Obat Kulit Penentuan Kadar Hidrokortison Asetat Dalam Krim Hidrokortison 2,5% Di PT. Kimia Farma (Persero) TBK. Plant Medan

Beberapa hal yang harus memenuhi beberapa persyaratan krim sebagai berikut : a. Stabil b. Lunak c. Mudah dipakai d. Dasar krim yang cocok e. Terdistribusi merata Widodo,2013. Fungsi krim adalah: a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit b. Sebagai bahan pelumas bagi kulit c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kotak langsung dengan zat – zat berbahaya Anief,1999.

2.3 Obat Kulit

Obat kulit yang umum digunakan mengandung obat-obat golongan antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi dan lain-lain. Obat topikal kulit dapat berupa salep, krim, pasta dan obat cair. Pemilihan bentuk obat kulit topikal dipengaruhi jenis kerusakan kulit, daya kerja yng dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit yang diobati. Obat kulit topikal mengandung obat yang bekerja secara lokal. Tapi pada beberapa keadaan, dapat juga bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya pada pengobatan penyakit kulit kronik dengan obat kulit topikal yang mengandung kortikosteroid. Kortikosteroid mencegah reaksi alergi, mengurangi peradangan, dan menghambat pembelahan sel epidermis. Kortikosteriod secara topikal dapat mengganggu pertahanan kulit alami terhadap infeksi sehingga dikombinasikan dengan obat antibiotika. Obat kulit Universitas Sumatera Utara digunakan untuk mengatasi gangguan fungsi dan struktur kulit. Gangguan fungsi struktur kulit dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu : 1. Kerusakan Kulit Akut : kerusakan yang masih baru dengan tanda bengkak, berdarah, melepuh, dan gatal. 2. Kerusakan Kulit Sub Akut : gangguan fungsi dan struktur kulit, yang telah terjadi antara 7- 30 hari, dengan tanda-tanda antara lain bengkak yang makin parah dan sudah mempengaruhi daerah sekelilingnya. 3 . Kerusakan Kulit Kronik : kerusakan yang telah lama terjadi dan hilang serta timbul kembali, dari beberapa bulan sampai bertahun-tahun. Biasanya kulit menjadi tebal, keras dan retak-retak Sartono, 1996. Obat dibagi menurut tingkat keamannya menjadi beberapa kelompok. Kelompok - kelompok ini selanjutnya menentukan mudah sukarnya obat didapatkan dipasaran. Obat relatif aman relatif kurang beracun akan lebih mudah didapat daripada obat yang kurang aman relatif lebih beracun. Makin kurang aman atau makin berbahaya suatu obat, makin ketat obat itu diawasi peredarannya dan pemakaianya oleh pemerintah. Sehingga untuk mendapat obat-obat tersebut harus dengan resep dokter dan hanya dibeli di apotek. Ada empat kelompok obat berdasarkan keamanannya: 1. Kelompok obat bebas Sesuai dengan namanya, obat-obat dalam golongan tersebut diatas dapat dijualbelikan dengan bebas, tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat maupun warung- warung kecil. Termasuk dalam kelompok ini ialah : Vitamin B kompleks, Vitamin B1, tablet Vitamin A, Vitamin C, multivitamin dan sebagainya. Golongan obat bebas ini biasanya tidak Universitas Sumatera Utara membahayakan jiwa, dalam arti kata yang agak luas, bila makan jumlah 10 -20 biji sekaligus pun belum tentu sampai mati saat itu juga. 2. Kelompok obat bebas terbatas Pada zaman Belanda, kelompok ini juga disebut obat daftar WW= Waarschuing= peringatan. Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini dapat dijualbelikan secara bebas dengan syarat hanya dalam jumlah yang telah ditentukan dan disertai dengan tanda peringatan.Yang termasuk dalam kelompok ini tablet antimo, merkurokrom, Vitamin E maksimal 120 mg, kreosol dan lain-lain. 3. Kelompok obat keras Di dalam kefarmasian dan di zaman Belanda dahulu obat-obat yang termasuk dalam golongan ini terkenal dengan obat-obat golongan daftar G gevaarlijk=berbahaya atau daftar obat keras. Obat-obat golongan ini sangat berbahaya, mempunyai kerja sampingan yang sangat besar dan untuk mendapatkannya diperlukan resep dokter yang hanya dapat dibeli di apotek. Pada pemakaian yang tidak hati-hati dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat mengakibatkan maut, misalnya menimbulkan gangguan pada metabolism, gangguan pada saluran kencing, mengakibatkan penyakit kurangnya pembentukkan bentuk darah tertentu agranulocytosis dan lain-lainnya. Lebih dari 100 bahan obat termasuk dalam golongan ini, meliputi antibiotika, obat- obat yang tercantum dalam daftar obat bebas terbatas, bila jumlahnya melebihi dari apa yang ditentukan oleh daftar itu, obat-obat yang berpengaruh pada susunan saraf seperti obat penenang, obat-obat yang digunakan dengan cara penyuntikan dan masih banyak lagi yang lainnya. 