95
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
titik lokasi pengambilan sampel daerah
Polewali dan sekitarnya serta data
pengukuran, diperoleh derajat keasaman atau pH tanah yang berkisar antara 5,9 –
8,5 dan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar antara 25,2 –
31,1 °C, dengan konsentrasi Hg antara 14,6 - 6879,35 ppb dan konsentrasi CO
2
antara 0,27 – 15,04 . Daerah konsentrasi Hg tertinggi, yaitu 6879,35 terdapat di
daerah air panas Lili. DISKUSI
Sistem Panas Bumi di kabupaten Polewali Mandar dapat dikelompokkan berdasarkan
: 1 Faktor geografis seperti letak
pemunculan dan keberadaan manifestasi, serta jarak antar
pemunculan manifestasi. 2 Kondisi geologi seperti morfologi
dan stratigrafi batuan. 3 Sumber panas heat source
4 Karakteristik fluida panas bumi Berdasarkan pengelompokkan di atas,
daerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 sistem panas bumi, yaitu; 1
Sistem panas bumi Lili, 2 Sistem panas bumi Mapilli, dan 3 Sistem panas bumi
Allu.
1. Sistem Panas Bumi Lili Kondisi Geologi
Sistem panas bumi Lili memiliki dua pemunculan kelompok manifestasi yaitu di
kelompok manifestasi Lili-Sepporaki dan kelompok manifestasi Matanga. Daerah ini
dicirikan oleh dominasi batuan vulkanik yang berkomposisi andesitik hingga
trakhitik. Morfologi daerah Lili-Matanga didominasi
oleh perbukitan terjal dan perbukitan bergelombang dimana bentuk-bentuk
kerucut dijumpai di beberapa tempat. Bentuk kerucut ini diperkirakan sebagai
bekas pusat erupsi batuan vulkanik muda yang tersingkap di dekat daerah
manifestasi. Sementara itu morfolgi perbukitan bergelombang menggambarkan
tahapan erosional dari batuan vulkanik yang lebih tua yang merupakan tahapan
dewasa atau lanjut. Batuan tertua yang tersingkap di daerah
Lili-Matanga adalah batuan vulkanik berupa andesit porfir yang termasuk ke dalam
Formasi Walimbong yang berumur Tersier, menempati sebagian besar daerah ini.
Kemudian diendapkan batuan vulkanik berkomposisi trakhitik hingga andesitik
berupa aliran lava dan breksi lava yang diperkirakan berumur kuarter bawah. Di
daerah Lili batuan ini sebagian telah terkersikkan dan terbreksikan akibat
pengaruh dari proses tektonik dan hidrotermal. Batuan ini diperkirakan
sebagai produk terakhir aktivitas vulkanik di daerah ini. Endapan aluvial berupa material
pasir, kerikil,dan bongkah merupakan satuan batuan termuda di daerah ini,
proses pembentukannya masih terus berlangsung hingga sekarang.
Proses Pembentukan Sistem Panas Bumi
Aktivitas vulkanik di daerah Lili - Matanga terjadi sejak jaman Tersier yang
96
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
diperkirakan merupakan aktifitas gunungapi bawah laut yang kemudian berkembang
menjadi gunungapi darat berumur Kuarter bawah. Produk-produk aktivitas vulkanik
Tersier berkomposisi andesitik hingga trakhitik sebagian besar telah mengalami
erosi tahapan dewasa dan menghilangkan jejak-jejak sumber erupsi, serta terkekarkan
secara intensif yang memungkinkan satuan ini memiliki permeabilitas yang cukup baik
untuk meloloskan fluida, khususnya fluida hidrotermal yang berkerja di daerah ini.
Proses geologi selanjutnya adalah proses orogenesa yang menyebabkan
pengangkatan uplift menjadi daratan,
selama proses orogenesa ini aktivitas vulkanik masih terus berlangsung dan
membentuk kerucut vulkanik disebelah baratdaya manifestasi Lili dengan produk
berupa lava dan breksi lava yang berkomposisi andesitik. Tubuh kerucut
vulkanik ini diperkirakan sebagai produk terakhir dari aktivitas vulkanik di daerah
penyelidikan dan diduga sebagai sumber panas heat source yang memiliki sisa
panas dari dapur magma. Aktivitas tektonik yang terjadi pada Kala Miosen – Pliosen
membentuk sesar mendatar yang berarah baratlaut-tenggara, dimana di daerah
manifestasi Lili kemungkinan terbentuk jog sehingga fluida panas bumi dapat keluar
melalui celah ini ke permukaan. Sementara itu di daerah Matanga terbentuk sesar
normal berarah utara – selatan yang menjadi media munculnya mata air panas
di daerah tersebut.
Fluida Panas Bumi
Air panas daerah panas bumi Lili-Matanga
ini termasuk ke dalam tipe air panas klorida - bikarbonat. Keberadaan mata air panas
Lili pada zona full equilibrium, memberikan gambaran bahwa terjadi kesetimbangan
antara air panas dan batuan di dalam yang menunjukkan bahwa kondisi mata air panas
Lili ini sedikit sekali mendapat pengaruh dari air permukaan atau pengenceran air
meteorik. Sedangkan mata air panas Matanga berada pada zona immature water
yang berarti pengaruh pengenceran oleh air permukaan cukup dominan, sehingga data
air panas ini tidak dapat digunakan untuk penghitungan geotermometri.
Potensi Panas Bumi
Dari hasil perhitungan, daerah panas bumi Lili mempunyai geotermometer sebesar
182 °C yang termasuk dalam entalpi sedang dengan rapat daya sebesar 10
MWekm
2
dan luas daerah prospek sebesar 7,5 km
2
, maka didapatkan nilai potensi pada kelas sumber daya spekulatif
sebesar 75 MWe.
2. Sistem Panas Bumi Mapilli Kondisi Geologi