11
Jepang setelah Perang Dunia II.melibatkan Jepang dan nilai-nilai keluarga dalam masyarakat Jepang, perceraian adalah hal yang sangat memalukan. Terlebih lagi
bila wanita yang menjadi penginisiatif perceraian.Pasangan yang bercerai dianggap tidak bisa menjaga keutuhan rumah tangga dengan baik dan mempermalukan
keluarga.Tetapi, tidak berarti bahwa perceraian jarang terjadi di Jepang. Karena sistem keluarga yang mengatur pernikahan di Jepang pada saat itu memungkinkan
keluarga dari pihak suami menceraikan istri jika ia tidak mampu menjadi menantu dan istri yang baik, serta tidak dapat keturunan bagi keluarga suaminya. Ditambah
lagi pembangunan besar-besaran yang dilakukan Jepang dalam rangka pemulihan ekonomi telah menghasilkan industrialisasi yang menjadikan Jepang sekarang
sebagai negara industry maju di dunia.Namun industrialisasi ini membuat para pria Jepang mendedikasikan seluruh hidupnya pada pekerjaan demi mencapai
kesuksesan Jepang. Sehingga tanpa disadari telah menjadi korban kesibukan suami yang sama sekali tidak memperhatikan istrinya. Dengan demikian istri merasa
tidak bahagia menjalani kehidupan rumah tangganya. Akan tetapi, demi anak-anak dan pekerjaan suaminya, istri menahan diri
dalam ketidakbahagiaan untuk menceraikan suaminya.Kemudian, ketika anak-anak telah memiliki keluarga sendiri dan keluar dari rumah, serta suami telah pensiun
dari pekerjaannya, istri baru mengajukan cerai kepada suaminya.
2.2 Data Statistik Jukunen Rikon di Jepang
Perceraian di Jepang dewasa ini telah mengalami berbagai perubahan begitupun dengan Jukunen Rikon.Seiringnya dengan berkembangnya pertumbuhan
ekonomi Jepang, pengaruhnya juga terasa hingga kehidupan pribadi
12
masyarakatnya. Kumagai 2006: 123 menyatakan bahwa jumlah Jukunen Rikon, yang merupakan perceraian yang terjadi pada usia pernikahan yang lebih dari 20
tahun. Mengacu pada data yang publikasikan pemerintah melalui laman resmi Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Rakyat Jepang,
perceraian di jepang telah meningkat cukup signifikan sejak pertengahan tahun 1990-an, tingkat Jukunen Rikon mengalami dinamika sejak masa bubble economy
pada tahun 1980-an. Pasca Perang Dunia II, perceraian di Jepang mulai mengalami peningkatan dan kini telah mencapai persentase 2,01 253.353 kasus pada tahun
2009. Peningkatan tersebut dilihat dengan membandingkan dengan persentase perceraian pada tahun 1935 yang hanya berkisar 0,70 48.528 kasus. Dinamika
yang menarik dapat dilihat dalam jumlah Jukunen Rikon yang terjadi sejak periode pasca Perang Dunia II hingga sekarang.Pada tahun 1947-1970, jumlah Jukunen
Rikon tidak mencapai 6.000 kasus dengan data periode pernikahan hanya 20-25 tahun. Selanjutnya, sejak tahun 1975 dalam data yang dipublikasikan oleh
Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Sosial Jepang, periode pernikahan dalam Jukunen Rikon diperlebar hingga 35 tahun lebih periode
pernikahan.
2.1 Jumlah Jukunen Rikon di Jepang Berdasarkan Tahun Pendataan
13
1947-2008 dalam ribuan
2.2 Tabel Jumlah dan Persentase Jukunen Rikon Tahun 1947 s.d 2008 Lama Menikah
Tahun
Total 20-25
25-30 30-35
35-…
Jml Jml
Jml Jml
Jml 1947
2479 3,1
2479 3,1
… …
… …
… …
1950 2925
3,5 2925
3,5 …
… …
… …
… 1955
3231 4,3
3231 4,3
… …
… …
… …
1960 3037
4,4 3037
4,4 …
… …
… …
… 1965
3355 4,4
3355 4,4
… …
… …
… …
1970 5072
5,3 5072
5,3 …
… …
… …
… 1975
6810 5,8
4050 3,4
1894 1,6
566 0,5
300 0,3
1980 10882
7,7 6573
4,7 2682
1,9 1164
0,8 463
0,3 1985
20434 12,4 12706 7,7 4827
2,9 1793
1,1 1108 0,7
2479 2925
3231 3037
3355 5072
6810 10882
20434 21717
31877 32659
34993 39614
40964 41824
42992 45536
45045 41958
40395 37782
40353 38920
10000 20000
30000 40000
50000 tahun 1947
tahun 1955 tahun 1965
tahun 1975 tahun 1985
tahun 1995 tahun 1997
tahun 1999 tahun 2001
tahun 2003 tahun 2005
tahun 2007
JUMLAH T
AH U
N
14
1990 21717 14,0 12801 8,2
5767 3,7
1964 1,3
1185 0,8 1995
31877 16,4 17847 9,2 8684
4,5 3506
1,8 1840 0,9
1996 32659 16,3 17701 8,8
9135 4,6
3810 1,9
2013 1,0 1997
34993 16,3 17782 8,3 10502 4,9 4277
2,0 2432 1,1
1998 39614 17,0 19072 8,2 12295 5,3
5160 2,2
3087 1,3 1999
40964 17,1 18898 7,9 13052 5,4 5526
2,3 3488 1,5
2000 41824 16,5 18701 7,4 13402 5,3