4. Kelompok narkotika Obat ini seperti halnya dengan obat daftar G, hanya dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter. Dalam dunia kefarmasian terkenal dengan obat golongan O O=opium. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan obat keras, peredaran obat narkotika ini sangat ketat dan diawasi oleh badan pengawasan obat. Di apotek, keluar masuknya obat-obat narkotika ini dicatat dan dilaporkan kepada badan pengawasan obat. Obat-obat narkotika ini mempunyai akibat buruk, tidak hanya pada badan pemakaiannya, tetapi juga terhadap masyarakat sekelilingnya. Hal ini disebabkan karena mengakibatkan kecanduan, ketergantungan pada obat tersebut dan dapat merusakkan kepribadian pemakaiannya. Jadi masalah narkotik ini bukan hanya merupakan masalah medis tetapi juga merupakan masalah sosial. Contoh obat narkotika : morfina, kokaina, petidina, dan sebagainya. Sebuah peraturan lain untuk melindungi pemakaian obat adalah keharusan disertakannya brosur pada setiap obat yang dijual, baik itu obat keras, obat bebas terbatas maupun obat bebas. Di dalam brosur itu tercantum hal-hal yang perlu diketahui sebelum pemakai obat meminumnya, seperti dosis, aturan pakai, waktu pemakaian, indikasi penyakit yang dapat diobati obat tersebut, kontra indikasi keadaan-keadaan pemakai di mana tidak diizinkan memakai obat tersebut, kerja sampingan yang mungkin timbul dan sebagainya. Sayangnya, masyarakat kita masih sering mengabaikan brosur tersebut dan tidak membacanya lebih dahulu sebelum memakaimeminum obat tersebut, bahkan sering dibuang begitu saja. Ini sebetulnya suatu hal yang patut disayangkan. Widjajanti,1988. Beberapa pengaruh buruk dari obat yang perlu dipahami oleh masyarakat umum ialah: 1. Pengaruh samping obat efek samping obat Selain khasiat obat yang berguna menyembuhkan penyakit, obat memiliki juga pengaruh negative yang selalu timbul bersama dalam pemakaian obat. Misalnya obat penawar nyeri Asetosal sering menimbulkan akibat sampingan pendarahan lambung yang dapat membahayakan kesehatan pemakaiannya. Demikian pula Fenasetina yang dulu banyak Universitas Sumatera Utara digunakan untuk bahan obat flu, ternyata dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sehingga sekarang telah diamankan dari peredaran bebas. 2. Keracunan obat Keracunan obat adalah gejala-gejala yang ditimbulkan oleh obat bila dipakai dalam dosis yang terlalu tinggi atau dalam waktu yang terlalu lama atau juga bila minum yang salah misalnya obat antidiabetes bekerja menurunkan kadar glukosa darah pada penyakit kencing manis, akan mengakibatkan kadar glukosa darah menjadi sangat rendah dan menyebabkan pemakaiannya lemas atau pingsan. 3. Alergi obat Alergi obat adalah reaksi timbul terhadap suatu obat karena kepekaan seseorang terhadap obat tersebut misalnya alergi Penisilina pada orang tertentu menyebabkan gatal- gatal, pada orang lain dapat menyebabkan shock yang membahayakan jiwanya. 4. Pengaruh negatif bila dua macam obat atau lebih dipakai secara bersama Dua macam obat bila dipakai bersama dapat merugikan, misalnya obat yang satu dapat mengurangi khasiat obat yang lain atau malah karena reaksi kimia antara obat-obat itu menyebabkan terbentuk zat lain yang tidak berkhasiat atau malah mungkin beracun. Untuk itu beberapa petunjuk umum yang patut dicatat ialah : Widjajanti,1988. a. Obat penurun tekanan darah tinggi Reserpina sebaiknya jangan minum bersama dengan :  Obat jantung Digoxin  Obat yang mengandung parasetamol Contracol, Decolgen  Obat antialergi Avil,Allerson, Phenergan b. Antibiotik Tetrasiklina Dumacyclin, Tetraplex Jangan diminum bersamaan dengan :  Tonicum yang banyak mengandung zat besi  Obat penawar asam Antacid misalnya Promag, Aludona, Milanta Universitas Sumatera Utara c. Obat antihamil Microgynon, Lyndiol jangan diminum bersama dengan:  Obat penyakit rematik Kalrhenma, Pehazon, Stoppain, Tomanol  Obat yang mengandung Barbiturat Bellergal, Bellaphe Cosadon  Obat antialergi antihistamin AVIL,CTM,Antistine Salah satu obat produksi dari PT. Kimia Farma PerseroTbk Plant Medan yang digunakan melalui kulit adalah krim hidrokortison. Hidrokortison merupakan suatu senyawa turunan dari kortikosteroid. Hidrokortison dalam bentuk krim biasanya dikombinasikan