ini diisolasi terhadap pondasi (ground). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya sirkuit tertutup antara rotor, bantalan dan pondasi (ground) yang dapat menimbulkan aliran arus liar. Bila aliran arus liar ini terjadi, maka permukaan bantalan minyak pelumas akan rusak akibat efek elektrokimia (electro chemical).

C.Prinsip Dasar Generator

Bekerja berdasarkan hukum Faraday, yakni :

Apabila lilitan penghantar dengan jumlah N lilitan atau konduktor diputar memotong garis-garis gaya medan magnit yang diam, atau lilitan penghantar diam dipotong oleh garis-garis gaya medan-medan magnit yang berputar, maka pada penghantar tersebut timbul EMF atau GGL ( Gaya Gerak Listrik ) atau tegangan induksi “.

Besar tegangan yang ditimbulkan sebesar:

= −� Φd t ���� Atau

= Φ . p. n. z.a x 6 −8 ���� dimana :

eg = tegangan total yang dibangkitkan Volt). Φ = fluks per kutub dalam maxwell

p = banyaknya kutub

n = kecepatan putaran jangkar per menit (rpm) z = jumlah total dari penghantar jangkar yang efektif


(37)

30 Besarnya tegangan yang diinduksikan pada kumparan tergantung pada :

 Kuat medan magnit

 Panjang penghantar dalam kumparan  Kecepatan putar ( gerakan )

Apabila rotor diputar ( kumparan medan magnit ), maka akan mengakibatkan timbulnya GGL bolak - balik pada kumparan stator, karena pada stator dipasang 3 ( tiga ) buah kumparan yang masing – masing sumbu kumparan ditempatkan berjarak 120o, maka akan timbul / dibangkitkan GGL bolak-balik 3 ( tiga ) phase.

Medan magnet pada rotor imbul dengan mengalirkan arus searah ( dc ) pada kumparan rotor yang bertujuan untuk mendapatkan kutub - kutub magnit yang tetap dan besar medan magnitnya dapat diatur, dengan mengatur arus dan tegangan arus searahnya ( dc ). Prinsip dasar timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) seperti terlihat pada gambar dibawah ini :


(38)

31 1. Kecepatan Putar

Generator sinkron dengan defenisi sinkron berarti bahwa frekuensi listrik yang dihasilkan dikunci ( locked-in ) atau sinkron pada rate mekanikal dari rotasi / putaran generator dan sama dengan kecepatan putar medan magnetik.

Frekuensi yang dihasilkan generator sinkron adalah : = Ns . P

Dimana:

 f = frekuensi listrik dalam Hz

 Ns = Kecepatan sinkron ( kecepatan mekanikal medan putar ), putaran / menit.

 P = Jumlah kutub rotor.

Umumnya daya listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron pada 50 Hz dan 60 Hz, sehingga kecepatan putar rotor ( kecepatan putarnya tetap ) tergantung kepada ( ditentukan oleh ) jumlah kutub pada rotor.

Contoh :

Untuk membangkitkan daya dengan frekuensi 50 Hz , pada generator 2 ( dua ) kutub, rotor harus berputar pada kecepatan 3000 Rpm.


(39)

32 Contoh :

Generator dengan 4 (empat ) kutub seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini, apabila diputar dalam 1 ( satu ) putaran akan menghasilkan 2 ( dua ) gelombang atau dua periode dan frekuensi berobah setengahnya

Hubungan antara frekuensi dengan perioda dapat dituliskan dengan formula berikut :

= � �� Dimana :

Frekuensi ( F )

Banyaknya siklus ( gelombang ) dalam setiap detiknya, yang disimbulkan dengan huruf “ f “ dengan satuan Hertz ( Hz ) atau cyclus/second.

Perioda ( T )

Merupakan waktu yang ditempuh dalam satu putaran, dalam satuan detik.

2. Sistem Eksitasi

Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan system jaringan besar (infinite bus).

Ada beberapa jenis sistem yaitu : a) Sistem Eksitasi Statik


(40)

33 Sistem Eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator. Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.5 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Statik

Seperti pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa suplai daya listrik untuk eksitasi mengambil dari output generator melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang.

Untuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari baterai.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada Sistem Eksitasi Statik, meliputi:

 Periksa sikat arang dan tekanannya.

 Periksa baut-baut terminal dari sikat arang.  Periksa kekotoran pada dudukan sikat arang.

 Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan permukaannya.


(41)

34  Periksa sistem penyearah (Rectifier).

 Ukur tahanan isolasi transformator dari rectifier.

 Periksa baut-baut terminal apakah ada bekas pemanasan lebih.

Adapun yang dimaksud dengan Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.

Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai eksiternya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga dengan mesin arus bolak-balik (generator AC) kemudian disearahkan dengan rectifier. Prinsip sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator arus searah adalah digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.6 Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik dengan Eksiter Generator DC

Seperti pada gambar diatas, bahwa sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator DC untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang dan slip ring.serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang.Ditinjau dari segi pemeliharaan sistem ini kurang efektif, sehingga mulai dikembangkan dengan sistem eksitensi tanpa sikat atau disebut “ Brushless Excitation”


(42)

35 3. Brushless Excitation

Brushless Excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya adalah pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi

Gambar 3.7 Diagram Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation)

Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa untuk eksitasi generator disuplai dari generator AC eksiter dengan melalui penyearah (rectifier wheel) yang terpasang pada poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan rotor generator. Kemudian untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot Exciter dengan kemagnitan tetap atau biasadisebut PMG (Permanent Magnet Generator).


(43)

36 Output dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik 3 phasa, kemudian dengan melalui penyearah pada regulator arus eksitasi eksiter diatur besar kecilnya, sehingga dengan mengatur eksitasi eksiter, maka tegangan output generator utama akan mengalami perubahan secara langsung.

D.Pemeliharaan Komponen Generator

Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit diesel dilakukan dalam 2 katagori, yaitu :

 Pemeliharaan yang bersifat Rutin.  Pemeliharaan yang bersifat Periodik. 1. Pemeliharaan Rutin

Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi :

a) Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan sebagainya dilakukan setiap hari.

b) Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan.

c) Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan.

d) Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump.

e) Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brushless excitation) atau pemeriksaan sikat arang (Static Excitation / DC Dinamic Excitation).

2. Pemeliharaan Periodik

Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi dari generator, yang diklasifikasikan :

a) Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam. b) Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam. c) Pemeriksaan serius, setiap 32. 000 jam.


(44)

37 Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya.

Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya. Sebagai contoh kegiatan pemeriksaan serius sebagai berikut :

1) Pemeliharaan Rotor

Pemeriksaan rotor dilaksanakan setelah rotor dikeluarkan dari statornya. Adapun konstruksi rotor adalah sebagai berikut :

Gambar 3.8 Konstruksi Rotor Generator

Hal-hal yang perlu diperiksa bagian Rotor Generator, meliputi :

 Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan penggeseran dari blok isolasinya.

 Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight).  Cek ujung komponen dibawah cincin penahan.


(45)

38  Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower, dan journal poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic test atau dye penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material tersebut).

 Teliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.

 Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-pasak rotor dan beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.

 Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan perubahan bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.

 Tiap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.  Periksa keausan bahan bantalan.

 Ukur tahanan isolasi kumparan. 2) Pemeliharaan Stator

Pemeriksaan Stator dilakukan setelah rotor dikeluarkan, yang meliputi :  Belitan stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi,

kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan.

 Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergeseran (kedudukan) dari ujung pasak dan pengganjal dibawah pasak, serta kelonggaran dari pasak-pasak kumparan stator.

 Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut pengikatnya.

 Penjarak isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen penyangga kumparan, tali pengikat dan panahan ujung kumparan.

 Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya.


(46)

39  Ujung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran dan netralnya.

 Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi, tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan keadaan susunan pengikat inti.

 Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing serta kebocoran minyak dan air.

 Cek pendeteksi temperatur inti stator (RTD), bila perlu ditest.  Periksa klem kawat penahan dan bagian-bagiannya.

3) Pemeliharaan Exiter

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi dengan Generator DC”, meliputi :

 Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak rata.

 Periksa keadaan sikat arang dan tekanannya.  Cek baut-baut pengikat.

 Ukur tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator DC.  Tes pendeteksi temperatur (RTD).

 Cek sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi Tanpa Sikat” (Brushless excitartion), meliputi :

 Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau bekas terjadi pemanasan lebih dan kerusakan.

 Periksa sekering, diganti bila ada yang putus.  Cek baut-baut terminal.

 Lakukan pengukuran tahanan isolasi.

 Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.  Bersihkan seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.