5839 2,3
3882 1,5 2001
42992 15,7 19021 6,9 13363 4,9 6318
2,3 4290 1,6
2002 45536 16,5 20417 7,4 13531 4,9
6969 2,5
4619 1,7 2003
45045 16,6 20308 7,5 12742 4,7 7032
2,6 4963 1,8
2004 41958 16,3 19041 7,4 11449 4,5
6758 2,6
4710 1,8 2005
40395 16,2 18401 7,4 10747 4,3 6453
2,6 4794 1,9
2006 37782 15,4 17059 7,0 10029 4,1
5947 2,4
4747 1,9 2007
40353 16,8 17789 7,4 10796 4,5 6261
2,6 5507 2,3
2008 38920 16,5 16932 7,2 10673 4,5
5867 2,5
5448 2,3
Pada grafik di atas, jumlah Jukunen Rikon di Jepang terlihat cukup mencolok dengan adanya peningkatan dan penurunan terhadap jumlah Jukunen
Rikon di Jepang dalam rentang waktu 61 tahun yakni sejak tahun 1947-2008. Jumlah Jukunen Rikon yang terjadi di Jepang pada tahun 2002 merupakan yang
tertinggi dengan 45.536 kasus 16,5 perceraian. Namun, untuk persentase tertinggi dari Jukunen Rikon terjadi pada tahun 1999 dengan 17,1 40.964 kasus
dari jumlah perceraian secara keseluruhan sebanyak 250.529 kasus. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sejak tahun 1995 hingga tahun 2008 jumlah perceraian
15
yang termasuk ke dalam kategori Jukunen Rikon stabil pada kisaran 16 dari jumlah perceraian secara keseluruhan.
Salah satu yang menjadi awal dari Jukunen Rikon adalah suami yang memasuki masa pensiun.Bahkan beberapa perempuan yang berniat menceraikan
suaminya, sengaja menunggu lebih lama sampai suami mereka memasuki masa pensiun. Data pada tahun 2007 menujukkan bahwa dari 27.159 kasus 14,7
Jukunen Rikon rentang usia 40-85 tahun ke atas merupakan rentang usia yang beresiko tinggi mengalami Jukunen Rikon, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Namun rentang usia yang paling banyak melakukan perceraian pada kategori Jukunen Rikon adalah 29,3 dari 27.159 kasus, untuk rentang usia 45-49 tahun
bagi perempuan 7.948 kasus, rentang usia 50-54 tahun sebesar 22,7 6.126 kasus, sedangkan bagi laki-laki rentang usia 50-54 tahun merupakan yang paling
banyak yaitu sebesar 25,6 6.949 kasus, rentang usia 55-59 tahun sebanyak 6.392 kasus 23,5. Data di bawah ini menujukkan bahwa periode 20-25 tahun
sebagai fokus dari jumlah Jukunen Rikon. Pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 terlihat bahwa pada rentang usia yang terbanyak, baik pada usia suami maupun istri,
sebagian besar melakukan perceraian pada periode tersebut. 2.3 Jumlah Jukunen Rikon berdasarkan Usia Suami Istri Tahun 2007
Usia Total
Periode Pernikahan 20-25 Tahun
25-30 Tahun 30-35 Tahun
35 Tahun-…
Tahun Suami
Istri Suami
Istri Suami
Istri Suami
Istri Suami
Istri 35-39
57 222
57 222
. .
. .
. .
40-44 1823
3910 1780
3734 43
176
. .
. .
45-49 5930
7948 4730
5441 1177
2413 23
94 .
. 50-54
6949 6162
3185 1444
3026 3233
727 1430
11 55
55-59 6392
4640 1325
468 2153
890 2279
2169 635
1113 60-64
3022 2232
305 93
441 80
942 114
1334 948
16
65-69 1679
1235 123
29 137
39 207
45 1212
400 70-74
843 513
77 12
58 21
59 17
649 171
74-79 298
221 26
2 22
8 16
11 234
55 80-…
166 76
11 93
15 80
20 114
120 948
Selanjutnya Jenis pekerjaan dalam suatu rumah tangga pasangan usia tua juga berpengaruh terhadap keputusan bercerai. Mengacu pada data yang terdapat
dalam Vital Statistic 2008, jenis pekerjaan yang dijadikan sebagai patokan terbagi menjadi enam kategori. Secara umum pada kasus Jukunen Rikon jenis pekerjaan
yang paling banyak mengalami perceraian adalah pegawai swasta dimana terjadi 14.673 kasus 37,7 perceraian pada tahun 2008 oleh pegawai negeri sebanyak
8.928 kasus 25,4. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasangan usia tua yang memutuskan bercerai meskipun telah bertahun-tahun
menikah bekerja sebagai salaryman. 2.5 Jukunen Rikon Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2008
1000 2000
3000 4000
5000 6000
Petani Wiraswasta
Pegawai 1 Pegawai 2
Lain-lain Tidak Bekerja
20-25 25-30
30-35 35-...
Keterangan : Pegawai 1
: pegawai tetap yang bekerja pada perusahaan swasta yang memiliki pegawai lebih dari 99 orang karyawan swasta.
Pegawai 2 : pegawai tetap yang tidak termasuk ke dalam kategori pegawai
1, termasuk pegawai tetap pada perusahaan publikpemerintah pegawai negeri.
Lain-lain : kategori selain kategori yang disebut secara jelas dalam
17
2.3 Penyebab Jukunen Rikon