Proses pembentukan Komposisi PROSES KREATIVITAS

23 Kliwon Langkir”. Saat itu juga jadwal latihan disepakati satu minggu tiga kali. Khusus kepada penggarap tabuhiringan wayang, atas petunjuk Dek Capung dan saran Bapak Gustti Putu Sudarta, penggarap percayakan kepada bapak I Wayan Buda Astra, S.Sn, dari Br. Babakan, Desa Sukawati. Beliau ini ahli dibidang gender dan juga mampu menciptakan lagu-lagu atau gending-gending baru sesuai dengan konsep garapan yang penggarap inginkan. Oleh sebab itu penggarap memberikan kebebasan dalam menciptakan gending-gending yang akan dipergunakan dalam mengiringi garapan yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan suasana garapan. Tata iringan ini juga mendapatkan saran dan petunjuka dari I Gusti Putu Sudarta,SSP., M.Sn yang perupakan dosen jurusan pedalangan ISI Denpasar. Untuk mempercepat proses latihan, di dalam proses latihan penggarap memisahkan penabuh dengan penari teater dan penggerak wayang. Musiknya latihan sektoral di Sukawati, dan teater wayangnya di kampus ISI Denpasar.

3.3 Proses pembentukan Komposisi

Sebagaimana terlihat pada 8 delapan gambarfoto pada bagian Lampiran di bawah yang diambil pada saat-saat latihan gabungan di gedung Natya Mandala,, adegan demi adegan penggarap susun sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu rangkaian cerita yang dinginkan walaupun masih sangat kasar tampilannya. Foto-foto tersebut memperlihatkan dan menguraikan secara rinci suasana, sarana, dan prasarana latihan beserta sejumlah pendukung garapan Pakeliran Darta Ya Purna dengan judul Ganesa. Seperti dipahami bersama 24 bahwa tahapan ini merupakan penggabungan dari kedua tahapan di atas, yang merupakan tahap akhir dari pembuatan garapan. Oleh sebab itu penggarap berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mendapatkan hasil yang diinginkan dan sesuai dengan konsep garapan. Yang tidak kalah pentingnya juga mengadakan latihan sesuai dengan jadwal yang ditentukan secara teratur guna mempercepat terwujudnya garapan ini. Segala sesuatu yang penggarap buat selalu mendapat pengawasan dari pembimbing untuk memberikan koreksi serta merevisi, sekaligus memberikan masukan dan memperbaiki apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam garapan. Walaupun bermodalkan semangat dan kemampuan yang sangat minim, namun dengan usaha yang keras serta bantuan para pendukung dan motivasi para pembimbing dan semua dosen, akhirnya garapan Pakeliran Darta Ya Purna dapat diwujudkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam tahap revisi penggarap mengundang pakar-pakar seni dari kampus seperti para dosen, staf pegawai, teman-teman mahasiswa dari semua jurusan, dan pemerhati seni dari masyarakat umum yang antosias dan sangat dibanggakan memberikan masukan-masukan yang baik hingga garapan Pakeliran Darta Ya Purna bisa dipergelarkan sesuai jadwal yang ditetapkan dengan baik. Penggarap juga merevisi sarana dan prasarana yang telah dibuat seperti dua buah kelir lengkap dengan gawangnya, dua buah kaca cermin untuk memperbesar layar proyektor, gapura, sepeda dan patung Ganesa penggarap 25 tidak pakai karena menyadari masukan-masukan di atas dan arahan pembimbing setiap latihan-latihan. Hal tersebut dilakukan disesuaikan dengan adegan, mengganti dengan layar buka lipat, tembok kuno dan patung yang terbuat dari spon, sehingga garapan mempunyai nilai arstistik yang utuh. Demikian pula banyak sebenarnya masukan-masukan yang sangat bagus penggarap belum memasukkan dalam garapan ini karena terbatasnya waktu sehingga masukan-masukan yang sangat mulia tersebut penggarap akan wujudkan pada kesempatan selanjutnya di masyarakat. Setelah proses revisi, gapura seperti gambar diatas yang telah selesai dibuat, tidak perlu dipakai. 26 Jadwal pelaksanaan dapat dilihat dalam table berikut. NO Kegiatan 5 bulan tahun 2013 Jan Feb Mar Apr Mei 1 Tahap Ekplorasi Pencarian ide, tema, merancang struktur dramatik sesuai tema dan penetapan berbagai aspek seni pertunjukan, untuk kepentingan bobot karya. Pada tahap ini latihan sektoral diperbanyak 2 Tahap Improviasai. Percobaan menggali gerak-gerak wayang, gerak-gerak tarian, dan juga membangun suasana teater agar sesuai dengan cerita. Pada tahap ini mulai menggabungkan adegan satu dengan yang lainnya namun terus melalui perbaikan yang diperlukan. 3 Tahap Forming. Merangkai dan menggabungkan konsep-konsep pakeliran dengan teater dan musik pengiringnya dengan penyempurnaan yang lebih rinci, masukan dari semua pihak terutama masukan dari pembimbing. Dalam tahap ini wujud maupun bobot karya sudah utuh dan siap untuk ditampilkan. 27 Sebagai catatan, bahwa sebelum karya ini ditampilkan, penggarap terus melakukan revisi dan penyempurnaan. 28

BAB IV WUJUD GARAPAN