(47)

40 E.Alat Pelindung Diri saat Pemeliharaan

Dikarenakan PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan sangat mementingkan keselamatan pekerjanya oleh sebab itu alat pelindung diri (APD) harus di kenakan pekerjanya saat pelakukan perawatan dan pemeliharaan. Berikut alat pelindung diri yang harus dikenakan:

a. Helm

Helm digunakan pada area mesin, berfungsi untuk melindungi kepala dari jatuhnya benda keras atau benturan terhadap pipa-pipa saluran bahan bakar. b. Safety Shoes

Sepatu kerja ini melindungi kaki dari segala sesuatu yang sifatnya keras dan mampu melukai kaki.

c. Kacamata

Alat pelindung diri ini sangat penting digunakan saat kita berada di area mesin.

d. Masker

APD selanjutnya yang tidak kalah penting yaitu masker, masker melindungi pernafasan kita dari debu. Jika kita tidak menggunakan masker pada area mesin dapat berakibat sesak nafas dan pernafasan menjadi nyaman.

e. Earplug

Earplug digunakan untuk menutup telinga agar terhindar dari suara bising yang dihasilkan dari bisinngnya suara mesin diesel.


(48)

41 BAB IV

PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum mulai tanggal 1 Juni 2017 sampai dengan 31 Juli 2017 di PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan di dapatkan hasil atau kesimpulan sebagai berikut:

1. Tujuan praktik industri di maksudkan untuk menjalin hubungan antara pihak kampus dengan industri dalam rangka menciptakan tenaga ahli di bidangnya. 2. Manfaat yang didapatkan berupa pengetahuan yang ada di dunia industri

khususnya di PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan Pengetahuan ini berupa pengatahuan manajemen industry, perawatan dan pemeliharaan pembangkit listrik.

3. Dalam mendukung kontinuitas penyediaan tenaga listrik dalam sistem pembangkitan seluruh Provinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan, maka peralatan utama seperti mesin diesel, generator, dan exiter serta peralatan bantu lainnya di lengkapi dengan alat pengaman yang baik serta diadakan pemeliharaan yang baik demi kelancaran produksi.

B. Saran

1. Saran kami untuk di bagian preventif agar setiap orang di beri tools standart sendiri agar saat kegiatan perbaikan ringan dapat dilakukan secara optimal. 2. Dapat diperluas lagi kerja sama antara perusahaan dengan instansi pendidikan

demi terciptanya sumber daya manusia yang dapat diandalkan.

3. Penambahan fasilitas yang dapat menunjang produktivitas kerja karyawan pada saat bekerja, sehingga dapat memudahkan karyawan saat bekerja.

4. Besar harapan kami PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Balikpapan agar dapat meningkatkan produktivitas listrik guna membantu memenuhi kebutuhan listrik yang semakin hari semakin meningkat.


(49)

42 DAFTAR PUSTAKA

BUMN. 2011. Profil Perusahaan Perusahaan Listrik Negara (PLN). (Online). (http://bumn.go.id/pln/halaman/41/tentang-perusahaan.html) diakses 12 September 2017

Diklat Profesi Pembangkitan. 2009. Pengoperasian PLTD Besar. Jakarta: PT. PLN (Persero).

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 1997. Pengoperasian PLTD 1 MW. Jakarta: PT. PLN (Persero).

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 2001. Teknik Diesel. Bogor: PT. PLN (Persero). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tim Penulis. 2001. Management Trainee. Jakarta: PT. PJB Services

Universitas Negeri Malang. Pedoman Karya Tulis Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang


(50)

43 LAMPIRAN


(51)

(52)

(53)

(54)

(1)

42 DAFTAR PUSTAKA

BUMN. 2011. Profil Perusahaan Perusahaan Listrik Negara (PLN). (Online). (http://bumn.go.id/pln/halaman/41/tentang-perusahaan.html) diakses 12 September 2017

Diklat Profesi Pembangkitan. 2009. Pengoperasian PLTD Besar. Jakarta: PT. PLN (Persero).

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 1997. Pengoperasian PLTD 1 MW. Jakarta: PT. PLN (Persero).

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 2001. Teknik Diesel. Bogor: PT. PLN (Persero). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tim Penulis. 2001. Management Trainee. Jakarta: PT. PJB Services

Universitas Negeri Malang. Pedoman Karya Tulis Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang


(2)

43 LAMPIRAN


(3)

(4)

(5)

(6)