Sistem Panas Bumi Mapilli Kondisi Geologi

96 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 diperkirakan merupakan aktifitas gunungapi bawah laut yang kemudian berkembang menjadi gunungapi darat berumur Kuarter bawah. Produk-produk aktivitas vulkanik Tersier berkomposisi andesitik hingga trakhitik sebagian besar telah mengalami erosi tahapan dewasa dan menghilangkan jejak-jejak sumber erupsi, serta terkekarkan secara intensif yang memungkinkan satuan ini memiliki permeabilitas yang cukup baik untuk meloloskan fluida, khususnya fluida hidrotermal yang berkerja di daerah ini. Proses geologi selanjutnya adalah proses orogenesa yang menyebabkan pengangkatan uplift menjadi daratan, selama proses orogenesa ini aktivitas vulkanik masih terus berlangsung dan membentuk kerucut vulkanik disebelah baratdaya manifestasi Lili dengan produk berupa lava dan breksi lava yang berkomposisi andesitik. Tubuh kerucut vulkanik ini diperkirakan sebagai produk terakhir dari aktivitas vulkanik di daerah penyelidikan dan diduga sebagai sumber panas heat source yang memiliki sisa panas dari dapur magma. Aktivitas tektonik yang terjadi pada Kala Miosen – Pliosen membentuk sesar mendatar yang berarah baratlaut-tenggara, dimana di daerah manifestasi Lili kemungkinan terbentuk jog sehingga fluida panas bumi dapat keluar melalui celah ini ke permukaan. Sementara itu di daerah Matanga terbentuk sesar normal berarah utara – selatan yang menjadi media munculnya mata air panas di daerah tersebut. Fluida Panas Bumi Air panas daerah panas bumi Lili-Matanga ini termasuk ke dalam tipe air panas klorida - bikarbonat. Keberadaan mata air panas Lili pada zona full equilibrium, memberikan gambaran bahwa terjadi kesetimbangan antara air panas dan batuan di dalam yang menunjukkan bahwa kondisi mata air panas Lili ini sedikit sekali mendapat pengaruh dari air permukaan atau pengenceran air meteorik. Sedangkan mata air panas Matanga berada pada zona immature water yang berarti pengaruh pengenceran oleh air permukaan cukup dominan, sehingga data air panas ini tidak dapat digunakan untuk penghitungan geotermometri. Potensi Panas Bumi Dari hasil perhitungan, daerah panas bumi Lili mempunyai geotermometer sebesar 182 °C yang termasuk dalam entalpi sedang dengan rapat daya sebesar 10 MWekm 2 dan luas daerah prospek sebesar 7,5 km 2 , maka didapatkan nilai potensi pada kelas sumber daya spekulatif sebesar 75 MWe.

2. Sistem Panas Bumi Mapilli Kondisi Geologi

Sistem panas bumi Mapilli memiliki dua pemunculan kelompok manifestasi yaitu di kelompok manifestasi Kalimbua - Riso dan kelompok manifestasi Andau. Daerah ini dicirikan oleh batuan beku dalam berkomposisi sienit dan vulkanik yang berkomposisi andesitik hingga trakhitik sebagai sumbat lava. Daerah panas bumi Mapilli memiliki morfologi yang didominasi oleh perbukitan bergelombang dan pedataran. Ini menggambarkan tahapan erosional dari batuan vulkanik yang lebih tua pada 97 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 tahapan dewasa atau lanjut walaupun bentuk-bentuk bukit kecil dan bentuk sisa lingkaran kawah ring crater, juga dijumpai di daerah ini. Bentuk bukit merupakan hasil denudasi dari batuan yang lebih resisten seperti batuan metamorfik, batuan terobosan sienit dan konglomerat, serta batuan vulkanik lebih muda yang dijumpai di daerah Andau dengan komposisi trakhitik. Kemudian bentuk sisa lingkaran kawah dijumpai di daerah Kondo - Riso diperkirakan merupakan sebagai bekas pusat erupsi batuan vulkanik yang kemudian disumbat oleh kubah sienit yang berumur Kuarter Awal. Sementara itu morfolgi pedataran semakin dominan kearah selatan yang diduga merupakan sedimentasi kipas aluvial. Proses geologi diawali oleh aktivitas vulkanik bawah laut pada zaman Tersier yang produknya berupa andesit porfir yang termasuk ke dalam Formasi Walimbong. Produk dari aktivitas vulkanik di zaman Tersier ini menempati sebagian besar daerah panas bumi Mapilli. Bersamaan dengan proses pengangkatan yang terjadi setelahnya, aktivitas vulkanik masih berlangsung menghasilkan produk berupa andesit basaltik yang diperkirakan prosesnya masih berlangsung di bawah laut ditandai dengan dijumpainya struktur lava bantal di daerah Kalimbua – Riso. Sementara itu di daerah Andau produk vulkaniknya dijumpai berkomposisi trakhitik. Pada Tersier akhir atau pada Kala Pliosen aktivitas vulkanik berhenti ditandai dengan dijumpainya batuan beku dalam berkomposisi sienit biotit sebagai sumbat pada pusat erupsi di daerah Kondo. Dari hasil penentuan umur batuan pada satuan ini dengan metoda jejak belah menggunakan mineral zirkon, diperoleh hasil bahwa batuan ini berumur 2.0 ± 0.2 juta tahun, atau pada kala Pliosen. Walaupun demikian, aktivitas magmatik masih terus berlangsung setelahnya, batuan beku dalam berkomposisi sienit yang lebih muda menerobos sienit biotit yang lebih tua dan batuannya tersingkap baik di daerah Kondo, dimana dari hasil penentuan umur batuan pada satuan ini dengan metoda jejak belah menggunakan mineral zirkon, diperoleh hasil bahwa batuan ini berumur 1.8 ± 0.2 juta tahun, atau pada kala Plistosen. Proses geologi selanjutnya adalah diendapkannya batuan koluvium yang diperkirakan berumur Kuarter Awal yang diikuti oleh endapan aluvial berupa material pasir, kerikil,dan bongkah yang menjadi satuan batuan termuda di daerah ini. Proses Pembentukan Sistem Panas Bumi Proses pembentukan sistem panas bumi Mapilli dimulai bersamaan dengan aktivitas vulkanik yang berlangsung pada zaman Tersier. Batuan vulkanik Tersier berkomposisi andesitik ini terkekarkan secara intensif sehingga memungkinkan satuan ini memiliki permeabilitas yang cukup baik untuk meloloskan fluida hidrotermal yang bekerja di daerah Mapilli. Selain itu, batuan metamorfik derajat rendah yang terbentuk sebelum aktivitas vulkanik tersebut juga masih memungkinkan sebagai batuan yang memiliki permeabilitas baik untuk sistem panas bumi daerah Mapilli. Proses geologi 98 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 selanjutnya adalah proses orogenesa yang menyebabkan pengangkatan uplift menjadi daratan, selama proses orogenesa ini aktivitas vulkanik masih terus berlangsung dan membentuk kubah lava disebelah barat manifestasi Andau yang berkomposisi trakhitik dan intrusi batuan beku dalam berkomposisi sienit di Riso. Tubuh-tubuh intrusi ini berdasarkan pentarikhan umur jejak belah fission track berumur Plistosen sehingga memungkinkan masih menyimpan energi panas.Tubuh kubah lava dan intrusi sienit ini diperkirakan sebagai produk terakhir dari aktivitas magmatik di daerah penyelidikan dan diduga sebagai sumber panas heat source untuk sistem panas bumi daerah Mapilli. Kemudian aktivitas tektonik yang terjadi pada Kala Miosen – Pliosen membentuk sesar mendatar yang berarah timurlaut – baratdaya yang kemudian membentuk sesar normal utara – selatan pada rezim regangannya sehingga membentuk celah pada perpotongannya mengakibatkan fluida panas bumi dapat keluar melalui celah ini ke permukaan. Fluida Panas Bumi Air panas daerah panas bumi Andau termasuk ke dalam tipe air panas klorida, yang dilihat dari lingkungan pembentukan geologi daerah panas bumi Andau mungkin dikontaminasi oleh batuan sedimen laut dangkal. Sedangkan air panas Riso termasuk ke dalam tipe air panas Bikarbonat, yang diindikasikan bahwa kandungan ion Karbonat HCO 3 cukup dominan dengan konsentrasi 285 – 328 ppm. Keberadaan mata air panas Riso dan Andau pada zona partial equilibrium, memberikan gambaran kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas Riso dan Andau relatif sedikit sekali oleh adanya pengaruh air permukaan atau pengenceran air meteorik. Potensi Panas Bumi Dari hasil perhitungan, daerah panas bumi Mapilli mempunyai geotermometer sebesar 146 - 165 °C yang termasuk dalam entalpi sedang dengan rapat daya sebesar 10 MWekm 2 dan luas daerah prospek sebesar 5 km 2 , maka didapatkan nilai potensi pada kelas sumber daya spekulatif sebesar 50 MWe.

3. Sistem Panas Bumi Allu Kondisi Geologi